BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam
|
|
- Veronika Hermawan
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal maupun informal di sekolah dan luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan bertujuan mengoptimalisasi kemampuan individu yang mandiri, terampil dan berkarakter. Pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan sumber daya manusia. Guru merupakan sumber daya manusia yang memegang posisi paling strategis karena gurulah yang melakukan interaksi dengan peserta didik, oleh karena itu perlu peningkatan mutu guru agar menjadi tenaga yang profesional dan menjadikan guru sebagai tenaga yang perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya. Dengan demikian pekerjaan guru bukan hanya pekerjaan pengabdian, namun guru adalah pekerjaan profesional seperti pekerjaan yang lain. Untuk membuat guru menjadi tenaga profesional, maka perlu peningkatan kompetensinya baik melalui pelatihan maupun memberi kesempatan untuk belajar lagi. Selain itu juga harus diperhatikan segi lainnya misalnya pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian motivasi, peningkatan disiplin, pemberian insentif dan gaji yang layak dengan keprofesionalannya sehingga guru akan merasa puas dalam bekerja sebagai pendidik. Kepuasan kerja merupakan refleksi perasaan seseorang yang menyenangkan tentang pekerjaannya berdasarkan atas harapan seseorang dengan imbalan yang diberikan oleh organisasi atau sekolah tempat bekerja. Kepuasan kerja (job satisfaction) menunjukkan sikap individu terhadap pekerjaannya. 1
2 2 Seorang dengan sikap kepuasan tinggi menunjukkan sikap positif kerja, seseorang yang tidak puas terhadap pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya tersebut (Robins, 2003). Kepuasan kerja yang tinggi menandakan bahwa sebuah organisasi telah dikelola dengan baik dengan manajemen yang efektif. Kepuasan kerja berhubungan dengan kesesuaian antara harapan seseorang dengan imbalan yang disediakan. Kepuasan kerja guru berdampak pada prestasi kerja, disiplin dan kualitas kerja guru. Guru yang merasa puas dengan pekerjaannya akan memacu untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik baiknya. Sebaliknya kemangkiran, hasil kerja yang buruk, mengajar kurang bergairah, prestasi yang rendah merupakan akibat dari ketidakpuasan guru atas perlakuan organisasi terhadap dirinya. Kepuasan kerja guru merupakan sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia, karena secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kinerja. Suatu gejala yang membuat kurang bermutunya kondisi organisasi sekolah adalah rendahnya kepuasan kerja guru. Gejala tersebut yang timbul seperti adanya kemangkiran, kemalasan bekerja, rendahnya kualitas mengajar, rendahnya prestasi kerja, banyaknya keluhan guru, menurunnya tingkat disiplin guru dan gejala negatif lainnya. Kepuasan kerja yang tinggi menandakan bahwa sebuah organisasi sekolah telah dikelola dengan baik dengan manajemen yang efektif. Tingkat kepuasan kerja yang tinggi menunjukkan adanya kesesuaian antara harapan guru dengan imbalan yang disediakan oleh organisasi. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa kepuasan kerja guru penting karena pada akhirnya akan berakibat pada kesungguhan dalam melaksanakan tugas, tidak merasa dipaksakan, ikut bertanggung jawab dalam
3 3 mencapai tujuan sekolah. Dengan demikian kepuasan kerja akan menghasilkan peningkatan kinerja untuk mencapai sekolah yang efektif. Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman di SMA Negeri 1 Barumun Tengah, masih banyak guru yang kepuasan bekerjanya rendah. Tingkat absensi yang tinggi menunjukkan indikasi rendahnya kepuasan kerja guru. Selain itu, ada guru yang sudah mengabdi sekitar sepuluh tahun tidak pernah mendapat promosi jabatan dan hanya menjadi guru biasa. Hal ini menyebabkan guru yang bersangkutan kurang merasa puas dalam pekerjaannya. Ada juga guru yang kurang merasa puas karena sarana dan prasarana pembelajaran yang ada tetapi kurang lengkap, misalnya ruang lab yang kurang memadai, ruang kelas yang tidak sesuai dengan jumlah muridnya. Rendahnya kepuasan kerja guru nampak dari kurangnya keinginan para guru untuk berprestasi, guru bekerja hanya sebatas melaksanakan kewajibannya sebagai guru mengajar di kelas. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru merupakan salah satu komponen penting yang dapat menentukan keberhasilan pendidikan. Rendahnya kualitas pendidikan suatu bangsa mencerminkan rendahnya kinerja guru dan buruknya sistem pengelolaan pendidikan pada suatu bangsa. Kinerja menurut Wirawan (2009) adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Kinerja guru adalah perilaku nyata guru yang dapat diamati dalam tugasnya sebagai guru bidang studi. Perilaku guru bidang studi sebagaimana
