TEKNOLOGI WIRELESS SEBAGAI KONTROL GERAK MOTOR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENALAN ROBOTIKA. Keuntungan robot ini adalah pengontrolan posisi yang mudah dan mempunyai struktur yang lebih kokoh.

Prinsip Pribadi. Pengantar Robot 4. 4/29/ by hasanuddin sirait Page 1

proyek tersebut dapat diterima, atau layak, namun jika tidak maka proyek tersebut kemungkinan tidak layak untuk dijalankan.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk

Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. PENGENALAN ROBOT. Published By Stefanikha69

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

Arti Kata & Definisi Robot

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying )

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

KENDALI NIRKABEL DENGAN INFRA MERAH PENGGERAK LENGAN ROBOT BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

SISTEM KENDALI JARAK JAUH PINTU GERBANG OTOMATIS

PERTEMUAN #8 ROBOT INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB 4 ANALISIS SIMULASI KINEMATIKA ROBOT. Dengan telah dibangunnya model matematika robot dan robot sesungguhnya,

Simulasi Sistem Kendali Kecepatan Mobil Secara Otomatis

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB 2 ROBOTIKA. Perancangan aplikasi..., Dian Hardiyanto, FT UI, 2008.

Perancangan Dan Pembuatan Robot Beroda Dan Berlengan Yang Dilengkapi Dengan Kamera Video Berbasis Mikrokotroler AT89S51

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Penggunaan Sensor Kesetimbangan Accelerometer dan Sensor Halangan Ultrasonic pada Aplikasi Robot Berkaki Dua

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PENGAMBIL DAN PENYUSUN KOTAK OTOMATIS BERDASARKAN WARNA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 32

Rancang Bangun Robot Pemantau Wireless Berbasis Mikrokontroler ATMega8535 Menggunakan Bahasa Basic

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL

BAB 1 PENDAHULUAN ROBOTIKA

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ROBOT PEMBANTU PENGAWAS RUANGAN

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. elektronika dan sensor sebagai alat pendukung untuk membuat sebuah remote control

Prinsip Pribadi Pengantar Robot 3

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB III PERANCANGAN ALAT

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO

PROPOSAL EC6030 PERANCANGAN SENSOR INFRA RED (IR) UNTUK NAVIGASI ROBOT BERBASIS FPGA DAN up LEON

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Mikrokontroler merupakan pengontrol mikro atau disebut juga Single Chip

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

DEFINISI APPLIED ARTIFICIAL INTELLIGENT. Copyright 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.

PENGENDALIAN ALAT-ALAT LISTRIK DENGAN SINYAL AUDIO MEMANFAATKAN JALA-JALA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

RANCANG BANGUN MODEL SISTEM PENGENDALI DAN PENGAMANAN PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU IDENTIFIKASI DAN HANDPHONE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rancang Bangun Alat Otomatis Pengisian Tangki Air WSLIC Menggunakan Radio Frekuensi di Desa Sukobendu Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan

RANCANG BANGUN ROBOT PENYEIMBANG BERBASIS ANDROID

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

Oleh : Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALI PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA DENGAN MENGGUNAKAN REMOTE KONTROL BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C2051

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Lengan Robot untuk Memindahkan Obyek Berbahaya Terkendali secara Nirkabel

DESAIN DAN PROTOTIPE ALAT PEMINDAH BARANG BERDASARKAN WARNA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA32 *) ABSTRAK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

PENGEPRES KANTONG PLASTIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

MODEL SISTEM PENGATURAN LALU LINTAS SECARA NIRKABEL PADA PINTU PERLINTASAN KERETA API

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI KERUSAKAN POWER MANIPULATOR PADA HOTCELL DI IRM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN SUDUT LENGAN ROBOT HUMANOID BERDASARKAN KOORDINAT YANG DIKIRIM DARI PC MENGGUNAKAN USER INTERFACE YANG DIBUAT DARI Qt

SISTEM KENDALI DIGITAL

Crane Hoist (Tampak Atas)

