III. METODELOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Lokasi Tempat Penelitian

VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN. 7.1 Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

DAMPAK PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PELAKU USAHA DI KAWASAN WISATA PANTAI NATSEPA, PULAU AMBON

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota

BAB 2 LANDASAN TEORI. regresi adalah sebuah teknik statistik untuk membuat model dan menyelediki

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Muarareja yang terletak di Kel. Muarareja, Kota Tegal, Jawa Tengah. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kurun waktu , mengenai Jumlah Wisatawan, Tingkat Hunian

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODI PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Bali pada tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y.

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data yang akan digunakan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. dan sesuai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan asli. sarana pendukung, dan jumlah obyek wisata.

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa :

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

III. METODE PENELITIAN. berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yaitu:

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pulau Pasaran terletak di kota Bandar Lampung berada pada RT 09 dan RT 10

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penggunaan metode dalam suatu penelitian sangat berpengaruh besar

BAB III METODE PENELITIAN. dan tujuan penelitian seperti yang telah disampaikan sebelumnya, maka metode

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menentukan desain penelitian maka hal tersebut sangatlah

IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 sampai dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. juga terdapat data-data yang berasal dari pihak Solo Grand Mall dan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis. melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive),

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PADA RUMAH TANGGA BURUH TANI

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang

Transkripsi:

43 III. METODELOGI PENELITIAN 3.. Kerangka Pemikiran Pariwisata adalah suatu kegiatan yang langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Dampak yang ditimbulkan berupa dampak terhadap sosial-ekonomi, dampak terhadap sosial budaya, dan dampak terhadap lingkungan. Dampak pariwisata terhadap sosial ekonomi masyarakat lokal dapat dikategorikan kedalam delapan kelompok, yaitu dampak terhadap penerimaan devisa, dampak terhadap pendapatan masyarakat, dampak terhadap kesempatan kerja, dampak terhadap harga-harga, dampak terhadap distribusi manfaat/keuntungan, dampak terhadap kepemilikan dan kontrol, dampak terhadap pembangunan pada umumnya, dan dampak terhadap pendapatan pemerintah. Dampak yang ditimbulkan sebagian besar adalah dampak positif, seperti peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan penerimaan devisa, peningkatan kesempatan kerja dan peluang usaha, peningkatan pendapatan pemerintah dari pajak, dan lain sebagainya (Pitana, 005). Kawasan wisata Kota Sabang dengan objek wisata alamnya telah dikunjungi oleh para wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara dan telah menjadi daerah tujuan wisata utama di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Hal ini karena alam wilayah Kota Sabang yang indah dan menarik mulai dari daratan sampai dengan perairan laut. Seluruh wilayah Kota Sabang dikelilingi oleh laut dengan gugusan pulaupulau kecil didalamnya. Terdapat lima buah pulau yang termasuk dalam wilayah administrasi pemerintahan Kota Sabang, yaitu Pulau Klah, Rondo, Seulako, Rubiah, dan Pulau Weh yang merupakan pulau terbesar. Pengembangan Kota Sabang ke depan harus dibangun berdasarkan pilar-pilar ekonomi yang menjadi andalan daerah.

44 Pemerintah Kota Sabang telah menetapkan empat sektor ekonomi dalam pengembangan ekonomi ke depan salah satunya adalah sektor pariwisata. Sebagai salah satu objek wisata yang paling diminati, Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Pulau Weh paling ramai dikunjungi karena memiliki keindahan alam bawah laut dan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Dari kegiatan tersebut diharapkan masyarakat sekitar kawasan dapat memperoleh dampak positif dengan memanfaatkan potensi obyek wisata dengan cara menjual souvenir, makanan, menyewakan perahu, penyewaan penginapan, dan lain sebagainya. Melalui pemanfaatan potensi obyek wisata yang ada, akan berpengaruh pada masyarakat setempat. Pengaruh dari kegiatan pemanfaatan potensi tersebut dapat dilihat dari rumah tangga baik yang aktif pada kegiatan pariwisata dan rumah tangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Pengidentifikasian keadaan rumahtangga tersebut dilakukan dengan melihat faktor umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengeluaran/konsumsi rumah tangga, jarak dari kawasan wisata, curahan waktu kerja, dan aktif tidaknya responden dalam kegiatan pariwisata. Faktor-faktor tersebut merupakan variabel yang akan diuji untuk melihat pengaruhnya terhadap pendapatan rumahtangga masyarakat yang berdomisili di sekitar kawasan wisata. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan masyarakat sekitar digunakan analisis regresi. Analisis ini dipilih karena sesuai dengan kegunaannya adalah untuk meramalkan atau memprediksikan variabet terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Alat analisis ini merupakan peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidak hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan TWAL Pulau Weh, berdasarkan indikator kesejahteraan yang mengacu pada indikator kesejahteraan SUSENAS (BPS), yakni tingkat pendapatan, tingkat

