BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

HARLINA .

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN DI TK PGRI PRAYA

Efektifitas Perencanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) (e)

BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Azzra (Ambarita, 2010:37) mengatakan seorang guru yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

I. PENDAHULUAN. Fokus isu-isu strategis pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah permasalahan

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru sebagai salah satu dari komponen pendidikan

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

E-ISSN (Online) : Volume 3, Nomor 1, Desember 2017

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

TIAMSAH Pengawas Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 43 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 44 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

RPP DAN MATERI PKGD. Prodi PGSD Penjas FIK UNY Wawan S. Suherman, M.Ed.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. untuk melengkapi dirinya dengan berbagai kemampuan yang diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Siti Fatimah Siregar, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Ajat Sudrajat

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

PENERAPAN TEKNIK TEAM TRAINING THREE AND ONE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan kepribadian dan akhlak mulia. Menurut Undang-Undang. mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa komponen yaitu: 1) peserta didik;

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU. Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mulyaningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

GAMBARAN UMUM PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN. Ria Mayasari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

PROGRAM KERJA KKG GUGUS IV JATIWARAS TAHUN 2015/2016

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

BAB III STANDAR PROSES

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mengangkat harkat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 103 TAHUN 2014 TERHADAP RENCANA PEMBELAJARAN GURU

BAB I PENDAHULUAN. komponen, antara lain: siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan.

BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas

BAB I PENDAHULUAN. sekolompok orang (kepala sekolah guru-guru, staf, dan siswa) untuk mencapai tujuan

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...

BAB I PENDAHULUAN. dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-Undang No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimana manusia dapat membina kepribadiannya dengan jalan mengembangkan

Faisal 1) 1) 19 Lembah Melintang Pasaman Barat.

Kelompok Materi: Pokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

DOSEN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS STKIP SILIWANGI BANDUNG

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju. Komponen-komponen sistem pendidikan yang mencakup sumber daya manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga kependidikan (nonguru). Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan, komponen-komponen sistem pendidikan yang bersifat sumber daya manusia dapat digolongkan menjadi tenaga pendidik dan pengelola satuan pendidikan (penilik, pengawas, peneliti dan pengembang pendidikan). Tenaga gurulah yang mendapatkan perhatian lebih banyak di antara komponen-komponen sistem pendidikan. Besarnya perhatian terhadap guru antara lain dapat dilihat dari banyaknya kebijakan khusus seperti kenaikan tunjangan fungsional guru dan sertifikasi guru. Usaha-usaha untuk mempersiapkan guru menjadi profesional telah banyak dilakukan. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua guru memiliki kinerja yang baik dalam melaksanakan tugasnya. Hal itu ditunjukkan dengan kenyataan (1) guru sering mengeluh kurikulum yang berubah-ubah, (2) guru sering mengeluhkan kurikulum yang syarat dengan beban, (3) seringnya siswa mengeluh dengan cara mengajar guru yang kurang menarik, (4) masih belum dapat dijaminnya kualitas pendidikan sebagai mana mestinya (Imron, 2000:5). 1

Berdasarkan kenyataan begitu berat dan kompleksnya tugas serta peran guru tersebut, perlu diadakan supervisi atau pembinaan terhadap guru secara terus menerus untuk meningkatkan kinerjanya. Kinerja guru perlu ditingkatkan agar usaha membimbing siswa untuk belajar dapat berkembang. Menurut Pidarta (1992:54) bahwa proses pengembangan kinerja guru terbentuk dan terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di tempat mereka bekerja. Selain itu kinerja guru dipengaruhi oleh hasil pembinaan dan supervisi kepala sekolah atau pengawas sekolah. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut kemampuan guru untuk dapat mengelola proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Tingkat produktivitas sekolah dalam memberikan pelayanan-pelayanan secara efisien kepada pengguna (peserta didik, masyarakat) akan sangat tergantung pada kualitas gurunya yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan keefektifan mereka dalam melaksanakan tanggung jawab individual dan kelompok. Hal ini berarti bahwa guru sebagai fasilitator yang mengelola proses pembelajaran di kelas mempunyai andil dalam menentukan kualitas pendidikan. Konsekuensinya adalah guru harus mempersiapkan atau merencanakan semua kebutuhan perangkat pembelajaran agar proses pembelajaran di kelas berjalan dengan efektif. Perencanaan pembelajaran merupakan langkah yang sangat penting sebelum pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan yang matang diperlukan supaya pelaksanaan pembelajaran berjalan secara efektif. Perencanaan pembelajaran dituangkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau beberapa istilah lain seperti desain pembelajaran, skenario pembelajaran. RPP memuat

