ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. PANGKEP

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

HUBUNGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR, KOMUNIKASI DAN TINDAKAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB III METODE PENELITIAN

Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Abstrak

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN RESIKO KECELAKAAN KERJA PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mutu pelayanan keperawatan merupakan salah satu keberhasilan

¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ²STIKES Nani Hasanuddin Makassar ³STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. antar variabel dimana dalam hal ini variabel penelitian adalah shift kerja dan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PELAYANAN BIDAN DELIMA TERHADAP KEPUASAN KLIEN DI WILAYAH KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

HUBUNGAN PENERAPAN METODE TIM DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP INTERNA DI RSUD DAYA KOTA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M

PENGARUH PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG INTERNA RSUD DAYA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013.

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

PENGARUH KOMUNIKASI DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KESEMBUHAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN LONTARA I RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

IVANA KUSUMA PARAHITA J

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. Poltekkes Kemenkes Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI DI RSUD LABUANGBAJI MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional

HUBUNGAN KOMPETENSI BIDANG KOMUNIKASI DENGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN BEDAH DAN INTERNA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALEWANGANG MAROS

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI PUSKESMAS BARING KECAMATAN SEGERI KABUPATEN PANGKEP

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG

Pengaruh Fasilitas Terhadap Motivasi Kerja Perawat Di Instalasi Rawat Inap BLUD RS Sekarwangi Kabupaten Sukabumi

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

Bab III METODE PENELITIAN. pada satu waktu tertentu (Sastroasmoro, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Tunggulo wilayah kerja. Puskesmas Limboto barat Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional.

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA YANKESTIS DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SYECH YUSUF KAB.

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Sarnita 1, Yasir haskas 2 1 STIKES Nani Hasanuddin 2 STIKES Nani Hasanuddin ABSTRAK Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu,tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan kinerja perawat pelaksana dalam penerapan proses keperawatan di ruangan inap RSUD Labuang baji. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 2 juni 2013 sampai dengan 16 juni 2013 dengan populasi perawat yang bekerja di ruangan Inap Rumah Sakit Labuang Baji. Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 56 orang. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner,kemudian data diolah dengan menggunakan program komputer SPSS for windows versi 16.0.uji statistik Chi-square. Hasil uji bivariat menunjukan ada hubungan kinerja perawat pelaksana dengan penerapan proses keperawatan dengan nilai p = 0,001 lebih kecil dari nilai ὰ = 0,05. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah ada hubungan kinerja perawat pelaksana dalam ruangan rawat inap RSUD Labuang Baji. Mengingat pada penelitian ini hanya dengan jumlah sampel yang standar diharapkan penelitian selanjutnya dengan sampel yang lebih besar. Kata kunci : Kinerja perawat, Proses keperawatan, Ruangan rawat inap. PENDAHULUAN Tenaga perawat yang merupakan The caring profession mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual merupakan pelayanan yang unik dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibanding pelayanan lainnya Penelitian tentang waktu kerja produktif personil Puskesmas di Indonesia pada tahun 2006 ditemukan bahwa waktu kerja produktif personil adalah 53,2% dan sisanya 46,8% digunakan untuk kegiatan non produktif. Dari 53,2% kinerja produktif, hanya 13,3% waktu yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan, sedangkan sisanya 39,9% digunakan untuk kegiatan penunjang pelayanan kesehatan. (Anonim, 2011) Kinerja perawat adalah penampilan hasil karya dari perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatan. Kinerja seorang perawat dapat dilihat dan dinilai sesuai dengan peran fungsi sebagai asuhan keperawatan. Berdasarkan penilaian kinerja perawat untuk mengetahui kualitas pelayanan keperawatan kepada pasien digunakan indikator kinerja perawat menurut Direktorat pelayanan dan Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Tahun 2001 menyatakan bahwa penilaian kinerja perawat terhadap mutu asuhan keperawatan dilakukan melalui penerapan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) pada pedoman studi dokumentasi asuhan keperawatan, evaluasi persepsi pasien/keluarga terhadap mutu asuhan keperawatan dan evaluasi tindakan perawat berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) (Depkes, 2001). Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (PMKK) adalah suatu upaya peningkatan kemapuan manajerial dan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan di sarana/institusi pelayanan kesehatan untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu, PMKK sangat berperan untuk tercapainya indikator standar pelayanan minimal (SPM) kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh perawat. Di sarana pelayanan kesehatan, mengingat perawat sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan yang berjumlah 40% dari seluruh kategori tenaga kesehatan (DinKes Sulsel,2012) Di rumah sakit Labuang Baji terdapat 132 orang tenaga perawat pada unit rawat inap dan 123 orang tenaga perawat unit rawat jalan. Mengingat bahwa kinerja perawat 474

