I. PENDAHULUAN. lebih sedikit. Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup yang boros dan tanpa

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Seringkali kita melihat seseorang yang memiliki penghasilan lebih besar tetapi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam akan dapat menumbuhkan terbukanya perusahaan-perusahaan

LAMPIRAN. Daftar Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Populasi dan Sampel)

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perlu adanya pertumbuhan industri untuk bisa mencapai suatu tujuan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 1 Data Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun No Kode Saham

BAB I PENDAHULUAN. pesat dari periode ke periode, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham

Tabel Sampel Perusahaan Pertambangan. No Kode Nama Emiten No Kode Nama Emiten

BAB III METODE PENELITIAN. adalah seluruh perusahaan pertambangan yang go public dan terdaftar di. laporan keuangan tahun berturut-turut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar dalam BEI sektor pertambangan. Sedangkan periode pengamatan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan pada hakekatnya memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Jumlah dana tersebut tidak akan

Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan Periode

Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia Periode

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di era globalisasi ini memiliki pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya saham dari suatu emiten relative bisa di kontrol daripada deposito dan

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dalam arti bahwa perusahaan tersebut memiliki usaha eksplorasi,

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

PENGGUNAAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana untuk menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini, perusahaan berkompetisi untuk memperluas jangkauan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pasar modal dapat menjadi salah satu sarana untuk menambah modal

Judul : Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Mining and Mining Service di Bursa efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 Daftar Emiten Sub Sektor Batubara. No Kode Nama Emiten. 1 ADRO Adaro Energy Tbk. 2 ARII Atlas Resources Tbk

BAB I PE DAHULUA. Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 telah menghancurkan perekonomian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak pilihan bagi seorang investor yang mempunyai kelebihan dana dalam

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya, selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dengan menjalankan dua fungsi. Fungsi pertama ialah fungsi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

BAB III. Metode Penelitian. sampel pada penelitian ini sebagai berikut :

: Dr. Ir. Sudaryanto, Msc

: Fanzi Nalar Prasetia NPM : Jurusan : Manajemen : Dr. Bambang Gunawan Hardianto

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan dengan kekayaan alam yang melimpah.

I. PENDAHULUAN. batubara, baik penambangan batubara maupun pengelolaan hasil batubara.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung (German, Sidney, dan Raymond, 1985) dalam Hadi (2013) dan jika

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harta ataupun modal baik pada aset riil maupun aset finansial pada suatu unit

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal, dan dengan hal tersebut perusahaan dapat mempertahankan. berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Undang Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995). Menurut Tandelilin (2010:2)

Lampiran 1 : Daftar Item Pengungkapan Lingkungan ENVIRONMENTAL DISCLOSURE (PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGATAR ABSTRAKSI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. A.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Oktober 1988, dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana atau tambahan modal. Pasar modal (capital market)

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

Gambar 1.1. Cadangan Batu Bara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada untuk menghasilkan laba maksimal, sementara tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia.

BAB I. Bursa Efek Indonesia. Terdapat 48 perusahaan yang berada di sektor pertambangan

KATA PENGANTAR. Dengan mengucapkan puji syukur kehadapan Tuhan Yesus Kristus atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berbagai cara yang digunakan untuk melakukan kegiatan investasi

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini mengambil

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. sumber kemajuan ekonomi karena dapat menjadi sumber dan alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

I. PENDAHULUAN. untuk memperoleh laba dan meningkatkan nilai perusahaan (Weston dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat subprime mortgages (kredit perumahan) yang berimbas ke sektor

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perkembangan yang sangat signifikan. Bahkan pernah dikatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dalam proses pengambilan keputusan, harus dilakukan

LAMPIRAN A INDIKATOR PENGUNGKAPAN CSR GRI VERSI 3.0

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah pertambangan. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

II. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup atau derajatnya di masyarakat meningkat. Banyak cara yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

I. PENDAHULUAN. Sektor energi memiliki peran penting dalam pembangunan. Sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewakili pasar modal. Pasar modal memang sangat menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang biasanya digunakan semakin susah untuk diperoleh. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana,