45 pengeluaran/konsumsi, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, kondisi perumahan, dan fasilitas perumahan. Untuk mengetahui perbedaan antara dua kelompok masyarakat digunakan analisis chi-kuadrat (? ). Alat analisis ini mengadakan pendekatan dari beberapa faktor atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau frekuensi hasil abservasi dengan frekuensi yang diharapkan dari sampel untuk melihat hubungan atau perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok masyarakat. Secara skematis kerangka pemikiran dari penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar berikut :

46 Kawasan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Pulau Weh Masyarakat Sekitar Sumber Daya Pesisir (Sektor Pariwisata) Usaha Pemanfaatan Sumber Daya yang Ada Rumah Tangga yang Memanfaatkan Potensi Pariwisata Rumah Tangga yang Tidak Memanfaatkan Potensi Pariwisata P E N D A P A T A N - Umur - Tingkat pendidikan - Jumlah AK - Pengeluaran/konsumsi - Jarak dari kawasan - Curahan waktu kerja - Keikutsertaan dalam memanfaatkan potensi pariwisata KESEJAHTERAAN - Tingkat pendapatan per kpt/bln - Tingkat pengeluaran/konsumsi - Tingkat pendidikan - Tingkat kesehatan - Kondisi perumahan - Fasilitas perumahan Gambar. Diagram Alir Kerangka Pemikiran

47 3.. Lokasi, Waktu dan Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Pulau Weh Kota Sabang Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pelaksanaan penelitian dimulai bulan April dan berakhir pada bulan Juni 006. R ub iah Isl and Ib oi h Sabang Aneu k L aot L ake N r Mang rove G apan g W E S Road Village River Elevation (m) 0-00 00-5 5-35 35-45 45-600 Balo han 0 3 Kilo meters Gambar 3. Peta Kota Sabang dan Kawasan TWAL Pulau Weh Penelitian dirancang sebagai penelitian deskriptif dengan metode survei, yaitu untuk menggali suatu fenomena yang ada atau untuk menggambarkan kondisi yang ada pada waktu penelitian dilakukan. Unit survei meliputi rumahtangga yang memanfaatkan potensi obyek wisata dan rumahtangga yang tidak memanfaatkan potensi obyek wisata di kawasan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Pulau Weh. Substansi survei dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dan indikator-indikator kesejahteraan masyarakat. 3.3. Penentuan Sampel/Responden Guna mencapai tujuan survei maka ditentukan penentuan sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan terhadap masyarakat lokal/masyarakat setempat yang

48 menetap di sekitar kawasan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Pulau Weh, baik yang memanfaatkan potensi wisata (aktif dalam kegiatan pariwisata) maupun yang tidak memanfaatkan potensi wisata (tidak aktif dalam kegiatan pariwisata). Sampelnya terdiri dari kepala keluarga beserta keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling yang merupakan cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan tingkatan dalam anggota populasi tersebut. Teknik ini termasuk dalam probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Riduwan, 004). Sampel/responden dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Jumlah sampel/responden yang diambil adalah 30 rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan 30 rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Menurut Umar (004), umumnya ukuran minimum sampel yang harus diambil dalam suatu penelitian didasarkan pada desain penelitian yang digunakan. Untuk metode penelitian deskriptif-kolerasional jumlah minimum sampel 30 subjek (orang) sudah mewakili populasi. 3.4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer meliputi: umur responden, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengeluaran rumahtangga, pendapatan rumahtangga, jarak dari lokasi usaha, curahan waktu, dan keikutsertaan responden dalam kegiatan pariwisata. Pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara langsung yang berpedoman pada daftar