IMPLEMENTASI MIKROKONTROLER PIC 16F877A DALAM PERANCANGAN ROBOT OBSTACLE AVOIDANCE

Dasar- dasar Penyiaran

LAMPIRAN. Tabel.1. Tabel Daftar Komponen. Nama komponen Jenis komponen Jumlah komponen

ROBOT YANG DIPROGRAM OLEH WINDOW PARAMETER MELALUI MEDIA INFRA RED

NASKAH PUBLIKASI PROTOTYPE ROBOT PEMINDAH BARANG BERODA MEKANUM 4WD DENGAN PENGENDALI NIRKABEL JOYSTICK PLAYSTATION 2 KARYA ILMIAH

PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA ARAH DENGAN SISTEM MODULASI FM

Transkripsi:

Teknologi Wireless sebagai Kontrol Gerak Motor (Sarifudin) TEKNOLOGI WIRELESS SEBAGAI KONTROL GERAK MOTOR Sarifudin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Penerapan teknologi robotik pada saat ini sudah banyak diaplikasikan pemanfaatannya, diantaranya penggunaan lengan robot untuk perakitan dan pengelasan kerangka mobil pada industri manufaktur, sebagai pencari dan pemadam sumber api, robot boneka, robot perang (War Robot), robot intel yang dapat terbang digunakan untuk memotret suatu daerah, dan fungsi-fungsi lainnya baik dibidang kedokteran, sosial dan lain-lain. Dengan perangkat pengendali Robot dapat bergerak dengan baik. Untuk Sistem Otomatis, sensor pada kotak dapat mendeteksi adanya objek / benda yang di letakkan, sehingga kemudian Robot akan bergerak ke kotak tersebut dan memindahkannya ke kotak lain yang belum terisi objek / benda. Sedangkan untuk Sistem Wireless, robot bergerak sesuai pengendalian melalui penekanan tombol-tombol pada remote control dengan jarak maksimal berdasarkan hasil pengujian adalah sekitar 5 meter. Kata Kunci : Teknologi Wireless, Kontrol gerak Motor 1. PENDAHULUAN Industri pada zaman sekarang ini banyak menemukan masalah dalam kegiatan produksinya, diantaranya masalah dalam hal ketelitian, posisi yang tidak terjangkau, posisi yang mungkin membahayakan bagi pekerja, lama waktu pengerjaan serta kurangnya jumlah hasil kerja yang diharapkan. Masalah-masalah tersebut dapat mengurangi mutu, kurangnya efektivitas maupun efisiensi kerja. Untuk mengatasi masalah-masalah dalam industri kerja tersebut, banyak para pengusaha industri yang berusaha menerapkan berbagai macam teknologi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja industrinya agar hasil produksi dapat mencapai target yang memuaskan seperti apa yang diharapkan. Salah satu teknologi yang dapat dikembangkan penerapannya yaitu teknologi robotik. Penerapan teknologi robotik pada saat ini sudah banyak diaplikasikan pemanfaatannya, diantaranya penggunaan lengan robot untuk perakitan dan pengelasan kerangka mobil pada industri manufaktur, sebagai pencari dan pemadam sumber api, robot boneka, robot perang (War Robot), robot intel yang dapat terbang digunakan untuk memfoto suatu daerah, dan fungsi-fungsi lainnya baik dibidang kedokteran, sosial dan lain-lain. 2. DEFINISI ROBOT DAN ROBOTIK Definisi sebuah robot menurut Robot Institute Of America adalah sesuatu yang dapat diprogram berulang-ulang, dengan memiliki manipulator mekanik / penggerak yang didesain untuk memindahkan barang-barang, komponen-komponen atau alat - alat khusus dengan berbagai program yang fleksibel / mudah disesuaikan untuk melaksanakan berbagai macam tugas. Dari definisi yang telah diterangkan tersebut dapat dikatakan robot sebagai automasi yang dapat diprogram (Programmable Automation). Sedangkan istilah Robotik adalah teknologi yang berhubungan dengan mendesain, membuat, dan mengoperasikan robot. Robotik ini ruang lingkupnya adalah mencakup artificial intelegen, ilmu komputer, engineering mekanik, psikologi, anatomi, dan bidang-bidang ilmu lainnya. 3. KOMPONEN DASAR SEBUAH ROBOT Komponen dasar sebuah robot adalah terdiri dari : 1. Manipulator robot adalah sistem mekanik yang menunjukkan pergerakan dari robot. Yang termasuk manipulator yaitu: Mekanik Penyangga gerakan ( appendage) Base (pondasi / landasan robot) 2. Controler adalah jantung dari robot untuk mengontrol (MP, RAM, ROM, Sensor, dan lain-lain). 3. Power Supply, yaitu sumber tenaga yang dibutuhkan oleh robot, dapat berupa energi listrik, energi tekanan cairan (hidrolik ), atau energi tekanan udara (Pneumatik). 4. End Effector, untuk memenuhi kebutuhan dari tugas robot atau si pemakai.

