Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas I. Dwi Astuti

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Model Pair Checks Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Kelas VI. Siti Zaenab

Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Untuk Meningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA Kelas V. Sulistiodiono

Peningkatan Prestasi Belajar PAI Siswa SMA Negeri 1 Trenggalek Melalui Metode Call On The Next Speaker

Oleh: Martono SDN 1 Ngetal, Pogalan, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

Peningkatan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam melalui Model Pembelajaran Inside Outside Cyrcle (IOC) Sukari

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Bamboo Dancing

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini sedang dihadapkan pada dua masalah besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia baik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan bukan hanya belajar dari tidak tahu untuk menjadi tahu

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses belajar yang membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

mengembangkan potensi diri mereka melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

Dedi Kurniawan ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Roslince Hutagaol Guru SMP Negeri 5 Tebing Tinggi

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR- SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII MTs NEGERI NGRONGGOT NGANJUK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI KEPUTUSAN BERSAMA MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR AND SHARE

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan dirumuskan sesuai dengan Undang-Undang No. 20. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

Peningkatan Prestasi Belajar Penjasorkes Kelas IV Menggunakan Model Pembelajaran Inside Outside Cyrcle (IOC) Suwardi

Oleh: Bakim SDN 2 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan. merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia yang baik dari

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS SURAT MELALUI METODE DISKUSI DI KELAS V SD NEGERI 1 MLESE KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

ABSTRAK. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran Think-Pair-Share

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD TEBING TINGGI

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

Penerapan Metode Think Pair Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Pengembangan Kreatifitas Koginitif Anak. Kemari

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia pendidikan dituntut untuk lebih maju dan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

Oleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Samsurijal Sahu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

Penerapan Strategi Pembelajaran Time Token untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas V MI Miftahul Huda Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan dijabarkan beberapa sub judul yang akan digunakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

mengembangkan berbagai macam tingkat dan jenis sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

Transkripsi:

Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas I Dwi Astuti Guru SDN 1 Pogalan Trenggalek Email: dwiastuti756@ymail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/ index.php/briliant Sejarah Artikel Diterima pada 29 Juni 2017 Disetuji pada 10 Juli 2017 Dipublikasikan pada: 2 Agustus 2017 Hal 328-334 Kata Kunci: think pair share, model, prestasi belajar Abstrak: Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) seringkali dianggap sulit sehingga banyak siswa yang kurang memahami dan mencapai nilai relatif rendah. Kesulitan disebabkan materi yang cukup luas, selalu berkembang, metode ceramah yang digunakan pendidik dan cara belajar siswa yang kurang tepat. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPS Materi Kasih Sayang melalui model pembelajaran Think Pair Share (TPS) bagi siswa kelas I semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 di SDN 1 Pogalan Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek. Penelitian tindakan kelas ini merupakan kegiatan yang sangat vital dan merupakan dasar yang dipergunakan untuk merubah pola pikir guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Prestasi belajar sebagai kata yang kita dengar dalam dunia pendidikan sebenarnya berasal dari 2 (dua) kata yang digabungkan, yaitu prestasi dan belajar. Dalam Kamus Bahasa Indonesa, pengertian kata prestasi adalah Prestasi menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah hasil baik yang dicapai (Em Zul Fajri, 2008:670). Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya), (Moeliono, 2000:700). Belajar dikatakan pemerolehan pengalaman baru oleh seseorang dalam bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap, sebagai akibat adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu objek (pengetahuan), atau menilai suatu penguatan (reinforcement) dalam bentuk pengalaman terhadap suatu objek yang ada dalam lingkungan belajar. Pemahaman lain belajar merupakan pemerolehan pengalaman baru, berbentuk perubahan yang relative menetap. Dan hasil belajar dikatakan perubahan yang sifatnya relative menetap, bertahan untuk jangka waktu yang lama. Perubahan yang sifatnya sementara dan tidak dilakukan secara sadar dengan tidak adanya tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar, bukanlah hasil belajar. Belajar terjadi dalam bentuk interaksi. Interaksi dalam kegiatan belajar disebut dengan interaksi belajar mengajar. Pada interaksi tersebut diharapkan 328

