Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
SUKU BANYAK. A. Teorema Sisa 1) F(x) = (x b) H(x) + S, maka S = F(b) 2) F(x) = (ax b) H(x) + S, maka S = F( a

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR. Menggunakan aturan suku banyak dalam penyelesaian masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POLINOM (SUKU BANYAK) Menggunakan aturan suku banyak dalam penyelesaian masalah.

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

SUKU BANYAK. Secara umum sukubanyak atau polinom dalam berderajat dapat ditulis dalam bentuk berikut:

PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X MA. MAZRO ILLAH LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Efektivitas Penerapan Metode Reciprocal Teaching dalam Meningkatkan Kreatifitas Belajar Matematika Pada Siswa SMA Negeri 1 Pining

Widiya Pakartining Kawedar *), Dr. Abdul Qohar, M.T **), Universitas Negeri Malang. Kata Kunci: model pembelajaran Reciprocal Teaching, hasil belajar.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII

MODUL MATEMATIKA XI IPA SUKU BANYAK SMA SANTA ANGELA TAHUN PELAJARAN SEMSTER GENAP

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan proses pengolahan informasi visual dan. informasi nonvisual. Informasi visual merupakan informasi grafis yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Universitas Muhammadiyah Surakarta 2 Dosen Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Kata Pengantar. Cirebon, oktober Penulis

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dimanapun dan kapanpun di dunia pasti terdapat pendidikan. Hakikat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bidang pendidikan memegang peran penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar-struktur

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN)

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB II KAJIAN TEORITIS. yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar. Derajat pemahaman ditentukan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh : WAHID ROSYIDI

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan selalu mengalami pembaharuan

TEOREMA SISA 1. Nilai Sukubanyak Tugas 1

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.1, No.1, April 2010, hlm

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. materi, metode dan evaluasi (Rusman, 2011:1). Keempat komponen pembelajaran

PENERAPAN RECIPROCAL TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, sikap, kepribadian dan keterampilan manusia akan dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pernyataan Suherman, dkk. (2003: 25) bahwa matematika. matematika haruslah ditempatkan pada prioritas yang utama.

NEGERI 1 WARU-SIDOARJO

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS IV SD MELALUI KOOPERATIF TIPE STAD

BAB I PENDAHULUAN. gagasan. Menurut Beni S. Ambarjaya ( 2012: 122 ), selama ini proses. untuk dapat dipahami dan dikuasai secara lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. manusia lewat pelatihan dan pengajaran.

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik itu pelaksana pendidikan, mutu pendidikan, sarana prasarana pendidikan

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL RESIPROCAL TEACHING

BAB II KAJIAN TEORETIK

Seminar Pendidikan Serantau 2011

BAB II KAJIAN TEORETIS

Kata kunci: Motivasi, Pembelajaran Terbalik, Hasil Belajar Kognitif Siswa. * Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau

BAB V PENUTUP. ke siklus. Hal ini dapat dilihat pada tes awal, nilai rata-rata 59,5 dan ketuntasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengintegralan Fungsi Rasional

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga pembelajaran di SD haruslah

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas baik. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan berbagai cara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB II MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengenai terjadinya proses pembelajaran secara umum berdasarkan. cakupan topik tertentu (Sanjaya dalam Nurhidayati (2011:1)).

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan melalui ceramah akan sulit diterima oleh siswa dan

BAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Model pembelajaran Reciprocal Teaching. Menurut Palincsar dan Sullivan model reciprocal teaching memiliki 4

LIMIT FUNGSI. Standar kompetensi : Mengunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBELAJARAN KONSEP MATA KULIAH TRANSFORMASI GEOMETRI DENGAN RECIPROCAL TEACHING BAGI MAHASISWA

BAB 5 TEOREMA SISA. Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE GI DAN STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL. Praptiwi dan Jeffry Handhika

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Arif Firmansyah*

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan siswa berpikir logis, rasional, kritis, ilmiah dan luas. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mengembangkan berbagai ragam potensi anak didik,

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri

Implementasi Pendekatan Reciprocal Teaching (Pembelajaran Terbalik) dan Cooperative Learning

PENERAPAN MODEL PQ4R DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROCEDURAL FLUENCY SISWA. NANANG PBU MAN Tlogo Blitar

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Ferdiana Ika Wati, Sutarman, Parno Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk membudayakan manusia. Dengan demikian urusan pertama

PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA

Oleh : ATIKA MUSLIMAH DEWI

ABSTRAK. Kata kunci: Reciprocal Teaching, kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Usaha tersebut

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PENGARUH KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL PAIRS PADA MATERI BARISAN DAN DERET

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antar siswa, siswa dengan fasilitas belajar, ataupun dengan guru.