4 4 dimaksud berkaitan dengan pelaksanaan tugas pengelolaan pengajaran dan pengembangan profesi meliputi kegiatan-kegiatan: (1) mampu menyusun program atau praktek, (2) mampu menyajikan program pengajaran, (3) mampu melaksanakan evaluasi belajar, (4) mampu melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar atau praktek, (5) mampu menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan, (6) mampu membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan, (7) mampu mengembangkan kurikulum. Guru yang memiliki tingkat kinerja yang baik akan memiliki kualitas mengajar yang tinggi. Kualitas mengajar yang tinggi ini menurut Sahertian (1990) ditunjukkan dengan lima variabel yakni: (1) bekerja dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan mengajar, (3) pendayagunaan alat pelajaran, (4) menilai siswa dalam berbagai pengalaman belajar, (5) kepemimpinan aktif dari guru. Guru juga memiliki tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah. Begitu besarnya peran dan tanggung jawab guru, maka dalam melaksanakan tugasnya seorang guru diharapkan memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta kinerja yang berkualitas. Dalam pandangan Barnawi dan Arifin (2012) kinerja yang berkualitas menggambarkan kualitas profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang dibawah standar kerja menggambarkan ketidakberhasilannya menghormati profesinya sendiri. Ada beberapa cara untuk dapat meningkatkan kinerja guru dengan maksud dapat terlaksananya tujuan pendidikan nasional secara maksimal. Salah satunya adalah pelaksanaan sertifikasi guru yang bertujuan untuk menjadikan guru lebih
5 5 profesional atau dengan kata lain agar guru dapat lebih meningkatkan kompetensinya dibidang masing masing. Namun pada kenyataannya terdapat berbagai permasalahan dilapangan yang masih ditemukan dan menjadi alasan rendahnya kualitas kinerja guru. Kenyataan menunjukkan bahwa kinerja guru belum memenuhi harapan sebagaimana di amanatkan dalam peraturan perundangan-undangan sebagai akibat belum berkualitasnya proses pembelajaran guru. Upaya pemerintah untuk mewujudkan kinerja guru yang berkualitas dan profesional sesungguhnya sudah dilaksanakan melalui kebijakan sertifikasi guru. Namun kebijakan yang digulirkan oleh pemerintah sejak tahun 2007 itu belum sepenuhnya dapat meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan kinerja guru. Kondisi nyata menunjukkan masih banyak guru yang tidak sesuai dengan harapan. Fasli Jalal menyatakan bahwa hampir separuh dari 2,6 juta guru yang ada di tanah air ini dianggap belum layak mengajar. Kualifikasi kompetensinya tidak mencukupi untuk mengajar di sekolah. Adapun guru yang tidak layak mengajar sekitar yang terdiri atas guru SD, guru SMP, guru SMA dan guru SMK. Kondisi ini lebih diperparah lagi dengan adanya temuan di lapangan adanya guru mengajar bukan pada bidangnya, sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai, dan praktek guru mengajar dikelas yang mengandalkan metode ceramah melulu (Triatna, 2009). Berdasarkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Brotosedjati (2012) terhadap guru yang telah lulus sertifikasi guru dalam jabatan dari 20 jenis sekolah TK/RA sampai SMA/SMK negeri maupun swasta di Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) sertifikasi tidak banyak mengubah kinerja