Jurnal POROS TEKNIK, Volume 3, No. 2, Juni 2011 : 75-80 4. TINGKAT TEKNOLOGI ROBOT Robot Teknologi Rendah Robot teknologi rendah digunakan dalam lingkungan industri untuk pekerjaaan seperti mesin pemasang dan pelepas, penangganan material, operasi pengepressan dan operasi perakitan sederhana. Karakteristik Robot Teknologi Rendah adalah sebagai berikut : Siku, memiliki 2 sampai dengan 4 pergerakan siku dan biasanya robot teknologi rendah merupakan robot non servo. Beban kerja, beban kerja untuk jenis robot teknologi rendah berkisar 3 sampai dengan 13,6 kg. Waktu siklus, adalah waktu yang perlukan sebuah robot untuk bergerak dari satu posisi ke posisi berikutnya. Dimana waktu siklus ini tergntung atas 2 faktor yaitu : beban kerja dan panjang lengan manipulator. Robot teknologi rendah biasanya memiliki waktu siklus yang cukup tinggi yaitu : 5 sampai dengan 10 detik. Ketelitian, adalah seberapa dekat sebuah robot dapat menggerakan manipulatornya sesuai dengan titik yang telah diprogramkannya. Erat hubungannya dengan ketelitian yaitu keseragaman. Keseragaman menggambarkan seberapa sering sebuah robot melakukan program yang sama, mengulangi gerakannya pada titik yang telah diberikan. Baik ketelitian dan keseragaman sangat penting dalam sistem operasi berbagai robot. Untuk robot teknologi rendah ketelitiannya berkisar 0,050 sampai dengan 0,025 mm. Aktuasi, adalah metode pergerakan siku suatu robot. Aktuasi dapat dicapai dengan menggunakan pneumatik, hidrolik, maupun elektrik. Untuk robot yang berteknologi rendah biasanya menggunakan motor listrik karena harganya murah dan operasinya mudah dikendalikan. Robot Teknologi Menengah Robot Teknologi Menengah umumnya digunakan untuk pekerjaaan mengambil dan meletakan dan mesin pemasang dan pelepas. Robot Teknologi Menengah memiliki kerumitan yang lebih tinggi. Karakteristik Robot Teknologi Menengah : Siku, Robot Teknologi Menengah memiliki jumlah siku yang lebih banyak dibandingkan dengan robot teknologi rendah dan memiliki batere kerja yang lebih besar. Lengan robot ini juga memiliki kekuatan manuver yang lebih untuk memanipulasi. Siku Robot teknologi menengah berjumlah 5 sampai dengan 6 pergerakan siku. Beban kerja, beban kerja untuk jenis robot teknologi menengah berkisar 68 sampai dengan 150 kg. Dengan bertambahnya kemampuan beban kerja maka robot ini mampu menggantikan pekerja dalam situasi dimana mengangkat bagian yang berat secara konstan ketika diperlukan. Waktu siklus, Robot Teknologi Menengah memiliki waktu siklus yaitu : dalam pergerakan siku sepanjang 25 sampai dengan 65 dapat ditempuh dalam waktu 1,0 detik. Semakin tinggi kompleksitas pekerjaan dan makin berat beban kerja yang diberikan maka makin bersar pula nilai waktu siklus yang diperoleh. Ketelitian, dengan bertambahnya jumlah siku akan juga berpengaruh dengan meningkatnya ketelitian. Untuk robot teknologi menengah ketelitiannya berkisar 0,2 sampai dengan 1,3 mm. Aktuasi, untuk robot yang berteknologi menengah digerakkan oleh 2 tipe motor yaitu: listrik atau hidrolik. Alasan menggunakan 2 tipe motor karena beban kerja yang berat. Robot Teknologi Tinggi Robot teknologi tinggi digunakan dalam lingkungan industri untuk pekerjaan yang kompleksitasnya tinggi. Karakteristik Robot Teknologi Tinggi : Siku, memiliki 8 sampai dengan 10 pergerakan siku dan biasanya robot teknologi tinggi memiliki jenis pekerjaan yang komplek dan manuver gerakan yang beragam. Beban kerja, beban kerja untuk jenis robot teknologi tinggi berkisar 150 sampai dengan 250 kg. Waktu siklus, karena bertambahnya gerakan dan kompleksitas kerja yang tinggi maka Waktu siklus untuk robot teknologi tinggi berkisar : 10 sampai dengan 25 detik. Ketelitian, dengan bertambahnya jumlah siku akan juga berpengaruh dengan meningkatnya ketelitian. Untuk robot teknologi tinggi ketelitiannya berkisar 1,5 sampai dengan 3,0 mm. Aktuasi, untuk robot yang berteknologi tinggi biasanya digerakkan oleh 3 tipe aktuator motor yaitu: listrik, hidrolik dan pneumatik. a. Robot Kartesian Struktur robot ini terdiri dari tiga sumbu linier (prismatic). Masing-masing sumbu dapat bergerak ke area sumbu x-y-z.keuntungan robot ini adalah pengontrolan posisi yang mudah dan mempunyai struktur yang lebih kokoh.

