BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang diinginkan sesuai dengan kerangka kerja yang telah ditetapkan.

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Efisiensi Saluran Distribusi Produk Tekstil Pada. Perusahaan Textileone

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

Y u s t i n a N g a t i l a h Teknik Industri FTI-UPNV Jatim

1. Pendahuluan ANALISIS PENGARUH TINGKAT EFISIENSI TENAGA KESEHATAN TERHADAP ANGKA PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS (TB) PARU DI GORONTALO

Kata Kunci : Data Envelopment Analysis, Technical Efficiency, Scale Effficiency

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, akan dibahas mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian.

PENGUKURAN EFISIENSI PERUSAHAAN DENGAN METODE DEA ( DATA ENVELOPMENT ANALYSIS ) (Studi Kasus Di : PT.Trakindo Utama Surabaya Branch East Area) SKRIPSI

CLASTERING PROGRAM STUDI TEKNIK DENGAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB III METODOLOGI. Sudah banyak sekali penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai efisiensi dari DMU,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis data sekunder

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan lain dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Salah satu kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengukuran Efisiensi Menggunakan Allocation Model Dalam Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Pada Divisi Doorlock PT. XYZ

EVALUASI DUA TAHAP EFISIENSI CABANG BANK MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

PENGUKURAN EFISIENSI RELATIF PERUSAHAAN YAKULT DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DI WILAYAH SURABAYA SKRIPSI OLEH :

EFISIENSI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) ABSTRAK

PENENTUAN NILAI PRODUKTIVITAS RELATIF TIAP KANTOR LAYANAN DARI PT BANK XXXX DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS DARI DISTRIBUSI LISTRIK MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN ANALISIS OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam menghadapi globalisasi diperlukan perekonomian yang. Menurut Simon Kuznet dalam Jhingan (2007) mendefinisikan

DAFTAR PUSTAKA. Units. European Journal of Operational Research, Vol 2, pp

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan perekonomian daerah, peningkatan pendapatan devisa nasional

Integrasi Balanced Scorecard dan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Kinerja dan Efisiensi

Mengukur Efisiensi Relatif Pialang Bursa Berjangka Jakarta

ANALISIS EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS PROGRAM STUDI S 1 DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ANALISIS EFISIENSI PROSES PELAYANAN DIVISI PRODUK SPEEDY DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DI PT.TELKOM

ANALISIS EFISIENSI KINERJA MENGGUNAKAN MODEL DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PADA PT XYZ

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI PT.X MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengukuran Efisiensi Produksi Dengan Metode DEA (Data Envelopement Analysis) Di Divisi Wire Rod Mill PT.XYZ

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori melalui variable-variabel penelitian dengan

BAB V HASIL PENELITIAN

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

EFISIENSI KINERJA BAZNAS BOGOR DAN SUKABUMI: PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

Pengukuran Efisiensi Produksi dengan Metode Data Envelopement Analysis di Divisi Wire Rod Mill

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

Sumber : Statistik Perbankan Syariah 2013

Jaoumil Aidil SZS Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jatim. Abstrak

PENGUKURAN KINERJA BANK-BANK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS TESIS

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan intermediasi memandang bahwa sebuah lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap. perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

DATA ENVELOPMENT ANALYSIS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS LEMBAGA ZAKAT DI INDONESIA

BAB III. Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah kecakapan manajerial

Analisis Efisiensi Distribusi Produk dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus pada UD Sabar Jaya Malang)

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui perbedaan nilai efisiensi pada bank umum persero (BUMN) dan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan pekerjaan (Badan Pusat Statistik 2010). Oleh sebab itu

ANALISIS EFISIENSI DISTRIBUSI PEMASARAN DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi di Amerika dan kawasan Eropa pada

APLIKASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK PENGUKURAN EFISIENSI AKTIVITAS PRODUKSI.

54 Universitas Indonesia Efisiensi relatif..., RR. Retno Wulansari, FE UI, 2010.

BAB IV METODE PENELITIAN

Pendekatan Data Envelopment Analysis untuk Mengukur Efisiensi Healthcare Supply Chain dalam Konteks Ergonomi Makro di Poliklinik UB

Oleh: Nurul Budi Murtini Drs. Sulistiyo, MT

Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) Tahun 2012

PENGEMBANGAN KAWASAN ANDALAN PROBOLINGGO- PASURUAN-LUMAJANG MELALUI PENDEKATAN PENINGKATAN EFISIENSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank-bank besar di Jepang masih beroperasi di atas skala efisiensi minimum, hasil

UNIVERSITAS INDONESIA EFISIENSI RELATIF OPERASIONAL PUSKESMAS-PUSKESMAS DI KOTA SEMARANG TAHUN 2009 TESIS RR. RETNO WULANSARI NPM.