6 6 seorang guru, khususnya yang baru terima SK, belum turun tunjangannya dan yang memasuki masa pensiun, (2) sertifikasi telah dapat meningkatkan kesejahteraan, martabat guru, kedisiplinan dan kompetensi pedagogis. Penelitian sejenis yang dilakukan oleh Khodijah (2010) terhadap guruguru di Sumatera Selatan memperkuat temuan di atas. Hasilnya bahwa kinerja guru pasca sertifikasi, baik secara keseluruhan, maupun dilihat dari aspek perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan pengembangan profesi, semuanya menunjukkan kinerja yang masih di bawah standar. Hasil penelitian oleh Gusti (2012) terhadap Guru SMKN 1 Purworejo pasca sertifikasi juga tidak jauh berbeda, yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja guru dengan kinerja guru pasca sertifikasi. Kebijakan Uji Kompetensi Awal (UKA) guru tahun 2012 yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga menunjukkan hasil rendah. Dari jumlah guru yang ikut UKA sebanyak orang, dengan passing grade sebesar 30,0 yang lulus sebanyak (88,5%) orang dan tidak lulus sebanyak (11,5%) orang. Kemudian diperoleh nilai tertinggi sebesar 97,0, nilai terendah 1,0 dan nilai rata-rata 42,25. Kondisi yang sama juga terjadi pada guru tersertifikasi yang telah mengikuti uji kompetensi guru (UKG). Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan rata-rata nilai uji kompetensi guru adalah 44,55 (Akuntono, diakses 14 Januari 2014). Kinerja guru yang rendah juga dapat dilihat dari kelayakan guru mengajar. Kelayakan mengajar itu berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standard Nasional
7 7 Pendidikan, seorang guru harus memiliki 4 kompetensi agar dapat melaksanakan tugasnya dengan maksimal, yakni : Pertama, kompetensi pedagogik, meliputi: (a) menguasai karakteristik peserta didik, (b) menguasai teori belajar dan prinsip prinsip pembelajaran yang mendidik, (c) pengembangan kurikulum, (d) kegiatan pembelajaran yang mendidik, (e) mengembangkan potensi peserta didik, (f) komunikasi dengan peserta didik, dan (g) penilaian dan evaluasi. Kedua, kompetensi kepribadian, artinya bahwa menjadi seorang guru memiliki sikap kepribadian yang dapat memiliki panutan dan disenangi oleh peserta didik. Kompetensi kepribadian meliputi: (a) bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional, (b) menunjukkan kepribadian yang dewasa dan teladan, dan (c) etos kerja, rasa bangga yang tinggi, rasa bangga menjadi guru. Ketiga, kompetensi sosial, merupakan kemampuan seorang guru yang sama seperti manusia lainnya yaitu sama sama makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan manusia lainnya. Hal yang dinilai dari kompetensi sosial yaitu: (a) bersifat inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif dan (b) komunikasi dengan sesama guru, tenanga kependidikan, orang tua, peserta didik dan masyarakat. Dan keempat, kompetensi profesional, merupakan kemampuan seorang guru mengajarkan pengetahuan kepada peserta didik. Adapun kompetensi profesional memiliki aspek nilai berupa: (a) penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, dan (b) mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif. Munculnya UU nomor 14 tahun 2005 tentang Guru-Dosen dan Peraturan Mendiknas nomor 11 tahun 2005 serta SNP (Standart Nasional Pendidikan) merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan profesionalisme dan
8 8 memprofesikan guru. Dengan asumsi bahwa guru sebagai profesi yang profesional dengan segala kompetensi yang harus dimiliki, akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, output, maupun outcome. Hal ini akan menjadi kenyataan apabila kita menjalankan amanah dalam perundangan tersebut yang mengatakan bahwa Pendidik dan Tenaga Kependidikan harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi (pedagogik, kepribadian, profesional, sosial) sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memilik kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Paulina, 2006). Pengertian kompetensi menurut Undang-Undang Guru dan Dosen (2005) adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasahi oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Sedangkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru yang profesional dalam melaksanakan tugas dan fungsinya akan berupaya mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik sesuai amanat Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 dalam Bab II Pasal 2 yang menegaskan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, sehat, beriman, cakap,