BAB II KAJIAN TEORI. menjadi kompeten dalam berbagai ilmu pengetahuan. Dari pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia ilmiah, berpikir adalah hal yang biasa digunakan terutama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nur Cholisah Matematika, FMIPA, UNESA Kampus Ketintang Surabaya 60231, telp (031) , Ps. 304,

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di sekolah dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MODEL BERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA Asria Hirda Yanti Mahasiswa Pascasarjana (S-2) UNIB E-mail: asriahirdayanti@gmail.com Abstrak Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan sekolah dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang senantiasa masih sangat memprihatinkan dan kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Salah satu upaya mengatasi masalah yang dialami siswa adalah dengan menggunakan Model Berbalik (Reciprocal Teaching). Dalam model pembelajaran reciprocal teaching, siswalah yang harus aktif mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa, pendalaman materi harus siswa yang mencari baik individu maupun kelompok, dan masing-masing siswa berkesempatan mengembangkan kemampuannya. Model Berbalik (Reciprocal Teaching) bertujuan untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara aktif dalam proses belajar-mengajar. Dengan menerapkan model Model Berbalik (Reciprocal Teaching) diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran matematika sehingga hasil belajar siswa meningkat. Kata Kunci: Reciprocal Teaching, dan Pembelajaran Matematika. 1. PENDAHULUAN Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan sekolah dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu sendiri (belajar untuk belajar). Menurut Isjoni (2009:11) pembelajaran adalah suatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan dari pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Dalam hal ini sangat menuntut siswa untuk mengembangkan kreativitasnya, berpikir dan memotivasi diri sendiri. Namun dalam kegiatan belajar-mengajar hal ini kurang ditekankan oleh guru sehingga menimbulkan masalah yang baru yaitu masih banyak siswa yang belum tuntas dalam belajar. Oleh karena itu diperlukan perbaikan dalam proses pembelajaran matematika di sekolah melalui pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam belajar sehingga semua bermuara dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Pemilihan suatu model pembelajaran tertentu yang digunakan oleh guru dalam proses belajar-mengajar dapat mempengaruhi minat dan motivasi siswa dalam belajar. 440

Selain itu juga dapat mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi ataupun konsepkonsep dasar yang akhirnya memberikan pengaruh pada hasil belajar siswa yang bersangkutan. Salah satu upaya mengatasi masalah yang dialami siswa adalah dengan menggunakan Model Berbalik (Reciprocal Teaching). Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam strategi pembelajaran matematika yang memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara aktif dalam proses belajar-mengajar adalah dengan model reciprocal teaching. Ini merupakan model pembelajaran yang menerapkan empat strategi pemahaman pengaturan diri spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian dan prediksi (Trianto, 2007:96). Dalam model pembelajaran reciprocal teaching, siswalah yang harus aktif mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa, pendalaman materi harus siswa yang mencari baik individu maupun kelompok, dan masing-masing siswa berkesempatan mengembangkan kemampuannya. Model Berbalik (Reciprocal Teaching) bertujuan untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara aktif dalam proses belajar-mengajar. Dengan menerapkan model Model Berbalik (Reciprocal Teaching) diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran matematika sehingga hasil belajar siswa meningkat. Makalah ini akan memaparkan tentang reciprocal teaching, langkah-langkah, kelebihan dan kekurangan dan keterkaitan suku banyak dengan reciprocal teaching. Alasan penggunaan model pembelajaran reciprocal teaching adalah siswa diharuskan aktif mengembangkan potensi yang ada dalam mencari pendalaman materi baik secara individu maupun kelompok sehingga masing-masing siswa berkesempatan mengembangkan kemampuannya. 2. IDE UTAMA a. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Pengajaran berbalik (reciprocal teaching) merupakan suatu pendekatan terhadap pengajaran siswa akan strategi belajar. Pengajaran terbalik adalah pendekatan konstruktivis yang berdasarkan pada prinsip-prinsip pembuatan/pengajuan pertanyaan Nur dan Wikandari (dalam Trianto, 2009:173). Dengan pengajaran reciprocal teaching guru mengajarkan siswa keterampilan kognitif penting dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat, dukungan dan suatu system scaffolding Brown dan Palinscar (dalam Nur, 2000: 48). 441