PENERAPAN METODE DEVELOPMENT ENVELOPMENT ANALYSIS DALAM MENGEVALUASI EFISIENSI UNIT PRODUK GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS ABSTRAK

APLIKASI PENILAIAN EFISIENSI KINERJA DINAS PARIWISATA PROVINSI UNTUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DI INDONESIA MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh: AHMAD YUDI ARFAN NIM:

Analisis Efisiensi Distribusi Produk Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus Pada Koperasi SAE Pujon)

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN METODE DATA EVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE

Mengukur Tingkat Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Perhitungan KPI Frazelle

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 6 No. 2 Februari 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

MEI LINA QURUTA AYUN B / I

ANALISIS KINERJA UNIT USAHA MENGGUNAKAN MODEL CCR (STUDI KASUS PADA APOTEK KIMIA FARMA SEMARANG) Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DI DESA MAINDU, KECAMATAN MONTONG, KABUPATEN TUBAN

TECHNICAL EFFICIENCY ANALYSIS OF DRYLAND SUGARCANE FARMING IN JOMBANG DISTRICT

IV METODE PENELITIAN

Efisiensi Relatif Usahatani Bawang Merah di Kabupaten Bantul dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkanya paket kebijakan Menteri Keuangan pada Desemeber 1983 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

ANALISA EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS MESIN HEAT TREATMENT DI PT. XYZ ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERUSAHAAN FURNITURE DENGAN PENDEKATAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Tabel 2. 1 penelitian terdahulu

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan pada RSUD Kertosono Jalan

Hipotesis 4 METODE PENELITIAN Lokasi, Waktu, dan Metode Penelitian

EFISIENSI PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI MIKRO DI INDONESIA. Asrizal Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan secara rinci mengenai pengumpulan datadata yang diperlukan dan juga proses pengolahan data hingga diperoleh hasil yang diinginkan sesuai dengan kerangka kerja yang telah ditetapkan. 4.1 Pengumpulan Data Data diperoleh dengan cara observasi yaitu dengan pengambilan data langsung ke lapangan dan dengan wawancara. Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Pemilihan Decision Making Unit (DMU), Klasifikasi Decision Making Unit (DMU), Pengelompokkan Input dan Output, Identifikasi Model Matematik Data Envelopment Analysis (DEA), Pengumpulan Data Input dan Output. 4.2 Pemilihan Decision Making Unit (DMU) Pada penelitan ini, DMU-DMU yang akan diteliti terdiri dari 5 (lima) daerah distribusi yaitu Jabodetabek, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara 4.3 Klasifikasi Decision Making Unit (DMU) 49

50 Setelah dilakukan pemilihan DMU terhadap daerah distribusi PT Textilone, maka langkah selanjutnya adalah melakukan klasifikasi Decision Making Unit (DMU). Hasil klasifikasi dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1 Klasifikasi Decision Making Unit (DMU) No. Urut DMU Daerah Distribusi Pemasaran 1 Jabodetabek 2 Jawa timur 3 Jawa barat 4 Jawa tengah 5 Sumatera Utara 4.4 Pengelompokkan Input dan Output Setelah pemilihan klasifikasi DMU, langkah selanjutnya adalah menganalisa dan mengelompokkan data input dan output. Variabel yang akan digunakan adalah sebagai berikut : a. Input, meliputi : Jumlah Agen, Jumlah Pengiriman (Eksemplar) dan Biaya Pengiriman. b. Output, meliputi : Laba Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :

51 Tabel 4.2 Pengelompokkan Input dan Output No. Input No. Output 1 Jumlah Agen 1 Jumlah Laba yang dihasilkan 2 Jumlah Pengiriman (Eksemplar) 3 Jumlah Biaya Pengiriman 4.5 Pengumpulan Data Input dan Output Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan veriabelvariabel yang diasumsikan memiliki pengaruh besar dalam tingkat efisiensi distribusi barang pada PT Textilone. Berikut adalah data yang akan dgunakan dalam menghitung tingkat efisiensi distribusi PT Tekstilone Tabel 4.3. Data Input dan Output distribusi barang pada PT Textilone No. Urut Daerah Distribusi Pemasaran Jumlah agen Input Jumlah Pengiriman Biaya Pengiriman (Rp) Output Laba (Rp) 1 Jabodetabek 20 36,703 9,000,000 1,039,313,712 2 Jawa timur 29 115,287 60,322,500 2,567,234,061 3 Jawa barat 15 7,644 3,750,000 220,669,500

52 4 Jawa tengah 28 22,088 10,710,000 690,505,000 5 Sumatera Utara 3 2,882 1,687,500 93,109,500 4.6 Deskripsi Data Data yang akan diolah dibedakan menjadi empat variabel. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai gambaran data tersebut, peneliti memberikan deskripsi data tersebut per variabel. 4.6.1 Data Jumlah Agen Untuk menggambarkan data Jumlah Agen, berikut adalah tabel yang memuat data jumlah agen di masing masing kota : Axis Title 35 30 25 20 15 10 5 0 Jabodetabe k Jumlah Agen Jawa timur Jawa barat Jawa tengah Gambar 4.1 : Deskripsi data jumlah agen Sumatera Utara Jumlah agen 20 29 15 28 3

53 Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa jumlah agen terbanyak terdapat pada kota Jawa Timur dengan jumlah agen 29, disusul oleh Jawa Tengah dengan jumlah agen 28. Sementara jumlah agen paling sedikit berada di kota Sumatera Utara dengan jumlah 3 agen. 4.6.2 Data Jumlah Pengiriman Untuk menggambarkan data Jumlah Pengiriman, berikut adalah tabel yang memuat data jumlah pengiriman di masing masing kota : Jumlah Pengiriman (Eksemplar) 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 - Sumatera Jabodetabek Jawa timur Jawa barat Jawa tengah Utara Jumlah pengiriman 36,703 115,287 7,644 22,088 2,882 Gambar 4.2 : Deskripsi data jumlah agen Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa jumlah pengiriman terbanyak terdapat di kota Jawa Timur dengan jumlah pengiriman 115,287 eksemplar, disusul oleh Jakarta dengan jumlah pengiriman

54 36,703 eksemplar. Sementara jumlah pengiriman paling sedikit berada di kota Sumatera Utara dengan jumlah pengiriman 2,882 eksemplar. 4.6.3 Data Biaya Pengiriman Untuk menggambarkan data Jumlah Biaya Pengiriman, berikut adalah tabel yang memuat data jumlah biaya pengiriman di masing masing kota : Biaya Pengiriman (Rupiah) 70,000,000 60,000,000 50,000,000 40,000,000 30,000,000 20,000,000 10,000,000 - Sumatera Jabodetabek Jawa timur Jawa barat Jawa tengah Utara Biaya pengiriman 9,000,000 60,322,500 3,750,000 10,710,000 1,687,500 Gambar 4.3 : Deskripsi data jumlah agen Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa jumlah pengiriman terbanyak terdapat di kota Jawa Timur dengan jumlah biaya pengiriman Rp. 60,322,500, disusul oleh Jakarta dengan jumlah biaya pengiriman

55 Rp, 10,710,000. Sementara jumlah biaya pengiriman paling sedikit berada di kota Sumatera Utara dengan jumlah pengiriman Rp, 1,687,500. 4.6.4 Data Laba yang diperoleh Untuk menggambarkan data Laba yang dihasilkan, berikut adalah tabel yang memuat data laba yang dihasilkan di masing masing kota : 3,000,000,000 Laba (Rupiah) 2,500,000,000 Axis Title 2,000,000,000 1,500,000,000 1,000,000,000 500,000,000 - Jabodetabek Jawa timur Jawa barat Jawa tengah Sumatera Utara laba (rupiah) 1,039,313,71 2,567,234,06 220,669,500 690,505,000 93,109,500 Gambar 4.3 : Deskripsi data Laba yang dihasilkan Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa Laba yang dihasilkan terbanyak terdapat di kota Jawa Timur dengan jumlah Laba yang dihasilkan sebesar Rp. 2,567,234,061 disusul oleh Jakarta dengan jumlah Laba yang dihasilkan sebesar Rp, 1,039,313,712. Sementara

