BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dini Rusfita Sari, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

2015 KONTRUKSI ALAT UKUR LITERASI SAINS SISWA SMP PADA KONTEN SIFAT MATERI MENGGUNAKAN KONTEKS KLASIFIKASI MATERIAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siska Sintia Depi, 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widya Nurfebriani, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

C. Prosedur Penelitian Secara garis besar, alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengumpulan data. Produk: Bahan Ajar IPA Terpadu bertema Cuaca

BAB III METODEI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

SRIE MULYATI, 2015 KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) meliputi tahapan define,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

2015 PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUB TOPIK KARBOHIDRAT MENGGUNAKAN KONTEKS MADU UNTUK MEMBANGUN LITERASI SAINS SISWA SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. QUAL results. quan results

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. instrumen penelitian dan teknik pengolahan data. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pra experiment

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pra eksperimen (pre

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

2014 PENGEMBANGAN BUKU AJAR KIMIA SUB TOPIK PROTEIN MENGGUNAKAN KONTEKS TELUR UNTUK MEMBANGUN LITERASI SAINS SISWA SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan dan membuktikan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini penyusun menggunakaan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 KONSTRUKSI DESAIN PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA MENGGUNAKAN KONTEKS KERAMIK UNTUK MENCAPAI LITERASI SAINS SISWA SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui keefektivan strategi

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai lokasi dan subjek/objek penelitian, model penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, alur penelitian, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, serta analisis data. A. Lokasi dan Subjek/Objek Penelitian Penelitian ini difokuskan pada alat ukur penilaian literasi sains/kimia yang dikonstruksi. Proses validasi alat ukur dilakukan di jurusan pendidikan kimia UPI dan beberapa sekolah di kota Bandung. Untuk menguji reliabilitas dari alat ukur yang dikonstruksi, alat ukur yang telah divalidasi diujicobakan kepada siswa SMA kelas X semester ganjil yang berjumlah 40 siswa di salah satu SMA di kabupaten Bogor. B. Model Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan model rekonstruksi pendidikan (educational recontruction) (Duit, et al., 2012). Gagasan kunci dari model rekonstruksi pendidikan mencakup struktur konten ilmu pengetahuan tertentu yang harus diubah ke dalam struktur konten untuk pengajaran. Model ini memiliki tiga komponen yakni klarifikasi dan analisis wacana, penelitian mengajar dan belajar, serta implementasi dan evaluasi dimana ketiga komponen ini memiliki hubungan yang saling berkaitan, seperti ditunjukkan pada gambar 2.1 dalam bab II di halaman 13. Pada penelitian ini, peneliti hanya melakukan komponen 1 saja yakni klarifikasi dan analisis wacana. Komponen klarifikasi dan analisis wacana ini, menyangkut proses analisis mengubah pengetahuan manusia (kebudayaan) seperti pengetahuan bidang tertentu menjadi pengetahuan untuk sekolah yang melibatkan literasi sains pada siswa. Pada komponen ini, struktur konten pada bidang tertentu diubah menjadi struktur konten untuk pembelajaran. Konten tersebut dibuat sesederhana mungkin agar dapat diterima oleh siswa, tetapi juga memperkaya siswa dengan meletakkannya

41 ke dalam konteks yang membuat siswa mengerti dan menambah rasa ingin tahunya. Berdasarkan gambar 2.2 dalam bab II di halaman 14, terdapat dua proses yang dilibatkan dalam klarifikasi dan analisis wacana, yaitu elementarisasi yang mengarah pada ide-ide dasar dari konten di bawah pemeriksaan dan konstruksi struktur konten untuk pengajaran. Dalam kedua proses masalah konten ilmu pengetahuan dan isu-isu perspektif siswa (konsepsi siswa dan pandangan tentang konten maupun variabel afektif seperti minat dan konsep ilmu pengetahuan yang dimiliki siswa) harus diperhitungkan. Gambar 2.2 menunjukkan bahwa struktur konten sains harus disesuaikan dengan struktur konten pembelajaran (Duit, et al.,2012). C. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan perencanaan penelitian yang menyeluruh, menyangkut semua komponen dan langkah (Kuntoro, 2006). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method. Mix method merupakan sebuah desain penelitian yang melibatkan pengumpulan dan analisis data kualitatif dan kuantitatif dalam studi tunggal, dan menghasilkan penjelasan yang masuk akal untuk memadukan data, melibatkan penelitian kualitatif maupun kuantitatif, menyajikan gambaran dari prosedur dalam penelitian, serta menyatupadukan data penelitian dalam cara yang berbeda. Mix method yang digunakan oleh peneliti adalah mix method jenis sequential exploratory design, yang dimulai dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif dengan tujuan eksplorasi dan dilanjutkan dengan pengumpulan dan analisis data kuantitatif, dengan pola pengembangan seperti ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut.

