BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III Metode Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan yaitu bulan Januari sampai Mei 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITIAN. kriteria pengambilan data yang akan dilakukan. untuk mengumpulkan data-data sekaligus untuk dianalisis lebih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODE PENELITIAN. keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi tersebut karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dipilihnya

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Modinan masih melestarikan tradisi Suran Mbah Demang.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. (SMA) Muhammadiyah 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. Brigjen Slamet

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bodgan dan Taylor (Lexy J. Moeloeng, 2011 : 4), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. SMP Negeri 13 Kota Magelang yang beralamat di Jln. Pahlawan 167, Potrobangsan,

2010; Hussey 2003; Leedy & Ormrod 2005). Penggolongan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Boyolali yang terletak di jantung Kota Boyolali merupakan salah satu pasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif kualitatif karena dalam penelitian ini berusaha

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN. kisah sukses Desa Wisata Pentingsari yang kini telah menjadi Desa Wisata

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap ritual sebagai syarat pengambilan sarang burung walet terletak di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, dan cara menarik kesimpulan yang bertujuan memperbaiki. prosedur dan kriteria baku dalam penelitian ilmiah.

BAB III METODE PENELITIAN. cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara rasional dan terarah sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan sebuah penelitian ilmiyah untuk mencapai tujuan yang sudah di. akan menghasilkan suatu penelitian yang maksimal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab III ini, akan dibahas subbab-subbab sebagai berikut: (1) Pendekatan

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

METODE PENELITIAN. penegasan identitas diri di kalangan siswa SMA dilakukan di Daerah Istimewa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Workshop Mandiri Craft yang. mengalami perkembangan. gempa pada tahun 2006.

BAB III METODE PENELITIAN. terlaksananya kegiatan komunitas IBLBC yang dilakukan di sekitaran Panahan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Lexy J.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan lokasi di Panti asuhan ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. baru saja diadakan pemilihan kepala dusun atau biasa disebut Dukuh, disini. menjabat yakni pada usia dukuh 65 tahun.

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Dusun Puron memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran , yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan. suatu kegiatan yang bersifat spekulatif (Ruslan, 2003: 206).

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini meneliti tentang fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta, dengan mengambil lokasi di Jl. Sumbing VI No.49, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Surakarta. Adapun pertimbangan dalam pemilihan lokasi di SMA Negeri 8 Surakarta adalah pada karakteristik yang dimiliki sebagai berikut: 1) Berdasarkan pra observasi pada tanggal 24 Februari 2015, diketahui bahwa halaman SMA Negeri 8 Surakarta cukup luas yaitu luas tanah sekitar 3.342 m², luas bangunan ± 300 m² dan di bagian belakang sekolah terdapat pintu keluar dan sering digunakan sebagai akses oleh para siswa untuk keluar dari sekolah tanpa ijin, sehingga memungkinkan terjadinya perilaku menyimpang. 2) Berdasarkan data catatan pelanggaran tata tertib periode Januari hingga Februari 2015 serta wawancara terhadap guru Bimbingan Konseling pada tanggal 25 Februari 2015, penyimpangan perilaku yang terjadi disana cukup beragam. Sehingga penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta. 3) Lokasi SMA Negeri 8 Surakarta yang cukup mudah dijangkau sehingga akan memudahkan dalam mendapatkan berbagai akses kebutuhan yang diperlukan dalam penelitian. 2. Waktu Penelitian Penelitian dimulai dengan penyusunan proposal, pengumpulan data, analisis data, sampai pada pembuatan laporan. Jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut: 25