di RSUD Labuang baji belum maksimal terutama yang berhubungan dengan disiplin, keterampilan, kerja sama, tanggung jawab dan sikap caring sehingga pelaksanaan proses keperawatan kelihatannya belum optimal terutama yang menyangkut pelaksanaan pengkajian, rencana keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi hasil tindakan keperawatan. Jika hal ini tidak mendapat perhatian dari pihak manajemen rumah sakit maka BAHAN DAN METODE Lokasi, Populasi, dan Sampel Berdasarkan ruang lingkup permasalahan dan tujuan penelitian maka penelitian ini menggunakan desain penelitian Deskriptive Analitik dengan pendekatan Cross sectional. Penelitian ini dilakukan di RSUD Labuang baji makassar pada tahun 2013.Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di ruangan rawat inap Rumah Sakit Labuang Baji sebanyak 132 perawat pada Tahun 2013. Besar sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di ruangan rawat inap Rumah Sakit Labuang Baji sebanyak 56 perawat pada Tahun 2013. Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bagian administrasi RSUD Labuang baji Tahun 2013. Pengelolahan data dengan: 1. Editing Editing dilakukan untuk memeriksa ulang atau mengecek jumlah dan meneliti kelengkapan pengisian kuisioner apakah setiap pertanyaan sudah dijawab dengan benar. 2. Koding Setelah data masuk setiap jawaban dikonversi kedalam angka-angka dan diberikan simbol-simbol tertentu untuk setiap jawaban sehingga memudahkan dalam pengelolaan data selanjutnya. 3. Tabulasi data Tabulasi dilakukan untuk memudahkan dalam pengelolaan data kedalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian, tabel mudah untuk dianalisis. Tabel tersebut dapat berupa tabel sederhana maupun tabel silang. Analisis data Setelah memperoleh nilai skor tiap variable penelitian, dilakukan analisis untuk melihat tampilan distribusi frekuensi dan persentasi dari tiap variable independent dan dependen. Kemudian hasil data tersebut dimasukan kedalam program SPSS versi 16.0. Data dianalisis melalui persentase dan perhitungan jumlah dengan cara sebagai berikut : a) Analisis univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian. Analisis ini akan menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel yang diteliti. b) Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel dependen dengan uji chi-square. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat. Analisis univariat pada penelitian ini bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel independen yaitu tanggung jawab, kerjasama, kedisiplinan dan keterampilan serta variabel dependen yaitu penerapan proses keperawatan. Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan tanggung jawab di ruangan rawat inap RUSD Labuang Baji. Tanggung Jawab n % Baik 45 80,4 Kurang 11 19,6 Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar perawat pelaksana di ruangan inap RSUD Labuang baji memiliki tanggung jawab yang baik yaitu sebanyak 45 responden (80,4%) dan hanya sebagian kecil responden dengan tanggung jawab yang kurang yaitu 11 responden (19,6%). Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan kerjasama di Ruangan rawat inap RSUD Labuang Baji Kerjasama n (%) Baik 51 91,1 Kurang 5 8,9 Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar perawat pelaksana di ruangan inap RSUD Labuang baji memiliki kerjasama yang baik yaitu sebanyak 51 responden (91,1%), dan hanya sebagian kecil perawat memiliki kerjasama yang kurang yaitu 5 responden (8,9%). Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan kedisiplinan di Ruangan rawat inap RSUD Labuang Baji 475