Teknologi Wireless sebagai Kontrol Gerak Motor (Sarifudin) Gambar 1. Robot Kartesian d. Robot Artikulasi Robot ini terdiri dari tiga lengan yang dihubungkan dengan dua Revolute Joint. Elbow Joint menghubungkan Fore Arm dengan Upper Arm. Shoulder Joint menghubungkan Upper Arm dengan Base. Robot dengan sistem koordinat artikulasi ini didefinisikan dengan 3 sumbu, yakni θ ( theta), upper arm (w) dan elbow (U). Sumbu ini memberikan ke-fleksibelan lebih besar. Struktur robot artikulasi ini dapat dilihat pada gambar. b. Robot Silindris Struktur dasar dari robot silindris adalah terdiri dari Horizontal Arm dan Vertikal Arm yang dapat berputar pada base/ landasannya. Jika dibandingkan dengan robot kartesian, robot silindris mempunyai kecepatan gerak lebih tinggi dari end effectornya, tapi kecepatan tersebut tergantung momen inersia dari beban yang dibawanya. Gambar 4. Robot Artikulasi Gambar 2. Robot Silindris c. Robot Polar Konfigurasi robot polar/simetrikal juga memiliki 3 sumbu yaitu θ ( theta), β (beta), dan R. Dikatakan sistem simetrikal karena ruang gerak dari robot merupakan sphere (bola). Konfigurasi struktur robot ini mirip dengan sebuah tank dimana terdiri atas Rotary Base, Elevated Pivot, dan Telescopic Arm. Keuntungan dari robot jenis ini adalah fleksibilitas mekanik yang lebih baik. e. Robot SCARA (Selective Compliance Assembly Robot Arm) Robot Assembly bisa didesain menurut koordinat kartesian, silindris maupun polar. Pada beberapa aplikasi hanya membutuhkan sumbu gerak vertikal, misalnya robot assembly yang memasang komponen pada PCB. Robot seperti ini mempunyai lengan dengan dua artikulasi, sedangkan wrist mempunyai gerakan linier dan rolling. Struktur robot assembly dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 5. Robot SCARA 5. KARAKTERISTIK ROBOT Gambar 3. Robot Polar Ada tiga jenis karakteristik pada keakuratan gerakan dari ujung robot pada suatu penerapan yaitu : Spatial Resolution (Resolusi) Dapat diartikan sebagai gerakan terkecil yang masih dapat dikontrol oleh si pemro-