49 pertanyaan, sedangkan data sekunder didapat dari sumber bahan dokumentasi, hasil penelitian dan sebagainya. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei yaitu metode yang bertujuan untuk mengumpulkan data dari sejumlah variabel dari sekelompok masyarakat melalui wawancara langsung dan berpedoman pada daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disiapkan sebelumnya (Singarimbun, 995). Sedangkan data sekunder diperoleh dikumpulkan dari pihak-pihak seperti Badan Pasat Statistik, Dinas Pariwisata, dan pihak terkait lainnya. Data yang dikumpulkan meliputi gambaran umum daerah penelitian, dan data kunjungan wisatawan ke kawasan wisata Kota Sabang, dan lain-lain. Pengumpulan data dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder yang ada. 3.5. Metode Analisis 3.5.. Analisa Deskriptif Analisis ini untuk mengetahui kondisi gambaran umum lokasi penelitian, data kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat lokal/masyarakat setempat berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya wilayah, dilakukan terhadap data primer (pengamatan lapangan dan wawancara) maupun data sekunder yang diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini. Untuk kondisi dan potensi sumber daya yang ada dilakukan dengan analisis deskriptif dari hasil pengamatan lapangan dan data hasil penelitian sebelumnya yang masih relevan. 3.5.. Analisis Uji beda Pendapatan Analisis terhadap perbedaan pendapatan masyarakat pariwisata dan non pariwisata dilakukan analisis uji beda rata-rata. Analisis ini dimaksud untuk mengetahui

50 apakah ada perbedaan pendapatan secara signifikan antara rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Pengujian hipotesis : H 0 : Y = Y, rata-rata pendapatan responden yang aktif dalam kegiatan pariwisata sama dengan tingkat pendapatan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. H : Y > Y, rata-rata pendapatan responden yang aktif dalam kegiatan pariwisata Kriteria pengujian : lebih besar dari pada tingkat pendapatan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Jika t hitung = t tabel pada taraf kepercayaan 95 % (a = 0,05) maka terima H 0 dan tolak H. sedangkan jika thitung > ttabel maka terima H dan tolak H0. Secara matematis dapat dirumuskan : Y Y t hitung = S / n + ( / n S S = ( n ) + S ( n n + n S KV = X00% ( Y ) Dimana: ) Y = nilai rata-rata contoh pendapatan rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata Y = nilai rata-rata contoh pendapatan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata S = varians pendapatan rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata Sp = varians pendapatan rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan rumahtangga yan g tidak aktif dalam kegiatan pariwisata KV = Koefisien variasi a = 0,05

5 3.5.3. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Masyarakat Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat lokal/masyarakat setempat digunakan pendekatan bentuk fungsi regresi. Menurut Sumodiningrat (994), fungsi regresi terdiri dari regresi linier berganda, regresi log-linier (double-log), dan regresi semilog. dari ketiga bentuk fungsi regresi tersebut akan dipilih fungsi yang cocok yang sesuai dengan beberapa kriteria yang ada dalam teori ekonomi, seperti goodness of fit dan kesederhanaan. Tidak ada aturan yang pasti untuk menentukan bahwa suatu bentuk fungsi adalah yang paling cocok pada masalah tertentu. Namun harus memperhatikan beberapa kriteria umum, yakni:. Kriteria pertama dan terpenting adalah dalam memilih bentuk fungsi harus memakai basis teori ekonomi. Pada hakekatnya, tujuan ekonometri adalah memberi isi empiris teori ekonomi. Kalau pemilihan bentuk fungsi hanya berdasarkan pada keindahan bentuknya saja, tanpa pembenaran secara teoritis maka yang diperoleh hanya sekedar suatu pengukuran tanpa teori. Pendekatan semacam ini akan menghasilkan model yang tidak ada artinya (absurd) bukan analisis ekonometri.. Bila terdapat dua bentuk fungsional yang cocok dan bisa menjelaska suatu masalah dengan sama baiknya, maka lebih baik memilih bentuk yang paling sederhana. Walaupun tidak selalu bisa ditentukan bentuk mana yang paling sederhana, namun masuk akal untuk mengatakan bahwa semakin sedikit jumlah parameternya maka berarti semakin sederhana bentuk suatu fungsi. 3. Bentuk fungsi harus mencakup (fit) data dengan sebaik-baiknya, model akan dihasilkan akan memiliki kekuatan prediksi yang baik. Kriteria ketiga ini disebut kriteria goodness of fit yang didasarkan pada nilai R. semakin besar R, maka semakin banyak proporsi variasi variabel terikat (dependent variable) yang bisa dijelaskan oleh variasi variabel-variabel bebas (independent variable). Jika bentuk fungsi log-log yang dipilih, R mengukur proporsi dari variasi logaritma Y tidak sama