Tabel : 3.1 Jadwal Penelitian Dilaksanakan Tahun 2015 No Kegiatan Bulan Mei Juni Juli 1 Pengajuan judul 2 Penyusunan proposal dan seminar proposal 3 Perijinan 4 Pengumpulan data 5 Analisis data 6 Penyusunan laporan 7 Pelaksanaan ujian skripsi 8 Revisi Sumber: Peneliti, 2015 Agt Nov Des B. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti mengunakan jenis penelitian tersebut sebagai keterkaitan yang akan menghasilkan data yang pasti. Deskriptif kualitatif adalah sebuah penelitian yang menggali informasi selengkap mungkin yang menyangkut masalah penelitian dengan bentuk tulisan yang berasal dari data verbal para informan (Moleong, 2010:121). Peneliti dapat menggambarkan obyek penelitian secara holistic (menyeluruh) berdasarkan realitas sosial yang ada di lapangan. Penelitian deskriptif kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya (Moleong, 2010:6). Dengan deskriptif kualitatif, peneliti menggunakan kata-kata atau kalimat sesuai dengan bahasa yang dapat dimengerti untuk mendeskripsikan suatu fakta dalam penelitian yang dilakukan. Desain dalam penelitian ini bersifat terbuka dan lentur, disesuaikan dengan kondisi yang dijumpai di lapangan. Peneliti terjun langsung ke lapangan dan

berinteraksi langsung dengan informan sampai mendapatkan informasi yang diinginkan dan lengkap sesuai dengan tujuan dari penelitian yaitu: (a) Untuk mengetahui persepsi siswa dalam memandang perilaku menyimpang di SMA Negeri 8 Surakarta, (b) Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya perilaku menyimpang pada siswa di SMA Negeri 8 Surakarta, (c) Untuk mengetahui strategi sekolah dalam menanggulangi perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa di SMA Negeri 8 Surakarta. Dengan adanya tujuan penelitian tersebut, semua informasi disesuaikan dengan fakta yang ada di lapangan. Sehingga informasi yang didapat setiap saat dapat berubah sesuai dengan pengetahuan baru yang didapat. Penelitian ini dimaksudkan menggambarkan fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta. Adapun tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: (a) menetapkan informan, (b) melakukan wawancara dengan para informan, (c) membuat catatan lapangan (field note), (d) menyajikan dan menganalisis data yang diperoleh, (e) menarik kesimpulan. 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini berkaitan dengan cara atau strategi peneliti dalam melakukan penelitian sehingga mendapatkan hasil penelitian yang maksimal dan sesuai dengan fakta yang ada dalam suatu lingkup masyarakat. Disini peneliti menggunakan pendekatan penelitian fenomenologi yang didasari atas pandangan dan asumsi bahwa pengalaman diperoleh melalui hasil interpretasi. Peneliti mencoba menangkap fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta dengan verstehen. Menurut Basuki Haryono (2008:18) pendekatan fenomenologi adalah sebuah pendekatan yang memahami makna dari berbagai peristiwa dan interaksi manusia di dalam situasi yang khusus, meneliti sesuatu di balik sebuah fenomena sehingga peneliti harus netral agar bisa menangkap segala kemungkinan (bersifat terbuka). Kemudian fenomenologi memandang perilaku manusia melalui apa yang mereka katakan, apa yang mereka lakukan yang merupakan sebagai suatu produk dari bagaimana orang menafsir terhadap dunia