Kedisiplinan n % Baik 45 80,4 Kurang 11 19,6 Dari tabel 3 di atas, diketahui bahwa sebagian besar perawat di ruangan inap RSUD Labuang baji memiliki kedisiplinan yang baik dan buruk, yang mana perawat dengan kedisiplinan yang baik sebanyak 45 responden (80,4%), sedangkan perawat dengan kedisiplinan yang kurang sebanyak 11 (19,6%). Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan keterampilan di ruangan rawat inap RSUD Labuang Baji Keterampilan n % Baik 46 82,1 Kurang 10 17,9 Dari tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa perawat di ruangan inap RSUD Labuang Baji yang memiliki keterampilan yang baik adalah 46 responden (82,1%), sedangkan perawat yang memiliki keterampilan yang kurang adalah 10 responden (17,9%) Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan Penerapan proses keperawatan n % Cukup 39 69,6 Kurang 17 30,4 Berdasarkan tabel 5 di atas, diketahui bahwa perawat di ruangan inap RSUD Labuang baji yang mempunyai penerapan proses keperawatan yang cukup adalah sebanyak 39 responden (69,6%) sedangkan responden dengan penerapan proses keperawatan yang kurang adalah sebanyak 17 responden (30,4%). 2. Analisis Bivariat Untuk menilai hubungan tanggung jawab, kerjasama, kedisiplinan dan keterampilan dengan penerapan proses keperawatan, maka dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik statistic chi square dengan tingkat kemaknaan 5% (α : 0,05). Tabel 6. Hubungan tanggung jawab dengan Tanggung jawab Baik 36 64,3 9 16,1 45 80,4 Kurang 3 5,4 8 14,3 11 19,6 p =0,001 Dari tabel 6 didapatkan bahwa dari 56 responden yang diteliti, terdapat 39 proses keperawatan yang cukup, 36 responden diantaranya memiliki tanggung jawab yang baik dan 3 responden diantaranya memiliki tanggung jawab yang kurang, dan diketahui 17 responden 9 responden diantaranya memiliki tanggung jawab yang baik dan 8 responden diantaranya memiliki tanggung jawab yang kurang. Berdasarkan nilai hasil uji statistic chi square diperoleh nilai p : 0,001 yang berarti lebih kecil dari nilai α (0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tanggung jawab dengan penerapan proses keperawatan di ruangan inap RSUD Labuang baji sehingga Ha di terima dan H0 di tolak. Tabel 7.. Hubungan kerjasama dengan Kerjasama Baik 39 69,6 12 21,4 51 91,1 Kurang 0 0 5 8,9 5 8,9 p =0,002 Dari tabel 7, didapatkan bahwa dari 56 responden yang diteliti, terdapat 39 proses keperawatan yang cukup, 39 responden diantaranya memiliki kerjasama yang baik dan tidak ada responden yang memiliki kerjasama yang 476

kurang, dan diketahui 17 responden 12 responden di antaranya memiliki kerjasama yang baik dan 5 responden diantaranya memiliki kerjasama yang kurang. Berdasarkan nilai hasil uji statistic chi square diperoleh nilai p : 0,002 yang berarti lebih kecil dari nilai α (0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kerjasama dengan penerapan proses keperawatan di ruangan inap RSUD Labuang baji. Tabel 8. Hubungan kedisiplinan dengan Kedisip linan Baik 36 64,3 9 16,1 45 80,4 Kurang 3 5,4 8 14,3 11 19,6 p =0,001 Dari tabel 8, didapatkan bahwa dari 56 responden yang diteliti, terdapat 39 proses keperawatan yang cukup, 36 responden diantaranya memiliki kedisiplinan yang baik dan 3 responden diantaranya memiliki kedisiplinan yang kurang, dan diketahui 17 responden 9 responden diantaranya memiliki kedisiplinan yang baik dan 8 responden diantaranya memiliki kedisiplinan yang kurang. Berdasarkan nilai hasil uji statistic chi square diperoleh nilai p : 0,001 yang berarti lebih kecil dari nilai α (0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kedisiplinan dengan penerapan proses keperawatan sehingga Ha di terima dan H0 di tolak. Tabel 9. Hubungan keterampilan dengan ruangan inap RSUD Labuang baji Keterampilan Baik 37 66,1 9 16,1 46 82,1 Kurang 2 3,6 8 14,3 10 17,9 p =0,001 Dari tabel 9 didapatkan bahwa dari 56 responden yang diteliti, terdapat 39 proses keperawatan yang cukup, 37 responden diantaranya memiliki keterampilan yang baik dan 2 responden diantaranya memiliki keterampilan yang kurang, dan diketahui 17 responden 9 responden diantaranya memiliki keterampilan yang baik dan 8 responden diantaranya memiliki keterampilan yang kurang. Berdasarkan nilai hasil uji statistic chi square diperoleh nilai p : 0,001 yang berarti lebih kecil dari nilai α (0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keterampilan dengan penerapan proses keperawatan sehingga Ha di terima dan H0 di tolak. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penyajian yang telah dilakukan diatas dapat diperoleh beberapa informasi berupa fakta-fakta yang ada dilapangan. 1. Hubungan tanggung jawab dengan. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden memiliki tanggung jawab yang baik 80,4% dan hanya 19,6% responden yang memiliki tanggung jawab yang kurang. Sedangkan analisis bivariat menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistic chi square. Nilai yang dipakai adalah pada nilai Pearson Chi-Square. Nilai significancy-nya adalah 0,001, Karena Nilai α<0,05 Dengan demikian di katakan ada hubungan antara tanggung jawab dengan penerapan proses keperawatan sehingga Ha diterima dan Ho ditolak dengan Interpretasi Ditemukan bahwa tanggung jawab dengan penerapan proses keperawatan di ruangan rawat inap RSUD Labuang Baji. Hal ini didukung oleh pendapat berten yang menyatakan 477