5 dengan proporsi dari variasi Y, maka harus dihitung antilog dari nilai log Y kemudian baru dicari koefisien determinasi (R ). Koefisien inilah yang menjadi perbandingan dengan R dari bentuk fungsi Y tanpa logaritma. Model regresi linier berganda rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = 3 3 4 4 5 5 6 6 7X 7 α + β X + β X + β X + β X + β X + β X + β + ε Pada pendugaan model regresi dengan OLS tersebut, maka asumsi-asumsi yang dipakai sebagai berikut:. peubah X bersifat tetap (fixed), maka E (Xe) = 0. tidak ada hubungan linier antara dua atau lebih peubah-peubah bebas (noncollinearity) 3. rataan galat (error) saling menghapuskan, E (e) = 0 4. bagian galat (error) bersifat tersebar bebas (tidak berkorelasi) dan ragam (variance) yang konstan (homokedastis) : E (ee ) = s Model semilog terdiri dari dua bentuk model, yaitu:. LnY α + α X + α X + α X + α X + α X + α X + α + ε = 3 3 4 4 5 5 6 6 7 X 7. Y = β 0 + β + β + β3 3 + β4 4 + β5 5 + β6 6 + β7 7 + ε Pada model pertama terlihat bahwa slope (a ) mengukur perubahan proporsional Y sebagai akibat perubahan absolut X, artinya bahwa perubahan jumlah X secara absolut mengakibatkan Y berubah secara proporsional atau secara persentase yang konstan, model ini desebut juga model pertumbuhan konstan (constant growth model). Pada model kedua, koefisien ß mengukur perubahan absolut nilai rerata Y sebagai perubahan X dengan proporsi tertentu. Model ini sesuai untuk menganalisis perubahan Y secara absolut.

53 Model Double-Log atau Log Linier secara matematis dapat dilulis sebagai berikut: LnY = 7 Lnα 0 + β + β + β3 3 + β4 4 + β5 5 + β6 6 + β7 + ε Model log linier memiliki dua sifat khusus, yaitu:. Model ini mengasumsikan bahwa koefisien elasisitas antara Y dan X (yaitu ß) adalah konstan. Model ini disebut model elastisitas konstan (constant elasticity model),. Walaupun α dan β merupakan penaksiran-penaksiran yang tidak bias terhadap a dan ß, namun antilog nya (yaitu α 0 ) merupakan penaksiran yang bias (biased estimator). Meskipun demikian, α 0 merupakan penaksiran yang konsisten bagi a 0. biasanya analisis ekonomi difokuskan pada slope, yakni ß sehingga tidak perlu dirisaukan meskipun a 0 merupakan penaksiran yang bias. Fungsi regresi tersebut digunakan untuk menganalisis pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis ini akan diuji pada kelompok rumah tangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan kelompok rumah tangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Pada analisis ke dua kelompok responden ini nilai pendapatan (Y) dipandang sebagai peubah tak bebas (dependent variable), sedangkan umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengeluaran/konsumsi, jarak dari lokasi usaha, dan curahan waktu kerja sebagai peubah bebas (independent variable). Untuk mengetahui pengaruh dari kegiatan pariwisata terhadap masyarakat sekitar TWAL Pulau Weh juga dilakukan analisis serupa, pada analisis ini kedua kelompok responden digabung. Variabel-variabel yang diuji meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengeluaran/konsumsi, jarak dari lokasi usaha, curahan waktu kerja, dan keikutsertaan responden dalam memanfaatkan potensi obyek wisata (variabel dummy).