mereka (Sutopo, 2002:25). Disini fenomenologi menekankan berbagai aspek subjektif dari perilaku manusia dan bagi peneliti harus mengerti maknanya melalui kehidupan manusia sehari-hari lewat interaksi dengan orang lain. Penelitian ini menekankan pada pola berpikir subjektif, sebab merekalah yang paling tahu diri mereka sendiri. Sebab tujuan dari penelitian ini yaitu: (a) Untuk mengetahui persepsi siswa dalam memandang perilaku menyimpang di SMA Negeri 8 Surakarta, (b) Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya perilaku menyimpang pada siswa di SMA Negeri 8 Surakarta, (c) Untuk mengetahui strategi sekolah dalam menanggulangi perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa di SMA Negeri 8 Surakarta. Sehingga masalah penelitian mengenai fenomena perilaku menyimpang dapat diketahui melalui pola berpikir pelajar yang ada di SMA Negeri 8 Surakarta. Untuk itulah tujuan fenomenologi mendapatkan pengertian atas subjeknya dari pandangan subjek itu sendiri dengan posisi peneliti tetap netral untuk menghindari subjektivitas dari peneliti itu sendiri. C. Sumber Data Sumber data berisi beragam informasi yang dapat digali untuk menjawab dan memahami masalah yang telah dirumuskan. Adapaun dalam penelitian yang akan dilakukan mengambil data dari beberapa sumber, yaitu : 1. Data Primer Data primer yang dimaksud adalah data yang didapatkan secara langsung dari narasumber. Menurut Lexy J. Moleong (2010:132), narasumber atau informan adalah individu atau manusia yang memberikan keterangan atau infomasi untuk kepentingan penelitian dan memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Data ini berupa hasil dari observasi dan wawancara mendalam yang dilakukan peneliti dengan beberapa pelajar di SMA Negeri 8 Surakarta serta guru BK (Bimbingan Konseling) dan Wakasek Kesiswaan. Dengan latar belakang yang berbeda antar informan akan menyebabkan perbedaan kelengkapan informasi yang dimiliki dan

diperoleh berupa pernyataan, pendapat, persepsi mengenai masalah penelitian. Adapun informan yang dijadikansumber data primer dalam penelitian yaitu: a. Informan kunci (key informan) yaitu siswa SMA Negeri 8 Surakarta yang memiliki pengalaman berperilaku menyimpang ataupun melihat proses perilaku menyimpang di lingkungan sekolah. Informan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang yang dianggap memenuhi kriteria penelitian. b. Informan pendukung yaitu guru Bimbingan Konseling (BK), tim Satuan Tugas Pelaksana Kegiatan Kesiswaan (STP2K), Wakasek Kesiswaan yang dapat membantu memberikan tambahan informasi. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi berupa penelaahan terhadap dokumen pribadi, resmi, kelembagaan, referensi-referensi atau peraturan (literatur laporan), tulisan dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan penelitian (Sugiyono, 2014: 309). Sehingga data sekunder yang dimaksud adalah data yang berasal dari sumber tertulis atau data yang sudah ada berkaitan dengan masalah penelitian. Data sekunder ini berupa media massa, media cetak, media online, laporan penelitian lain yang membahas masalah penelitian ini, dan data resmi pemerintah (tata tertib SMA Negeri 8 Surakarta, data catatan pelanggaran siswa, buku kasus siswa, absensi harian siswa, absensi upacara, laporan dinas pendidikan). D. Teknik Pengambilan Informan Dalam penelitian mengenai fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta ini, akan digunakan teknik purposive sampling sebagai teknik pengambilan informan. Purposive sampling yaitu pemilihan atau pengambilan sumber data yang didasarkan pada beberapa pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2014: 54) Peertimbangan ini dilakukan untuk memaksimalkan pemberian data sehingga informan harus melalui commit proses to user seleksi. Misalnya informan tersebut