bahwa perawat di tuntut untuk bertanggung jawab dalam setiap tindakannya khususnya selama melaksanakan tugas di rumah sakit, puskesmas, panti, klinik atau masyarakat. Meskipun tidak dalam rangka tugas atau tidak sedang melaksanakan dinas, perawat di tuntut untuk bertanggung jawab dalam tugas-tugas yang melekat dalam diri perawat. Perawat memiliki peran dan fungsi yang sudah di sepakati. Perawat sudah berjanji dengan sumpah perawat bahwa ia akan senantiasa melaksanakan tugas-tugasnya. Dari hasil penelitian ini, masih didapatkan responden yang memiliki tanggung jawab yang baik, namun penerapan proses keperawatan masih kurang. Hal ini mungkin disebabkan karena responden tersebut memiliki kinerja yang buruk. Oleh karena itu, responden tersebut perlu diberikan bimbingan yang lebih luas lagi tentang kinerja perawat dan juga diberikan pelatihan yang baik. Hasil yang sama diperoleh pada penelitian yang dilakukan oleh Riyadi (2009) tentang tanggung jawab perawat yang menunjukkan bahwa tanggung jawab mempunyai peranan penting dalam memberikan asuhan/pelayanan keperawatan, meningkatkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan diri sebagai profesi. Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat-pendapat di atas, maka peneliti berpendapat bahwa semakin baik tanggung jawab seseorang semakin baik pula kinerjanya dalam penerapan proses keperawatan. 2. Hubungan kerjasama dengan penerapan proses keperawatan di ruangan inap RSUD Labuang Baji. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar responden 91,1% telah memiliki kerjasama yang baik dan hanya 8,9% responden yang memiliki kerjasama kurang. Sedangkan analisis bivariat menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistic chi square. Nilai yang dipakai adalah pada nilai Pearson Chi- Square. Nilai significancy-nya adalah 0,002, Karena Nilai α<0,05 Dengan demikian di katakan ada hubungan antara kerjasama dengan penerapan proses keperawatan sehingga Ha diterima dan Ho ditolak dengan Interpretasi Ditemukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kerjasama dengan penerapan proses keperawatan di ruangan rawat inap RSUD Labuang Baji. Dalam kerjasama sesama tim, semua perawat harus berprinsip dan ingat bahwa fokus dan semua upaya yang dilakukan adalah mengutamakan kepentingan pasien serta kualitas proses keperawatan dan semua perawat harus mengadakan komunikasi secara efektif. (anonim, 2012). Demikian pula dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Andarika (2007) tentang Kerja sama seorang perawat yang menyimpulkan bahwa seorang perawat tidak ada yang dapat berdiri sendiri melakukan segala aktivitas dalam menghadapi pasien, tanpa kerjasama dengan pasien itu sendiri.. Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat-pendapat tersebut maka dapat dikatakan bahwa dalam menjalankan preses keperawatan, perawat selalu mengadakan hubungan dengan pasien. Peningkatan hubungan antar perawat dan pasien dapat dilakukan melalui penerapan proses keperawatan karena kerjasama merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan kinerja seorang perawat. 3. Hubungan kedisiplinan dengan penerapan proses keperawatan di ruangan inap RSUD Labuang Baji. Berdasarkan analisis univariat menunjukkan bahwa jumlah responden dengan kedisplinan yang baik sebanyak 80,4% dan responden dengan kedisiplinan yang kurang sebanyak 19,6%. Sedangkan analisis bivariat menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistic chi square. Nilai yang dipakai adalah pada nilai Pearson Chi-Square. Nilai significancynya adalah 0,001, Karena Nilai α<0,05 Dengan demikian di katakan ada hubungan antara kedisiplinan dengan penerapan proses keperawatan sehingga Ha diterima dan Ho ditolak dengan Interpretasi Ditemukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kedisiplinan dengan penerapan proses keperawatan di ruangan rawat inap RSUD Labuang Baji. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Afinda (2008) yang juga meneliti tentang kedisiplinan perawat, dimana tidak ada hubungan yang bermakna antara kedisiplinan dengan penerapan proses keperawatan. Adanya pertentangan antara hasil penelitian ini dengan hasil penelitian Afinda mungkin disebabkan karena karakteristik responden yang berbeda-beda. Mungkin pula disebabkan karena kuisioner penelitian ini yang tidak akurat sehingga 478