Jurnal POROS TEKNIK, Volume 3, No. 2, Juni 2011 : 75-80 gram, sehingga spatial resolution adalah jumlah dari resolusi control dengan ketidak akuratan mekanik. Accuracy (Akurasi) Adalah kemampuan dari ujung robot untuk mencapai titik yang dituju. Dengan kata lain akurasi adalah setengah resolusi spatial. Repeatability (Pengulangan) Adalah kemampuan dari ujung robot untuk mencapai titik yang sebelumnya dikontrol. Repeatability umumnya lebih kecil dari akurasi. 6.SISTEM PENGGERAK ROBOT Penggerak diperlukan oleh robot agar robot mampu bergerak atau berpindah posisinya serta mampu mengangkat beban pada end effectornya. Ada 3 (tiga) macam jenis peng - gerak robot, yaitu: Penggerak Hidrolik Menggunakan fluida / oli, kurang dalam segi kebersihan, beresiko tahan kebakaran. Keuntungan yang didapatkan jika menggunakan penggerak hidrolik adalah: Mampu menghasilkan daya yang besar tanpa memerlukan roda-roda gigi, cukup dengan pengendalian aliran fluida. Piston dapat bergerak secara mulus dan cepat. Tidak perlu khawatir akan percikan api seperti pada motor listrik. Cocok dipakai pada lingkungan kerja yang mudah terbakar. Penggerak Pneumatik Menggunakan tekanan udara merupakan jenis yang termurah, terpraktis dan fixed points. Kelebihan sistem penggerak pneumatik adalah: Menggunakan udara sebagai penggerak piston sehingga lebih murah dari pada sistem penggerak hidrolik. Diperkenankan adanya sedikit kebocoran. Mempunyai respon lebih cepat daripada sistem penggerak hidrolik. Penggerak Elektrik Yang dimaksud penggerak elektrik disini adalah motor listrik. Ciri khasnya adalah kecepatan. Terdiri atas : Motor servo, motor DC, dan motor stepper. Sistem Pemancaran (Transmitter) Agar sinyal dapat di pancarkan ke penerima tentunya harus ada yang membawa sinyal. Dengan menggunakan system pemancaran (Transmitter) sinyal control akan di satukan (Modulation) dengan signal pembawa. Gambar 6. Sistem Pemancaran (Transmitter) Pemancar berfungsi sebagai alat pembangkit getaran (sinyal input) elektrik berupa frekuensi tinggi yang disebut frekuensi radio ( Radio Frequency RF). Melalui frekuensi RF ini, energi tersalur ke antena untuk dipancarkan ke segala arah sebagai gelombang-gelombang radio, atau gelombang-gelombang elektromagnetik. Setelah sampai ditempat penerima, sebagian gelombang akan diterima/ditangkap oleh antena penerima untuk diubah menjadi sinyal output. Pada proses penyampaian sinyal informasi (sinyal input) dari antena pemancar ke antena penerima terjadi proses modulasi. Modulasi terjadi pada bagian kirim, yaitu merupakan proses penumpangan sinyal-sinyal informasi pada sinyal gelombang pembawa (carrier). Dan gelombang pembawa inilah yang mengantarkan sinyal informasi dari tempat pengirim ke tempat penerima. Frekuensi gelombang pembawa lebih tinggi dari frekuensi gelombang sinyal informasi. Dari diagram diatas terlihat bahwa sistem pemancar terdiri dari 6 komponen, yaitu Osilator, Penguat RF, Modulator, Penguat daya, Feeder, dan Antena. Sistem Penerimaan (Receiver) Sistem ini berfungsi untuk penerimaan sinyal kontrol. Dengan menggunakan sistem penerimaan, rangkaian kontrol akan dapat menerima sinyal kontrol yang dipancarkan oleh Pemancar (Transmitter). Sinyal kontrol ini masih berbentuk sinyal data yang masih termodulasi dengan sinyal pembawa. Agar sinyal kontrol dapat digunakan harus di pisahkan terlebih dahulu sinyal kontrol dengan sinyal pembawa, proses ini dinamakan dengan demodulasi. 7. SISTEM WIRELESS Gambar 7. Blok diagram penerima