9 9 kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada suatu bangsa, dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas guru berada pada baris terdepan, Karena guru langsung berhadapan dengan peserta didik dalam penyampaian proses pembelajaran. Menurut Sardiman (2005) guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dalam bidang pembangunan. Oleh karena itu guru merupakan salah satu unsur dalam bidang pendidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Guru yang berkualitas menguasai substansi bidang akademik dan pengelolaan pembelajaran serta mengembangkan potensinya. Peran guru yang strategis dalam pembelajaran membawa konsekuensi dalam melakasanakan tugasnya secara profesional. Menurut Ditjen Dikdasmen (2003), guru yang profesional, mempunyai kompetensi tinggi terhadap (1) kompetensi pengelolaan pembelajaran (2) kompetensi penguasaan akademik (3) dan kompetensi pengembangan potensi. Guru adalah pekerjaan profesi. Sebagai pekerjaan profesi harus tahu benar tugas-tugas profesinya. Kompetensi profesional para pendidik, khususnya bagi guru bidang studi juga sangatlah diperlukan. Hal ini disebabkan bahwa semenjak awal tenaga profesional telah dididik untuk menjalankan tugas-tugas yang kompleks secara independen dan memecahkan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas-tugas dengan menggunakan keahlian dan dedikasinya secara profesional.
10 10 Kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang guru untuk memangku jabatan guru sebagai profesi (Depdiknas, 2006). Kompetensi guru dapat meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial yang dijabarkan dalam indikator masing masing. Fenomena yang ditemukan pada tingkat satuan pendidikan berdasarkan penilaian kinerja sekolah di kecamatan Barumun Tengah yang belum memenuhi harapan untuk meningktakan kualitas pendidikan dari sisi kepala sekolah adalah pengangkatan kepala sekolah tanpa melalui proses seleksi dan diklat calon kepala sekolah, penguasaan kepala sekolah terhadap tugas dan tanggung jawab, pemberdayaan terhadap guru dan tenaga kependidikan, dukungan pengembangan terhadap peningkatan professional guru masih rendah, pelaksanaan supervisi kepala sekolah tidak teratur, dan penilaian kinerja guru tidak jelas. Selain itu dari sisi kompetensi guru, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) belum sepenuhnya dipahami, kemampuan penyusunan silabus dan RPP (Rancangan Pelaksanaa Pembelajaran) masih perlu peningkatan, kehadiran guru terutama pada jam pertama, kehadiran guru dalam kegiatan upacara, penerapan model atau metode pembelajaran, variasi mengajar, perangkat penilaian, menganalisis hasil evaluasi, pelaksanaan remedial atau pengayaan. Dalam rangka meningkatkan kinerja guru maka faktor yang perlu diperhatikan adalah kepuasan kerja. Adanya perhatian terhadap kepuasan kerja guru akan mendukung pelaksanaan tugas dengan penuh tanggung jawab. Untuk itu, kepala sekolah berkewajiban membimbing dan membina guru sesuai dengan
11 11 tugas dan tanggungjawabnya. Pembinaan dan pembimbingan guru dapat dilakukan melalui supervisi kepala sekolah. Hal ini jelas tertuang dalam salah satu standar kompetensi kepala sekolah yaitu kompetensi supervisi. Dalam menjalankan tugas kepala sekolah sebagai supervisor harus bertindak atas dasar kaidah kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Supervisor membina peningkatan mutu akademik melalui penciptaan situasi belajar yang lebih baik dalam lingkungan fisik maupun non fisik. Menurut Permendiknas No. 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah yang harus dimiliki ada 5 kompetensi yaitu: (1) kompetensi kepribadian; (2) kompetensi manajerial; (3) kompetensi kewirausahaan; (4) kompetensi supervisi dan (5) kompetensi sosial. Kompetensi supervisi menurut Permendiknas No. 13 Tahun 2007 adalah: (1) merencanakan program supervisi dalam rangka peningkatan profesionalisme guru; (2) melaksanakan supervisi terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat dan (3) menindaklanjuti hasil supervisi terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Supervisi merupakan bantuan yang diberikan oleh kepala sekolah terhadap permasalahan guru khususnya dalam hal akademik atau pengajaran. Supervisi kepala sekolah merupakan salah satu tugas kepala sekolah dalam membina guru melalui fungsi pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah pada intinya adalah melaksanakan pembinaan terhadap guru dengan memberikan bimbingan dan advis bukan mencari kesalahan guru. Bimbingan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk memecahkan masalah pendidikan yang dihadapi oleh guru secara bersama sama.
