BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersumber dari dana yang diterima dari masyarakat maupun berdasarkan. lintas pembayaran dan peredaran uang (Martono, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya nilai tukar rupiah yang terus berubah-ubah menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam berbagai alternatif investasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yaitu menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan oleh penelitian kali ini tidak mengabaikan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang kekurangan dana dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB II LANDASAN TEORI. memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bank Mandiri Syariah Bentuk Usaha Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam fungsinya memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Signal Teori yang menjelaskan pentingnya pengukuran kinerja ialah teori signal (signalling theory). Teori signal menyarankan perusahaan yang percaya bahwa perusahaan yang lebih baik dibandingkan perusahaan yang lain ialah perusahaan yang akan memberikan sinyal informasi melalui pengungkapan informasi secara lebih lanjut, hal ini dilakukan dalam rangka untuk menarik investasi dan imej yang lebih menguntungkan perusahaan (Onikoyi dan Awolusi, 2014). Bini et al. (2011) juga menyatakan bahwa perbankan paling menguntungkan akan menyediakan informasi secara lebih baik dan lengkap pada pasar. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada dasarnya menyajikan keterangan, gambaran dan catatan baik untuk periode lalu, periode saat ini, dan periode yang akan datang. Menurut Brigham et al. (1997:439), manajemen memiliki informasi akurat mengenai nilai suatu perusahaan, sehingga jika manajemen menyampaikan informasi pada pasar maka pasar akan merespon informasi tersebut sebagai sinyal yang akan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu, apabila suatu perusahaan ingin para investor dan masyarakat tertarik atau percaya pada perusahaan, maka perusahaan 11

12 harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan transparan. Informasi yang disampaikan manajemen akan memberikan sinyal bagi investor dan masyarakat dalam pengambilan keputusan investasi dan keputusan apakah akan mengambil produk keuangan suatu perusahaan tersebut. Salah satu cara pasar dalam memahami sinyal informasi yang dikeluarkan perbankan ialah dengan menilai tingkat kesehatan bank yang mencerminkan kinerja bank (Sugari et al.,2015). Hasil penilaian tingkat kesehatan yang mencerminkan kinerja bank tersebut akan menjadi pertimbangan investor dan masyarakat dalam pengambilan keputusan, apakah informasi tersebut merupakan sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). 2. Pengertian dan Jenis-jenis Bank Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat ke dalam bentuk simpanan dam kemudian menyalurkannya pada masyarakat dalam bentuk pinjaman dan bentuk-bentuk lainnya agar dapat meningkatkan taraf hidup rakyat (Booklet Perbankan Indonesia, 2014). Menurut Kasmir (2011:11), bank merupakan lemb aga keuangan yang memiliki aktifitas utama menghimpun dana dari masyarakat dan memberikan pelayanan bank lainnya. Bank sebagai lembaga perantara keuangan memiliki tiga fungsi pokok (Reksoprajitno, 1993:11): a. Menyalurkan dana dari penabung ke peminjam. b. Mengurangi adanya risiko para penabung. c. Meningkatkan likuiditas perekonomian.

13 Triandaru dan Budisantoso (2007:153) meninjau jenis bank dari segi imbalan atau jasa atas penggunaan dana, baik simpanan maupun pinjaman, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Menurut Booklet Perbankan Indonesia (2014), bank konvensional adalah bank yang kegiatan usahanya dijalankan secara konvensional dan jenisnya terdiri dari Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Berdasarkan Booklet Perbankan Indonesia (2014), kegiatan usaha bank umum konvensional terdiri dari: a. Menghimpun dana dari masyarakat ke dalam bentuk simpanan berupa tabungan, giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau bentuk lainnya yang bentuknya dipersamakan dengan itu. b. Memberikan kredit. c. Memberikan surat pengakuan utang. d. Membeli, menjual atau menjamin risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya. e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. f. Menempatkan, meminjam, atau meminjamkan dana dari dan/atau kepada bank lain. g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga. h. Menyediakan sarana tempat untuk penyimpanan barang dan surat berharga.

14 i. Melaksanakan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan kontrak. j. Melakukan penempatan dana dari nasabah pada nasabah lainnya ke dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat pada bursa efek. k. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat. l. Menyediakan pembiayaan dan atau melaksanakan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah sesuai ketentuan yang berlaku. m. Melakukan kegiatan yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang tentang Perbankan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. n. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. o. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. p. Melakukan kegiataan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.

