Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, April 2010, hlm ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan

Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) pada Media Tailing PT ANTAM Unit Bisnis Pongkor dengan Penambahan Top Soil dan Kompos

PENGARUH ASAM HUMAT DAN KOMPOS AKTIF UNTUK MEMPERBAIKI SIFAT TAILING DENGAN INDIKATOR PERTUMBUHAN TINGGI SEMAI

Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan Semai Mahoni (Swietenia macrophylla King.) pada Media Tanah Bekas Tambang Emas (Tailing)

Basuki Wasis 1 dan Hafiizh Baskara 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI GMELINA (Gmelina arborea Roxb.) PADA MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG EMAS (TAILING)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN SEMAI JABON (Anthocephalus cadamba) PADA MEDIA BEKAS TAMBANG PASIR DENGAN PENAMBAHAN SUB SOIL DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Application of Coconut Shells Charcoal and Cow Feces (Bokashi) on the Growth of Jabon Seedling at the Gold Mine Tailings Medium

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH (Anthocephalus macrophyllus) PADA MEDIA CAMPURAN TANAH PMK, KOMPOS DAN PASIR

Pemanfaatan Arang Sekam untuk Memperbaiki Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq) pada Media Subsoil

PENGARUH ASAM HUMAT DAN KOMPOS AKTIF UNTUK MEMPERBAIKI SIFAT TAILING DENGAN INDIKATOR PERTUMBUHAN TINGGI SEMAI

III. METODOLOGI PENELITIAN

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PERTUMBUHAN SEMAI JABON (Anthocephalus cadamba) PADA MEDIA BEKAS TAMBANG PASIR DENGAN PENAMBAHAN SUB SOIL DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA BAYU WINATA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

PERTUMBUHAN SEMAI JABON (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) PADA MEDIA TAILING PT ANTAM UNIT BISNIS PONGKOR DENGAN PENAMBAHAN TOP SOIL DAN KOMPOS

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

Pengaruh Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Semai Gmelina (Gmelina arborea Roxb.) Pada Media Tanah Bekas Tambang Emas (Tailing)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan Semai Gmelina dengan Berbagai Dosis Pupuk Kompos pada Media Tanah Bekas Tambang Emas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FOSFAT ALAM TERHADAP EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FULVIC ACID PADA PERTUMBUHAN Mucuna pruriens (L.) DC. SEPTIAN FARIS AL AMIN

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

UJICOBA TEKNIK REHABILITASI LAHAN KRITIS DI GUNUNG BATUR, BANGLI (HASIL AWAL) Oleh: Gunardjo Tjakrawarsa Budi Hadi Narendra

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Metode pemupukan lanjutan

Respon Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba) terhadap Pemupukan Lanjutan (NPK)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

UJI PERTUMBUHAN DAN KEMAMPUAN EMPAT JENIS TANAMAN DALAM MENYERAP LOGAM BERAT PADA MEDIA TAILING PT ANTAM UBPE PONGKOR ROISATUZ ZAKIYAH

RESPON PERTUMBUHAN SEMAI JABON (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA PADA MEDIA LIMBAH TAMBANG PASIR

Kata kunci : Umur pertumbuhan, Dipterocarpaceae, mersawa, Anisoptera costata Korth

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

2 METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan. Rancangan Penelitian

Aplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi pada Lahan Bekas Tambang Batu Bara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. di tahun 2006 menjadi lebih dari 268,407 juta ton di tahun 2015 (Anonim, 2015).