12 12 Supervisi kunjungan kelas adalah bantuan yang diberikan oleh supervisor dalam hal ini kepala sekolah kepada guru untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik (Sahertian, 2008). Bantuan yang diberikan kepada guru untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran antara lain, masalah siswa, pemilihan berbagai strategi pembelajaran, analisis kurikulum, pemilihan sumber belajar, penggunaan media belajar, pemilihan bahan ajar, ataupun sumber belajar lainnya. Kompetensi profesionalisme, supervisi kepala sekolah, kepuasan kerja dan kinerja merupakan masalah penting yang sifatnya berubah dari waktu ke waktu sehingga perlu mendapat perhatian yang serius demi pengembangan sekolah dan karir guru yang akhirnya juga berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan. Dari sinilah dapat dikatakan bahwa kompetensi yang dimiliki guru dapat berpengaruh terhadap pekerjaan yang dilakukan, sehingga dapat berpengaruh terhadap kepuasan kerja bagi para guru. Jika kompetensi yang dimiliki kurang mendukung akan mengakibatkan kurang nyamannya para guru dalam bekerja yang berakibat menurunnya gairah kerja sehingga mengakibatkan menurunnya kinerja. Setiap guru akan berbeda persepsinya terhadap kompetensi profesionalisme dan persepsinya terhadap supervisi kepala sekolah begitu pula akan berbeda tingkat kepuasan kerja dan kinerjanya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap beberapa kepala sekolah dan guru SMA negeri di kecamatan Barumun Tengah menemukan bahwa kepala sekolah telah melakukan 10% supervisi kunjungan kelas secara terprogram. Namun belum dapat secara maksimal memperbaiki perilaku mengajar guru sesuai standar yang ditetapkan sehingga berdampak pada pencapaian hasil
13 13 belajar siswa yang tidak optimal. Supervisi dilakukan hanya 1 tahun sekali, dan pada saat melakukan supervisi kepala sekolah tidak menggunakan alat seperti angket. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SMA Negeri 1 Barumun Tengah kinerja guru relatif rendah. Masih ada guru yang terlambat sekitar 2 dan 3 orang, begitu juga yang absen setiap hari masih ada paling sedikit 1 orang. Menurut data dari pembantu kepala sekolah bidang kurikulum, hanya 51% guru yang mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan baik, 15% guru melakukan inovasi untuk pengembangan bahan ajar, 80% guru mengajar dengan cara yang masih monoton, dan sekitar 40% kemauan guru untuk mengembangkan potensi dan kualitas diri, sehingga masih minimnya prestasi siswa maupun kinerja guru. Kinerja guru dapat ditingkatkan melalui berbagai upaya. Kinerja guru dapat ditingkatkan dengan mengadakan supervisi oleh kepala sekolah, mengadakan kelompok musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), memberikan kesempatan yang baik untuk berkembang dalam karir, meningkatkan kompetensi pedagogik terutama dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) karena masih ada guru yang belum mampu menyusun RPP sendiri, kompetensi kepribadian dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan senantiasa menjaga kewibawaan dihadapan siswa, kompetensi sosial dengan membina hubungan baik dengan sesama rekan kerja maupun pimpinan karena di lingkungan sekolah masih sering terjadi konflik antar guru, dan kompetensi profesionalisme dengan lebih menguasai pengetuhuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/ atau seni dan budaya yang diampunya