kompetensi dasar (KD), indikator yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari, metode pembelajaran, langkah pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar serta penilaian. Guru harus mampu berperan sebagai desainer (perencana), implementor (pelaksana), dan evaluator (penilai) kegiatan pembelajaran. Guru merupakan faktor yang paling dominan karena di tangan gurulah keberhasilan pembelajaran dapat dicapai. Kualitas mengajar guru secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran pada umumnya. Seorang guru dikatakan profesional apabila (1) serius melaksanakan tugas profesinya, (2) bangga dengan tugas profesinya, (3) selalu menjaga dan berupaya meningkatkan kompetensinya, (4) bekerja dengan sungguh tanpa harus diawasi, (5) menjaga nama baik profesinya, (6) bersyukur atas imbalan yang diperoleh dari profesinya. Kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru yaitu : (a) merencanakan program belajar mengajar, (b) melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar, (c) menilai kemajuan proses belajar mengajar, (d) membina hubungan dengan peserta didik. Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar dapat dijadikan indikator penilaian kinerja guru. Kinerja guru yang menjadi sasaran pengawasan untuk dibantu oleh pengawas sekolah meliputi : (1) sebagai tenaga pengajar, yaitu pengawas sekolah membantu guru menyusun persiapan mengajar, melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, dan mengadakan evaluasi hasil belajar mengajar dengan cara memeriksa dengan prosedur yang benar, kemampuan, dan keterampilan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran; (2)

sebagai manajer kelas, yaitu membantu guru menciptakan situasi kondisi yang optimal bagi terlaksananya proses pembelajaran di kelas dengan menerapkan pendekatan-pendekatan dan teknik-teknik manajemen kelas yang efektif dengan cara memeriksa kemampuan dan keterampilan guru dalam mengelola kelas; dan (3) sebagai pembimbing, pengawas sekolah memeriksa dan membantu meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru memberi bimbingan belajar kepada peserta didik agar mampu memperoleh perkembangan yang optimal. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang 8 Standar Nasional Pendidikan menyatakan standar proses merupakan salah satu SNP untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang mencakup: (1) Perencanaan proses pembelajaran, (2) Pelaksanaan proses pembelajaran, (3) Penilaian hasil pembelajaran, (4) dan pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran meliputi Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus dan RPP dikembangkan oleh guru pada satuan pendidikan. Guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Silabus dan RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Berdasarkan data awal yang dilakukan melalui wawancara dan observasi (menghipun silabus dan RPP) yang sudah dibuat oleh guru mata pelajaran ekonomi pada 7 sekolah SMA dari 38 sekolah SMA di kabupaten Nias Selatan, masih ditemukan 22 orang dari 30 orang guru mata pelajaran ekonomi pada 7 sekolah binaan, tidak bisa memperlihatkan RPP yang dibuat dengan alasan

ketinggalan di rumah. Sisanya 8 orang lagi sudah membuat RPP, tetapi masih ditemukan belum melengkapi komponen tujuan pembelajaran dan penilaian (soal, skor dan kunci jawaban), serta langkah-langkah kegiatan pembelajarannya. Soal, skor, dan kunci jawaban merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pada komponen penilaian ( penskoran dan kunci jawaban) sebagian besar guru tidak lengkap membuatnya dengan alasan sudah tahu dan ada di kepala. Sedangkan pada komponen tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, dan sumber belajar sebagian besar guru sudah membuatnya. Masalah yang lain, berdasarkan hasil deskripsi umum hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2012 Kabupaten Nias Selatan berada pada posisi 29 dari 33 kabupaten kota di Propinsi Sumatera Utara. Dari hasil UKG tersebut di atas menggambarkan bahwa sebagian besar guru khususnya di Kabupaten Nias Selatan belum mengikuti pelatihan pengembangan Silabus dan RPP. Selama ini guru-guru yang mengajar di sekolah sedikit atau jarang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti berbagai diklat peningkatan profesionalisme guru. Hal ini yang menyebabkan banyak guru belum tahu dan memahami penyusunan atau pembuatan RPP secara baik dan lengkap. Beberapa guru mengadopsi RPP orang lain. Hal ini diketahui pada saat mengadakan supervisi akademik (supervisi kunjungan kelas) ke sekolah binaan. Permasalahan tersebut berpengaruh besar terhadap pelaksanaan proses pembelajaran. Berdasarkan keadaan demikian, peneliti mencoba melakukan penelitian melalui supervisi akademik teknik workshop (lokakarya) kepada guru mata pelajaran ekonomi dalam menyusun RPP secara lengkap sesuai dengan tuntutan pada standar proses dan standar penilaian yang merupakan bagian dari standar