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI EMPAT JENIS TANAMAN KEHUTANAN DALAM PENYERAPAN LOGAM BERAT PADA MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG EMAS (TAILING) WIRRAHMA

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

J. Silvikultur Tropika Vol. 04 No. 01 April 2013, Hal ISSN:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

*Diterima : 16 Oktober 2013; Disetujui : 3 Maret 2014

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT MAHONI (Swietenia macrophylla King.) TERHADAP PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DAN KOMPOS PADA MEDIA BEKAS TAMBANG PASIR

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

IV. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BERBAGAI DOSIS PUPUK NPK MUTIARA DAN PUPUK BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Thebroma Cacao L ) PADA MEDIA TANAH GAMBUT

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

PENGARUH PENAMBAHAN GAMBUT DAN SEKAM PADI PADA MEDIA TANAM ALLUVIAL TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MAHONI

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

KAJIAN TEKNOLOGI REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATU BARA DI PROVINSI JAMBI. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

III. METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan Semai Krey Payung (Filicium decipiens) pada Media Bekas Tambang Pasir dengan Penambahan Arang dan Pupuk NPK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh: Norma Rahmawati Dosen Pembimbing: Tutik Nurhidayati, S.Si.,M.Si.

PERTUMBUHAN BIBIT KREY PAYUNG (Filicium decipiens) PADA MEDIA BEKAS TAMBANG PASIR DENGAN PENAMBAHAN ARANG DAN PUPUK NPK NURI JELMA MEGAWATI

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

PENGARUH MEDIA DAN NAUNGAN TERHADAP MUTU BIBIT SUREN ( Toona sureni MERR.) The Effect of Media and Shading on the Seedling s Quality of Suren

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA JENIS AKASIA (Acacia spp) TERHADAP FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB I. PENDAHULUAN A.

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK TAUGE DAN DUA MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON (Anthocephalus cadama Miq)

EFEKTIFITAS ARANG TEMPURUNG KELAPA DAN BOKASHI PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LEDA (Eucalyptus deglupta Blume) DI MEDIA TAILING

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. Agustus Bertempat di green house Universitas Muhammadiyah Malang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, April 2010, hlm. 14-19 ISSN 0853 4217 Vol. 15 No.1 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI JABON (Anthocephalus cadamba Roxb Miq) PADA MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG EMAS (Tailing) (INFLUENCE OF NPK FERTILIZER AND COMPOST ON GROWTH SEEDLING JABON (Anthocephalus cadamba ROXB MIQ.) GOLD MINE TAILING) Basuki Wasis 1), Dwita Noviani 2) ABSTRACT Tailings is one of the waste generated in the gold mining activities that contain nutrients are low. One of the principles for the management of tailings is