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seringkali kita melihat seseorang yang memiliki penghasilan lebih besar tetapi asset atau hartanya lebih sedikit dibandingkan orang lain yang penghasilannya lebih sedikit. Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup yang boros dan tanpa perhitungan, sehingga sedikit atau tidak ada bagian lagi yang dapat ditabung. Bila anda merencanakan untuk menabung, ada beberapa pilihan tabungan yang ditawarkan oleh bankbank, baik bank pemerintah, bank swasta nasional, maupun bank asing. Namun, besarnya bunga tabungan yang diberikan oleh pihak bank hanya berkisar antara 0 5% per tahun, seringkali bunga tersebut tidak menutupi biaya administrasi bulanan yang dibebankan pihak bank kepada penabung. Atau anda dapat pula mempertimbangkan untuk mulai melakukan investasi. Berinvestasi berarti kita menanamkan sejumlah uang atau membeli suatu asset dengan maksud memperoleh nilai tambah atau keuntungan di kemudian hari. Dalam berinvestasi selalu ada risiko kerugian yang mungkin saja dialami. Suatu investasi yang dapat memberi peluang keuntungan lebih besar, biasanya akan diikuti dengan risiko kerugian yang lebih besar pula. Secara umum investasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu real asset investment dan financial asset investment. Real asset investment adalah komitmen mengikatkan

2 asset pada sektor riil. Seperti diketahui, istilah sektor riil sering digunakan untuk menunjukkan sektor di luar keuangan, seperti perdagangan, industri, pertanian, dan lain sebagainya. Dengan demikian, investasi pada sektor riil adalah komitmen mengikatkan asset di luar sektor keuangan, atau dapat juga diartikan sebagai investasi pada kegiatan ekonomi seperti: produksi dan perdagangan baik barang maupun jasa. Sedangkan financial asset investment adalah bentuk investasi pada sektor keuangan, yaitu investor menginvestasikan asset yang dimilikinya pada berbagai sarana investasi sektor keuangan, seperti deposito, reksadana, saham, forex, obligasi. Salah satu sarana investasi sektor keuangan tersebut yang saat ini mulai diminati oleh masyarakat adalah investasi di pasar modal. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), equity (saham), reksadana, instrument derivatif (option, futures) maupun instrumen lainnya. UndangUndang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 mendifinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha bagi perusahaan atau pemerintah untuk mendapatkan dana dari masyarakat melalui penjualan saham atau surat hutang (obligasi). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan

3 modal kerja, dan lainlain. Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat yang memiliki kelebihan dana untuk berinvestasi dengan cara membeli saham atau obligasi yang dijual oleh perusahaan atau pemerintah. Mereka menginvestasikan dana mereka dengan harapan mendapatkan return berupa dividen dan capital gain. Perkembangan pasar modal di Indonesia beberapa tahun ini mengalami perkembangan yang cukup pesat antara periode tahun 2002 2007. Hal ini dapat terlihat dari jumlah volume perdagangan, nilai transaksi, jumlah emiten yang mencatatkan sahamnya di bursa, kapitalisasi pasar dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung meningkat. Setelah mengalami kenaikan (bullish) selama tahun 2007 hingga awal tahun 2008, akhirnya lambat laun pada pertengahan 2008 IHSG mengalami penurunan (bearish). Hal ini disebabkan oleh terjadinya krisis kredit perumahan (supreme mortgage) di Amerika Serikat yang berdampak ke perdagangan saham di berbagai bursa efek di dunia begitu pula di Indonesia. Namun, pada pertengahan tahun 2009 IHSG kembali menguat dan berada pada kisaran 24002500. Dengan kembali naiknya IHSG berarti menandakan kembali bergairahnya pasar modal di Indonesia. Salah satu saham yang cukup menarik minat para investor adalah sahamsaham sektor pertambangan. Beberapa tahun belakangan ini, kinerja serta harga sahamsaham industri pertambangan di Indonesia mengalami pasang surut seiring dengan perekonomian dunia dan perekonomian Indonesia. Tapi, secara umum harga

4 saham pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia cenderung mengalami kenaikan sejalan dengan tren naik pada Indeks Harga Saham Gabungan. Faktor yang menjadi penggerak sahamsaham pertambangan adalah pertumbuhan ekonomi negaranegara di dunia, dimana dengan tumbuhnya ekonomi suatu negara maka negara tersebut membutuhkan sumber energi (minyak bumi, batu bara dan gas) yang cukup besar untuk menjalankan pembangkit listrik. Dengan semakin banyaknya permintaan akan minyak bumi, batu bara dan gas, maka harga komoditas tersebut akan menjadi naik. Naiknya harga minyak bumi, batu bara, dan gas tentunya akan menaikkan laba perusahaanperusahaan petambangan minyak bumi, batu bara dan gas. Naiknya laba perusahaanperusahaan pertambangan menarik investor untuk membeli sahamsaham pertambangan, terutama pertambangan minyak dan gas bumi serta batubara, akibatnya harga saham perusahaan tersebut menjadi naik. Sementara itu kinerja sahamsaham perusahaan pertambangan lainnya selain perusahaan tambang minyak bumi, batu bara dan gas, sebagaimana biasanya akan mengikuti performa sahamsaham perminyakan, batu bara dan gas. Di Bursa Efek Indonesia (BEI) perusahaan pertambangan dibagi menjadi empat industri, yaitu: pertambangan batu bara, pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan logam dan mineral lainnya, serta pertambangan batubatuan. Berikut ini adalah daftar perusahaan sektor pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

