Kinerja Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan Sholih Nugroho Hadi, Achmad Rafieq, Harun Kurniawan BPTP Kalimantan Selatan Jl.Panglima Batur Barat No.4 Banjarbaru E-mail : sholihhadi@yahoo.co.id Abstrak Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha bagi petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). PUAP mempunyai strategi keluar ( exit strategy) yang dilakukan melalui tiga tahapan : 1) Tahun pertama gapoktan penerima BLM PUAP menyalurkan dana kepada petani untuk membiayai usaha produktif; 2) Tahun kedua gapoktan sudah dapat mengembangkan unit usaha simpan pinjam; 3) Tahun ketiga gapoktan dapat meningkatkan akumulasi modal yang bersumber dari BLM PUAP dan keswadayaan yang dikumpulkan dari anggota memalui simpanan, sebagai dasar untuk menumbuhkan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis ( LKM-A).Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kinerja kelembagaan LKM-A di Kaabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Provinsi Kalimantan Selatan.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Tahun 2016.Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, Kabupaten HST dipilih sebagai objek penelitian dengan pertimbangan bahwa Kabupaten HST memiliki agroekosistem dan komoditas yang beragam.data yang dihimpun merupakan data sekunder yakni SK registrasi LKM-A dan data perkembangan aset LKM-A.Variabel yang diamati antara lain tingkat keberhasilan penumbuhan LKM-Adan return on asset (ROA) yaitu kemampuan LKM-A untuk memperoleh dan meningkatkan pendapatan usahanya.berdasarkan SK registrasi LKM-A, dapat kita ketahui bahwa sebanyak 68 gapoktan di Kabupaten HST yang mampu tumbuh menjadi LKM- A atau sekitar 44% dari 153 gapoktan penerima dana BLM-PUAP.Dari sebanyak 68 LKM-A di Kabupaten HST,menunjukan bahwa sebanyak 56 LKM-A (82%) termasuk LKM-A yang memiliki kriteria sehat sedangkan sebanyak 12 LKM-A (18%) termasuk dalam criteria LKM-A yang tidak sehat.berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penumbuhan LKM-A di Kabupaten HST cukup berhasil dan kondisi perkembangan asset yang cukup baik. Kata kunci : Gapoktan, Penumbuhan LKM-A, Return on Asset Pendahuluan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program pemberdayaan petani untuk mendorong penumbuhan usaha agribisnis, dalam upaya pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan pekerjaan diperdesaan.berdasarkan PedomanPengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan 2015, PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha bagi petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Menurut Permentan 273 (2007), Gabungan kelompoktani (GAPOKTAN) adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Salah satu indikator keberhasilan PUAP adalah berkembangnya usaha agribisnis dan usaha ekonomi rumah tangga tani di lokasi desa PUAP.Dari aspek fasilitasi pembiayaan, program PUAP diharapkan mampu memberikan kemudahan akses petani mendapatkan pelayanan pinjaman modal.hal ini dikarenakan petani dengan skala usaha mikro sulit untuk mendapatkan pembiayaan dari perbankan Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 1669