merevegetasi land disturbed so that the necessary selection of the type that can be developed, in this case Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) Is one type that is recommended to be developed in the post-mine land revegetation because it is a type of fast-growing and has a high adaptability to various soil types. Experimental design used in this study was factorial design with two factors. The first factor is fertilizer NPK with 4 level and the second factor is the compost with 4 level. The best dose of the combination of the two fertilizer on the growth of seedlings jabon is high NPK fertilizer with compost dose of 15 grams and 10 grams and diameter growth for seedlings jabon, the best dose is the dose of 15 grams of NPK fertilizer and compost 0 grams. Keywords : Jabon, fertilizer, NPK and compost, growth. ABSTRAK Tailing merupakan salah satu limbah yang dihasilkan dalam kegiatan penambangan emas yang mengandung unsur hara yang rendah. Salah satu prinsip untuk pengelolaan tailing adalah merevegetasi lahan yang terganggu sehingga diperlukan pemilihan jenis yang dapat dikembangkan, dalam hal ini Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) merupakan salah satu jenis yang direkomendasikan untuk dikembangkan dalam revegetasi lahan pasca tambang karena merupakan jenis yang cepat tumbuh dan memiliki daya adaptasi yang tinggi pada berbagai jenis tanah. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama yaitu pupuk NPK dengan 4 taraf dan faktor kedua yaitu kompos dengan 4 taraf. Dosis yang paling baik dari kombinasi kedua pupuk tersebut terhadap pertumbuhan tinggi semai jabon adalah pupuk NPK dengan dosis 15 gram dan kompos 10 gram dan untuk pertumbuhan diameter semai jabon, dosis yang paling baik adalah antara pupuk NPK dosis 15 gram dan kompos 0 gram. Kata Kunci : Jabon, pupuk, NPK dan kompos, pertumbuhan. PENDAHULUAN Hutan memiliki arti penting dalam kehidupan. Sumberdaya hutan di Indonesia saat ini berada pada kondisi yang memprihatinkan yang terlihat pada laju deforestasi yang sangat tinggi akibat maraknya pengalihan penggunaan lahan hutan untuk penggunaan lain seperti pertambangan. Kegiatan pertambangan tentu saja dapat merusak ekosistem hutan yang dibuka untuk dijadikan areal 1) Dep. Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor 2) Alumni Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor pertambangan, kerusakan tidak saja pada kondisi vegetasinya, tetapi juga kerusakan dapat terjadi pada kondisi sifat-sifat tanah (Syamsudin, 2009). Pertambangan emas akan menghasilkan tailing yang merupakan salah satu bentuk limbah yang dihasilkan dalam jumlah yang banyak dan berpotensi menurunkan tingkat kesuburan tanah dan menyebabkan keracunan bagi tanaman, sehingga sulit bagi tanaman untuk tumbuh (Fauziah, 2009). Pemupukan merupakan kegiatan menambahkan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam pertumbuhannya dengan tujuan untuk memperbaiki pertumbuhan yang mempengaruhi hasil produksi tanaman tersebut. Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) merupakan jenis tanaman lokal Indonesia