15 q. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku. r. Melaksanakan kegiatan usaha bank berupa penitipan dengan Pengeloaan/Trust. Menurut Booklet Perbankan Indonesia (2014), bank syariah adalah bank yang kegiatan usahanya dijalankan berdasarkan prinsip syariah dan jenisnya terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Berdasarkan Booklet Perbankan Indonesia (2014), kegiatan usaha bank umum konvensional terdiri dari: a. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. b. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. c. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

16 d. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam, akad istishna atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. e. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. f. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. g. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. h. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. i. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip syariah, antara lain, seperti akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah berdasarkan prinsip syariah. j. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia. k. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga berdasarkan prinsip syariah.

17 l. Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu akad yang berdasarkan prinsip syariah. m. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan prinsip syariah. n. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah. o. Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan akad wakalah. p. Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan prinsip syariah. q. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. r. Melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan prinsip syariah. s. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank umum syariah atau lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. t. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya. u. Bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pensiun berdasarkan prinsip syariah.

18 v. Melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. w. Menyelenggarakan kegiatan atau produk bank yang berdasarkan prinsip syariah dengan menggunakan sarana elektronik. x. Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka pendek berdasarkan prinsip syariah, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pasar uang. y. Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pasar modal. z. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank umum syariah lainnya yang berdasarkan prinsip syariah. Menurut Triandaru dan Budisantoso (2007:156), adapun persamaan dan perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional, antara lain: a. Perbedaan falsafah Perbedaan pokok antara bank syariah dan bank konvensional terletak pada landasan falsafah yang dianutnya. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga dalam seluruh aktifitasnya sedangkan bank konvensional justru kebalikannya. Untuk menghindari sistem bunga maka sistem yang dikembangkan bank syariah adalah jual beli serta kemitraan yang dilaksanakan dalam bentuk bagi hasil.

19 b. Konsep pengelolaan dana nasabah Sistem bank syariah dana nasabah dikelola dalam bentuk titipan maupun investasi. Cara titipan dan investasi berbeda dengan deposito pada bank konvensional dimana deposito pada bank konvensional merupakan upaya membungakan uang. Konsep dana titipan berarti kapan saja nasabah membutuhkan, bank syariah harus dapat memenuhinya. Akibatnya dana titipan menjadi sangat likuid. Dana titipan atau investasi tadi kemudian dimanfaatkan atau disalurkan ke dalam transaksi perniagaan yang diperbolehkan pada sistem syariah. Keuntungan dari pemanfaatan dana nasabah yang disalurkan ke dalam berbagai usaha itulah yang akan dibagikan kepada nasabah. c. Kewajiban mengelola zakat Bank syariah diwajibkan menjadi pengelola zakat yaitu dalam arti wajib membayar, menghimpun, dan mengadministrasikan zakat. Hal ini merupakan fungsi dan peran yang melekat pada bank syariah untuk memobilisasi dana sosial, sedangkan pada bank konvensional tidak diwajibkan demikian. d. Struktur Organisasi Pada struktur organisasi bank syariah, diwajibkan adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS). DPS bertugas mengawasi segala aktifitas bank agar selalu sesuai dengan prinsip syariah.

20 Persamaan antara kedua sistem perbankan tersebut terletak pada teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum untuk memperoleh kredit, misalnya KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan dan lainnya. Semua persamaan yang terjadi pada bank syariah sama persis dengan bank konvensional, hampir tidak ada perbedaan (Antonio, 2001:18). 3. Kinerja Keuangan Kinerja merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara kontinu oleh manajemen (Helfert, 1996:67, dalam Octavera et al. 2016). Hal ini merujuk kepada suatu kinerja dimana kinerja dihasilkan dari baik buruknya keputusan yang diambil oleh manajemen. Pengukuran kinerja merupakan upaya perusahaan dalam memperbaiki kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Investor memanfaatkan kinerja perusahaan sebagai suatu informasi yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan apakah akan berinvestasi pada perusahaan tersebut, apakah akan mempertahankan investasinya pada perusahaan tersebut atau bahkan justru memilih untuk mencari perusahaan lain untuk berinvestasi. Menurut Munawir (1995:85), penanam modal juga dapat melihat kredibilitas suatu perusahaan melalui pengukuran kinerja yang dihasilkan. Penilaian kinerja terhadap pengelolaan keuangan perbankan dapat diukur dengan melakukan analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan bagian dari

21 serangkaian analisis bisnis dimana analisis bisnis ini membantu pengambilan keputusan dengan melakukan analisis melalui evaluasi atas lingkungan bisnis perusahaan, strategi, posisi dan kinerja keuangannya (Subramanyam dan Wild, 2008:4). Informasi yang dihasilkan analisis kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa yang akan datang serta hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai jasa perbankan seperti pembayaran dividen, upah, dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, maka penilaian kinerja keuangan bank diukur dengan Metode RGEC ( Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings dan Capital). RGEC merupakan tolak ukur obyek pemeriksaan bank yang dilakukan oleh pengawas bank. Melalui analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu bank (Almilia dan Herdiningtyas, 2005).