14 14 karena masih ada guru yang belum menguasai teknologi yang mendukung proses pembelajaran. Peran kepala sekolah yang baik dapat memberikan kepuasan kerja bagi guru. Berbagai masalah mutu pendidikan dilihat dari upaya peningkatan supervisi kepala sekolah agar meningkatkan kinerja guru. Rendahnya kualitas kinerja guru dimungkinkan oleh beberapa variabel seperti kompetensi guru, supervisi kepala sekolah dan tingkat kepuasan yang masih rendah. Maka dari itu untuk meningkatkan kinerja seorang guru haruslah terlebih dahulu ditingkatkan kompetensi guru terutama kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesioanal, pelaksanaan supervisi dan tingkat kepuasan guru. Kinerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah juga perlu mendapatkan perhatian serius. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, profesional, dan supervisi kepala sekolah terhadap kepuasan dan kinerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah di Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Identifikasi Masalah Kinerja guru dapat dilihat dari kelayakan guru mengajar. Kelayakan mengajar berhubungan dengan tingkat pendidikan guru. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standard Nasional Pendidikan, seorang guru harus memiliki 4 kompetensi agar dapat melaksanakan tugasnya dengan maksimal, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesionalisme. Ada beberapa cara untuk dapat meningkatkan kinerja guru dengan maksud dapat terlaksananya tujuan pendidikan nasional secara maksimal. Salah satunya
15 15 adalah pelaksanaan sertifikasi guru yang bertujuan untuk menjadikan guru lebih profesional meningkatkan kompetensinya dibidang masing-masing. Kinerja guru juga dapat ditingkatkan dengan mengadakan supervisi oleh kepala sekolah, mengadakan kelompok musyawarah guru mata pelajaran, dan memberikan kesempatan yang baik untuk berkembang dalam karir. Namun pada kenyataannya terdapat berbagai permasalahan dilapangan yang masih ditemukan dan menjadi alasan rendahnya kualitas kinerja guru Perumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kepuasan kerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah? 2. Bagaimana pengaruh kompetensi kepribadian terhadap kepuasan kerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah? 3. Bagaimana pengaruh kompetensi sosial terhadap kepuasan kerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah? 4. Bagaimana pengaruh kompetensi profesionalisme terhadap kepuasan kerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah? 5. Bagaimana pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah? 6. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja guru terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah? 7. Bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah?
16 16 8. Bagaimana pengaruh kompetensi kepribadian terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah? 9. Bagaimana pengaruh kompetensi sosial terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah? 10. Bagaimana pengaruh kompetensi profesionalisme terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah? 11. Bagaimana pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah? 1.4. Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kepuasan kerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah. 2. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi kepribadian terhadap kepuasan kerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah. 3. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi sosial terhadap kepuasan kerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah. 4. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi profesional terhadap kepuasan kerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah. 5. Untuk menganalisis pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah. 6. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja guru terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah. 7. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah.