yang dianggap paling mengerti tentang informasi apa yang peneliti harapkan. Dengan teknik purposive sampling diharapkan informan memberikan data sesuai dengan masalah penelitian yang dilakukan sehingga dapat memberikan pemahaman yang mendalam terhadap masalah yang diteliti. Informan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Pelajar. Dengan karakteristik pelajar yang berperilaku menyimpang dan pelajar yang tidak berperilaku menyimpang. Kedua kategori tersebut dipilih atas rekomendasi dari guru BK dengan melihat catatan pelanggaran siswa, sebagai informan kunci dalam penelitian ini. Karena pelaku dari perilaku menyimpang yang terjadi di sekolah adalah pelajar. Selain itu pelajar dinilai dapat memberikan informasi yang akurat mengenai fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar di SMA Negeri 8 Surakarta karena pelajar memiliki pengetahuan, pemahaman serta pengalaman secara langsung baik sebagai pelaku ataupun sebagai pihak yang melihat penyimpangan perilaku yang terjadi di lingkungan sekolah. 2. Guru Bimbingan Konseling, Wakasek Kesiswaan serta Tim STP2K (Satuan Tugas Pelaksana Kegiatan Kesiswaan). Dengan alasan sebagai konselor dan pihak pertama yang secara langsung terlibat dalam aktivitas pelajar serta pengendalian tata tertib di sekolah. Selain itu dengan latar belakang yang berbeda, diharapkan informan ini memberikan informasi yang mendalam tentang fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta sekaligus peneliti melibatkan informan ini untuk melakukan cross check dengan data yang diperoleh dari informan siswa. E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting dalam setiap kegiatan penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat, terperinci dan dapat dipercaya serta dapat dipertanggungjawabkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan harus tepat. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara mendalam (in dept interview), dan dokumentasi. Teknik observasi dilakukan dengan cara mengamati kondisi di SMA Negeri 8 Surakarta dan perilaku siswa secara langsung di sekolah. Teknik observasi atau pengamatan ini memusatkan perhatian terhadap suatu objek dengan cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis dan secara langsung dengan menggunakan semua kemampuan panca indera. Kemudian yang kedua adalah wawancara mendalam, dilakukan dengan suasana informal, bersifat lentur dan terbuka namun tetap mengarah pada fokus masalah penelitian guna menggali pandangan subyek yang diteliti tentang hal-hal untuk menjadi dasar informasi secara lebih jauh dan mendalam. Informan yang dipilih adalah informan yang dianggap mengetahui tentang topik permasalahan yang bersangkutan, yaitu mewawancarai pelajar ( yang menyimpang dan yang tidak menyimpang), guru Bimbingan Konseling, Wakasek Kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta. Peneliti menerapkan teknik face to face sehingga peneliti dapat mengungkap secara langsung keterangan dari informan tanpa melalui perantara. Yaitu langsung bertatap muka dengan para informan yang terdiri dari 8 orang pelajar, 1 orang guru Bimbingan Konseling, 1 orang Wakasek Kesiswaan. Peneliti merekam wawancara serta mencatat informasi yang diberikan oleh informan dan mengulangi pertanyaan yang sama apabila informasi yang diberikan masih kurang atau jawaban informan kurang fokus pada pertanyaan. Tentu saja disini peneliti tidak memberikan pengaruh terhadap informan mengenai jawaban yang diberikan. Dipandang dari bentuk pertanyaan, penelitian ini menggunakan wawancara terbuka, yaitu wawancara yang terdiri dari pertanyaan yang memungkinkan informan menjawab pertanyaan dengan panjang lebar dan bersikap lentur sesuai dengan keadaan di lapangan atau realitas sosial yang ada. Dan yang terakhir yaitu teknik dokumentasi, dilakukan dengan mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan berita dari media online

(koran online), jurnal, laporan penelitian yang membahas masalah perilaku menyimpang, gambar foto dari dokumentasi, dokumen tata tertib siswa, dokumen rekapitulasi data catatan pelanggaran siswa, absensi harian siswa dan data-data pendukung lainnya di SMA Negeri 8 Surakarta yang bisa dijadikan masukan dalam penelitian F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif dari Miles dan Huberman. Analisis interaktif di mana data yang diperoleh dari lapangan akan mengalami reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hal ini dilakukan untuk menemukan fokus penelitian. Menurut Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2014:28) mengemukakan bahwa analisa dengan menggunakan analisa model interaktif dilakukan melalui tiga prosedur yaitu: 1. Reduksi Data Merupakan proses penilaian, pemusatan, dan penyederhanaan, serta transformasi data yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Teknik analisis ini diperlukan peneliti agar mengarahkan dan menajamkan analisis dengan menggolongkannya dan membuang yang tidak perlu. Reduksi data berlangsung sejak peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, pemilihan kasus, menyusun pedoman wawancara hingga pada proses verifikasi data. Pada saat reduksi data, peneliti menentukan beberapa informan yang dianggap paling sesuai dengan informasi apa yang diperlukan oleh peneliti, sehingga data yang akan diperoleh menjadi lebih akurat dalam mendeskripsikan fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta. 2. Penyajian Data Adapun informasi yang tersusun dan diberikan kemungkinan tentang adanya penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan. Bentuknya dapat diikuti gambaran atau skema dari beberapa tabel yang dirancang untuk menyusun agar dapat dimengerti. Teknik analisis ini diperlukan oleh peneliti untuk