22 Menurut Furqan dan Krisnawati (2015), tingkat kesehatan bank dapat dibagi menjadi tiga faktor, antara lain Risk Profile, Earnings dan Capital. a. Risk Profile 1) Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko yang timbul akibat dari kegagalan debitur dan/ pihak lain dalam memenuhi kewajiban pada bank. Parameter yang digunakan dalam menilai risiko kredit antara lain: a) Komposisi portofolio aset dan tingkat konsentrasi. b) Kualitas penyediaan dan kecukupan pencadangan. c) Strategi penyediaan dana dan sumber timbulnya penyediaan dana. d) Faktor eksternal. Rasio yang digunakan untuk mewakili pengukuran risiko kredit ialah Non Performing Loans (NPL). NPL merupakan perbandingan total pinjaman bermasalah dibanding dengan total pinjaman diberikan pihak ketiga. Penelitian Mawardi (2004) menjelaskan bahwa NPL merupakan proksi dari risiko kredit yang terdapat dalam laporan keuangan publikasi. Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio NPL adalah 5%. Bank dapat menjalankan operasinya dengan baik jika mempunyai NPL dibawah 5%. Oleh karena itu, semakin tinggi NPL maka semakin buruk kualitas kredit bank yang dapat menyebabkan bertambahnya kredit bermasalah semakin besar, sehingga

23 kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). 2) Risiko Likuiditas Risiko Likuiditas adalah risiko yang timbul dari akibat ketidakmampuan bank dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu kegiatan dan kondisi keuangan bank. Parameter yang digunakan dalam menilai risiko likuiditas antara lain: a) Komposisi dari aset, kewajiban, dan transaksi rekening administratif. b) Konsentrasi dari aset dan kewajiban. c) Kerentanan pada kebutuhan pendanaan. d) Akses pada sumber-sumber pendanaan. Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur risiko likuiditas ialah Loan to Deposit Ratio (LDR). LDR merupakan rasio yang membandingkan jumlah kredit yang diberikan dengan jumlah dana pihak ketiga (Kasmir, 2008:290 ). Penelitian Wulandari (2015) menjelaskan bahwa LDR dapat dijadikan proksi faktor risiko likuiditas. Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio LDR adalah 85% sampai dengan 110%. Jika angka rasio LDR suatu bank berada dibawah 110% (misalkan 50%) maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya menyalurkan

24 sebesar 50% dari seluruh dana yang berhasil dihimpun, sementara 50% sisanya tidak tersalurkan kepada pihak yang membutuhkan, sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Apabila rasio LDR mencapai sama dengan atau lebih dari 110% berarti total kredit yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang dihimpun. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin berisiko kondisi likuiditas bank, namun sebaliknya semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. b. Earnings Penilaian Earnings meliputi evaluasi atas kinerja Earnings, sumbersumber Earnings, kesinambungan Earnings, dan manajemen Earnings. Parameter yang digunakan dalam menilai Earnings antara lain: 1) Kinerja bank dalam menghasilkan laba (rentabilitas). 2) Sumber-sumber yang mendukung rentabilitas. 3) Kesinambungan komponen-komponen yang mendukung rentabilitas. 4) Manajemen rentabilitas. Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur Earnings ialah Return on Assets (ROA) dan Net Interest Margin (NIM). Penelitian Wulandari (2015) menjelaskan bahwa ROA dan NIM dapat dijadikan

25 proksi faktor rentabilitas. ROA mengukur seberapa baik sebuah perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba tambahan (Wasiuzzaman dan Gunasegavan, 2013). Standar minimal yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio ROA adalah 1,5%. Semakin tinggi ROA maka semakin baik pula kinerja perusahaan karena tingkat pengembalian semakin besar ( Prasnanugraha, 2007). NIM mengukur seberapa baik kemampuan total aset produktif bank dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih. Standar minimal yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6%. Semakin tinggi nilai NIM, maka semakin baik kinerja keuangan suatu bank (Yudianto, 2011). c. Capital Penilaian Capital meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan permodalan. Parameter yang digunakan dalam menilai Capital antara lain: 1) Kecukupan modal bank. 2) Pengelolaan permodalan bank. Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur Capital ialah Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, dan tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank. Angka rasio CAR yang ditetapkan oleh