17 17 8. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi kepribadian terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah. 9. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi sosial terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah. 10. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi profesionalisme terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah. 11. Untuk menganalisis pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah Manfaat Penelitian 1. Bagi para pengambil kebijakan di bidang pendidikan dan yang terkait, penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan pijakan bagi pemilihan strategi untuk meningkatkan kinerja guru di jenjang pendidikan SMA 2. Bagi kepala sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam mengambil kebijakan terkait dengan upaya upaya untuk meningktakan kinerja guru dan mutu pendidikan. 3. Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan referensi untuk selalu meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan tugas tugas disekolah. 4. Bagi peneliti, penelitian ini berguna sebagai bahan banding dalam melakukan penelitian lanjutan dibidang kajian sejenis.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pambangunan nasional. Oleh karena itu, pendidikan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata membawa perubahan yang signifikan dan menyeluruh terhadap kehidupan manusia tidak terkecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, seperti guru, sarana pembelajaran, aktivitas siswa, kurikulum dan faktor lain seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya akan sangat dibutuhkan peran serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisah antara unsur yang satu dengan yang lainnya dan juga tidak bisa dipisahkan dengan sistem-sistem kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap profesional ingin menunjukkan bahwa kinerjanya dapat dipertanggungjawabkan. Guru sebagai seorang profesional mempertaruhkan profesi pada kualitas kerjanya.
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013
aminhaedari@yahoo.com PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013 DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan mengalami perubahan yang sangat cepat yang memberikan dampak sangat signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki abad-21, tugas guru tidak akan semakin ringan. Tantangan yang dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 21 ini adalah bagaimana menyiapkan manusia Indonesia yang cerdas, unggul dan berdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan guru merupakan profesi yang membanggakan, maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan mempunyai posisi strategis maka setiap usaha peningkatan mutu pendidikan perlu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Supervisi merupakan tahapan proses yang sangat penting bagi suatu organisasi dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program yang telah direncanakan demi tercapainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada ranah dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses
Lebih terperinciSasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar
Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada setiap proses pembelajaran di kelas, guru dan peserta didik terlibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada setiap proses pembelajaran di kelas, guru dan peserta didik terlibat dalam proses edukasi yang khas. Proses interaksi guru dan peserta didik merupakan inti dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam proses kemajuan suatu bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya ditentukan oleh keberhasilan Negara tersebut dalam mengelola pendidikan nasional. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Guru yang profesional, secara ideal, adalah seorang guru yang telah memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber daya sebuah sekolah yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Guru sebagai salah satu sumber daya sebuah sekolah yang merupakan tenaga pengajar di sekolah mengemban tiga tugas pokok, yaitu mendidik, membimbing dan mengajar/melatih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah berdasarkan kurikulum yang disusun oleh lembaga pendidikan. Menurut undang-undang sistem pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah mengadakan perubahan besar pada kebijakan pada sektor pendidikan dalam berbagai aspek,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah mempunyai tanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui Kewajiban itu kemudian di rumuskan dalam
Lebih terperinciSERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)
SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP) UU No. 14/2005 (UUGD) Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, hal ini karena tanpa pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan, di mana tugas seorang guru bukan hanya memberikan transfer ilmu dan seperangkat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan di Indonesia belum bisa dikatakan berhasil. Hal ini dikarenakan masih banyaknya lembaga pendidikan yang tenaga pengajarnya masih belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sergiovanni (1987), mengungkapkan bahwa (No student who can not
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sergiovanni (1987), mengungkapkan bahwa (No student who can not educate, that there are teachers who do not successfully educate. No teacher who did not manage to educate,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Regulasi utama dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia adalah Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya manusia yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah pesat mengingat perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi dunia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Peran guru sangat penting dalam kedudukannya sebagai motivator
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru berperan utama dalam membentuk kepribadian dan tingkah laku siswa. Peran guru sangat penting dalam kedudukannya sebagai motivator pembelajaran kepada siswa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudakan tujuan tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci untuk mencapai kesejahteraan, tentunya langkah utama harus diawali dengan belajar lebih giat baik melalui pendidikan formal atau
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.
PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS EKONOMI KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 JATIROTO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMK Otomotif merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu yaitu bidang otomotif. Pada prinsipnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan setiap individu adalah melalui proses pendidikan. Melalui proses pendidikan diharapkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya kualitas sistem pendidikan nasional. Rendahnya kualitas dan kompetensi guru secara umum, semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa manusia merupakan sumber daya utama dalam rangka mengelola alam, sehingga pendidikan merupakan salah satu unsur penting.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan wahana strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sebagai faktor determinan pembangunan. Sejarah menunjukkan bahwa manusia merupakan
Lebih terperinciSasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar
Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat
Lebih terperinciMANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia, yakni masalah pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003
Lebih terperincikompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Kompetensi Guru Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan tertentu. Tentunya dasar
Lebih terperinciAnalisis Profesionalitas Guru. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN KEBUDAYAAN Jakarta, November 2015
Analisis Profesionalitas Guru KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN KEBUDAYAAN Jakarta, November 2015 PENDAHULUAN KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN TUJUAN GURU Kedudukan: Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Lebih terperinciSERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1
SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. 2 PENDAHULUAN Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia mengalami pasang surut di mana perkembangan kualitas pendidikan di Indonesia masih dikategorikan rendah baik di tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan kualitas di era globalisasi ini menuntut kompetensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan kualitas di era globalisasi ini menuntut kompetensi manusia di segala bidang. Kompetensi di bidang pendidikan mutlak perlu ditingkatkan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai upaya untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin. Untuk itu masalah pendidikan
Lebih terperinciSERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK
SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI Sugeng Muslimin 1 1. Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK Profesi guru adalah profesi yang terhormat, tidak semua orang dapat menjadi guru. Untuk menjadi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Makna penting pendidikan ini telah menjadi kesepakatan yang luas dari setiap elemen masyarakat.
Lebih terperinciMENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT
ARTIKEL ILMIAH MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT Sunarto, M. Pd SDN GEDONGOMBO II PLOSO JOMBANG JAWA TIMUR 0 PENDAHULUAN Sekolah sebagai institusi pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.
I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Telah muncul kesadaran pada diri banyak orang, bahwa pembangunan pendidikan merupakan peristiwa yang tidak akan pernah selesai selagi peradaban manusia masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia, pembentukan pribadi manusia yang berkualitas menjadi keharusan bagi suatu bangsa jika ingin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Upaya yang telah dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memperoleh pendidikan merupakan hak setiap manusia karena pendidikan memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang. Dengan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang ditemui setiap individu dalam kehidupannya. Ketidakmampuan mereka sebagai sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan meningkatkan pelayanan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Apalagi dengan adanya deregulasi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting
I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting karena pendidikan merupakan pondasi pembangunan suatu bangsa. Jika pendidikan tidak berjalan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas anak didik yang merupakan pemilik masa depan sangat ditentukan oleh perlakuan kita terhadap mereka saat ini. Maju mundurnya suatu bangsa di masa depan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang
I.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama dalam membantu siswa untuk membangun sikap positif dalam belajar, membangkitkan rasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertuju kepada guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia pada pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guru merupakan sosok pribadi yang tugas utamanya adalah mendidik dan mengajar. Oleh karena itu sebagai pendidik dan pengajar guru harus mampu untuk menyesuaikan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini kualitas pendidikan bangsa Indonesia intens diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat maupun pihak pengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciBUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam kelangsungan hidup bangsa. Pendidikan berkualitas sangatlah diperlukan dalam usaha untuk kemajuan bangsa dan negara. Sebagaimana disebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu agenda utama pemerintah Indonesia dalam pembangunan nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas pendidikan pada suatu bangsa mencerminkan rendahnya kinerja guru dan buruknya sistem pengelolaan pendidikan pada suatu bangsa. Keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas SDM Indonesia dalam mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya. Keberhasilan pembangunan tidak lagi diukur dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua negara
Lebih terperincidiidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenjang Sekolah Dasar (SD) sebagai lembaga pendidikan dasar memiliki peran penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang keberadaannya merupakan fondamen dari pendidikan
Lebih terperinci2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia merupakan kebutuhan wajib yang harus dikembangkan, sejalan dengan tuntutan perkembangan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciPERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **)
PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **) A. Pendahuluan Undang- Undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 11 ayat 1 mengamanatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran
Lebih terperinci