BAB I PENDAHULUAN. juga non-pangan. Enzim yang penting dan sering dimanfaatkan di dalam

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan suatu bentuk energi alternatif, karena dapat. mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman jagung termasuk keluarga (famili) gramineae, seperti

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Sedangkan ketersediaan

I. PENDAHULUAN. Persediaan bahan bakar fosil yang bersifat unrenewable saat ini semakin

I. PENDAHULUAN. itu, diperlukan upaya peningkatan produksi etanol secara besar-besaran

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, kebutuhan terhadap asam laktat tinggi dan diperkirakan

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. digunakan menjadi energi melalui tahapan metabolisme, dimana semua proses

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan enzim,yaitu α-amilase, β-

I. PENDAHULUAN. pengepresan (Abbas et al., 1985). Onggok yang dihasilkan dari proses pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa anhidrat.

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan istilah yang tidak asing lagi saat ini. Istilah bioetanol

BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Singkong ( Manihot esculenta) merupakan salah satu komoditas yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Etanol disebut juga etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH atau

BIOETANOL DARI PATI (UBI KAYU/SINGKONG) 3/8/2012

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan

BIOETHANOL. Kelompok 12. Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto

Pendahuluan Fermentasi telah lama dikenal manusia dan kini beberapa diantaranya berkembang ke arah industri spt roti, minuman beralkohol, yoghurt, kej

GAPLEK KETELA POHON (Manihot utillisima pohl) DENGAN PENAMBAHAN Aspergillus niger

I. PENDAHULUAN. Saat ini persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia semakin

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat yang banyak mengandung pati

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

PENGARUH KONSENTRASI RAGI TERHADAP UJI ORGANOLEPTIK TAPE UBI JALAR

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. beberapa asupan kedalam tubuh. Beberapa asupan yang dibutuhkan oleh tubuh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

KADAR BIOETANOL LIMBAH PADAT BASAH TAPIOKA (DIENDAPKAN 5 HARI) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ervi Afifah, 2014 Produksi Gula Hidrolisat Dari Serbuk Jerami Padi Oleh Beberapa Fungi Selulolitik

PENDAHULUAN. Sumber utama karbohidrat, diantaranya adalah serealia (contoh gandum, jagung,

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. berbagai usaha untuk meningkatkan produksi gula selain gula tebu karena gula tebu

BAB I PENGANTAR. dapat menghemat energi dan aman untuk lingkungan. Enzim merupakan produk. maupun non pangan (Darwis dan Sukara, 1990).

BAB I PENDAHULUAN. fosil (Meivina et al., 2004). Ditinjau secara global, total kebutuhan energi dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

I. PENDAHULUAN. Permintaan tapioka di Indonesia cenderung terus meningkat. Peningkatan

I. PENDAHULUAN. menurun. Penurunan produksi BBM ini akibat bahan bakunya yaitu minyak

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan jenis umbi-umbian yang dapat digunakan sebagai pengganti

NURUL FATIMAH A

II. Tujuan : Setelah melakukan percobaan ini praktikan dapat mengetahui proses pembuatan dan proses fermentasi pada tape singkong.

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia semakin tahun

VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UNTUK BAHAN PANGAN DAN BAHAN INDUSTRI

Pabrik Sirup Glukosa dari Tepung Tapioka dengan Proses Hidrolisis Enzim

... TAPE. Yuniar Lidyawati ( ) Anita Novalia ( ) Dyan Fitrisari ( )

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. bumi. Karena dengan memahami ciptaan-nya, keimanan kita akan senantiasa

Pabrik Sirup Glukosa dari Ubi Jalar (Ipomoea batatas ) dengan Proses Hidrolisa Enzim

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG UMBI KETELA POHON (Manihot utilissima,pohl) VARIETAS MUKIBAT DENGAN PENAMBAHAN H 2 SO 4

KADAR GLUKOSA DAN KADAR BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG UMBI KETELA POHON (Manihot utilissima pohl) DENGAN PENAMBAHAN H 2 SO 4

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kaya akan sumber daya alam salah satunya adalah rumput laut. Rumput

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Beras adalah salah satu bagian paling penting di dunia untuk konsumsi

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi di berbagai negara di belahan dunia saat ini

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur

I. PENDAHULUAN. lahan pertanian mengakibatkan impor beras semakin tinggi, atau bahkan krisis

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DIHALUSKAN (TEPUNG) DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