tercipta stimulus dan respon yang kuat, sehingga dapat dicapai pemahaman yang maksimal (Hamzah B. Uno, 2008:15). Good dan Brophy menyatakan belajar merupakan suatu proses atau interaksi yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman itu sendiri (Hamzah, 2008:15). Pengalaman belajar akan menghasilkan perubahan sebagai hasil belajar relevan dengan apa yang dipelajari. Belajar merupakan suatu proses kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman (Fajar, 2009:10). Belajar dikatakan suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, serta timbul dan berkembangnya sifat-sifat sosial, susila, dan emosional (Aqib, 2012:42) Menurut Fathurrohman, ciri-ciri dari kegiatan belajar perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar sekurang-kurangnya sadar bahwa pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya berkembang, dan lain-lain; perubahan dalam belajar bersifat continue dan fungsional. Belajar bukan proses yang statis karena terus berkembang secara gradual dan setiap hasil belajar memiliki makna dan guna yang praktis; perubahan belajar bersifat positif dan aktif; perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara; perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah; dan perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian-bagian tertentu secara parsial (Fathurrohman, 2010:10) Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menguasai sesuatu, prinsip-prinsip yang dapat membantu tercapainya tujuan dari belajar yakni belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas; proses belajar akan terjadi bila seseorang dihadapkan pada situasi problematic; belajar dengan pemahaman akan lebih bermakna dari pada belajar dengan hafalan; belajar secara menyeluruh akan lebih berhasil dari pada belajar secara berbagi-bagi; belajar memerlukan kemampuan dalam menangkap intisari pelajaran itu sendiri; belajar merupakan proses yang continue; proses belajar memerlukan metode yang tepat; dan belajar memerlukan minat dan perhatian siswa (Fajar, 2009:10-12). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada bahan kajian sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata negara. IPS yang diajarkan di SD terdiri atas dua kajian pokok, pengetahuan sosial dan sejarah mata pelajaran yang memberikan bekal kepada siswa, agar siswa dapat menjadi makhluk sosial yang baik, sehingga dalam kehidupannya dapat diterima dengan baik pula oleh lingkungan masyarakatnya (Dinas Pendidikan Nasional, 2002:159). Pengajaran Pengetahuan Sosial di SD berfungsi mengambangkan pengetahuan sikap dan ketrampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pengajaran sejarah berfungsi menumbuhkan rasa kebangsaan, dan bangga terhadap perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 2002:159). Mengembangkan kemampuan dan sikap rasional siswa dalam menanggapi kenyataan/permasalahan sosial serta perkembangan masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia pada masa lampau, masa kini, dan masa mendatang. Tujuan dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di 329

Sekolah Dasar bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya dari Universitas Maryland yang mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan. Metode Think Pairs Share memberikan kepada parasiswa waktu untuk berfikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain (Nurhadi, 2004:67). Think Pair Share adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu untuk berfikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode ini memperkenalkan ide waktu berpikir atau waktu tunggu yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespons pertanyaan.pembelajaran kooperatif model think pair share ini relatif lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mengatur tempat duduk ataupun mengelompokkan siswa. Pembelajaran ini melatih siswa untuk berani berpendapat dan menghargai pendapat teman. Think Pair Share memiliki prosedur yang secara eksplisit memberi waktu siswa untuk berfikir, menjawab, saling membantu satu sama lain. Dengan demikian, diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan, dan saling bergantung pada kelompok kecil secara kooperatif. Tahap-tahap model pembelajaran Think Pairs Share, tahap satu, think (berpikir). Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran. Proses TPS dimulai pada saat ini,yaitu guru mengemukakan pertanyaan yang menggalakkan berpikir ke seluruh kelas.pertanyaan ini hendaknya berupa pertanyaan terbuka yang memungkinkan dijawab dengan bebagai macam jawaban. Tahap dua, Pairs (berpasangan), pada tahap ini siswa berpikir secara individu. Guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mulai memikirkan pertanyaan atau masalah yang diberikan guru dalam waktu tertentu. Lamanya waktu ditetapkan berdasarkan pemahaman guru terhadap siswanya, sifat pertanyaannya dan jadwal pembelajaran. Siswa disarankan untuk menulis jawaban atau pemecahan masalah hasil pemikirannya. Dan tahap tiga share (berbagi), pada tahap ini siswa secara individu mewakili kelompok atau berdua maju bersama untuk melaporkan hasil diskusinya ke seluruh kelas.pada tahap terakhir ini siswa seluruh kelas akan memperoleh keuntungan dalam bentuk mendengarkan berbagai ungkapan mengenai konsep yang sama dinyatakan dengan cara yang berbeda oleh individu yang berbeda (Aris Shoimin, 2014:208). Peneliti merasa yakin kelebihan diperoleh dari penerapan model pembelajaran think pair share adalah TPS mudah diterapkan di berbagai jenjang pendidikan dan dalam setiap kesempatan; menyediakan waktu berfikir untuk meningkatkan kualitas respons siswa; siswa menjadi lebih aktif dalam berfikir mengenai konsep dalam mata pelajaran; siswa lebih memahami tentang konsep topik pelajaran selama diskusi; siswa dapat belajar dari siswa lain; setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk berbagi atau menyampaikan idenya. METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), dilakukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, dengan siklus sebanyak 4 tahapan, 330

yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan (tindakan), tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Penelitian dilakukan pada subjek siswa SDN 1 Pogalan Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek, khususnya siswa kelas I semester 1 tahun pelajaran 2015/2016, dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa, yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Cara yang ditempuh untuk memperoleh data penelitian mengenai prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS, dengan mempergunakan metode observasi dan test. Penelitian berlangsung selama 3 bulan pada Agustus 2015 sampai dengan November 2015. Isntrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi/pengamatan dan soal tes. Lembar soal test merupakan instrument utama, diberikan siswa tiap akhir pembelajaran untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilannya dalam melaksanakan proses pembelajaran. Observasi/pengamatan merupakan instsrument penunjang atau instrument pendukung ini, akan memberikan data tentang prosentase siswa aktif dam siswa pasif. Bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya (Sukidin, 2012:14). Untuk menganalisis tingkat keberhasilan siswa setelah proses pembelajaran setiapcakhir siklus dilakukan evaluasi berupa soal tes tertulis dengan menggunakan analisis statistic sederhana. Menghitung hasil test akhir siswa, dengan rumus: NA = Jumlah soal dijawab benar X 10 Untuk menentukan nilai rata-rata Pendidikan Kewarganegaraan dianalisis dengan menggunakan rumus : X Mx = N Mx = Rata-rata prestasi IPS X = Jumlah nilai keseluruhan N = Jumlah siswa Menghitung jumlah siswa aktif dan siswa pasif, dengan ketentuan: SiswaAktif Siswa aktif = X 100% JumlahSiswaSeluruhnya SiswaTidakAktif Siswa tidak aktif = X 100% JumlahSiswaSeluruhnya Menghitung prosentase peningkatan ketuntasan belajar dilakukan dengan mencari selisih prosentase ketuntasan pada siklus I dan siklus II. HASIL Pra Siklus KKM pada tahap pra siklus ditetapkan sebesar 70 dengan kajian materi yang dibahas sub bab pengalaman bersama saudara. Hasil evaluasi sebelum pembelajaran sesuai metode yang ditentukan didapat siswa tuntas pada tahap pra 331