Vol. 15 No. 1 J.Ilmu Pert. Indonesia 15 yang dapat direkomendasikan untuk dikembangkan dalam revegetasi lahan pasca tambang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan semai jabon, pengaruh pemberian pupuk NPK dan kompos terhadap pertumbuhan semai jabon serta mendapat informasi mengenai dosis dan jenis pupuk yang paling sesuai bagi pertumbuhan semai jabon pada media tanah bekas tambang emas (tailing). Dengan manfaat dapat menyajikan informasi mengenai pengaruh pemberian pupuk NPK dan kompos terhadap pertumbuhan semai jabon pada media tanah bekas tambang emas (tailing) sehingga dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi dalam upaya revegetasi lahan bekas penambangan emas. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, dimulai pada bulan Agustus 2009 sampai dengan Februari 2010. Lokasi pengambilan tailing sebagai media tanam dilaksanakan di PT. Antam UBPE Pongkor dan pengamatan pengukuran dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah timbangan, polybag, penggaris, caliper, gembor, tally sheet, kamera, alat tulis dan label, sedangkan bahan yang digunakan antara lain semai jabon, media tanam tailing, pupuk NPK, kompos dan air. Metode Penelitian Persiapan Tahap persiapan ini meliputi penyiapan media tanam. Tailing ditimbang dan dimasukkan ke dalam 32 polybag yang masing-masing diisi sebanyak 1 Kg. Pupuk NPK dan kompos disiapkan dengan takaran untuk NPK dan kompos disiapkan dengan takaran 0 gr, 5 gr, 10 gr dan 15 gr sedangkan untuk kompos yaitu 0 gr, 10 gr, 20 gr dan 30 gr, kemudian tailing dicampur dengan pupuk yang telah dikombinasikan. Penyapihan Penyapihan semai jabon dilaksanakan pada sore hari. Semai jabon yang disapih berasal dari biji jabon yang sengaja disemaikan pada bak kecambah yang terdapat di rumah kaca Fakultas Kehutanan IPB, semai jabon yang disapih merupakan semai yang berumur 3 minggu yang kemudian disapih ke dalam 32 polybag yang telah diisi tailing yang dicampur dengan kombinasi pupuk NPK dan kompos, masing-masing berjumlah satu semai. Pemeliharaan Pemeliharaan terhadap semai jabon yang telah disapih adalah dengan meletakkan 32 polybag di bawah tegakan pinus dengan tujuan aklimatisasi atau untuk memperoleh pertumbuhan semai jabon yang stabil (sudah mampu beradaptasi) di dalam polybag dan siap untuk dipindahkan ke dalam rumah kaca. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore dengan mempertimbangkan kondisi media tanam di dalam polybag, jika terasa masih basah maka penyiraman tidak dilakukan. Pengamatan dan Pengambilan data Parameter yang diukur adalah diameter dan tinggi. Pengamatan terhadap diameter dan tinggi dilakukan untuk menganalisis pertumbuhan semai jabon. Diameter semai diukur dengan menggunakan caliper pada ketinggian 1 cm di atas pangkal batang sedangkan tinggi semai diukur dengan menggunakan penggaris mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh pucuk semai. Pengamatan dan pengambilan data dilakukan selama 3 bulan. Data yang didapatkan kemudian di rekapitulasi di dalam tally sheet. Pengolahan Data Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan faktorial 2 x 4 dan masing-masing kombinasi perlakuan terdiri dari dua ulangan, masingmasing terdiri dari satu tanaman. Dengan demikian, jumlah total polybag pengamatan seluruhnya berjumlah 32 polybag. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Dimensi Semai Jabon Pemberian pupuk NPK memberikan pengaruh yang nyata hanya terhadap pertumbuhan tinggi saja. Pemberian pupuk kompos tidak menunjukkan pengaruh yang nyata, baik terhadap pertumbuhan tinggi maupun diameter. Interaksi antara pemberian pupuk NPK dan pupuk kompos memberikan pengaruh