54 Dimana : Y = pendapatan rumah tangga (Rp/kapita/bulan) X = umur kepala keluarga (tahun) X = tingkat pendidikan kepala keluarga (tahun) X 3 = jumlah anggota keluarga (orang) X 4 = tingkat pengeluaran/konsumsi rumahtangga (Rp/ kapita/bulan) X 5 = jarak dari lokasi TWAL Pulau Weh (km) X 6 = curahan waktu kerja kepala keluarga (jam/bulan) D = dummy keikutsertaan responden dalam kegiatan pariwisata =, jika aktif dalam kegiatan pariwisata = 0, jika tidak aktif dalam kegiatan pariwisata a = konstanta ß - ß 7 = koefisien regresi e = error term Untuk tingkat kepercayaan (level of significant) a, maka kriteria yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah: jika F hitung = F tabel pada level a= 0.05 maka kegiatan pariwisata di TWAL Pulau Weh berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat sekitar kawasan. Jika F hitung < F tabel pada level a= 0.05 maka kegiatan pariwisata di TWAL Pulau Weh tidak berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat sekitar kawasan. 3.5.4. Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Tingkat kesejahteraan pada penelitian ini dibedakan atas 3 (tiga) kelompok, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Indikator ini diadopsi dari indikator kesejahteraan BPS yang diacu dalam Agusniatih (00). Tingkat kesejahteraan masyarakat lokal/masyarakat setempat yang aktif dan tidak aktif pada kegiatan pariwisata dilihat berdasarkan indikator-indikator kesejahteraan, yang meliputi: tingkat pendapatan/penghasilan keluarga, tingkat konsumsi/pengeluaran keluarga, pendidikan keluarga, pendidikan keluarga, kondisi perumahan, dan fasilitas perumahan. Indikator-indikator tersebut dianalisis secara deskriptif dengan sistem skor yang kemudian di kelompokkan berdasarkan kategori-kategori tertentu. Indikator kesejahteraan dapat dilihat pada Tabel berikut :

55 Tabel. Indikator Tingkat Kesejahteraan No Indikator Kesejahteraan Skor Tingkat pendapatan/penghasilan keluarga: Diukur dari besarnya pendapatan RT per kapita dalam sebulan dibagi kedalam tiga kategori interval yang sama dalam satuan rupiah. - > Rp.433.333 - Rp.6.666 - Rp.433.333 - < Rp.6.666 Tingkat konsumsi/pengeluaran keluarga: Diukur dari besarnya pengeluaran RT per kapita dalam sebulan berpedoman pada skoring metode Maret 994 yang digunakan BPS dalam penentuan desa tertinggal di Indonesia. - > Rp.40.000 - Rp.93.333-Rp.40.000 - < Rp.93.333 - Tinggi - Sedang - Rendah - Tinggi - Sedang - Rendah 3 3 3 Pendidikan keluarga: - >60% jumlah anggota keluarga tamat SD - 30%-60% jumlah anggota keluarga tamat SD - <30% jumlah anggota keluarga tamat SD 4 Kesehatan keluarga: - <5% jumlah anggota keluarga sering sakit - 5%-50% jumlah anggota keluarga sering sakit - >50% jumlah anggota keluarga serimg sakit 5 Kondisi perumahan: - Atap: daun ()/sirep ()/seng (3)/asbes (4)/genteng (5) - Bilik: bambu ()/bambu kayu ()/kayu (3)/setengah tembok (4)/tembok (5) - Status: numpang ()/sewa ()/milik sendiri (3) - Lantai:tanah ()/papan ()/plester(3)/ubin (4)/porselin(5) - Luas perumahan: sempit (50m ) ()/sedang (50-00m ) ()/luas (>00m ) (3) 6 Fasilitas perumahan: - Perkarangan: luas (<50m ) ()/sedang (50-00m ) ()/sempit (00m )(3) - Hiburan: radio ()/tape recorder()/tv(3)video(4) - Pendingin: alam()/kipas angin()/lemari es(3)/ac(4) - Sumber penerangan: lampu tempel ()/petromak ()/ listrik (3) - Bahan bakar: kayu ()/minyak tanah()/ gas(3) - Sumber air: sungai()/air hujan()/mata air(3)/sumur gali(4)/pam(5) - MCK: kebun()/sungai/laut()/kamar mandi umum(3)/ kamar mandi sendiri (4) Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik) - Tinggi - Sedang - Rendah - Baik - Sedang - Buruk - Permanen (skor 5-) - Semi permanen (skor 0-4) - Tidak permanen (skor 5-9) - Lengkap (skor -7) - Semi lengkap (skor 4-0) - Tidak lengkap (skor 7-3) 3 3 3 3 Untuk mengetahui masyarakat yang aktif dan tidak aktif pada kegiatan pariwisata termasuk ke dalam kategori tinggi, sedang, atau rendah adalah dengan menjumlahkan skor penilaian dari setiap kriteria atau ukuran tersebut dalam Tabel 3 yang kemudian dibandingkan dengan klasifikasi berikut:

