BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 0/07/Th. VIII, 1 Juli 016 PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN 011 - O15 Selama kurun waktu 011-015, IPM Kabupaten Ngada meningkat dari 6,80 pada tahun 011 menjadi 65,10 pada tahun 015 atau naik sebesar,0 poin. Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhannya makin melambat yaitu dari 0,96 poin pada periode tahun 010-011 turun menjadi 0,1 poin pada periode tahun 01-01, lalu meningkat menjadi 0,6 pada periode tahun 01-015 Bila dibandingkan pada tingkat regional Provinsi NTT, rangking IPM pada tahun 015 Kabupaten Ngada masih berada di bawah Kabupaten Ende (peringkat ) dan Kota Kupang (peringkat 1) atau berada di posisi dari Kabupaten/Kota di Propinsi NTT. Perkembangan IPM Kabupaten Ngada Tahun 011-015 Selama kurun waktu 011-015, IPM Kabupaten Ngada terus mengalami perkembangan yang positif. Pada tahun 011, IPM Kabupaten Ngada sebesar 6,80. Seiring dengan proses pembangunan, IPM terus meningkat hingga mencapai angka 65,10 pada tahun 015. Meningkatnya IPM ini merupakan refleksi dari upaya pembangunan SDM yang telah dilakukan selama ini menuju kearah yang lebih baik. Pada periode 010-01, kemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Ngada menunjukkan adanya peningkatan kecepatan yang makin melambat. Hal ini terlihat dari pertumbuhannya yang terus melambat dari 0,96 poin pada periode 010-011 menjadi 0,1 poin pada periode tahun 01-01, lalu meningkat menjadi 0,6 pada periode tahun 01-015. Menurut United Nations Development Programme (UNDP), tingkatan status pembangunan manusia dapat dibedakan menjadi (empat) kategori, yaitu: tingkatan rendah (IPM < 60), tingkatan sedang (60 IPM < 70), tingkatan tinggi (70 IPM < 80), dan tingkatan sangat tinggi (IPM 80,00). Berdasarkan konsep tersebut maka status pembangunan manusia di Kabupaten Ngada dapat dikategorikan dalam klasifikasi tingkatan sedang, artinya kinerja pencapaian pembangunan relatif cukup baik. Berita Resmi Statistik No 0/07/Th. VIII, 1 Juli 016 1
Gambar 1. Perkembangan IPM Kabupaten Ngada, 011 015 65,50 65,00 6,50 6,00 6,50 6,00 6,50 6,00 61,50 011 01 01 01 015 IPM 6,80 6,57 6, 6,6 65,10 Sumber: BPS Prov. NTT Gambar. Pertumbuhan IPM Kabupaten Ngada, 010-015 1,00 0,90 0,80 0,70 0,60 0,50 0,0 0,0 0,0 0,10 0,00 010-011 011-01 01-01 01-01 01-015 Pertumbuhan 0,96 0,77 0,86 0,1 0,6 Peningkatan IPM di Kabupaten Ngada tersebut, disebabkan oleh peningkatan nilai komponen IPM itu sendiri, yakni Angka Harapan Hidup, angka Harapan Lama Sekolah, dan angka Rata-rata Lama Sekolah, serta pengeluran per kapita disesuaikan. Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk Kabupaten Ngada kian meningkat. Jika pada tahun 011, seorang bayi yang lahir mempunyai peluang hidup hingga umur 67, tahun, maka pada tahun 015, peluang hidup meningkat hingga umur 67, tahun atau naik sebesar 0,09 tahun. Berita Resmi Statistik No 0/07/Th. VIII, 1 Juli 016
Gambar. Perkembangan AHH Kabupaten Ngada, 011-015 67, 67,0 67,8 67,6 67, 67, 67,0 67,18 011 01 01 01 015 AHLS 67, 67,7 67,0 67, 67, Capaian Harapan Lama Sekolah (HLS) penduduk usia 7 tahun ke atas di Kabupaten Ngada selama periode 011-015 menunjukkan perkembangan yang terus meningkat. Selama 5 tahun HLS secara absolut meningkat 0,99 poin, yaitu dari 11, tahun pada tahun 011 menjadi 1, tahun pada tahun 015. HLS sebesar 1, tahun mengandung pengertian bahwa setiap anak usia 7 tahun di Kabupaten Ngada mempunyai peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMTA atau D1. Sementara pencapaian rata-rata lama sekolah (RLS) mengalami peningkatan relatif sangat kecil yaitu sebesar 0,50 poin yaitu dari 7,10 tahun pada tahun 011 menjadi 7,60 tahun pada tahun 015. Ini berarti bahwa hingga tahun 015, penduduk usia 5 tahun ke atas di Kabupaten Ngada secara rata-rata telah mengenyam pendidikan hingga kelas VIII (SMP kelas ). Gambar. Perkembangan HLS dan RLS Kabupaten Ngada, 011-015 1,50 1,00 11,50 11,00 10,50 011 01 01 01 015 AHLS 11, 11,6 11,9 11,99 1, RLS 7,10 7,9 7,7 7,51 7,60 7,70 7,60 7,50 7,0 7,0 7,0 7,10 7,00 6,90 6,80 Dari sisi pengeluaran per kapita disesuaikan, rata-rata pengeluaran konsumsi riil per kapita penduduk Kabupaten Ngada juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Indikator ini digunakan untuk mengukur kemampuan daya beli masyarakat yang didekati dengan kebutuhan standar minimal untuk dapat hidup layak (Purchasing Power Parity PPP dalam rupiah). Kebutuhan standar minimal Berita Resmi Statistik No 0/07/Th. VIII, 1 Juli 016
untuk dapat hidup layak di Kabupaten Ngada pada tahun 011 adalah sebesar Rp 7.61 ribu per kapita meningkat menjadi Rp 8.085 ribu per kapita pada tahun 015, atau naik sebesar 7 ribu poin selama kurun tahun 011-015. Gambar 5. Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Rp. 000) di Kabupaten Ngada, 011-015 8.100 8.000 7.900 7.800 7.700 7.600 7.500 7.00 7.00 011 01 01 01 015 PPP (Rp.000) 7.61 7.770 8.00 8.070 8.085 Perbandingan Antar Kabupaten Dalam konteks spasial, baik regional Propinsi NTT maupun secara nasional, besaran IPM dapat dibandingkan, sehingga tergambar seberapa jauh kinerja pembangunan manusia masing-masing kabupaten/kota. Bila dibandingkan pada tingkat regional Provinsi NTT, rangking IPM Kabupaten Ngada pada tahun 015 masih berada di bawah Kabupaten Ende (peringkat ) dan Kota Kupang (peringkat 1) atau berada di posisi dari Kabupaten/Kota di Propinsi NTT. Tabel 1. Indeks Pembangunan Manusia Se Daratan Flores, Tahun 011 015 Kabupaten AHH HLS 011 01 01 01 015 011 01 01 01 015 (1) () () () (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Flores Timur 6,88 6,88 6,88 6,88 6,8 10,6 10,7 11,09 11,9 11,90 Sikka Ende Ngada Manggarai Manggarai Barat Nagekeo Manggarai Timur 65,60 6,1 67, 6,6 65,66 66,00 67,1 65,6 6,18 67,7 6,69 65,79 66,0 67, 65,68 6, 67,0 6,75 65,9 66,0 67,6 65,70 6,7 67, 6,78 65,98 66,05 67,7 66,10 6,7 67, 65,8 65,98 66,5 67,7 10,78 1,09 11, 10,50 9,58 11,0 9,8 10,81 1,05 11,6 10,87 9,7 11,09 9,86 11,0 1,9 11,9 10,90 9,89 11,17 9,91 11,8 1,71 11,99 11,9 10,15 11,9 10,15 11,5 1,7 1, 11,60 10,1 11,61 10,0 NTT 65,5 65,6 65,8 65,91 65,96 11,55 11,7 1,7 1,65 1,8 Berita Resmi Statistik No 0/07/Th. VIII, 1 Juli 016
Lanjutan Tabel 1. Kabupaten RLS Pengeluaran (Rp. 000) 011 01 01 01 015 011 01 01 01 015 (1) (1) (1) (1) (15) (16) (17) (18) (19) (0) (1) Flores Timur 6, 6,55 6,7 6,86 6,98 6.80 6.888 7.08 7.099 7.150 Sikka Ende Ngada Manggarai Manggarai Barat Nagekeo Manggarai Timur 6,09 6,96 7,10 6,7 6, 6,51 5,98 6, 7,00 7,9 6,60 6,5 6,7 6,01 6,9 7,0 7,7 6,76 6,65 6,98 6,0 6,5 7,0 7,51 6,79 6,80 7,1 6, 6,5 7,7 7,60 6,81 6,81 7, 6, 7.0 8.7 7.61 6.90 6.599 7.56.90 7.1 8. 7.770 6.511 6.69 7.65 5.008 7.500 8.91 8.00 6.706 6.86 7.80 5.170 7.559 8.551 8.070 6.790 6.97 7.868 5.08 7.618 8.679 8.085 6.875 7.01 7.906 5.6 NTT 6,60 6,71 6,76 6,85 6,9 6.678 6.785 6.899 6.9 7.00 Lanjutan Tabel 1. Kabupaten IPM Rank IPM 011 01 01 01 015 011 01 01 01 015 (1) () () () (5) (6) (7) (8) (9) (0) (1) Flores Timur 58,15 58,9 59,80 60, 61, 10 11 10 10 10 Sikka Ende Ngada Manggarai Manggarai Barat Nagekeo Manggarai Timur 59,6 6,78 6,80 58,0 57,75 61,05 5,97 60,1 6,9 6,57 58,9 58,1 61,60 55,8 60,8 6,6 6, 59,9 59,0 6, 55,7 61,6 65,5 6,6 60,08 59,6 6,71 56,58 61,81 65,5 65,10 60,87 60,0 6, 56,8 NTT 60, 60,81 61,68 6,6 6,67 1 1 1 1 Sumber: BPS Prov. NTT. 7 11 1 0 7 1 1 0 7 1 15 1 8 1 15 1 8 1 15 1 Berita Resmi Statistik No 0/07/Th. VIII, 1 Juli 016 5
Penjelasan singkat tentang: PERUBAHAN METODOLOGI IPM Mengapa Metodologi IPM Diubah? Alasan yang dijadikan dasar perubahan metodologi penghitungan IPM yaitu: PERTAMA: o Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam penghitungan IPM. Angka Melek Huruf (AMH) sudah tidak relevan dalam mengukur pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu, karena AMH di sebagian besar daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antardaerah dengan baik. o Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah. KEDUA: o Penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam penghitungan IPM menggambarkan bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat ditutupi oleh capaian tinggi dimensi lain. Apa Saja yang Berubah? INDIKATOR: o Angka Melek Huruf (AMH) pada metode lama diganti dengan angka Harapan Lama Sekolah (HLS). o Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita diganti dengan Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita. METODE PENGHITUNGAN: o Metode agregasi diubah dari rata-rata aritmatik menjadi rata-rata geometrik. Apa Saja Keunggulan IPM Metode Baru? o Menggunakan indikator yang lebih tepat dan dapat membedakan dengan baik (diskriminatif ). Dengan memasukkan Rata-rata Lama Sekolah dan angka Harapan Lama Sekolah, bisa didapatkan gambaran yang lebih relevan dalam pendidikan dan perubahan yang terjadi. PNB menggantikan PDB karena lebih menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah. Dengan menggunakan rata-rata geometrik dalam menyusun IPM dapat diartikan bahwa capaian satu dimensi tidak dapat ditutupi oleh capaian di dimensi lain. Artinya, untuk mewujudkan pembangunan manusia yang baik, ketiga dimensi harus memperoleh perhatian yang sama besar karena sama pentingnya. \ Berita Resmi Statistik No 0/07/Th. VIII, 1 Juli 016 6
Variabel dalam IPM Metode Baru Angka Harapan Hidup saat Lahir AHH (Life Expectancy e0) Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat. AHH dihitung dari hasil Proyeksi SP010. Rata-rata Lama Sekolah RLS (Mean Years of Schooling MYS) Rata-rata Lama Sekolah (RLS) didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Diasumsikan bahwa dalam kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah tidak akan turun. Cakupan penduduk yang dihitung RLS adalah penduduk berusia 5 tahun ke atas. RLS dihitung untuk usia 5 tahun ke atas dengan asumsi pada umur 5 tahun proses pendidikan sudah berakhir. Penghitungan RLS pada usia 5 tahun ke atas juga mengikuti standard internasional yang digunakan oleh UNDP. Harapan Lama Sekolah HLS (Expected Years of Schooling EYS) Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang. HLS dihitung pada usia 7 tahun ke atas karena mengikuti kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar. Untuk mengakomodir penduduk yang tidak tercakup dalam Susenas, HLS dikoreksi dengan siswa yang bersekolah di pesantren. Sumber data pesantren yaitu dari Direktorat Pendidikan Islam. Penghitungan EYS. Pengeluaran per Kapita Disesuaikan Pengeluaran per kapita disesuaikan ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli. Rata-rata pengeluaran per kapita setahun diperoleh dari Susenas Modul, dihitung dari level provinsi hingga level kab/kota. Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat konstan/riil dengan tahun dasar 01=100. Perhitungan paritas daya beli pada metode baru menggunakan 96 komoditas dimana 66 komoditas merupakan makanan dan sisanya merupakan komoditas nonmakanan. Metode penghitungannya menggunakan Metode Rao. Berita Resmi Statistik No 0/07/Th. VIII, 1 Juli 016 7
Berita Resmi Statistik No 0/07/Th. VIII, 1 Juli 016 8
Informasi lebih lanjut hubungi: Drs. Moch. Bathik Kepala BPS Kabupaten Ngada Telp/Fax: (08) 159 e-mail: bps51@mailhost.bps.go.id Berita Resmi Statistik No 0/07/Th. VIII, 1 Juli 016 9