16 Vol. 15 No. 1 J.Ilmu Pert. Indonesia nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter semai jabon. Tabel 1. hasil analisis sidik ragam pengaruh berbagai perlakuan terhadap peubah-peubah pertumbuhan semai jabon Peubah yang diamati Faktor Tinggi Diameter Pemberian pupuk NPK 0,02 0,59 tn Pemberian pupuk Kompos 0,24 0,32 tn Interaksi NPK*Kompos 0,01 0,02** Angka-angka dalam tabel adalah nilai signifikan (Pr > F) = Perlakuan berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 % dengan nilai signifikan (Pr > F) < 0.05 ( α ) tn = Perlakuan tidak berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 % dengan nilai signifikan (Pr > F) > 0.05 ( α ) Pertumbuhan Tinggi Jabon Tabel 2. hasil uji duncan pengaruh tunggal pemberian pupuk npk dan pengaruh tunggal pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan tinggi semai jabon Faktor Pertumbuhan Rata-rata Pertumbuhan (cm) Persentase dibanding kontrol (%) Pemberian pupuk NPK dosis 0 gram 9,85 ab - dosis 5 gram 8,65 b - 12,18 dosis 10 gram 8,28 b - 15,94 dosis 15 gram 11,30 a 14,72 Pemberian pupuk Kompos dosis 0 gram 9,11 a - dosis 5 gram 10,70 a 17,45 dosis 10 gram 8,85 a - 2,85 dosis 15 gram 9,41 a 3,29 Tabel 3. Hasil Uji Duncan Pengaruh Kombinasi Pemberian Pupuk NPK dan Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan Tinggi Semai Jabon Perlakuan Rata-rata Pertumbuhan (cm) Persentase Pertumbuhan Dibanding Kontrol (%) N 11,00 a 16,03 P 10,36 a 9,28 B 10,28 ab 8,43 M 10,21 a 7,70 O 10,08 a 6,33 F 9,68 ab 2,11 D 9,63 ab 1,58 J 9,49 ab 0,11 A 9,48 ab - C 9,35 ab - 1,37 H 9,03 ab - 4,75 E 8,88 ab - 6,33 L 8,84 ab - 6,75 G 8,75 ab - 7,70 I 8,69 ab - 8,33 K 8,56 ab - 9,70 A = Pupuk NPK 0 gr+ pupuk kompos 0 gr B = Pupuk NPK 0 gr + pupuk kompos 10 gr C = Pupuk NPK 0 gr + pupuk kompos 20 gr D = Pupuk NPK 0 gr + pupuk kompos 30 gr E = Pupuk NPK 5 gr + pupuk kompos 0 gr F = Pupuk NPK 5 gr + pupuk kompos 10 gr G = Pupuk NPK 5 gr + pupuk kompos 20 gr H = Pupuk NPK 5 gr + pupuk kompos 30 gr I = Pupuk NPK 10 gr + pupuk kompos 0 gr J = Pupuk NPK 10 gr + pupuk kompos 10 gr K = Pupuk NPK 10 gr + pupuk kompos 20 gr L = Pupuk NPK 10 gr + pupuk kompos 30 gr M = Pupuk NPK 15 gr + pupuk kompos 0 gr N = Pupuk NPK 15 gr + pupuk kompos 10 gr O = Pupuk NPK 15 gr + pupuk kompos 20 gr P = Pupuk NPK 15 gr + pupuk kompos 30 gr Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 %. Perlakuan N (pemberian pupuk NPK dosis 15 gram dan kompos dosis 10 gram) memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap perlakuan A (kontrol) dengan respon persentase pertumbuhan tinggi semai jabon sebesar 16,03 % atau peningkatan pertumbuhan rata-rata tinggi sebesar 11,00 cm terhadap kontrol dan juga tidak berbeda nyata terhadap semua perlakuan lainnya. Pertumbuhan tinggi yang terendah ditunjukkan oleh perlakuan K (pemberian pupuk NPK dosis 10 gram dan kompos dosis 20 gram) dengan respon persentase sebesar - 9,70 % atau rata-rata tinggi sebesar 8,56 cm. Gambar 1. Pertumbuhan Tinggi Rata-rata Semai Jabon Per- Perlakuan Gambar 1 menjelaskan bahwa perlakuan N dosis 10 gram) memberikan pengaruh pertumbuhan tinggi rata-rata semai jabon yang paling baik jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya dan untuk perlakuan K (pemberian pupuk NPK dosis 10 gram dan kompos dosis 20 gram) menunjukkan pengaruh pertumbuhan tinggi rata-rata semai jabon yang paling rendah di antara perlakuan lainnya.