42 Kualitatif (Pengumpulan Data) Kualitatif (Analisis Data) Kuantitatif (Pengumpulan Data) Kuantitatif (Analisis Data) Interpretasi Semua Hasil Analisis Data Gambar 3.1 Pola Pengembangan Sequential Exploratory Design (Creswell, 2011) D. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, berikut adalah penjelasan singkat beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian, antara lain: Konstruksi adalah proses mengubah struktur konten ilmu pengetahuan tertentu menjadi struktur konten untuk pembelajaran yang melibatkan literasi sains pada siswa. (Duit, 2012) Alat ukur penilaian yang dimaksud adalah instrumen untuk melakukan pengukuran hasil belajar siswa. Alat ukur yang digunakan tersebut berupa tes tertulis untuk mengevaluasi kemampuan literasi sains. (Sudiatmika, 2010). Konten sains adalah salah satu dimensi literasi sains yang merujuk pada konsep dan teori fundamental untuk memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia (OECD, 2009). Konten dalam penelitian ini adalah ikatan kimia sesuai dengan standar isi kurikulum 2013. Konteks aplikasi sains adalah salah satu dimensi dari literasi sains yang mengandung pengertian situasi dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan sains dan teknologi area aplikasi proses dan pemahaman konsep sains, misalnya kesehatan dan gizi dalam konteks pribadi serta iklim dalam konteks global (OECD, 2009). Konteks yang digunakan dalam penelitian ini adalah keramik.

43 Literasi Sains adalah kemampuan menggunakan kompetensi PISA 2009 dalam menjawab soal-soal literasi sains menggunakan konteks keramik untuk konten ikatan kimia. (OECD, 2009) E. Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan rumusan masalah, maka digunakan instrumen penelitian yang terdiri atas lembar kesesuaian aspek konteks dan konten, alat ukur penilaian literasi sains, lembar validasi ahli, dan lembar penilaian kesesuaian alat ukur yang dikonstruksi dengan karakteristik soal PISA. Secara lebih rinci instrumen tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1. Lembar Kesesuaian Aspek Konteks dan Konten Informasi mengenai karakteristik teks bacaan keramik-ikatan kimia diperoleh dengan melakukan penggabungan aspek konteks keramik dengan aspek konten ikatan kimia menjadi satu wacana teks utuh yang akan digunakan sebagai sumber pembuatan soal-soal literasi sains/kimia. 2. Alat Ukur Penilaian Literasi Sains Alat ukur penilaian literasi sains berupa soal pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Jumlah butir soal literasi sains siswa SMA dalam konteks keramik dibuat sebanyak 40 butir soal. Empat puluh butir soal ini mencakup pengukuran kemampuan proses sains (kompetensi ilmiah PISA), pengetahuan, dan sikap sains (kompetensi aspek sikap PISA) yang disajikan terkait dengan konteks. 3. Lembar Validasi Ahli Lembar validasi ahli digunakan untuk mengetahui penilaian dari para ahli terhadap alat ukur yang dikonstruksi peneliti. Lembar validasi berisi penilaian terhadap kesesuaian antara indikator dengan kompetensi dasar, indikator dengan kompetensi PISA 2009, dan kesesuaian indikator dengan butir soal. Butir soal yang dibuat sebanyak 40 butir soal berbentuk pilihan ganda. Empat puluh butir soal ini mencakup pengujian terhadap pengetahuan sains dan sikap sains siswa. Jumlah tenaga ahli yang dianjurkan minimal lima orang. Peneliti meminta