siklus sebanyak 13 siswa dari 20 siswa (65%). Sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah 7 siswa (35%). Pada tahap pra siklus, modus berada pada nilai kurang dari 70, sebanyak 7 siswa (35%). NIlai rata-rata kelas sebesar 74. Ditinjau dari keaktifan siswa, sebanyak 9 siswa (45%) siswa aktif dan 11 siswa (55%) siswa pasif. Beberapa hal yang dijadikan refleksi dari pelaksanaan pra siklus yaitu guru tidak menggunakan alat peraga, guru tidak mengaktifkan siswa; guru mendominasi kegiatan pembelajaran. Berdasarkan beberapa hasil refleksi, maka peneliti ingin memperbaiki proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada siklus I dan siklus II. Siklus I KKM pada tahap siklus I ditetapkan sebesar 70 dengan materi yang dibahas adalah Kasih Sayang Ayah. Tahap penelitian pada siklus I antara lain planning (perencanaan), acting (tindakan), observing (pengamatan), reflecting (refleksi) dan revise plan (perbaikan rencana). Pertemuan I, tahap perencanaan beberapa hal yang dilakukan menyusun silabus, menyusun RPP, menyusun LKS, menyiapkan media pembelajaran, menyusun lembar pengamatan tentang keaktifan siswa, dan menyusun test akhir. Tahap pelaksanaan disesuaikan dengan langkah-langkah yang ditetapkan pada model pembelajaran Think Pair Share. Langkah-langkahnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, menjelaskan cara menerapkan model pembelajaran TPS, Tanya jawab dengan siswa tentang materi kasih sayang sebagai apersepsi, menyampaikan materi kasih sayang ayah secukupnya, membentuk kelompok siswa secara berpasangan dengan teman sebangkunya, siswa bercakap-cakap dan saling menyampaikan ide tentang kasih sayang ayah dengan teman pasangannya, siswa menyampaikan hasil percakapannya di depan kelas dengan (bisa membaca buku bisa tanpa buku), Guru memberikan pujian kepada siswa, siswa membuat kesimpulan dibantu oleh guru, dan siswa membaca kesimpulan di depan kelas. Tahap pengamatan yang diperoleh menunjukkan sebanyak 10 siswa (50%) siswa aktif dan 10 siswa (50%) siswa pasif. Pertemuan II, tahap perencanaan melakukan penyusunan silabus, penyusunan RPP, penyusunan LKS, penyiapan media pembelajaran, penyusunan lembar pengamatan tentang keaktifan siswa, dan menyusun test akhir. Tahap pelaksanaan langkah-langkah sesuai model Think Pair Share berdasarkan ghasil refleksi pertemuan I. Tahap pengamatan hasil yang diperoleh menunjukkan sebanyak 11 siswa (55%) siswa aktif dan 9 siswa (45%) siswa pasif. Siklus II Siklus II dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasil refleksi dan perbaikan siklus I. Materi pada siklus II adalah Kasih Sayang Anak KKM yang ditentukan pada materi ini adalah 70. Pertemuan I, tahap perencanaan aktifitas guru menyusun silabus, menyusun skenario pembelajaran, menyusun LKS, menyiapkan media pembelajaran, menyusun lembar pengamatan tentang keaktifan siswa, dan menyusun test akhir. Pelaksanaan tindakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada siklus II, pengamatan tentang keaktifan siswa yang dilakukan selama kegiatan inti berlangsung, menunjukan hasil sebanyak 13 siswa (65%) aktif dan sebanyaj 7 siswa (35%) siswa pasif. 332