Teknologi Wireless sebagai Kontrol Gerak Motor (Sarifudin) Dari diagram diatas, dapat diketahui bahwa sebuah penerima terdiri dari unit-unit: Penguat RF berfungsi untuk menguatkan daya RF (frekuensi tinggi) yang berisi in - formasi sebagai hasil modulasi pemancar asal. Setelah diperkuat, getaran RF ini dicatukan ke mixer (pencampur); Pencampur ( Mixer) berfungsi untuk mencampur getaran RF dengan frekuensi Osilator Lokal, sehingga diperoleh frekuensi antara (intermediate); Disaat penerima menerima frekuensi, secara serentak dibangkitkan getaran RF di Osilator Lokal. Hasil pencampuran getaran RF dengan getaran Osilator Lokal diteruskan ke Penguat IF; Penguat IF berfungsi untuk menguatkan frekuensi IF guna diteruskan ke Detektor; Detektor berperan untuk mengubah kembali frekuensi informasi dari Frekuensi IF. Dengan cara ini bagian Detektor memisahkan getaran pembawa RF dengan getaran informasi (Audio Frequency). berputar ke kiri atau ke kanan sesuai posisi yang diinginkan. Jika posisi yang diinginkan pada kotak 3 dan posisi sekarang pada kotak 1, maka ketika diberi input, single chip akan memerintahkan driver motor untuk berputar ke kotak 3. Saat posisi robot pada kotak 3 dan posisi sensornya terkena, dimana Infra red memancarkan dan photo dioda menerima sinyal dari Infra red dengan sistem ( Aktif High ), maka nilai hambatan pada Photo dioda berkurang atau dengan kata lain menghubungkan supply positif(+) langsung ke output sensor, jadi keadaannya sekarang adalah logic 1. Keadaan ini diumpankan ke single chip untuk memerintahkan driver motor agar robot berhenti pada kotak tersebut. Tabel 2. Hasil pengujian sensor posisi 8. PENGUJIAN Hasil dan Analisa Pengujian Sensor Pada Kotak Pengujian dilakukan dengan meletakkan objek benda, pada salah satu kotak. Pada saat objek benda diletakkan di salah satu kotak, maka pancaran sensor Infra red akan tertutup atau terhalang objek benda sehingga sensor Photodioda tidak menerima sinyal dari Infra red, hal ini mengakibatkan nilai hambatan dari Photodioda membesar atau tidak terhubung dengan supply positif (+), sehingga keadaan output sekarang adalah berlogik 0. Keadaan ini diumpankan ke Single Chip AT89C51 sehingga program akan memerintahkan Driver motor untuk bergerak mengambil objek benda dan memindahkannya. Hasil dan Analisa Pengujian Driver Motor Penggerak Robot Pengujian dilakukan dengan memberi input pada salah satu pin rangkaian Driver Motor. Saat pin A diberi supply (+) maka IC Driver L293 akan memutar motor searah jarum jam. Jika pin B diberi supply (+) maka akan memutarkan motor berlawanan arah jarum jam. Tabel 3. Hasil pengujian Driver Motor Penggerak Robot Tabel 1. Hasil pengujian sensor pada kotak Hasil dan Analisa Pengunjain Sensor Posisi Pengujian dilakukan dengan memberi input (modul switch digital) ke salah satu single chip AT89C51. Saat tombol ditekan, yang mana menghubungkan supply positif (+) atau negative (-) ke Single Chip AT89C51, maka program pada Single Chip akan memerintahkan robot untuk Hasil dan Analisa Pengujian Rangkaian Remote Kontrol Pengujian dilakukan dengan menekan tombol pada rangkaian pemancar, yang mana akan diterima oleh rangkaian penerima sesuai nilai frekuensi dari rangkaian penerima. Saat tombol A ditekan, pada rangkaian akan menghasilkan frekuensi tertentu dan dicampur oleh frekuensi pembawa, lalu sinyal tadi dikuatkan, barulah setelah itu dipancarkan melalui antena. Pada rangkaian penerima akan menerima sinyal dari pemancar tersebut, yang mana sinyal yang diterima oleh penerima sama dengan nilai sinyal yang dipancarkan. Barulah sinyal yang diterima tadi dipisah dengan frekuensi