Mikroorganisme dalam Industri Fermentasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ETANOL DARI HASIL HIDROLISIS ONGGOK ETHANOL FROM CASSAVA WASTE HYDROLYSIS

PRODUKSI CASSAVA SOUR STARCH DENGAN VARIASI MEDIA STARTER BAKTERI ASAM LAKTAT DAN LAMA FERMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. Segala penciptaan Allah SWT dan fenomena alam yang terjadi pasti terdapat

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL HASIL FERMENTASI GAPLEK SINGKONG KARET (Monihot glaziovii Muell) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU BERBEDA SKRIPSI

Kata pengantar...2 Daftar isi...3 Bab I pendahuluan A. Latar belakang...4 B. Rumusan masalah...4 C. Tujuan penelitian... 5 D. Manfaat penelitian...

FERMENTASI ETANOL DARI SAMPAH TPS GEBANG PUTIH SURABAYA

SIRUP FRUKTOSA SEBAGdal WAS'BL SAMPIHG PEMBUAHAN TEPUNG BERAS BEAPROTEIN 181#661

SIRUP FRUKTOSA SEBAGdal WAS'BL SAMPIHG PEMBUAHAN TEPUNG BERAS BEAPROTEIN 181#661

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan sumber karbohidrat, salah satu diantaranya adalah umbiumbian.

I. PENDAHULUAN. Produksi ubi jalar di Indonesia pada tahun 2013 dilaporkan sebesar ton

BAB I PENDAHULUAN. Umbi-umbian adalah bahan nabati yang dapat diperoleh dari dalam

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

I. PENDAHULUAN.. Kulit pisangmerupakan limbah dari industri pengolahan pisang yang belum

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup.

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGENALAN ENZIM DAN ENZIM INDUSTRIAL

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN SUMBER KARBOHIDRAT

HASIL DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketela pohon merupakan tanaman yang sudah tidak asing lagi bagi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi

I. PENDAHULUAN. tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan

PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA

I. PENDAHULUAN. Singkong (Manihot Esculenta) merupakan salah satu sumber bahan pangan yang

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN PERSENTASE STARTER PADA NIRA AREN (Arenga pinnata) TERHADAP BIOETHANOL YANG DIHASILKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBUATAN GULA CAIR DARI PATI SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN HIDROLISIS ENZIMATIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negeri yang sangat dikagumi akan kekayaan alamnya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu industri pangan yang sangat berkembang adalah industri yang memanfaatkan enzim dalam proses pengolahannya. Pemanfaatan enzim tidak hanya dikembangkan secara meluas untuk kepentingan pangan, tetapi juga non-pangan. Enzim yang penting dan sering dimanfaatkan di dalam industri pangan terutama pada industri pemrosesan pati adalah enzim amilase (Alva,2007). Enzim amilase dapat diperoleh dari beberapa sumber diantaranya dari tumbuhan maupun hewan. Namun, sebagian besar industri lebih banyak menggunakan enzim amilase yang bersumber dari mikrobia. Hal ini disebabkan enzim amilase yang bersumber dari mikrobia diketahui mampu menghidrolisis senyawa kimia pati pada industri pengolahan pati. (Bhimba,2011). Enzim amilase berfungsi untuk mendegradasi senyawa karbohidrat kompleks (polisakarida) menjadi gula sederhana (Suganthi, 2011). Beberapa contoh industri pangan yang memanfaatkan enzim amilase adalah industri minuman beralkohol, HFCS ( High Fructose Corn Syrup), hidrolisis pati, pembuatan roti, pembuatan makanan tradisional tape (fermentasi),dll. Di dalam industri fermentasi enzim amilase dimanfaatkan pada proses sakarifikasi, yaitu pendegradasian senyawa karbohidrat kompleks menjadi 1