Menurut Trianto (2009:173) reciprocal teaching terutama dikembangkan untuk membantu guru-guru menggunakan dialog-dialog belajar yang bersifat kerja sama untuk mengajarkan pemahaman bacaan-bacaan mandiri di kelas. Melalui pengajaran terbalik siswa diajarkan empat strategi pemahaman pengaturan diri spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian dan prediksi. Berdasarkan pendapat di atas reciprocal teaching merupakan model pembelajaran yang menekankan pada pemahaman mandiri siswa sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep matematika. Pembelajaran terbalik terutama dikembangkan untuk membantu guru menggunakan dialog-dialog belajar yang bersifat kerjasama untuk mengajarkan pemahaman-pemahaman secara mandiri di kelas. b. Langkah-langkah Reciprocal Teaching Prosedur langkah-langkah awal model berbalik (reciprocal teaching) menurut Trianto (2009:173) adalah sebagai berikut: 1) Guru menugaskan kepada siswa membaca bacaan dalam kelompok-kelompok kecil 2) Guru memodelkan empat keterampilan (mengajukan pertanyaan yang bisa diajukan, merangkum bacaan, mengklarifikasi poin-poin yang sulit, berat ataupun salah, dan meramalkan apa yang akan ditulis pada bagian bacaan berikutnya). 3) Guru menunjuk seorang siswa untuk menggantikan peranannya sebagai guru dan bertindak sebagai pemimpin diskusi dalam kelompok tersebut. 4) Guru beralih peran dalam kelompok tersebut sebagai motivator, mediator, pelatih, pemberi dukungan, umpan balik serta semangat bagi siswa. 5) Secara bertahap dan berangsur-angsur guru mengalihkan tanggungjawab pengajaran yang lebih banyak kepada siswa dalam kelompok, serta membantu memonitor berfikir dan strategi yang di gunakan. Dengan demikian penerapan pada model reciprocal teaching, siswalah yang harus aktif mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa, pendalaman materi harus siswa yang mencari baik secara individu maupun kelompok, masing-masing berkesempatan mengembangkan kemampuannya. Sedangkan guru memberi petunjuk tentang apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengarahkan, menguasai dan mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan menurut Suyatno (2009:64) reciprocal teaching merupakan metode pengajaran berdasarkan prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan, yang mana keterampilanketerampilan metakognitif diajarkan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh 442

guru untuk memperbaiki kinerja membaca siswa yang pemahaman membacanya rendah. Dalam pembelajaran harus memperhatikan tiga hal, yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat, berpikir dan memotivasi diri. Prosedur pengajaran terbalik menurut Suyatno (2009:64), yaitu: 1) Membagikan bacaan pada hari ini 2) Menjelaskan bahwa anda akan bertindak sebagai seorang guru pada bagian pertama bacaan 3) Meminta siswa membaca pada bagian yang telah di tetapkan 4) Setelah membaca siswa di suruh melakukan pemodelan 5) Meminta siswa membuat komentar tentang pengajaran guru 6) Siswa yang lain membaca dalam hati bagian yang lain 7) Memilih salah satu siswa yang berperan sebagai guru 8) Membimbing siswa yang berperan sebagai guru 9) Mengurangi bimbingan siswa yang berperan sebagai guru Langkah-langkah pembelajaran terbalik menurut Palinscar (1986) adalah sebagai berikut: 1) Pada tahapan awal pembelajaran, guru bertanggung jawab untuk memimpin tanya jawab dan melaksanakan keempat strategi pembelajaran terbalik yaitu merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali, dan memprediksi. 2) Guru memperagakan bagaimana cara merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali, dan memprediksi setelah selesai membaca. 3) Selama membimbing siswa melakukan latihan menggunakan strategi pembelajaran terbalik, guru membantu siswa dalam menyelesaikan apa yang diminta dari tugas yang diberikan berdasarkan tingkat kepandaian siswa. 4) Selanjutnya, siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau tanpa adanya guru. 5) Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenaan dengan penampilan siswa dan mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam tanya jawab ke tingkat yang lebih tinggi. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan langkah-langkah model berbalik reciprocal teaching dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Guru menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika. Kemudian mengulas kembali materi sebelumnya yang dipelajari siswa, dan menjelaskan, memimpin, melaksanakan, memperagakan empat macam strategi 443