hasilnya tidak sama walaupun sudah diuji validitasnya. Hal ini di dukung oleh pendapat George yang menyatakan bahwa disiplin proses keperawatan sebagai interaksi total yang dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antar perawat dan pasien dalam hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat terhadap perilaku tersebut, tindakan yang harus dilakukan, dan mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk membantunya serta untuk melakukan tindakan yang tepat. (Sugiono,2007) Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat-pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa kedisiplinan tenaga perawat sangat berperan dalam meningkatkan efektifitas dalam menjalankan penerapan proses keperawatan. 4. Hubungan keterampilan dengan. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki keterampilan yang baik 82,1% dan hanya sebagian kecil responden 17,9% yang memiliki keterampilan yang kurang. Sedangkan analisis bivariat menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistic chi square. Nilai yang dipakai adalah pada nilai Pearson Chi-Square. Nilai significancy-nya adalah 0,001, Karena Nilai α<0,05 Dengan demikian di katakan ada hubungan antara keterampilan dengan penerapan proses keperawatan sehingga Ha diterima dan Ho ditolak dengan Interpretasi Ditemukan bahwa keterampilan dengan penerapan proses keperawatan di ruangan rawat inap RSUD Labuang Baji Menurut Garry Dessler (2002) keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam menerapkan pengetahuan kedalam bentuk tindakan. Keterampilan seorang perawat di peroleh melalui pendidikan dan latihan. Hasil yang sama pada penelitian yang dilakukan oleh Roslin (2008) tentang keterampilan seorang perawat dalam pelayanan asuhan keperawatan yang menyatakan bahwa keterampilan yang dimiliki oleh seorang perawat memberi pengaruh terhadap kualitas kerja dalam memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Keterampilan yang baik akan menghasilkan kinerja yang baik dan keterampilan yang kurang akan menghasilkan kinerja yang kurang. Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam meningkatkan penerapan proses keperawatan maka salah satu faktor penunjang adalah tingkat keterampilan perawat itu sendiri. Semakin tinggi tingkat keterampilan seorang perawat, maka akan dapat meningkatkan proses keperawatan. KESIMPULAN Dari hasil penelitian tentang Analisis Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Penerapan Proses Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Rsud Labuang Baji yang dilaksanakan pada tanggal 2 Juni sampai 16 Juli 2013 dengan sampel sebanyak 56 orang, sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 5. Ada hubungan antara tanggung jawab dengan 6. Ada hubungan antara kerjasama dengan 7. Ada hubungan antara kedisplinan dengan 8. Ada hubungan antara keterampilan dengan SARAN 1. Kepada instansi kesehatan khususnya bidang keperawatan untuk memperhatikan kinerja perawat dalam penerapan proses keperawatan. 2. Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya perlu lebih mengembangkan kuisioner, memperluas sampel, dan menggunakan waktu sebaik mungkin sehingga hasil yang didapat lebih berkualitas. DAFTAR PUSTAKA Agus Kuntoro. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Buku kedokteran EGC, 479

A. Aziz Alimul Hidayat 2010. Metode Penelitian Kesehatan, Health Books Publishing. Surabaya Data sekunder Rumah Sakit Labuang Baji, 2013 Deswani, 2009, Proses Keperawatan dan Berpikir kritis. Jakarta : Salemba Medika Kakilima. 2008. Defenisi Proses, (online), (http://kakilimasubang.wordpress.com, sitasi tanggal 9 juli 2008) Khairulmaddy. 2009. Pengertian Kerja sama, (online), (http://id.shvoong.com/businessmanagement/entrepreneurship, sitasi tanggal 06 november 2009) Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Buku Kedokteran EGC M.Yani. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Mitra Wacana Media Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan.,Jakarta : Salemba Medika Paula J.Christensen & Janet W.Kenney. 2009. Proses Keperawatan: Aplikasi Model Konseptual, Ed.4. akarta: Buku Kedokteran EGC Psyhologimania. 2012. Instalasi Rawat Inap, (online), (http://www.psychologymania.com, sitasi tanggal november 2012) Ragil Yuli Atmoko, 2010, Caring dalam Konsep Keperawatan, Mahasiswa UI program S1 Keperawatan, (online), (http://dummiesboy.wordpress.com, sitasi tanggal 18 november 2010) Robert L.Mathis, Jhon H.Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat Vhy purple. 2010. Peran Perawat Pelaksana, (online), (http://vhypurple.blogspot.com, sitasi tanggal 26 november 2010) Zulmar. 2013. Defenisi penerapan, (online), (http://id.answers.yahoo.com/question, 2013) sitasi tanggal 21 januari 480