56 jumlah Laba yang dihasilkan paling sedikit berada di kota Sumatera Utara dengan jumlah pengiriman Rp, 93,109,500. \ 4.6 Pengolahan Data Dari data yang telah dikumpulkan, kemudian diolah menggunakan DEA (Data Envelopment Analisis) dengan alat analisis DEAP ver 2.1. Penghitungan efisiensi relatif menggunakan Model DEA CRS berorientasi input dengan berdasarkan skala produksi dari masing-masing DMU. Pemodelan DEA ini dilakukan untuk memperoleh nilai efisiensi yang menyatakan indeks produktivitas dari masing-masing DMU dengan menggunakan data variabel yang telah ditentukan tingkat hubungannya dari analisa uji korelasi (analisa faktor). Untuk memudahkan perhitungan maka dilakukan dengan bantuan Software DEAP ver 2.1. Tabel 4.4 Nilai Efisiensi Relatif (Technical Efficiency) No. DMU TE EFISIEN/INEFISIEN 1 Jabodetabek 1.000 EFISIEN 2 Jawa timur 1.000 EFISIEN 3 Jawa barat 0.922 INEFISIEN 4 Jawa tengah 1.000 EFISIEN 5 Sumatera Utara 1.000 EFISIEN

57 Dari Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa DMU 1 (Jabodetabek), DMU 2 (Jawa Timur), DMU 4 (Jawa Tengah) dan DMU 5 (Sumatera Utara) nilai efisiensi relatifnya adalah 1.000 sehingga dapat dinyatakan bahwa DMU tersebut dinyatakan efisien. Sedangkan DMU 3 nilai efisiensi relatifnya adalah 0.922 Sehingga dapat dinyatakan DMU 3 (Jawa Barat) adalah DMU yang tidak efisien. 4.7 Analisa Data Merujuk pada hasil pengolahan data, bahwasanya terdapat DMU yang tidak efisien. Hal ini seharusnya dapat dikaji lebih lanjut. Untuk melihat lebih jelas permasalahan yang ada, berikut akan ditampilkan grafik dari setiap input dan output yang ada untuk dianalisa. 3000 2500 2000 1500 1000 500 Jabodetabek Jawa timur Jawa barat Jawa tengah Sumatera Utara 0 Jumlah agen Jumlah pengiriman Biaya pengiriman (jutaan) laba (jutaan)

58 Gambar 4.5 : grafik input dan output pengukuran efisiensi distribusi PT Textilone Dapat dilihat bahwa dari tabel diatas bahwa dengan keadaan yang nyata saat ini, ternyata kota jawa timur adalah kota yang memberikan kontribusi laba yang paling besar. Sedangkan kota sumatera Utara memberikan kontibusi laba paling kecil. Meskipun demikian baik kota Jawa Timur dan Sumatera Utama memiliki nilai Teknikal Efisiensi (TE) sebesar 1,000 sehingga kota tersebut meskipun dengan kontribusi laba yang cukup berbeda dinyatakan dalam system distribusi yang efisien. Hal ini terjadi karena input (jumlah agen, jumlah pengiriman barang, dan jumlah biaya pengiriman) dari masing masing kota tersebut, yakni Jawa Timur dan Sumatera Utara berbanding lurus dengan output (laba) yang dihasilkan. Hal yang demikian terjadi juga dalam kota Jakarta dan Jawa Tengah yang memiliki nilai TE yang sama yakni 1,000. Berbeda dengan keempat kota lainnya, distribusi di Jawa Barat ternyata dinilai belum efisien. Hal ini dinyatakan dengan nilai TE yang tidak mencapai angka 1,000, yakni angka 0,922. Hal ini dimungkinkan karena perbandingan antara input (jumlah agen, jumlah pengiriman barang dan jumlah biaya pengiriman) tidak berbanding lurus dengan output (laba yang dihasilkan). Untuk itu hal ini perlu diberikan perhatian, agar kelak semua daerah terdistribusi secara efisien.

59 Dari analisis data tersebut terdapat input yang tidak efisien pada daerah distribusi wilayah Jawa Barat, yaitu berada pada banyaknya jumlah agen tetapi dengan banyaknya jumlah agen tersbut tidak dapat memaksimalkan laba yang optimal atau besar, sangat berbeda dengan wilayah distribusi Sumatra Utara dengan jumalah agen yang sedikit wilayah tersebut dapat memaksimalkan jumlah laba yang dihasilakan.