reciprocal teaching dengan terlebih dahulu membagi kelompok belajar yang terdiri dari 4 sampai dengan 5 orang yang dibentuk melalui kemampuan kognitif siswa. 2) Guru memberikan motivasi pada siswa tentang pentingnya pembelajaran tersebut Siswa di bagikan materi yang akan di ajarkan kemudian meminta siswa untuk membaca dalam hati bagian teks yang telah ditetapkan. Siswa berhenti secara periodik untuk memeriksa pemahaman dengan cara saling menanyakan hal-hal yang belum bisa dimengerti. 3) Setelah selesai membaca siswa melaksanakan empat strategi reciprocal teaching, yaitu merangkum hal-hal yang penting, menyusun pertanyaan, menjelaskan, dan menyusun prediksi dari hasil bacaan dengan berdiskusi dalam kelompok. Setelah proses di atas selesai siswa diminta mengerjakan soal, guru berperan sebagai fasilitator, memberikan pengerahan dan bimbingan seperlunya bagi kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. 4) Kemudian menunjuk salah satu anggota dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil kegiatan kelompoknya dan kelompok lain menanggapi, selama diskusi berlangsung guru berperan sebagai fasilitator. 5) Siswa diberikan penekanan dengan menjelaskan kembali secara singkat materi yang telah dibahas dan Menginformasikan kepada siswa pertemuan berikutnya akan dipilih seorang anggota kelompok secara acak yang akan berperan sebagai pemimpin diskusi. Untuk pemantapan kembali tentang seputar materi siswa diberikan pekerjaan rumah. c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran dari Reciprocal Teaching Menurut Ann Brown (dalam Suyitno dkk, 2001:68) pada pengajaran reciprocal teaching, kepada para siswa diajarkan empat kelebihan sebagai berikut: 1) Siswa mempelajari materi yang ditugaskan guru secara mandiri, selanjutnya merangkum atau meringkas materi tersebut. 2) Siswa membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi- materi yang telah diringkasnya.pertanyaan ini diharapkan mampu mengungkap penguasaan atas materi yang bersangkutan. 3) Siswa mampu menjelaskan kembali isi materi tersebut kepada pihak lain. 4) Siswa dapat memprediksi kemungkinan pengembangan materi yang dipelajarinya saat itu. Kelemahan model pembelajaran reciprocal teaching yaitu pada proses tanya jawab hanya dikuasai oleh siswa yang berani mengungkapkan pendapat saja sedangkan siswa 444

yang pasif akan cenderung diam. Jika siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka tidak mau untuk mencoba Materi Suku banyak 1) Pengertian Suku banyak Bentuk Umum : ax n + bx n-1 + cx n-2 +.+ a 1x + a 0 (Wirodikromo, 2007:142) Variabel x dan derajat sukubanyak n Koefisien sukubanyak : a, b, c,, a 1x + a 0 Banyaknya koefisien = n + 1 Pangkat bilangan cacah 2) Nilai suku banyak F(x) = x 3 + 3x 2 4x 3 Cara subtitusi : Kita tinggal mengganti x dengan nilai yang diminta. f( 2 ) = 2 3 + 3.2 2 4.2 3 = 9 Cara bagan : Tuliskan koefisien dari sukubanyak sehingga f(2) = 9 2 1 3-4 -3 2 10 12 + 3) Operasi Sukubanyak Dua sukubanyak dikatakan sama jika derajat dan tiap suku yang bersesuaian sama. Penjumlahan, pengurangn dan perkalian Suku banyak. (a) Penjumlahan contohnya: f (x) = 3x 4 2x 3 + 5x 2 4x + 3, g(x) = 4x 3 6x 2 + 7x 1 Tentukan : f (x) + g(x) Jawab : f (x) + g(x) = (3x 4 2x 3 + 5x 2 4x + 3) + (4x 3 6x 2 + 7x 1 = 3x 4 + (-2 +4)x 3 + (5-6)x 2 + (-4+7)x + (3-1) = 3x 4 + 2 x 3 1x 2 + 3x + 2 (b) Pengurangan contoh : f (x) = 3x 4 2x 3 + 5x 2 4x + 3, g(x) = 4x 3 6x 2 + 7x 1 Tentukan : f (x) - g(x) Jawab : f (x) - g(x) = (3x 4 2x 3 + 5x 2 4x + 3) - (4x 3 6x 2 + 7x 1 445

= 3x 4 + (-2-4)x 3 + (5+6)x 2 + (-4-7)x + (3+1) = 3x 4-6x 3 +11x 2-11x + 4 (c) Perkalian Contohnya: f (x) = 2x 3 + 5x 2 4x + 3, g(x) = 6x 2 + 7x 1 Tentukan : f (x) x g(x) Jawab : f (x) x g(x) = (2x 3 + 5x 2 4x + 3) x (6x 2 + 7x 1) = 2x 3 (6x 2 + 7x 1) + 5x 2 (6x 2 + 7x 1) 4x (6x 2 + 7x 1) + 3 (6x 2 + 7x 1) = 12x 5 + 14x 4 2x 3 + 30x 4 + 35x 3 5x 2-24x 3 28x 2 + 4x + 18x 2 +21x - 3 = 12x 5 + 34x 4 26x 3 15x 2 + 25x 3 (Wirodikromo, 2007:148) 4) Pembagian Sukubanyak Pembagian sukubanyak f(x) oleh (x k) dapat ditulis dengan f(x) = (x k). H(x) + S (Wirodikromo, 2007:153) Keterangan: f(x) sukubanyak yang dibagi (x k) adalah pembagi H(x) adalah hasil pembagian dan S adalah sisa pembagian 5) Teorema Sisa Jika suku banyak f(x) dibagi P(x), memberikan hasil bagi H (x) dengan sisa pembagi S(x). Persamaan yang menyatakan hubungan antara f(x) dengan P(x), H(x), dan S(x) adalah: f(x) = P(x). H(x) + S(x) (Wirodikromo, 2007:156) Contoh 1: Tentukan sisanya jika 2x 3 x 2 + 7x + 6 dibagi x + 1 atau dibagi x (-1) Jawab: sisanya adalah P(-1) = 2.(-1) 3 (-1) 2 + 7(-1) + 6 = - 2 1 7 + 6 = -4 446

6) Persamaan polinom Diselesaikan dengan cara difaktorkan dahulu. Untuk memfaktorkan gunakan teorema faktor. Sifat sifat akar persamaan : ax 2 + bx + c = 0 a) x 1 + x 2 = -b / a b) x 1. x 2 = c / a ax 3 + bx 2 + cx + d = 0 a) x 1 + x 2 + x 3 = -b/a b) x 1.x 2 + x 1.x 3 + x 2.x 3 = c/a c) x 1.x 2.x 3 = -d/a ax 4 + bx 3 + cx 2 + dx + e = 0 a) x 1 + x 2 + x 3 + x 4 = -b/a b) x 1.x 2 + x 1.x 3 + x 1.x 4 + x 2.x 3 + x 2.x 4 + x 3.x 4 = c/a c) x 1.x 2.x 3 + x 1.x 2.x 4 + x 1.x 2.x 4 + x 2.x 3.x 4 = -d/a d) x 1.x 2.x 3.x 4 = e/a 3. SIMPULAN DAN SARAN Reciprocal teaching merupakan model pembelajaran yang menekankan pada pemahaman mandiri siswa sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep matematika. Model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching dapat menjadi salah satu alternatif bagi guru dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Bagi sekolah hendaknya senantiasa melakukan inovasi dalam dunia pendidikan terutama mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi pembelajaran. 4. REFERENSI Isjoni. (2009). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta Palinscar. (1986). Menggambarkan Konsep Pembelajaran Timbal Balik. [Online] http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/students/atrisk/at6lk38.htm.[15 Mei 2012] 447

Nur Mohamad. Strategi-strategi Belajar. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Jawa Timur : Masmedia Buana Pustaka. Suyitno, Amin dkk. (2001). Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I (Diktat). Semarang : Jurusan Matematika FMIPA, IKIP Semarang. Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisik. Surabaya : Prestasi Pustaka Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prestasi Pustaka. Wirodikromo, Sartono. 2007. Matematika untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga. 448