5 Tabel 1. Daftar Perusahaan Sektor Pertambangan yang Tercatat di BEI. No Nama Perusahaan Kode Perdagangan Pertambangan Batu Bara 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Adaro Energy Tbk ATPK Resources Tbk Bumi Resources Tbk Bayan Resources Tbk Darma Henwa Tbk Garda Tujuh Buana Tbk Indo Tambangraya Megah Tbk Resource Alam Indonesia Tbk Perdana Karya Perkasa Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Petrosea Tbk ADRO ATPK BUMI BYAN DEWA GTBO ITMG KKGI PKPK PTBA PTRO Pertambangan Minyak dan Gas Bumi 12 13 14 15 16 Ratu Prabu Energy Tbk Elnusa Tbk Energi Mega Persada Tbk Medco Energi Internasional Tbk Radiant Utama Interinsco Tbk Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya ARTI ELSA ENRG MEDC RUIS 17 18 19 20 Aneka Tambang Tbk (Persero) Cita Mineral Investindo Tbk INCO Tbk Timah Tbk ANTM CITA INCO TINS Pertambangan Batubatuan 21 22 23 Central Korporindo Int. Tbk Citatah Industri Marmer Tbk Mitra Investindo Tbk Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2010 CNKO CTTH MITI Dari 4 perusahaan emiten dari sektor pertambangan logam dan mineral yang terdaftar di BEI, ada 3 perusahaan yang masuk kedalam indeks LQ45 yaitu PT Aneka Tambang Tbk (Persero), PT International Nickel Indonesia Tbk, dan PT Timah Tbk artinya perusahaan ini telah terbukti memiliki tingkat likiuditas yang baik dan kapitalisasi pasar yang cukup besar. Hal ini tentu menjadi pemikat bagi para investor karena perusahaan ini diperkirakan dapat memberikan capital gain yang cukup besar bagi investor. Penelitian ini ingin meneliti kewajaran saham

6 sektor pertambangan logam dan mineral sejak tahun 20062009 sehingga Cita Mineral Investindo tidak termasuk dalam sampel penelitian karena perusahaan ini baru masuk kedalam sektor penambangan logam dan mineral sejak tahun 2008 setelah perusahaan merubah bisnis inti dari perusahaan furniture menjadi perusahaan investasi di bidang pertambangan. Berikut tabel perkembangan kapitalisasi pasar dari ketiga perusahaan pertambangan logam dan mineral dari tahun 20062009. Tabel 2. Tabel Perkembangan Kapitalisasi Pasar ANTM, INCO, dan TINS 2006 2009 No 1 2 3 Nama Perusahaan Kapitalisasi Pasar (Triliyun Rp) 2006 % 2007 % 2008 % 2009 % Aneka Tambang Tbk 15.261 1,22 42.685 2,15 10.397 0,97 20.985 1,04 International Nickel Indonesia Tbk 30.803 2,47 95.637 4,81 19.177 1,78 36.268 1,80 Timah Tbk 2.227 0,18 14.445 0,73 5.436 0,50 11.073 0,55 Market Total (IHSG) 1.249.074 1.988.356 1.076.491 2.019.375 Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2010 Pada tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa nilai kapitalisasi pasar ketiga perusahaan pertambangan logam dan mineral mengalami fluktuasi, hal ini disebabkan oleh fluktuasi harga pasar saham tersebut dan jumlah saham yang beredar. Kapitalisasi pasar yang besar menunjukkan harga saham yang tinggi dan likuiditas yang baik. PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) merupakan salah satu produsen nikel di dunia yang melakukan penambangan biji nikel di Indonesia. Berikut ini perkembangan laba bersih setelah pajak, perkembangan dividen tunai yang dibagikan, dan perkembangan harga saham PT International Nickel Indonesia Tbk ditunjukkan pada tabel 3.