Pertemuan II, tahap perencanaan, aktifitas guru menyusun silabus, menyusun skenario pembelajaran, menyusun LKS, menyiapkan media pembelajaran, menyusun lembar pengamatan tentang keaktifan siswa, dan menyusun test akhir. Pelaksanaan tindakan untuk model pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada siklus II, dilaksanakan sebagaimana pada siklus I, pengamatan keaktifan siswa yang dilakukan selama kegiatan inti berlangsung, menunjukan hasil sebanyak 15 siswa (75%) aktif dan sebanyak 5 siswa (25%) siswa pasif. PEMBAHASAN Pada siklus I analisis tingkat ketuntasan belajar siswa dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran didapat simpulan bahwa siswa tuntas sebanyak 15 siswa dari 20 siswa (75%). Sedangkan siswa yang tidak tuntas 5 siswa (25%). Pada tahap siklus I, modus berada pada nilai lebih dari cukup (80), sebanyak 6 siswa (30%), nilai rata-rata kelas naik menjadi 77. Hasil refleksi dari pelaksanaan tahap siklus I siswa masih terlihat sangat canggung dalam menyampaikan ide kepada temannya, hal ini disebabkan karena siswa hanya terbiasa mendengar penjelasan guru dan kurang aktif selama pembelajaran dan cara belajar siswa belum maksimal. Melihat hasil refleksi tersebut, maka penelitian dilakukan kembali pada siklus II dengan harapan siswa dapat mengurangi kecanggungannya dalam menerapkan model pembelajaran TPS, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih baik dan diharapkan prestasi belajar siswa dapat meningkat. Pada siklus II, siswa tuntas sebanyak 17 siswa dari 20 siswa (85%). Sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah 3 siswa (15%). Pada tahap siklus II, modus berada pada nilai lebih dari cukup (80), sebanyak 6 siswa (30%), nilai ratarata kelas naik menjadi 82. Hasil simpulan refleksi dari pelaksanaan tahap siklus II di dapat siswa tidak lagi terlihat sangat canggung dalam menyampaikan ide kepada temannya, kelas terlihat aktif dan saling bertukar informasi dengan sesama teman, dan prestasi belajar siswa meningkat dengan sangat signifikan. Melihat hasil refleksi tersebut, maka proses pembelajaran dengan model Think Pair Share telah sesuai tujuan, sehingga penelitian dihentikan pada siklus II dan pelaksanaan lanjut pembelajaran dengan model Think Pair Share dengan berbagai inovasi yang menarik dan menantang. Perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II, siswa tuntas pada siklus I sebanyak 15 siswa (75%) dan siswa tuntas pada siklus II adalah 17 siswa (85%), terjadi kenaikan siswa tuntas sebanyak 2 siswa (10%), eata-rata kelas pada siklus I adalah 77 dan rata-rata kelas pada siklus II adalah 82. Siswa aktif pada akhir siklus I sebanyak 11 siswa (55%) dan sebanyak 9 siswa (45%) pasif. Siswa aktif pada akhir siklus II sebanyak 15 siswa (75%) dan sebanyak 5 siswa (25%) pasif, sehingga terdapat kenaikan siswa aktif dari siklus I ke siklus II sebanyak 4 siswa (20%) KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa siswa tuntas pada siklus I sebanyak 15 siswa (75%) dan pada siklus II adalah 17 siswa (85%), terjadi kenaikan siswa tuntas sebanyak 2 siswa (10%); rata-rata kelas pada siklus I adalah 77 dan pada siklus II adalah 82, telah terjadi kenaikan rata-rata kelas sebesar 5 poin; dan siswa aktif 333

pada siklus I sebanyak 11 siswa (55%) dan pada siklus II sebanyak 15 siswa (75%), terdapat kenaikan siswa aktif dari siklus I ke siklus II sebanyak 4 siswa (20%). Sehingga kesimpulan dari penelitian secara keseluruhan telah terjadi peningkatan prestasi belajar IPS Materi Kasih Sayang setelah menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) bagi siswa kelas I semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 di SDN 1 Pogalan Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek. SARAN Merupakan unsur utama sebagai pelaksana pendidikan, guru diharapkan terus mengadakan pembaharuan, mempunyai semangat untuk berinovasi, sehingga siswa sebagai subjek pendidikan tidak dirugikan. Adanya inovasi dari guru dapat meningkatkan semangat belajar siswa, diantaranya inovasi dalam penerapan model pembelajaran. Siswa sebagai subjek pendidikan hendaknya mempunyai semangat yang tinggi untuk belajar. Dengan semangat yang tinggi diharapkan agar siswa mempunyai daya saing yang tinggi pula, sehingga dapat, menjadi lulusan yang dapat memenuhi tuntutan perkembangan zaman. DAFTAR RUJUKAN Astuti, Pudji, dkk.. Pendidikan Ilmu Sosial. University Press IKIP Surabaya Aqib, Zainal. 2012. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia Fajri, Em Zul. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Diffa Publisher Fajar, Arnie. 2009. Portofolio. Bandung: Rosdakarya Fathurrohman, Pupuh. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama Moeliono, 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka. Nurhadi, 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapanya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press)... 2002. Penyesuaian Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Sistem Semester Sekolah Dasar. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media. Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara 334