Vol. 15 No. 1 J.Ilmu Pert. Indonesia 17 Pertumbuhan Diameter Jabon Tabel 4. Hasil Uji Duncan Pengaruh Tunggal Pemberian Pupuk NPK dan Pengaruh Tunggal Pemberian Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan Diameter semai jabon Faktor Rata-rata Pertumbuhan (cm) Persentase Pertumbuhan dibanding kontrol (%) Pemberian pupuk NPK dosis 0 gram 0,23 a - dosis 5 gram 0,23 a 0,00 dosis 10 gram 0,21 a - 8,70 dosis 15 gram 0,24 a 4,34 Pemberian pupuk Kompos dosis 0 gram 0,25 a - dosis 5 gram 0,23 a - 8,00 dosis 10 gram 0,22 a - 12,00 dosis 15 gram 0,20 a - 20,00 Respon pertumbuhan diameter semai jabon karena pengaruh pemberian kombinasi antara pupuk NPK dan kompos dapat diketahui dengan melakukan uji Duncan dengan hasil yaitu perlakuan M dosis 0 gram) memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap perlakuan A (kontrol) dengan respon persentase pertumbuhan tinggi semai jabon sebesar 4,17 % terhadap kontrol dan juga menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap semua perlakuan lainnya. Pertumbuhan diameter yang terendah ditunjukkan oleh perlakuan L (pemberian pupuk NPK dosis 10 gram dan kompos dosis 30 gram) dengan respon persentase sebesar - 16,67 %. Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 % Tabel 5. Hasil Uji Duncan Pengaruh Kombinasi Pemberian Pupuk NPK dan Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan Diameter Semai Jabon Perlakuan Rata-rata Persentase Pertumbuhan Pertumbuhan (cm) Dibanding Kontrol (%) M 0,25 a 4,17 A 0,24 a - E 0,24 a 0,00 N 0,24 a 0,00 B 0,23 a - 4,17 F 0,23 a - 4,17 O 0,23 a - 4,17 I 0,23 a - 4,17 P 0,22 a - 8,33 C 0,22 a - 8,33 G 0,22 a - 8,33 J 0,22 a - 8,33 D 0,22 a - 8,33 H 0,21 a - 12,50 K 0,21 a - 12,50 L 0,20 a - 16,67 A = Pupuk NPK 0 gr + + pupuk kompos 0 gr B = Pupuk NPK 0 gr + pupuk kompos 10 gr C = Pupuk NPK 0 gr + pupuk kompos 20 gr D = Pupuk NPK 0 gr + pupuk kompos 30 gr E = Pupuk NPK 5 gr + pupuk kompos 0 gr F = Pupuk NPK 5 gr + pupuk kompos 10 gr G = Pupuk NPK 5 gr + pupuk kompos 20 gr H = Pupuk NPK 5 gr + pupuk kompos 30 gr I = Pupuk NPK 10 gr + pupuk kompos 0 gr J = Pupuk NPK 10 gr + pupuk kompos 10 gr K = Pupuk NPK 10 gr + pupuk kompos 20 gr L = Pupuk NPK 10 gr + pupuk kompos 30 gr M = Pupuk NPK 15 gr + pupuk kompos 0 gr N = Pupuk NPK 15 gr + pupuk kompos 10 gr O = Pupuk NPK 15 gr + pupuk kompos 20 gr P = Pupuk NPK 15 gr + pupuk kompos 30 gr Gambar 2. Pertumbuhan Diameter Rata-Rata Semai Jabon Per- Perlakuan Gambar 2 menjelaskan bahwa perlakuan M dosis 0 gram) memberikan pengaruh pertumbuhan diameter rata-rata semai jabon yang paling baik jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya dan untuk perlakuan L (pemberian pupuk NPK dosis 10 gram dan kompos dosis 30 gram) menunjukkan pengaruh pertumbuhan diameter rata-rata semai jabon yang paling rendah di antara perlakuan lainnya. Gambar 3. Pertumbuhan Tinggi Rata-Rata Semai Jabon Gambar 3 menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi rata-rata yang cukup cepat sampai minggu kedua belas ditunjukkan oleh perlakuan N dosis 10 gram) yang mencapai 17,55 cm sedangkan pertumbuhan tinggi rata-rata yang lambat ditunjukkan oleh perlakuan K (pemberian pupuk NPK