7 Tabel 3. Perkembangan Laba Bersih Setelah Pajak, Jumlah Dividen Tunai yang Dibagikan, dan Harga Saham PT INCO Tbk periode 20062009. Tahun 2006 2007 2008 2009 Laba Bersih (Ribuan US $) 513.358 1.173.036 359.316 170.417 128,50 69,36 52,57 Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2010 Dividen Tunai (Ribuan US $) 109.300 1.469.286 224.960 109.995 1.244,27 84,69 51,10 Harga Saham Per 31 Des (Dalam Rp) 31.000 96.250 1.930 3.650 210,48 97,99 89,12 Tabel 3 menunjukkan pada tahun 2007 laba bersih, jumlah pembagian dividen tunai, dan harga saham PT INCO Tbk mengalami kenaikan yang sangat signifikan, yaitu masingmasing sebesar: 128,5%, 1.244,27%, 210,48%. Namun, pada tahun 2008 jumlah laba bersih, dividen tunai, dan harga saham PT INCO Tbk mengalami penurunan cukup drastis, yaitu masingmasing sebesar: 69,36%, 84,69%, 97,99%. Namun penurun harga saham TINS yang cukup drastis disebabkan pemecahan saham (stock split) dengan perbandingan 1:10. Selain INCO perusahaan yang juga melakukan kegiatan penambangan nikel adalah PT Aneka Tambang Tbk. Perusahaan yang 65% kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia ini, selain nikel juga melakukan kegiatan penambangan emas dan alumunium. Berikut ini perkembangan laba bersih setelah pajak, dividen tunai yang dibagikan, dan harga saham PT Aneka Tambang Tbk ditunjukkan pada tabel 4. Tabel 4. Perkembangan Laba Bersih Setelah Pajak, Jumlah Dividen Tunai yang dibagikan, dan Harga Saham PT ANTM Tbk periode 20062009. Tahun 2006 2007 2008 2009 Laba Bersih (Ribuan Rp) 1.552.777.647 5.132.460.443 1.368.139.165 604.307.088 230,53 73,34 55,83 Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2010 Dividen Tunai (Ribuan Rp) 286.258.227 621.110.923 2.052.984.177 547.255.666 116,97 230,53 73,34 Harga Saham Per 31 Des (Dalam Rp) 8.000 4.475 1.090 2200 44,06 75,64 101,83

8 Tabel 4 menunjukkan laba bersih ANTM pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 230,53% dan mengalami penurunan pada tahun 2008 sebesar 73,34%. Sedangkan, dividen tunai yang dibagikan mengalami kenaikan yaitu sebesar 116,97% pada tahun 2007 dan 230,53% pada tahun 2008. Sedangkan, harga saham ANTM cenderung mengalami penurunan pada akhir tahun, yaitu Rp 8.000 pada akhir 2006 turun menjadi Rp 4.475 pada akhir tahun 2007, hal ini terjadi karena adanya stock split dengan perbandingan 1:5 pada saat harga saham ANTM Rp 13.250 sehingga harga saham ANTM menjadi Rp 2.650 setelah stock split tersebut. Lalu kemudian, harga saham ANTM turun menjadi Rp 1.090 pada akhir tahun 2008 akibat adanya krisis supreme mortgage. Selain INCO dan ANTM perusahaan yang tergabung dalam sektor pertambangan logam dan mineral di Bursa Efek Indonesia adalah PT Timah Tbk (TINS). Saat ini PT Timah Tbk dikenal sebagai perusahaan penghasil logam timah terbesar di dunia dan sedang dalam proses mengembangkan usahanya di luar penambangan timah dengan tetap berpijak pada kompetensi yang dimiliki dan dikembangkan. Berikut ini perkembangan laba bersih, jumlah dividen tunai yang dibagikan, dan harga saham PT Timah Tbk ditunjukkan pada tabel 5. Tabel 5. Perkembangan Laba Bersih Setelah Pajak, Jumlah Dividen Tunai yang dibagikan, dan Harga Saham PT Timah Tbk periode 20062009. Tahun 2006 2007 2008 2009 Laba Bersih (Jutaan Rp) 208.147 1.784.594 1.342.358 313.751 757,37 24,78 76,63 Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2010. Dividen Tunai (Jutaan Rp) 50.758 104.074 892.296 670.531 105,04 757,37 24,85 Harga Saham Per 31 Des (Dalam Rp) 4.425 28.700 1.080 2000 548,59 96,24 85,18