maupun lembaga keuangan lainya(kementerian Pertanian,2011). Dana PUAP yang diterima gapoktan berfungsi sebagai stimulus agar gapoktan meningkatkan swadaya anggota untuk mengembangkan modal yang ada dan digulirkan sebagai dana simpan pinjam untuk membiayai usaha produktif anggota. Program PUAP telah dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian sejak tahun 2008 termasuk di Provinsi Kalimantan Selatan.Sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 Provinsi Kalimantan Selatan telah mendapatkan alokasi BLM-PUAP sebanyak 1.367 Gapoktan yang tersebar di 13 kabupaten/ kota. Sebaran gapoktan penerima BLM PUAP Provinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1.Sebaran alokasi penerima BLM PUAP Provinsi Kalimantan Selatan. No Kabupaten/Kota Jumlah Gapoktan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Total 1 Balangan 28 18 21 21 10 3 4 17 122 2 Banjar 35 23 51 25 29 14 6 10 193 3 Barito Kuala 35 17 47 48 13 16 7-183 4 Hulu Sungai Selatan 30 20 34 20 16 8 4 8 140 5 Hulu Sungai Tengah 35 18 26 17 19 16 5 17 153 6 Hulu Sungai Utara 33 14 19 29 15 1 2 15 128 7 Kota Banjarbaru - - 8 4 1 - - - 13 8 Kota Banjarmasin - - - 5 5 7 2-19 9 Kotabaru 35 27 21 41 28 5 5-162 10 Tabalong 29 11 28 18 15-5 8 114 11 Tanah Bumbu 22 40 37 13 5 1 - - 118 12 Tanah Laut 30 24 31 20 6-5 4 120 13 Tapin 29 18 19 22 9-5 3 104 Jumlah 341 230 342 283 171 71 50 82 1,569 Sumber : Sekretariat Tim Pembina PUAP Provinsi Kalimantan Selatan,2016 Program PUAP masuk dalam program pemberdayaan masyarakat yang tergabung dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.Sebagai program pemberdayaan, PUAP mempunyai strategi keluar (exit strategy) yang dilakukan melalui tiga tahapan : 1) Tahun pertama gapoktan penerima BLM PUAP menyalurkan dana kepada petani untuk membiayai usaha produktif; 2) Tahun kedua gapoktan sudah dapat mengembangkan unit usaha simpan pinjam; 3) Tahun ketiga gapoktan dapat meningkatkan akumulasi modal yang bersumber dari BLM PUAP dan keswadayaan yang dikumpulkan dari anggota memalui simpanan, sebagai dasar untuk menunmbuhkan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis ( LKM-A).Tujuan pembentukan LKM-A adalah membantu memfasilitasi kebutuhan modal usaha tani bagi petani (Hendayana et al, 2009). Kabupaten Hulu Sungai Tengah(HST) merupakan salah satu kabupaten penerima BLM- PUAP. Dukungan pemda dan petugas lapang cukup baik dalam pembinaan LKM-A. Namun sampai saat ini belum dilakukan pengukuran tentang tingkat keberhasilan dan perkembangan dana BLM PUAP tersebut sehingga masyarakat dan stakeholder lainnya belum mengetahui gambaran informasi tentang perkembangan LKM-A di Kabupaten HST. Penelitian ini bertujuan untuk 1670 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian
memberikan gambaran tentang kinerja kelembagaan LKM-A di Kabupaten HST Provinsi Kalimantan Selatan. Metodologi Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada bulan Mei Tahun 2016.Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu penarikan sampel secara sengaja dengan tujuan menyajikan atau menggambarkan beberapa sifat populasi (Soekardono, 2009).Kabupaten HST menjadik objek penelitian dengan pertimbangan bahwa Kabupaten HST memiliki tipe agroekosistem dan komoditi pertanian yang cukup beragam.data yang dihimpun merupakandata sekunder yakni SK registrasi LKM-A yang dikeluarkan oleh Ketua Tim Teknis PUAP Kabupaten untuk melihat tingkat keberhasilan penumbuhan LKM-A dan data perkembangan aset LKM-A yang bersumber dari laporan kerja petugas Penyelia Mitra Tani (PMT).Variabel yang diamati antara lain tingkat keberhasilan penumbuhan LKM-Adan return on asset (R oa) yaitu kemampuan LKM-A untuk memperoleh dan meningkatkan pendapatan usahanya.menurut Lubis (2008), LKM-A dinyatakan sehat jika ROA selalu naik > 1,22%. Rumus perhitungan matematik sebagai berikut : Analisis data yang dimenggunakan adalah analisadeskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. (Sugiyono, 2004). Hasil dan Pembahasan Kabupaten HST memiliki potensi sumber daya pertanian yang cukup besar.pada sektot tanaman pangan, terdapat beberapa