56. Tingkat kesejahteraan tinggi jika skor 4-8. Tingkat kesejahteraan sedang jika skor 0-3 3. Tingkat kesejahteraan rendah jika skor 6 9 Penentuan ketiga klasifikasi tingkat kesejahteraan tersebut adalah dengan melihat jumlah skor tertinggi dikurangi skor terendah yang kemudian dibagi menjadi tiga kategori dengan interval yang sama secara statistik. 3.5.5. Uji Beda Nyata Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara tingkat kesejahteraan responden, yaitu rumah tangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan rumah tangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata yang mengacu pada indikator-indikator kesejahteraan dilakukan pengujian chi-kuadrat (? ). Model chi-kuadrat (? ) menggunakan data nominal (diskrit), data tersebut diperoleh dari hasil menghitung. Sedangkan besarnya nilai chi-kuadrat (? ) bukan merupakan ukuran derajat perbedaan. Cara menguji chi-kuadrat (? ) harus dibuat hipotesis berbentuk kalimat dan harus ditetapkan tingkat signifikansi, kemudian harus dibuat kaidah keputusan. Rumus yang digunakan untuk menghitung chi-kuadrat (? ) yaitu (Riduwan, 004) : χ Dimana: ( fo = fe fe ) ( fe = fk. T fb)? = Nilai chi-kuadrat fo = Frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris) fe = Frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)?fk = jumlah frekuensi pada kolom?fb = jumlah frekuensi pada baris?t = Jumlah keseluruhan baris atau kolom

57 3.6. Definisi Operasional Beberapa definisi operasional yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat lokal/masyarakat setempat, baik yang aktif dalam kegiatan kepariwisataan maupun yang tidak adalah sebagai berikut:. Masyarakat lokal/masyarakat setempat adalah masyarakat yang menetap di sekitar kawasan TWAL Pulau Weh baik yang memanfaatkan potensi pariwisata maupun yang tidak memanfaatkan potensi pariwisata.. Masyarakat yang memanfaatkan potensi pariwisata atau yang aktif pada kegiatan pariwisata adalah kelompok rumah tangga yang keluarganya aktif dalam kegiatan pariwisata atau ikut terlibat langsung. Sedangkan masyarakat yang tidak memanfaatkan potensi pariwisata adalah masyarakat yang berada pada kawasan TWAL Pulau Weh yang keluarganya terlibat dalam kegiatan pariwisata. 3. Rumahtangga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang biasanya tinggal bersama dan makan bersama dari satu dapur atau seorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan serta mengurus keperluannya sendiri. 4. Pendapatan rumahtangga adalah semua pendapatan yang diperoleh/ diterima dari seluruh anggota keluarga yang bekerja dari berbagai sumber baik dari mata pencaharian utama/pokok maupun luar mata pencaharian utama/pokok yang dinyatakan dalam rupiah/kapita dalam sebulan. 5. Umur adalah usia responden yang dihitung sejak dia lahir sampai saat penelitian dilakukan, dan dinyatakan dalam tahun dimana pembulatan ke atas dilakukan apabila umur responden melebihi 6 bulan ke atas serta sebaliknya pembulatan ke bawah apabila kurang dari 6 bulan. 6. Pendidikan formal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan resmi yang pernah diikuti responden sampai saat penelitian dilakukan. Jenjang