Jurnal POROS TEKNIK, Volume 3, No. 2, Juni 2011 : 75-80 pembawa, kemudian sinyal tadi diproses dan dikeluarkan menjadi logic 1/0. Keadaan ini adalah sebagai output dari rangkaian penerima tadi, sehingga dapat menyalakan lampu indikator. Analisa pada Sistem Wireless: Lengan Robot bekerja berdasarkan perintah berdasarkan tombol remote control, yang mana jika tombol mengambil objek benda ditekan rangkaian penerima pada remote control akan memberikan sinyal input ke microcontroler, kemudian memerintahkan ke lengan robot bekerja mulai dari keadaan diam, lengan turun ke bawah, menjepit objek, lengan naik ke atas. Begitu pula dengan tombol pergerakan posisi, dimana pada saat tombol pergerakan posisi ditekan pada remote control, penerima akan memberi sinyal ke microcontroler, agar memerintahkan lengan robot untuk bergerak/berputar sesuai posisi yang telah ditekan oleh tombol pada remote control dimana pergerakan lengan robot berhenti pada posisi yang ditentukan pada saat pendeteksian sensor posisi yaitu sensor Infra red dan Photo dioda. Begitu pula dengan peletakkan objek benda, saat tombol peletakkan objek benda ditekan maka lengan robot akan meletakkan objek benda mulai dari menurunkan lengannya, meletakkan benda dan lengan kembali ke posisi awal. 10. DAFTAR PUSTAKA 1. Adi, Rachmad. 1999. Instalasi Listrik Komersial. Bandung : Angkasa. 2. Budiharto, Widodo. 2006. Belajar Sendiri Membuat Robot Cerdas. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta. 3. Cooper, Willan D. 1993. Instrumentasi Elektronika dan Teknik Pengukuran. Jakarta : Erlangga. 4. Fadilah, Kismet. 1999. Instalasi Motor motor Listrik. Bandung : Angkasa. 5. Nalwan, Paulus Andi. 2003. Panduan Praktis Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroller AT89C51. Jakarta : PT. Elek Media Komputindo. 6. Sukarno, Winarso Adi. 1999. Pengukuran Listrik. Bandung : Angkasa. 7. Saydam, Gouzali, Bc.TT., 1993. Sistem Telekomunikasi. Jakarta : Djambatan. 9. PENUTUP Kesimpulan 1. Robot dapat mendeteksi adanya objek benda setelah objek benda diletakkan pada kotak yang mana dibuktikan dengan gerakan robot, ke posisi dimana benda berada, kemudian memindahkan ke posisi lain yang belum terisi oleh objek benda. 2. Dengan pendeteksian sensor, robot dapat bergerak dan berhenti sesuai posisi yang diinginkan secara tepat, hal ini membuktikan dengan deteksi sensor tersebut dapat diperoleh ketepatan (kepresisian). 3. Robot dapat dikendalikan dengan remote control, karena rangkaian penerima dari remote control mengeluarkan output yang diumpankan ke microcontroler sehingga dapat bergerak. 4. Frekuensi yang digunakan pada remote control adalah 27 Mhz, dan dapat mengendalikan gerak Lengan Robot maksimal sejauh 5 meter. 5. Motor penggerak memerlukan Driver Motor sebagai pengaturan gerak motor. Pada rangkaian driver motor ini kami menggunakan IC L293. INT 2011