44 bantuan kepada 7 orang tenaga ahli. Adapun lembar validasi ahli adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Lembar Validasi Ahli Kesesuaian Saran N Kompetensi Kompetensi Indikator Butir A B C Perbaik o Dasar PISA 2009 Pembelajaran Soal Y T Y T Y T an Keterangan : Pilihan jawaban untuk kolom kesesuaian : Kolom A : Kesesuaian antara indikator dengan kompetensi dasar Kolom B : Kesesuaian antara indikator dengan kompetensi ilmiah PISA 2009 Kolom C : Kesesuaian antara indikator dengan butir soal 4. Lembar Penilaian Ahli terhadap Kesesuaian Alat Ukur Penilaian yang sains Dikonstruksi dengan Karakteristik Soal-soal Literasi Sains dalam PISA Untuk tujuan penilaian dalam definisi PISA mengenai literasi sains. Literasi dapat dikarakterisasi dari empat aspek yang berkaitan yakni konteks aplikasi sains, konten sains, proses sains, dan sikap sains. Penilaian ahli akan kesesuaian alat ukur penilaian literasi sains yang dikembangkan dengan karakteristik soal-soal PISA dikumpulkan melalui angket. Angket atau kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2009). Angket merupakan teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung melakukan tanya jawab dengan responden) (Sukmadinata, 2010). Oleh karena itu, penggunaan angket dapat mengefisienkan waktu untuk penelitian. Instrumen ini berisi tujuh pernyataan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari ahli mengenai kesesuaian alat ukur yang dikembangkan dengan karakteristik soal PISA. Angket berisi pernyataanpernyataan dalam format skala Guttman. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban tegas antara ya-tidak.(sugiyono, 2012)

45 F. Alur Penelitian Untuk membantu mengarahkan langkah-langkah penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian, proses pengembangan instrumen digambarkan melalui alur penelitian seperti terlihat pada Gambar 3.2. Telaah Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA Telaah Kepustakaan Literasi Sains/Kimia Telaah Kepustakaan Penilaian Literasi Sains Perumusan Indikator Aspek Kognitif melalui Telaah Konteks, Konten, dan Aspek Kompetensi PISA 2009 Perumusan Indikator Aspek Sikap melalui Telaah Konteks, Konten, dan Aspek Sikap PISA 2009 Klarifikasi dan Analisis Wacana Perumusan Kisi-kisi Alat Ukur Penilaian Literasi Sains Alat Ukur Penilaian Literasi Sains tidak valid Revisi Validasi valid Uji Reliabilitas Penilaian Ahli Terhadap Alat Ukur Interpretasi Data Kesimpulan Gambar 3.2 Alur Penelitian

46 Berdasarkan alur penelitian pada gambar 3.2, langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan a. Menelaah kompetensi inti dan kompetensi dasar yang berkaitan dengan submateri pokok ikatan kimia dalam standar isi mata pelajaran kimia SMA. b. Menelaah kepustakaan literasi sains/kimia melalui jurnal-jurnal penelitian. c. Menelaah kepustakaan penilaian literasi sains melalui jurnal-jurnal penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Setelah melaksanakan semua tahap di tahap persiapan kemudian masuk ke tahap pelaksanaan, yaitu : a. Perumusan indikator aspek kognitif melalui analisis konteks dan konten Indikator aspek kognitif dirumuskan setelah analisis konten dan konteks pada tahap persiapan. Indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif disesuaikan dengan KI dan KD Kurikulum 2013 dan Kompetensi Ilmiah PISA 2009 b. Perumusan indikator aspek sikap melalui telaah konten dan sikap Indikator aspek kognitif dirumuskan setelah analisis konten dan konteks pada tahap persiapan. Indikator dan tujuan pembelajaran aspek sikap disesuaikan dengan KI dan KD Kurikulum 2013 dan Aspek Sikap PISA 2009. c. Melakukan klarifikasi dan analisis wacana materi pokok ikatan kimia menggunakan konteks keramik yang disesuaikan dengan rekonstruksi pendidikan. Wacana yang dianalisis berupa wacana konten dan wacana konteks. Analisis wacana dituangkan dalam bentuk tabel seperti berikut:

47 Tabel 3.2 Format Analisis Wacana Teks Teks Asli Proses Penghalusan Teks Dasar Hasil Penghalusan Pada proses analisis wacana konten, dilakukan analisis terhadap buku-buku teks kimia dan penjelasan materi pokok ikatan kimia menggunakan konteks keramik. wacana yang dianalisis berupa wacana konten interaksi antarmolekul dilakukan melalui buku-buku teks kimia [Burton, (1994), Petruci, (1987), dan Mcmurry(2005)] dan wacana konteks keramik dilakukan melalui jurnal [Baehr, (1995), dan Heimann, (2010)]. d. Menyusun kisi-kisi alat ukur penilaian literasi sains e. Menyusun alat ukur penilaian literasi sains. f. Melakukan validasi ke beberapa ahli. g. Melakukan uji coba tes menggunakan alat ukur penilaian literasi sains yang dikembangkan dalam penelitian. h. Meminta penilaian ahli terhadap alat ukur yang dikonstruksi 3. Tahap Akhir Setelah seluruh tahapan dilaksanakan, selanjutnya dilakukan pengumpulan data penelitian, pengolahan data, perbaikan alat ukur, analisis, lalu menarik kesimpulan dan saran. G. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini, diperoleh dari lembar kesesuaian aspek konteks dan konten, lembar validasi ahli dan nilai reliabilitas alat ukur, serta lembar penilaian kesesuaian soal literasi sains yang dikonstruksi dengan karakteristik soal PISA. Adapun teknik pengumpulan data untuk menjawab rumusan masalah di bab I adalah sebagai berikut:

48 1. Untuk karakteristik teks bacaan keramik-ikatan kimia dilakukan dengan cara mengkaji wacana aspek konteks dan konten serta keterpaduannya dalam teks halus yang diperoleh. 2. Untuk validitas dari alat ukur yang dihasilkan, dilakukan dengan memvalidasi alat ukur kepada 7 orang ahli. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur berdasarkan judgment para ahli. 3. Untuk reliabilitas dari alat ukur, dilakukan dengan mengujicobakan alat ukur tersebut kepada sejumlah siswa SMA di salah satu sekolah negeri di kota Bogor. 4. Untuk penilaian ahli, dilakukan dengan menyebarkan angket kepada 5 orang ahli mengenai kesesuaian alat ukur yang dikonstruksi dengan karakteristik soal literasi sains dalam PISA. H. Analisis Data 1. Data Kesesuaian Teks Bacaan Keramik-Ikatan Kimia Data yang diperoleh dari hasil kajian terhadap wacana aspek konteks dan konten, kemudian dianalisis dalam bentuk tabel kesesuaian aspek konteks dan konten. Hal ini bertujuan untuk melihat keterpaduan dari kedua aspek tersebut, sehingga dapat diperoleh sebuah teks bacaan yang memuat struktur konten, yang ditempatkan ke dalam konteks yang berguna bagi siswa. 2. Data Hasil Validasi Alat Ukur Data dari lembar validasi dikelompokkan dan diolah. Hasil pengolahan data kemudian dianalisis. Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan sebagai acuan untuk menilai kualitas alat ukur dan untuk memperbaiki alat ukur yang dikembangkan, sehingga pada tahap akhir selain mendapatkan nilai dari kualitas alat ukur yang dikembangkan, juga mendapatkan alat ukur yang telah diperbaiki. Lembar validasi ahli dianalisis dengan cara : a. Kriteria penilaian hasil validasi Data tanggapan ahli yang diperoleh berupa ceklist.

49 Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Validasi Alat Ukur Kriteria Bobot Ya 1 Tidak 0 (Lawshe, 1975) b. Pemberian skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah semua item mendapat skor kemudian skor tersebut diolah 1. Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten) n e : jumlah ahli yang menyatakan Ya N : total respon Ketentuan a) Saat jumlah ahli yang menyatakan Ya kurang dari ½ total reponden maka nilai CVR = - b) Saat jumlah ahli yang menyatakan Ya ½ dari total responden maka nilai CVR = 0 c) Saat seluruh ahli menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden). d) Saat jumlah ahli yang menyatakan Ya lebih dari ½ total reponden maka nilai CVR = 0-0,99. 2. Menghitung nilai CVI ( indek validitas konten) Setelah mengidentifikasi validitas tiap butir soal menggunakan CVR, CVI dihitung untuk menghitung keseluruhan validitas dari soal yang dibuat. Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub pertanyaan yang dijawab Ya. (Lawshe, 1975)

50 3. Data Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Penilaian Literasi Sains Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan internal consistency yang dilakukan dengan cara mencobakan instumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus KR.20 (Kuder Richardson) sebagai berikut: ] Dimana, r = reliabilitas tes secara keseluruhan k = jumlah soal p= proporsi subjek menjawab soal dengan benar q= proporsi subjek menjawab soal dengan salah s 2 = variansi skor-skor tes (Firman, 2000) 4. Data Hasil Penilaian Kesesuaian Karakteristik Alat Ukur Penilaian dengan Soal Literasi Sains dalam PISA Hasil penilaian dari para ahli kemudian dikelompokkan dan diolah menggunakan skala Guttman. Berdasarkan instrumen yang diberikan kepada responden sejumlah p, jumlah item sebanyak q, dan skor tertinggi adalah 1, maka jumlah skor kriterium (bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = p q 1. Instrumen ini diberikan kepada 5 responden, dan sebelum dianalisis, data yang diperoleh harus ditabulasikan terlebih dahulu.