58 pendidikan resmi meliputi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTP), Akademik dan Perguruan Tinggi (PT). 7. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah seluruh anggota keluarga yang meliputi bapak, ibu, dan anak termasuk orang lain yang menjadi anggota keluarga yang dinyatakan dalam orang/jiwa. 8. Konsumsi/pengeluaran rumah tangga adalah konsumsi/pengeluaran rumahtangga baik berupa makanan/pangan maupun bukan makanan/pangan yang diukur dengan rupiah/kapita dalam sebulan. 9. Jarak dari lokasi usaha yang dimaksud adalah jarak tempat tinggal masyarakat setempat (responden) dengan kawasan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Pulau Weh, yang diukur dengan meter. 0. Curahan waktu kerja adalah lamanya responden bekerja yang diukur dengan jam/bulan. Keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pariwisata merupakan variabel dummy, yaitu nilai apabila responden aktif dalam kegiatan pariwisata seperti penyewaan penginapan, penyewaan perahu, berdagang di kawasan wisata, dan lain-lain. Nilai 0 untuk masyarakat yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata.. Tingkat kesejahteraan adalah kemampuan sebuah keluarga dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dan non ekonomi. Tingkat kesejahteraan dalam penelitian ini diukur menggunakan indikator BPS, meliputi: tingkat pendapatan, tingkat konsumsi/pengeluaran rumah tangga, pendidikan, kesehatan, kondisi perumahan, dan fasilitas rumah. 3. Kesehatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi anggota keluarga dalam (satu) bulan berkenaan dengan kesehatannya didasari pada sering tidaknya sakit yang diobati di balai pengobatan atau ke dokter/perawat.

59 4. Kondisi perumahan adalah kondisi atau keadaan tertentu dari perumahan tersebut, seperti kondisi bangunan yang bersifat permanen dengan skor 5-, semi permanen dengan skor 0-4, dan tidak permanen dengan skor 5-9. skor diperoleh dengan menjumlahkan nilai-nilai dari kondisi perumahan tersebut, seperti Atap: daun ()/sirep ()/seng (3)/asbes (4)/genteng (5); Bilik: bambu ()/bambu kayu ()/kayu (3)/setengah tembok (4)/tembok (5); Status: numpang ()/sewa ()/milik sendiri (3); Lantai:tanah ()/papan ()/plester (3)/ubin (4)/porselin(5); Luas perumahan: sempit (50m ) ()/sedang (50-00m ) ()/luas (>00m ) (3) (BPS). 5. Fasilitas perumahan keluarga adalah sarana yang tersedia lengkap dengan skor - 7, semi lengkap dengan skor 4-0, dan tidak lengkap dengan skor 7-3. skor diperoleh dengan menjumlahkan nilai dari fasilitas yang tersedia dalam perumahan tersebut seperti: Luas perkarangan: luas (<50m ) ()/sedang (50-00m ) ()/sempit (00m )(3); Hiburan: radio ()/tape recorder ()/TV (3)video (4); Pendingin: alam ()/kipas angin ()/lemari es (3)/AC (4); Sumber penerangan: lampu tempel ()/petromak ()/ listrik (3); Bahan bakar: kayu ()/minyak tanah ()/ gas (3); Sumber air: sungai ()/air hujan ()/mata air (3)/sumur gali (4)/PAM (5); MCK: kebun()/sungai/laut()/kamar mandi umum(3)/ kamar mandi sendiri (4) (BPS).