nasional pendidikan. Hal ini juga sesuai dengan Tupoksi pengawas sekolah berdasarkan Permendiknas No.12 Tahun 2007 tentang enam standar kompetensi pengawas sekolah. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus dibuat agar kegiatan pembelajaran berjalan sistematis dan mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa rencana pelaksanaan pembelajaran, biasanya pembelajaran menjadi tidak terarah. Guru harus mampu menyusun RPP dengan lengkap berdasarkan silabus yang disusunnya. Rencana pelaksanaan pembelajaran sangat penting bagi seorang guru karena merupakan acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul Peningkatan kemampuan guru (mata pelajaran ekonomi) menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) melalui supervisi akademik teknik workshop (lokakarya) pada SMA di Kabupaten Nias Selatan. B.Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di identifikasi masalah yang berhubungan dengan kemampuan guru menyusun Silabus dan RPP antara lain (1) RPP yang dibuat guru mata pelajaran ekonomi komponennya belum lengkap khususnya pada komponen langkah-langkah pembelajaran dan penilaian, (2) Kemampuan guru yang rendah menyusun rencana pembelajaran, yang selama ini hanya mengcopy paste dari internet, (3) Pelaksanaan supervisi akademik tidak berdasarkan kesepakatan terlebih dahulu antara pengawas, kepala sekolah dan guru.

C.Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dalam rangka mencapai tujuan penelitian perlu pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi hanya meneliti Peningkatan Kemampuan Guru mata pelajaran Ekonomi menyusun Silabus dan RPP Melalui Supervisi Akademik Teknik Workshop (Lokakarya) pada SMA di Kabupaten Nias Selatan. D.Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian tindakan ini dapat dirumuskan sebagai berikut Apakah melalui supervisi akademik teknik workshop (lokakarya) dapat meningkatkan kemampuan guru mata pelajaran ekonomi menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran pada SMA di Kabupaten Nias Selatan? E.Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah Mengetahui persentase kemampuan guru mata pelajaran ekonomi menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) melalui supervisi akademik teknik workshop. F.Manfaat Penelitian Hasil penelitian peningkatan kemampuan guru menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) melalui supervisi akademik Teknik Workshop (lokakarya) pada SMA di Kabupaten Nias Selatan diharapkan memberikan manfaat, antara lain :

1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori, khususnya teori kemampuan dan teori supervisi. Selain itu Teknik Supervisi yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat memberikan jawaban teoritis terhadap permasalahan kinerja guru, sehingga dapat dijadikan pedoman untuk meningkatkan kemampuan khususnya dalam menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran bagi guru mata pelajaran ekonomi pada SMA di Kabupaten Nias Selatan. 2. Secara Praktis : a. Bagi guru mata pelajaran ekonomi temuan penelitian ini dapat dijadikan umpan balik bagi guru dalam rangka memahami kinerjanya serta faktor yang mempengaruhinya, yaitu supervisi akademik dan selanjutnya diharapkan dapat menstimulasi usaha mereka untuk meningkatkan kemampuannya. b. Bagi kepala sekolah temuan penelitian ini dapat dijadikan bahan penting dalam rangka meningkatkan kemampuan guru mata pelajaran ekonomi. c. Bagi pengawas Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Selatan sebagai bahan evaluasi agar dapat menerapkan supervisi akademik dalam meningkatkan kemampuan guru. d. Bagi peneliti temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti penelitian yang relevan dikemudian hari.