2 gula sederhana yang nantinya akan dimanfaatkan sebagai substrat dalam memproduksi alkohol. Saat ini sebagian besar industri fermentasi masih menggunakan substrat pati masak/tergelatinisasi untuk digunakan pada proses pengolahannya terutama pada proses sakarifikasi. Untuk menyediakan substrat pati masak/tergelatinisasi, perlu adanya proses pemasakan yang memerlukan energi dan biaya yang besar. Terobosan teknologi perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini, salah satunya adalah menggunakan enzim yang mampu untuk menghidrolisis substrat pati mentah. Jika setiap industri mampu memanfaatkan substrat mentah untuk pengolahannya, maka setiap industri mampu menghemat biaya produksi, waktu pengolahan, dan ramah terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya studi tentang hidrolisis pati mentah oleh enzim amilase. Studi tentang hidrolisis pati mentah menggunakan enzim amilase sudah pernah dilakukan oleh Matsubara (2004). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa enzim amilase yang bersumber dari Aspergillus awamori mampu mendegradasi pati mentah menjadi gula sederhana. Dari beberapa substrat pati mentah yang digunakan, pati yang memiliki ukuran granula lebih kecil (pati jagung, beras, dan tapioka) memiliki kerusakan yang lebih parah daripada pati yang memiliki granula lebih besar (pati sagu dan kentang). Kerusakan pada granula pati ini menunjukkan adanya aktivitas tinggi yang dilakukan oleh enzim amilase. Marlida (2000) juga menyatakan dalam penelitiannya bahwa enzim amilase dari 4 jenis isolat yang berbeda mempu

3 menghidrolisis substrat pati mentah dengan aktivitas yang berbeda-beda. Sama dengan penelitian yang dilakukan Matsubara (2004), aktivitas enzim yang tinggi terjadi saat menggunakan substrat pati dengan ukuran granula kecil. Naiola (2006) menambahkan bahwa hidrolisis pati yang dilakukan oleh enzim amilase dari Saccharomicopsis sp juga dipengaruhi oleh suhu dan ph hidrolisis. Dari penelitian yang sudah ada, belum ada penelitian mengenai hidrolisis pati mentah oleh enzim amilase yang bersumber dari Amylomyces rouxii. Jamur Amylomyces rouxii diketahui mampu tumbuh pada substrat mentah dan menghasilkan enzim glukoamilase (Nout, 2007). Namun, belum diketahui secara pasti kondisi proses enzim amilase yang dihasilkan oleh jamur ini untuk menghasilkan aktivitas optimum. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik enzim glukoamilase yang dihasilkan oleh Amylomyces rouxii baik dari macam substrat pati yang dikatalisa, suhu dan ph aktivitas serta stabilitas penyimpanannya. Substrat pati yang digunakan untuk hidrolisis enzim glukoamilase juga memiliki sifat yang berbeda-beda. Perbedaan sifat ini akan mempengaruhi aktivitas enzim glukoamilase. Pati tapioka, sagu, maupun maizena (jagung) adalah salah satu pati yang mampu diproduksi banyak di Indonesia tetapi belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. Sebagian besar hanya untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku/substitusi industri roti. Di Indonesia sumber pati tapioka yaitu ubi kayu mampu diproduksi sebanyak 16,09 juta ton pada tahun 2000 menjadi 20,83 juta ton pada tahun 2009

4 (Departemen Pertanian, 2009). Sedangkan menurut Jong (2007) potensi produksi sagu di Indonesia diperkirakan sekitar 5 juta ton pati kering per tahun dan produksi jagung Indonesia tahun 2007 mencapai sekitar 18 juta ton. Produksi bahan baku pembuatan pati yang besar tersebut harus dapat dimanfaatkan secara maksimal. 1.2. RUMUSAN MASALAH Permasalahan yang dimunculkan dan diharapkan dapat terselesaikan melalui penelitian ini dijabarkan sebagai berikut : a. Apakah enzim glukoamilase yang dihasilkan oleh Amylomyces rouxii mampu menghidrolisis pati mentah? b. Berapa besar aktivitas enzim glukoamilase dalam menghidrolisis berbagai macam pati mentah dengan mempertimbangkan kondisi suhu reaksi, ph, dan stabilitas penyimpanan? 1.3. TUJUAN PENELITIAN a. Mengetahui kemampuan hidrolisis enzim glukoamilse dari Amylomyces rouxii pada berbagai macam substrat pati mentah. b. Mengetahui pengaruh variasi suhu dan ph terhadap aktivitas enzim selama proses hidrolisis pati, suhu dan lama waktu penyimpanan enzim glukoamilase.

5 1.4. MANFAAT PENELITIAN Enzim glukoamilase yang diproduksi oleh Amylomyces rouxii dapat diaplikasikan dalam industri untuk menghidrolisis pati mentah menjadi gula sederhana dalam proses sakarifikasi.