9 Tabel 5 menunjukkan kenaikan laba bersih PT Timah Tbk pada tahun 2007 sebesar 757,37% dan turun sebesar 24,78% pada tahun 2008. Dividen tunai yang dibagikan mengalami kenaikan antara tahun 20062008 yaitu masingmasing sebesar 105,04% pada tahun 2007 dan 757,37% di tahun 2008, kemudian turun sebesar 24,85% di tahun 2009.. Sedangkan harga saham TINS pada akhir tahun 2006 yaitu Rp 4.425 kemudian naik menjadi Rp 28.700 pada akhir tahun 2007. Dan turun menjadi Rp 1.080 pada akhir tahun 2008 yang disebabkan pemecahan saham (stock split) dengan perbandingan 1:10 di harga Rp 29.400 pada 8 Agustus 2008 sehingga harga saham TINS menjadi Rp 2.950 setelah stock split tersebut. Dari datadata ketiga perusahaan di atas menunjukkan bagaimana perubahan dividen berpengaruh terhadap harga saham ketiga perusahaan tersebut dimana kenaikan dividen menyebabkan kenaikan harga saham demikian sebaliknya. Namun hal ini tidak terjadi pada ketiga perusahaan di tahun 2009 karena sekalipun dividennya turun namun harga sahamnya tetap naik. Fluktuasi dividen ketiga perusahaan tersebut jika dihubungkan dengan harga saham maka dapat dilihat fenomena yang terjadi dimana penurunan dividen tidak sepenuhnya membuat harga aktual saham juga turun. Karena dividen terkadang tidak berbanding lurus dengan return, maka dalam menentukan suatu saham yang akan dibeli pada dasarnya harus dinilai terlebih dahulu agar terhindar dari unsur spekulasi dan menghindari kerugian yang tak diharapkan. Harga yang tercipta di bursa adalah harga yang terjadi berdasarkan permintaan dan penawaran, namun harga saham terkadang tidak mencerminkan kondisi

10 perusahaan yang sebenarnya. Saham bisa dibeli di atas, sama, atau di bawah harga wajarnya. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui harga wajar dari saham sesuai dengan kondisi emiten. Menurut Arthur Keown, penilaian harga wajar saham adalah proses membandingkan nilai riil suatu saham dengan harga yang berlaku di pasar. Sedangkan menurut Andy Porman Tambunan, penilaian saham (valuasi) adalah nilai sekarang (present value) dari arus kas imbal hasil yang diharapkan (expected cash flows). Secara garis besar, ada dua metode analisis yang sering digunakan untuk menilai harga suatu saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental adalah analisis dilakukan berdasarkan data keuangan perusahaan untuk menghitung nilai intrinsik perusahaan, oleh karena itu laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting karena laporan keuangan menggambarkan aspek fundamental perusahaan yang bersifat kuantitatif. Sedangkan, analisis teknikal lebih mempelajari perilaku pemain pasar untuk memprediksi pergerakan harga saham. Asumsinya, pasar sempurna dan mencerminkan seluruh kondisi. Analis teknikal menaruh perhatian utama pada pergerakan harga saham yang terjadi di pasar dan mempelajari pola berpikir atau perilaku pihakpihak lain yang terlibat di bursa. Lalu kemudian dapat diprediksi pergerakan harga saham melalui datadata yang tersaji dalam bentuk grafik (charts) yang akan membentuk suatu pola tertentu. Analisis fundamental bertolak belakang dengan analisis teknikal, bila analisis teknikal lebih banyak menggunakan datadata pasar, biasanya data yang digunakan adalah harga saham, volume transaksi, nilai transaksi. Maka analisis

11 fundamental menggunakan indikatorindikator keuangan perusahaan untuk menganalisis harga saham sebuah perusahaan sehingga dapat ditarik kesimpulan apakah harga saham wajar (fair), terlalu tinggi (overvalued), atau terlalu rendah (undervalued). Berdasarkan alasan dan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang diberi judul: Analisis Fundamental Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Saham Pertambangan Logam dan Mineral di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Permasalahan Investasi secara garis besar adalah kegiatan mengorbankan nilai rupiah saat ini untuk mendapatkan nilai rupiah di masa depan. Terdapat dua hal dasar yang selalu dipertimbangkan investor dalam mengambil keputusan investasi yaitu risiko dan return. Investor yang rasional akan berusaha memaksimalkan return yang akan diterima di masa yang akan datang dengan mengambil risiko sekecilkecilnya. Untuk tujuan maksimalisasi return investasinya investor membutuhkan informasi dan kepintaran pasar dalam mengambil keputusan. Informasi dibutuhkan untuk membentuk sebuah portofolio yang paling menguntungkan sesuai dengan preferensi risikonya. Informasi akuntansi merupakan bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan investor. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan informasi keuangan dari suatu perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan diharapkan mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial. Namun, seringkali investor tidak memperhatikan informasi keuangan yang tersedia dalam