memudahkan peneliti dalam melihat gambaran secara umum tentang apa yang sedang terjadi atau hasil data yang diperoleh selama penelitian sehingga dapat ditentukan apa yang selanjutnya harus dilakukan oleh peneliti. Pada awal pengumpulan data hingga penyajian data, peneliti melakukan pencatatan dan membuat pernyataan untuk membuat kesimpulan. Penyajian data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam (in dept interview), dan dokumentasi. Adapun penyajian data untuk mendeskripsikan serta memahami makna dibalik fenomena yang menggejala tentang fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta. 3. Menarik Kesimpulan (Verifikasi) Data - data yang telah dikumpulkan dan dianalisis tersebut dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan.penarikan kesimpulan dilakukan selama penelitian berlangsung. Dengan menarik kesimpulan ini peneliti akan memberikan kesimpulan dari hasil analisis data yang telah dilakukan serta memberikan saran-saran sebagai rekomendasi lanjutan. G. Validitas Data Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode analisis triangulasi. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moleong, 2010:330) Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2014:87-88) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif. Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data atau sumber yaitu dengan cara mengumpulkan data dari berbagai sumber yang terdiri dari beberapa informan, meliputi 8 pelajar siswa SMA Negeri 8 Surakarta, 1 guru Bimbingan Konseling, 1

Wakasek Kesiswaan, Tim STP2K (Satuan Tugas Pelaksana Pembinaan Kesiswaan) yang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan mengacu pada permasalahan yang sama yakni mengenai fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar, arsip atau catatan terkait pelanggaran siswa, absensi harian siswa serta data-data lain yang mendukung penelitian. Informasi yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara informan maupun dokumentasi selalu dibandingkan dan diuji dengan data atau informasi dari informan yang lain. Hal ini dilakukan guna mendapatkan kevalidan atau ketepatan data. H. Prosedur Penelitian Dalam penelitian kualitatif, prosedur penelitian merupakan rangkaian tahap demi tahap kegiatan penelitian dari awal hingga akhir penelitian. Prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Persiapan Persiapan disini dimulai dari pengajuan judul, pengumpulan data sekunder untuk menyusun latar belakang masalah, dilanjut penguatan landasan teori dan penyusunan proposal lengkap, pembuatan pertanyaan penelitian serta perijinan penelitian. 2. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data primer dan data sekunder, pembuatan transkrip wawancara serta field note dan pemilihan data sesuai kebutuhan. 3. Analisis data Analisis data dimulai dengan pengumpulan data untuk memperoleh catatan lengkap, kemudian menyusun reduksi data, masuk ke penyajian data, dan menarik kesimpulan dan verifikasi data hasil penelitian yang dilakukan terus menerus dan menjadi alur hubungan yang mengalir yang saling menjalin dengan model analisis jalinan. Kemudian menganalisis data hasil penelitian untuk membuat kesimpulan akhir penelitian.

4. Penyusunan laporan Dalam penyusunan laporan dimulai dengan penyusunan laporan awal, review laporan yaitu mendiskusikan laporan yang telah disusun dengan sumber atau tokoh yang cukup memahami penelitian, perbaikan laporan sesuai hasil diskusi, dan penyusunan laporan akhir.