komoditas yang diusahakan yaitu padi sawah, padi gogo, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau.komoditas dengan produksi terbesar adalah padi sawah sebesar 193.833 ton (BPS Kalimantan Selatan, 2013).Selain tanaman pangan, Kabupaten HST memiliki potensi disektorhortikultura yangkebanyakan hasil hortikultura dijual tidak hanya di Kabupaten HST melainkan ke kabupaten sekitar.di bidang perkebunan, terdapat lahan perkebunan seluas 353.816 ha.kebanyakan penduduk mengusahakan perkebunan karet.luas perkebunan karet rakyat 223.774 ha dengan produksi 144.347 ha. Pada tahun 2008 produksi ternak besar di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 9.872 ekor yang terdiri dari sapi (8.636 ekor), kerbau (1.231 ekor) dan kuda (5 ekor). Produksi ternak kecil yang dihasilkan ada sebanyak 19.947 ekor yang terdiri dari kambing (14.822 ekor), domba (2.985 ekor) dan babi (2.140 ekor).serta terdapat seba nyak 4.829.096 ekor ternak unggas (BPS Kalimantan Selatan, 2013). Kabupaten HST telah menerima program BLM PUAP mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2015 dengan menjangkau sebanyak 153 desa. Berarti 90,5% dari 169 desa di Kabupaten HST telah menerima dana BLM-PUAP. Kabupaten HST juga termasuk penerima dana BLM- PUAP terbesar di Kalimantan Selatan, yaitu sekitar 9,75% dari 1569 desa yang menerima dana BLM-PUAP di Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 1671
Gapoktan penerima dana BLM-PUAP tersebar hampir merata pada 11 kecamatan di Kabupaten HST. Kecamatan yang paling banyak menerima dana BLM-PUAP adalah kawasan yang padat penduduk dengan usaha agribisnis berbasis usahatani padi meliputi Kecamatan Pandawan Labuan Amas Selatan dan Batang Alai Selatan. Sementara kawasan pegunungan dengan basis usaha agribisnis perkebunan karet tergolong sedikit menerima dana BLM-PUAP, seperti Kecamatan Hantakan, Batang Alai Timur dan Limpasu. Perbandingan jumlah Gapoktan penerima dana BLM-PUAP selengkapnya diperlihatkan pada Gambar 1. Gambar 1. Perbandingan jumlah Gapoktan penerima dana BLM-PUAP per Kecamatan di kabupaten Hulu Sungai Tengah, 2016 Tingkat Penumbuhan LKM-A Gapoktan penerima BLM PUAP diarahkan mampu menumbuhkan lembaga keuangan mikro agribisnis ( LKM-A) sebagai pengelola unit simpan pinjam yang memberikan fasilitas simpan pinjam kepada anggota gapoktan.penumbuhan LKM-Amerupakan salah satu indicator keberhasilan Program PUAP sebagai exit strategi menuju lembaga ekonomi petani yang mandiri dan profesional. Untuk menunjang pembinaan dan monitoring LKM-A Kementerian Pertanian telah mengangkatkan dan menugaskan petugas Penyelia Mitra Tani (PMT). Di Kabupaten HST terdapat petugas PMT sebanyak 5 orang. PMT mempunyai secretariat di kabupaten/ kota dan mempunyai kedudukan sebagai anggota tim teknis kabupaten/ kota. Berdasarkan SK registrasi LKM-A, dapat kita ketahui bahwa sebanyak 68 gapoktan di Kabupaten HST yang mampu tumbuh menjadi LKM-A atau sekitar 44% dari 153 gapoktan penerima dana BLM-PUAP. Tingkat keberhasilan penumbuhan LKM-A di Kabupaten HST disajikan pada gambar 1. Walaupun belum mencapai 50% akan tetapi tingkat penumbuhan LKM-A sudah bias dikatakan cukup berhasil mengingat berbagai kendala dilapangan baik kendala teknis maupun non teknis. Secara teknis, persyaratan kelayakan yang harus dipenuhi gapoktan untuk menjadi LKM-A tidak mudah terutama menyangkut aspek legalitas.direktorat Pembiayaan (2014), telah membuat persyaratan minimal pembentukan LKM-A, yaitu antara lain : 1. Mempunyai Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga LKM-A dan peraturan lainnya. 2. Pengelolaan LKM-A terpisah dari Gapoktan termasuk pembukuan dan laporannya. 3. Mempunyai anggota yang terdaftar dan berusaha dibidang agribisnis 1672 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian
4. Memiliki kantor/tempat usahadan kelengkapan, antara lain papan namalkm-a, stempel LKM-A. 5. Memiliki badan hukum dan ijin usaha Gambar 2. Tingkat keberhasilan penumbuhan LKM-A Sedangkan faktor non teknis yang menjadi kendala adalah berbagai peraturan atau kebijakan yang menghambat penumbuhan LKM-A yangberbadan hukum. Meskipun demikian, aspek legalitas tetas harus diupayakan untuk melindungi operasional LKM-A dan untuk membangun kepercayaan dan kerjasama dengan pihak lain. Perkembangan Asset LKM-A Return on asset (ROA) dari setiap LKM-A berbeda-beda. Berdasarkan analisa diskriptif, tingkat ROA tertinggi adalah sebesar 32,48% dan rata-rata ROA sebesar 3,66%. Dari sebanyak 68 LKM-A di Kabupaten HST,menunjukan bahwa sebanyak 56 LKM-A (82%) termasuk LKM-A yang memiliki kriteria sehat sedangkan sebanyak 12 LKM-A (18%) termasuk dalam criteria LKM-A yang tidak sehat. Keragaan klasifikasi LKM-A berdasarkan kelayakan ROA dapat dilihat di gambar 2. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 1673
Gambar 2. Keragaan LKM-A berdasarkan kelayakan ROA. Melihat data di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar LKM-A mempunyai kinerja yang baik yaitu asset yang dimiliki mampu memberikan keuntungan rata-rata lebih dari 1,22%. Oleh karena itu, LKM-A tersebut memiliki potensi dan layak untuk melakukan penambahan modal usaha baik melalui penambahan modal sendiri atau dengan menjalin kerjasama dengan pihak lain. Kesimpulan Tingkat penumbuhan LKM-A di Kabupaten HST Provinsi Kalimantan Selatan cukup berhasil. Kesimpulan lainnya adalah kondisi perkembangan modal LKM-A sangat baik dan sehat sehingga berpotensi untuk meningkatkan modal usaha baik secara mandiri atau melalui mekanisme kerjasama dengan pihak lain. Untuk LKM-A yang telah berjalan dengan baik dapat diusahakan untuk memperoleh Badan Hukum Koperasi guna menunjang peningkatan kapasitas usaha dan pembinaan yang lebih baik. Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan.2014.Kalimantan Selatan Dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Tengah. 2015. Hulu Sungai Tengah Dalam Angka Tahun 2014. Hendayana, R., Syahrul B., Nandang S.,Erizal J. 2009. Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan dan Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis ( LKM-A). Balai Besar Pengkajian Teknologi Pertanian. Bogor. Kementerian Pertanian.2014.Pedoman Pengembangan LKM-A Gapoktan PUAP. Direktorat Pembiayaan Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. Jakarta. Kementerian Pertanian.2011. Petunjuk Teknis Monitoring dan Evaluasi Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 2011.Direktorat Pembiayaan Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. Jakarta. 1674 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian
Kementerian Pertanian. 2010. Modul Pengembangan LKM-A. Direktorat Pembiayaan Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. Jakarta. Lubis A.F.2008.Analisa Pertumbuhan Bisnis Bank Syariah.UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. Peraturan Menteri Pertanian.2015.Pedoman Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 2015. Kementerian Pertanian. Jakarta. Peraturan Menteri Pertanian.2007. Pedoman Pembinaan Kelembagaan Tani. Pertanian. Jakarta. Departemen Soekardono.2009.Ekonomi Agribisnis Peternakan Teori dan Aplikasinya. Akademika Pressindo. Jakarta. Sugiyono.2011.Statistika untuk Penelitian.Alfabeta. Bandung. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 1675