26 Bank Indonesia adalah minimal 8%. Semakin tinggi rasio CAR maka semakin sehat bank tersebut (Wasiuzzaman dan Gunasegavan, 2013). B. Penelitian Terdahulu Yudianto (2011) melakukan penelitian dengan membandingkan kinerja bank syariah dan bank konvensional dengan menggunakan rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan efisiensi. 7 rasio keuangan digunakan dalam mengukur kinerja, diantaranya Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Operating Efficiency (OE). Penelitian tersebut dilakukan pada 2 bank syariah dan 5 bank konvensional selama periode 2004-200 di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bank syariah di Indonesia kurang menguntungkan (ROA) dan kurang sanggup menutupi utang (CAR) dibandingkan dengan bank konvensional. Sementara, bank syariah relatif lebih menguntungkan (ROE dan NIM) dan lebih efisien (NPL dan OE) dalam mengelola beban operasional dibandingkan bank konvensional. Bank syariah juga lebih likuid dibandingkan bank konvensional. Penelitian oleh Jahja et al. (2012) dilakukan dengan membandingkan kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional di tahun 2003 dan 2004. Kinerja keuangan diukur dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Beban Operasional dan Pendapatan

27 Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasio ROA, ROE, dan LDR bank syariah secara signifikan lebih baik dibandingkan dengan bank konvensional, sementara rasio lainnya lebih rendah. Secara keseluruhan, kinerja bank syariah lebih baik dibandingkan bank konvensional. Nathan et al. (2014) melakukan penelitian perbandingan kinerja keuangan dengan menggunakan rasio profitabilitas, likuiditas dan risiko kredit antara bank syariah dan bank non syariah. Penelitian tersebut dilakukan di Malaysia dengan sampel penelitian 2 bank syariah dan 5 bank non syariah selama periode 2003-2010. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa bank konvensional memiliki kinerja lebih baik dari segi profitabilitas, sementara bank syariah memiliki likuiditas dan risiko kredit yang lebih baik. Penelitian Ardiansyah dan Aryya (2013) dengan membandingkan kinerja keuangan antara perbankan syariah dan perbankan konvensional. Kinerja keuangan diukur dengan CAMELS yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Return on Assets (ROA), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Penelitian tersebut menggunakan sampel Bank Syariah Mandiri sebagai bank syariah dan Bank Mandiri sebagai bank konvensional selama tahun 2008-2012. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CAR, ROA, LDR bank konvensional lebih tinggi, sementara KAP bank syariah lebih rendah. Secara keseluruhan, rata-rata kinerja keuangan bank syariah lebih bagus dibandingkan bank konvensional.

28 Moin (2008) melakukan penelitian mengenai kinerja keuangan dengan menggunakan rasio profitabilitas, likuiditas, risiko, dan efisiensi pada 5 bank konvensional dan 1 bank syariah di Pakistan selama periode 2003-2007. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Meezan Bank Limited yang merupakan sampel bank syariah kurang menguntungkan, lebih sanggup menutupi utang, kurang berisiko, dan kurang efisien dibandingkan 5 bank konvensional. Hal ini disebabkan bank konvensional di Pakistan memiliki sejarah dan pengalaman lebih lama dalam keseluruhan aset keuangan Pakistan, sementara bank syariah baru beberapa tahun terakhir memulai kembali bisnisnya. Muttaqin et al. (2012) melakukan penelitian mengenai kinerja keuangan dengan menggunakan CAMELS. Rasio yang digunakan dalam mengukur CAMELS ialah CAR, NPL, BOPO, ROA, ROE, LDR, dan PDN. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CAR, PDN, NPL, BOPO, ROE perbankan konvensional lebih baik, sementara ROA dan LDR perbankan konvensional memiliki kualitas lebih rendah dibandingkan perbankan syariah. Wulandari (2015) melakukan penelitian mengenai kinerja keuangan dengan menggunakan REC yaitu risk profile, earnings, dan capital. Penelitian tersebut dilakukan pada 8 bank umum di ASEAN selama periode 2010-2014. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata ROA dan NIM perbankan Indonesia lebih baik dibandingkan rata-rata tiga negara lainnya, sementara ratarata NPL, PDN, LDR, dan CAR tiga negara ASEAN lainnya lebih baik dibandingkan dengan perbankan Indonesia.

29 Wasiuzzaman dan Gunasegavan (2013) juga melakukan penelitian mengenai perbedaan kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional di Malaysia dengan menggunakan profitabilitas, capital adequacy, likuiditas, efisiensi operasional dan kualitas aset. Sampel penelitian tersebut ialah 9 bank konvensional dan 12 bank syariah selama 2005-2009 di Bank Lokal Malaysia. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa bank syariah memiliki efisiensi operasional, kualitas aset, likuiditas dan capital adequacy lebih baik dibandingkan bank konvensional, sementara bank konvensional memiliki profitabilitas lebih tinggi dibandingkan dengan bank syariah. C. Kerangka Konseptual Penelitian Bank Umum Konvensional Bank Umum Syariah Kinerja Keuangan Bank Metode REC (Risk Profile,, Earnings, Capital) Dibandingkan Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian