BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. perubahan paradigma dalam dunia pendidikan kesehatan, termasuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kurikulum dan ilmu pendidikan (Anonim, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan kedokteran diharapkan dapat berperan serta dalam Sistem

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. V.1. Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional berupa teacher

BAB V PEMBAHASAN. jenis kelamin sama, yaitu jumlah responden mahasiswa perempuan lebih

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai model telah banyak ditemukan oleh para peneliti pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan yang diinginkan (Slameto, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Belajar mandiri merupakan faktor penting dalam sistem pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Suatu metode pembelajaran digunakan sesuai dengan. tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik

Oleh: RAYMOND BERNARDUS

TINJAUAN PUSTAKA. mahasiswa dapat berbagi ide dengan kelompoknya, mengidentifikasi isuisu

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. sebagai satu kesatuan pada jenjang pendidikan tinggi yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL

BAB I PENDAHULUAN. Tutorial merupakan salah satu metode pembelajaran yang menggunakan

Gambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

SELF-DIRECTED LEARNING READINESS AND ITS INFLUENCE FACTORS IN FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

Tingkat Self Directed Learning Readiness (SDLR) pada Mahasiswa Kedokteran

Adult Learning dan Berpikir Kritis. By : Kelompok 6

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat. melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan daya saing dalam pencarian, perolehan dan penciptaan pekerjaan. Pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kurikulum. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan

BAB I PENDAHULUAN. didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

B. SARAN. kemampuan SDL dengan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan. pelaksanaan SDL agar terlaksana pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK. UGM) menerapkan metode Problem Based Learning (PBL)

Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 2 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. universitas dimana mahasiswa sebagai komponen didalamnya sebagai peserta

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keywords: PBL, constructive, self-directed, collaborative, contextual learning, FM UGM

Riry A dkk Analisis Self Directed Learning Readiness Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya, serta beberapa perilaku lain yang merupakan sifat-sifat kemanusiaan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan suatu keadaan, sehingga masa depan dapat diketahui dari

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNIN (PBL) DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Ibnu Katsir Machbub, 2009 : Pembimbing I : Dr. Slamet Santosa dr., M.Kes. Pembimbing II : July Ivone dr., M.S.MpdKed.

BAB 1 PENDAHULUAN. quality teaching and learning (Halpern, 1997 dalam Supratiknya & Kristiyani,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat saat ini. Mengatasi masalah tersebut, pakar pendidikan

P e n g a n t a r SELF-DIRECTED LEARNING. Self-directed learning: batasan. Self-directed learning (1)

BAB I PENDAHULUAN. manajemen waktu dapat dilakukan dengan metode Problem Based. pendekatan SCL adalah metode pembelajaran dengan Problem Based

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perawat, salah satunya adalah clinical reasoning (Fonteyn & Ritter, 2005;

Rimonta F. Gunanegara*, Mardiastuti H. Wahid**, Indah S. Widyahening**

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sejak dua dekade yang lalu (Wynia et al., 1999). Banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global

Abstract. Abstrak. Keywords: competency-based curriculum, student s competencies, clinical rotation phase

Abstract. Abstrak. Keywords: competency-based curriculum, student s competencies, clinical rotation phase

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3 September 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR MANDIRI DENGAN PERFORMA MAHASISWA FK UNILA ANGKATAN 2015 DALAM MENGIKUTI TUTORIAL BLOK SPESIAL SENSE.

PERBEDAAN SELF DIRECTED LEARNING MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN LECTURE DAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab. Sebaliknya, jika memiliki tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu

Standar Kurikulum Penilaian landasan penumbuh kembangan kompetensi abad 21 dan karakter bangsa

ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedokteran merupakan cabang dari ilmu kesehatan. Pendidikan dokter adalah salah satu program studi

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi harus membekali peserta didiknya dengan attitude, knowledge, memiliki daya saing tinggi (Nursalam & Ferry, 2008).

Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan

kedokteran keluarga, salah satunya adalah patient centered care. Dalam

Naskah Publikasi Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta SRI MUHARNI

HUBUNGAN LAMA PENDIDIKAN DAN PENDEKATAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MAHASISWA TAHAP SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SURAKARTA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan

Pengaruh Kinerja Tutor Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa dalam Problem Based Learning

Keywords: knowledge, skills, Competency-Based Curriculum (CBC), conventional curriculum

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu tidak hanya dari dosen. Metode Pembelajaran SCL

Bab 1 KURIKUKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN PROBLEM-BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010)

UJI KOMPARASI KEMAMPUAN SELF-DIRECTED LEARNING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN YANG MENJALANKAN PROBLEM-BASED LEARNING NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan Self-Directed Learning (SDL) merupakan salah satu karakteristik yang ada pada pembelajar orang dewasa. SDL digambarkan oleh Knowles (1975, disitasi oleh Smith, 2013) sebagai proses dimana individu memiliki inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain mengenali kebutuhan belajarnya, merumuskan tujuan belajarnya, mengenali sumber belajarnya, memilih dan menerapkan strategi belajar yang tepat dan menilai hasil belajarnya sendiri. Dilihat dari sudut pandang perkembangan psikologis belajar, SDL merupakan karakter yang ada pada manusia sebagai hasil dari proses kematangan psikologis dalam belajar (Ellinger, 2004; Mann, Dornan & Teunissen, 2011). Kemampuan SDL merupakan salah satu karakter pembelajar orang dewasa yang berperan dalam membentuk individu yang memiliki kemampuan belajar sepanjang hayat (lifelong learning), dan hal ini dapat diperoleh dengan menerapkan prinsip-prinsip SDL dalam proses pembelajaran. Davis & Harden (1999) berpendapat bahwa Problem- Based Learning (PBL) akan membentuk keterampilan SDL dalam diri pembelajar sehingga pada akhirnya akan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Penerapan prinsip-prinsip pembelajar orang dewasa dalam pendidikan kedokteran dapat dilihat pada strategi pendidikan model SPICES (Student-centered, Problem-based, Integrated, Communitybased, Electives, Systematic). Harden, Sowden & Dunn (1984) menyampaikan model SPICES sebagai strategi pendidikan yang inovatif yang bertujuan untuk menghasilkan dokter yang memiliki kemampuan mandiri dalam belajar, memiliki kemampuan memecahkan masalah, dan mempersiapkan dokter yang siap untuk menjalankan profesinya di masyarakat. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pendidikan 1

2 kedokteran di Indonesia juga menerapkan model SPICES sebagai strategi pendidikannya, dengan PBL sebagai metode pembelajarannya. Metode pembelajaran PBL adalah metode belajar yang menerapkan prinsip-prinsip pembelajar orang dewasa dalam proses belajarnya (David & Patel, 1995). Hal ini dapat dilihat dari kelebihan PBL seperti yang disampaikan oleh Dolmans & Schmidt (1996) sebagai berikut; 1) mahasiswa akan belajar lebih baik saat ia mengaktifkan prior knowledge, elaborasi dan belajar kontekstual; 2) mahasiswa akan lebih baik dalam mengintegrasikan pengetahuan dasar dalam menyelesaikan masalah klinis; 3) mahasiswa akan memiliki kemampuan SDL; dan 4) PBL akan meningkatkan ketertarikan intrinsik pada materi yang dipelajari. Belajar dengan mengaktifkan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya (prior knowledge) dan melakukan elaborasi juga akan memfasilitasi mahasiswa belajar (Dolmans & Schimdt, 1996). Pengetahuan akan lebih baik terbentuk dan diretensi dengan baik bila mahasiswa tersebut belajar dengan mengaktifkan prior knowledge dan mengelaborasikannya dengan informasi yang didapatnya. Menggunakan masalah (skenario) yang berkaitan dengan masalah di kehidupan nyata akan mempercepat pembentukan kemampuan analisis penyakit (clinical reasoning) atau kemampuan menyelesaikan masalah (Dolmans & Schmidt, 1996). Ketertarikan mahasiswa secara intrinsik kepada materi yang dipelajari akan berdampak pada meningkatkan motivasi belajar mahasiswa itu sendiri (Norman & Schmidt, 1992). Metode pembelajaran PBL diyakini dapat membentuk kemampuan SDL pada mahasiswa. Chiang, Leung, Chui, Leung & Mak (2013) melalui wawancara fokus group mahasiswa keperawatan menemukan bahwa mahasiswa yang mengikuti metode pembelajaran PBL merasa mereka diberi pengalaman untuk melakukan keterampilan SDL, sehingga mereka terlatih untuk menerapkan keterampilan SDL dalam proses belajarnya. Williams (2004) pada penelitiannya menemukan bahwa mahasiswa perawat yang menggunakan metode pengajaran PBL memiliki

3 kemampuan SDL pada dirinya. Malta, Dimeo & Carey (2010) menemukan adanya peningkatan SDL pada mahasiswa program studi terapi fisik dan terapi kerja dengan membandingkan nilai SDL pada semester awal dan semester akhir. Yuan, Williams, Fang & Pang (2012) juga menemukan adanya perbedaan nilai SDL mahasiswa keperawatan antara mahasiswa tingkat bawah (junior) dengan mahasiswa tingkat atas (senior), dimana mahasiswa tingkat atas memiliki skor SDL yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa tingkat bawah. Shokar, Shokar, Romero & Bulik (2002) dalam penelitian yang mereka lakukan menemukan bahwa nilai Self-Directed Learning Readiness Scale (SDLRS) mahasiswa kedokteran tahun ketiga yang diberikan metode pengajaran PBL memiliki skor SDLRS yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajar dewasa pada umumnya. Belajar dengan menerapkan kemampuan SDL dapat terbentuk dengan baik bila mahasiswa memiliki motivasi untuk melakukannya. Metode pembelajaran PBL dirancang agar memberikan motivasi kepada pembelajar dalam mempelajari materi yang disampaikan. Regan (2003) melalui penelitian yang dilakukannya menyimpulkan bahwa dengan memberi motivasi kepada mahasiswa untuk melakukan SDL akan meningkatkan kemampuan SDL mahasiswa tersebut. Perbedaan budaya merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan SDL. Pengaruh budaya dalam pembentukan SDL disebabkan adanya perbedaan dalam konteks pendidikan dan pendekatan belajar disetiap budaya yang berbeda-beda (Frambach, Driessen, Chan & van der Vlueten, 2012). PBL berasal dari budaya Barat yang berbeda dengan budaya Timur (Asia), maka dari itu penerapan metode pembelajaran ini dapat menemui tantangan dalam membentuk SDL mahasiswa. Asal daerah juga mempengaruhi penerapan metode pembelajaran PBL. Mahasiswa yang berasal dari pulau Jawa memiliki kemampuan menerapkan proses belajar berpusat pada pembelajar (student centered learning) yang lebih tinggi dibandingkan dengan

4 mahasiswa yang berasal dari luar pulau Jawa (Lestari & Widjajakusumah, 2009). Asal daerah yang dimaksud dalam penelitian tersebut dapat diasumsikan sebagai asal daerah SMA (Sekolah Menengah Atas) mahasiswa, maka dari itu dalam penelitian ini asal daerah SMA mahasiswa ikut dinilai. Pengalaman belajar mandiri dan aktif yang diperoleh mahasiswa saat duduk dibangku sekolah menengah atas (SMA) juga mempengaruhi kemampuan SDL mereka saat melaksanakan metode pembelajaran PBL (Zulharman, 2008). Mahasiswa akan cenderung memiliki kemampuan SDL yang tinggi bila mahasiswa tersebut telah melaksanakan proses belajar mandiri dan aktif saat SMA. Dokter dituntut harus memiliki seperangkat kompetensi seperti apa yang disampaikan dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dokter di Indonesia adalah kompetensi mawas diri dan pengembangan diri (Konsil Kedokteran Indonesia, 2012). Kompetensi ini dapat dicapai dengan membentuk karakter pembelajar orang dewasa yang menggunakan keterampilan SDL dalam proses belajar. Dokter yang memiliki kemampuan SDL tersebut diharapkan dapat memiliki kemampuan menerapkan praktik belajar sepanjang hayat seperti apa yang tertuang dalam SKDI. Oleh karenanya penting bagi seluruh pendidikan kedokteran di Indonesia untuk dapat membentuk karakter SDL pada setiap lulusannya. Penerapan metode pembelajaran PBL di Indonesia sebagai upaya pembentukan karakter pembelajar orang dewasa, khususnya kemampuan SDL di dalam diri pembelajar menemukan hasil yang berbeda. Lestari & Widjajakusumah (2009) melalui penelitiannya terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Sultan Agung, menemukan bahwa 50% dari mahasiswa tahun ketiga dan keempat memiliki rentang skor SDLRS antar rendah sampai sedang. Triatmojo (2013) menemukan bahwa masalah utama penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Kedokteran

5 Universitas Gadjah Mada (FK UGM) adalah lemahnya motivasi intrinsik mahasiswa. Penelitian tersebut memberi gambaran bahwa pembentukan karakter SDL melalui metode pengajaran PBL di Indonesia belum dapat terbentuk dengan baik. Fakultas Kedokteran UGM merupakan fakultas yang cukup lama menggunakan metode pembelajaran PBL secara penuh dalam kurikulum pendidikannya, yaitu sejak tahun 2002. Hal ini berarti FK UGM telah menerapkan metode pembelajaran PBL selama > 10 tahun. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana hasil dari proses pelaksanaan PBL di FK UGM terkait dalam pembentukan kemampuan SDL. B. Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan tersebut, dapat dirumuskan permasalahan penelitian, yaitu: Bagaimanakah hasil penerapan metode pembelajaran PBL dalam pembentukan kemampuan SDL mahasiswa? C. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan Umum Menganalisis hubungan antara metode pembelajaran PBL, motivasi intrinsik dengan pembentukan kemampuan SDL. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan persepsi mahasiswa terhadap PBL. b. Mendeskripsikan motivasi intrinsik mahasiswa. c. Mendeskripsikan kemampuan SDL mahasiswa. d. Menganalisis hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap PBL dengan kemampuan SDL mahasiswa. e. Menganalisis hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap PBL dengan motivasi intrinsik mahasiswa.

6 f. Menganalisis hubungan antara motivasi intrinsik mahasiswa dengan kemampuan SDL mahasiswa. g. Menganalisis hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap PBL dengan kemampuan SDL mahasiswa yang dimediasi oleh motivasi intrinsik. h. Menganalisis hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap PBL dengan kemampuan SDL yang dimoderasi oleh asal SMA, dan pengalaman belajar mandiri/aktif di SMA. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat dilihat dari 2 sisi, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan teori yang disampaikan oleh Barrow (1983, disitasi oleh, Williams, 2001), yang menerangkan bahwa penerapan metode pembelajaran PBL dapat membentuk karakter SDL didalam diri pembelajar, dan juga untuk menerangkan model proses SDL dalam PBL oleh Hmelo, Gotterer & Brasford (1997). Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi penjelasan mengenai Two-shells-model of motivated selfdirected learning yang disampaikan oleh Nenniger (1999). Nenniger menjelaskan bahwa SDL terjadi akibat pengaruh dari motivasi yang menetap pada diri pembelajar dalam proses pendidikan dan akan dimodifikasi secara terus menerus dari hasil evaluasi pengalaman belajarnya. Manfaat praktis yang diperoleh ialah dapat memberi informasi mengenai persepsi mahasiswa terhadap kualitas pengalaman belajar yang diperolehnya, motivasi intrinsik mahasiswa, dan pembentukan kemampuan SDL mahasiswa setelah mengikuti proses pembelajaran PBL di institusi yang telah menerapkan metode pembelajaran PBL selama 11 tahun. Informasi tersebut dapat memberikan masukan kepada pihak institusi dalam mengembangkan strategi pengajaran yang lebih baik lagi, sehingga tujuan dari proses pengajaran yaitu untuk membentuk individu

7 yang dapat menerapkan kemampuan belajar sepanjang hayat dapat terwujud. E. Keaslian Penelitian Penelitian berkaitan dengan pembentukan kemampuan SDL dengan menggunakan metode pembelajaran PBL telah banyak dilakukan, namun kebanyakan penelitian tersebut berfokus pada penilaian hasil SDL dari metode pembelajaran PBL dan tidak menilai persepsi mahasiswa terhadap pengalaman belajar yang dilaksanakan. Ada beberapa penelitian yang memiliki kemiripan dengan penelitian ini, yaitu: 1. Penelitian disertasi yang dilakukan oleh Huang (2008) yang berjudul Factors influencing self-directed learning readiness amongst Taiwanese nursing students. Penelitian tersebut bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi SDLR (Self-Directed Learning Readinsess) pada siswa perawat. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian mixed methode, dimana tahap pertama penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif (wawancara) kepada siswa perawat untuk mengetahui pengalaman belajar siswa berkaitan dengan pembentukan kemampuan SDL. Tahap kedua dari penelitiannya menggunakan pendekatan kuantitatif dimana peneliti memberikan kuesioner Mastery, Performance and Alination Goals Scales; Course Experience Questionnaire (CEQ); Revised Study Process Questionnaire 2-Factors (R-SPQ-2F); dan SDLRS Fisher pada 369 siswa perawat. Kesimpulan dari hasil dari penelitiannya berupa prestasi belajar siswa dan persepsi mereka terhadap lingkungan belajar secara signifikan berpengaruh terhadap penggunaan pendekatan belajar dan pembentukan kesiapan SDL. 2. Penelitian Lestari & Widjajakusumah (2009) yang berjudul Students self-directed learning readiness, perception towards student-centered learning and predispotition towards student-centered behaviour.

8 Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian survei dengan menggunakan instrumen penelitian: Adapted Principles of Adult Learners (APAL) untuk mengukur perilaku belajar berpusat pada pembelajar (student-centered behaviour), dan mengukur persepsi mahasiswa terhadap belajar berpusat pada diri pembelajar (perception towards student-centered); sedangkan, SDLRS Fisher digunakan untuk mengukur kesiapan SDL. Penelitian tersebut menggunakan total populasi sebesar 205 orang yang terdiri dari mahasiswa fakultas kedokteran tahun ketiga dan tahun keempat. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan perilaku belajar berpusat pada pembelajar harus didukung kesiapan SDL dan persepsi yang positif dari siswa terhadap belajar berpusat pada pembelajar. Kesamaan dari kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama melihat persepsi mahasiswa terhadap metode pembelajaran PBL dalam membentuk kemampuan SDL. Perbedaan kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada: 1. Tujuan penelitian: penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap kualitas pengalaman belajar PBL dengan pembentukan kemampuan SDL yang dimediasi oleh motivasi intrinsik; penelitian Lestari & Widjajakusumah (2009) bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang dapat menentukan pendekatan mahasiswa terhadap belajar berpusat pada pembelajar; penelitian Huang (2008) bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi SDLR. 2. Metode penelitian: penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional (potong lintang); penelitian Huang (2008) menggunakan metode penelitian mixed method. 3. Populasi: populasi penelitian ini adalah mahasiswa fakultas kedokteran; penelitian Huang (2008) menggunakan populasi siswa perawat.