12 laporan keuangan sehingga mereka terkesan seperti sedang berspekulasi. Investorinvestor bodoh yang berspekulasi tersebut dapat ditipu oleh investor yang lebih pintar sehingga konsep pasar efisien tidak terjadi. Berdasarkan uraianuraian yang telah dikemukakan mendasari penulis untuk merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana besarnya nilai interinsik saham bila dibandingkan dengan harga pasarnya pada perusahaan sektor pertambangan logam dan mineral dan keputusan investasi yang diambil oleh investor? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kinerja keuangan emiten yang terbaik diantara ketiga perusahaan bidang pertambangan logam dan mineral yang digambarkan dalam rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio nilai pasar untuk periode tahun 20062009. 2. Untuk mengetahui nilai intrinsik melalui analisis sekuritas individu yang dibandingkan dengan harga pasar saham. 3. Untuk mengetahui keputusan investasi yang diambil berdasarkan rekomendasai jual (sell), tahan (hold), beli (buy).

13 1.4 Kerangka Pemikiran Analisis fundamental adalah analisis yang mempelajari datadata perusahaan, kekayaan, penjualan, pendapatan, produk dan penyerapan pasar, evaluasi manajemen perusahaan, membandingkan dengan pesaingnya dan memperkirakan nilai intrinsik dari saham perusahaan tersebut. Salah satu aspek penting dalam analisis fundamental adalah analisis laporan keuangan, karena dari situ dapat diperkirakan keadaan, atau posisi dan arah perusahaan. Analisis fundamental dilakukan untuk mengidentifikasikan prospek perusahaan lewat analsis terhadap faktor yang mempengaruhinya seperti aktiva, laba, dividen, prospek manajemen perusahaan, yaitu mengidentifikasi saham mana saja yang memiliki prospek di masa depan atau mengidentifikasi saham mana saja yang tidak mempunyai harga tepat di pasar. Karakterisitik analisis yaitu setiap investor yaitu makhluk rasional, mempelajari hubungan harga saham dengan kondisis pasar, dan berasumsi bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan untuk meningkatkan nilai di kemudian hari. Proses analisis keputusan investasi berdasarkan pendekatan Analisis Fundamental meliputi: 1. Mengetahui kinerja keuangan emiten melalui analisis laporan keuangan emiten, termasuk analisis laporan keuangan yang diproyeksikan ke periode yang akan datang, yaitu dengan membandingkan laporan keuangan emiten dibandingkan melalui perbandingan internal dan eksternal (emiten lain atau industri sejenis).

14 2. Menentukan nilai intrinsik efek emiten melalui analisis sekuritas individu, dengan membandingkan apakah harga pasar per saham suatu emiten tidak tepat ( terlalu endah atau terlalu tinggi). 3. Pengambilan keputusan berdasarkan rekomendasi: beli (buy), tahan (hold), jual (sell).

15 Analisis Keputusan Investasi Kondisi Pasar Analisis Teknikal Analisis Fundamental Laporan Keuangan Nilai Intrinsik atau nilai riil bandingkan Harga berlaku di pasar Jika NI>NP, berarti saham undervalued Jika NI=NP, berarti saham fair Jika NI<NP, berarti saham overvalued Beli (buy) Netral (neutral) Jual (sell) Gambar 1. Kerangka Pemikiran

16 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi menjadi lima bab, yaitu: Bab I : Pendahuluan Bagian ini terdiri dari Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan Penulisan, Kerangka Pemikiran, Hipotesis, Metode Penelitian, Alat Analisis, dan Sistematika Penulisan. Bab II : Landasan Teori Bagian ini berisikan teoriteori dalam manajemen keuangan yang berkaitan dengan pokok bahasan. Bab III : Metode Penelitian Bagian ini berisi tentang gambaran mengenai teknik pengumpulan data, serta alat analisis yang digunakan dalam penelitian. Bab IV : Hasil Perhitungan dan Pembahasan Bagian ini berisikan uraian hasil perhitungan dan pembahasan dengan menggunakan alat analisis yang digunakan. Bagian V : Simpulan dan Saran Bagian ini berisikan simpulan dari hasil pembahasan dan saran sebagai sumbangan pemecahan masalah yang ada.