18 Vol. 15 No. 1 J.Ilmu Pert. Indonesia dosis 10 gram dan kompos dosis 20 gram) sebesar 9,90 cm. Gambar 4. Pertumbuhan Diameter Rata-Rata Semai Jabon Gambar 4 menunjukkan bahwa pertumbuhan diameter rata-rata yang cukup cepat sampai minggu kedua belas ditunjukkan oleh perlakuan M dosis 0 gram) yang mencapai 0,48 cm sedangkan pertumbuhan diameter rata-rata yang lambat ditunjukkan oleh perlakuan L (pemberian pupuk NPK dosis 10 gram dan kompos dosis 30 gram) sebesar 0,29 cm. Pembahasan Ketersediaan unsur hara di dalam tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, jika terjadi defisiensi unsur hara maka dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu. Tailing memiliki kandungan unsur hara yang rendah, maka dari itu diperlukan pemupukan. Tanah dikatakan tidak subur jika unsur-unsur penunjang yang dibutuhkan tanaman tidak ada atau tidak lengkap di dalamnya. Seperti halnya pada tailing, berdasarkan hasil analisa karakteristik hara tailing tambang emas, tampak bahwa tekstur tailing didominasi oleh fraksi pasir dengan komposisi 57,6 %, hal ini dapat mengakibatkan tanaman sulit untuk menyerap (menahan) air dan unsur hara tetapi dengan pemberian pupuk kompos terlihat bahwa komposisi fraksi liat dapat meningkat, hal ini dapat meningkatkan kemampuan tailing dalam menahan air. Nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK) pada tailing tergolong rendah yaitu hanya mencapai 3,21 me/100g, nilai tersebut masih jauh dari kriteria penilaian standar sifat kimia yaitu berkisar antara 17-25 me/100g. Pemberian pupuk NPK dan kompos dapat meningkatkan nilai KTK pada tailing tersebut walaupun nilai peningkatannya juga masih jauh dari standar yang ada, tanah dengan nilai KTK yang tinggi mampu menjerap dan menyediakan unsur hara lebih baik daripada tanah dengan KTK yang rendah. Tailing bersifat asam, hal ini terlihat dari ph tailing yang mencapai 6,6, tetapi hal ini tidak mempengaruhi jenis jabon untuk tumbuh subur pada tailing tersebut karena jenis jabon dapat tetap tumbuh pada ph 4,5 sampai 7,5. Pemberian pupuk NPK dan kompos juga dapat menurunkan kandungan logam Fe pada tailing yang dapat berpotensi menjadi racun jika keberadaannya terlalu tinggi. Pupuk NPK mengandung unsur hara yang lebih banyak dibandingkan dengan pupuk kompos sehingga pengaruhnya terhadap pertumbuhan lebih nyata. Berdasarkan hasil penelitian, pupuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter semai jabon, hal ini dapat disebabkan oleh pengaturan peletakan posisi polybag pada saat penelitian berlangsung. Pemberian jarak antar polybag yang sesuai dapat memberi ruang tumbuh yang lebih besar dan pengambilan cahaya matahari dapat berlangsung secara optimal sehingga pertambahan diameter dapat terjadi maksimal (Hildalita, 2009). Perlakuan dengan penggunaan pupuk kompos dengan berbagai dosis menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter semai jabon, hal ini selain disebabkan kandungan hara pada kompos lebih sedikit juga dapat disebabkan kompos lebih berperan dalam perubahan sifat tanah yaitu dalam peningkatan tekstur liat pada tailing yang berarti dapat meningkatkan kemampuan tailing untuk menahan air. Peranan bahan organik (kompos) dalam pertumbuhan tanaman dapat secara langsung atau sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan sifat dan ciri tanah (Brady, 1974 dalam Fauziah, 2009). Berdasarkan hasil yang didapat, dapat dikatakan bahwa di dalam penggunaan kedua pupuk tersebut lebih didominasi oleh pupuk NPK yaitu dengan dosis 15 gram sehingga dapat diketahui bahwa untuk pertumbuhan semai jabon pada tailing, pertumbuhannya dapat dibantu dengan perlakuan pemberian NPK dengan dosis 15 gram dan juga membutuhkan penambahan kompos dengan dosis yang lebih tinggi dari dosis yang digunakan dalam penelitian ini. KESIMPULAN Berdasarkan hasil, dapat disimpulkan bahwa semai jabon dapat tumbuh pada (tailing) dengan tingkat pertumbuhan yang berbeda-beda. Pemberian pupuk NPK dan kompos dapat mempengaruhi

Vol. 15 No. 1 J.Ilmu Pert. Indonesia 19 perbaikan pertumbuhan semai jabon, baik tinggi maupun diameter pada media tanah bekas tambang emas (tailing). Dosis yang paling baik dari kombinasi kedua pupuk tersebut terhadap pertumbuhan tinggi semai jabon adalah pupuk NPK dengan dosis 15 gram dan kompos 10 gram dan untuk pertumbuhan diameter semai jabon, dosis yang paling baik adalah antara pupuk NPK dosis 15 gram dan kompos 0 gram. DAFTAR PUSTAKA Fauziah, A. B. 2009. Pengaruh asam humat dan kompos aktif untuk memperbaiki sifat tailing dengan indikator pertumbuhan tinggi semai Enterolobium cyclocarpum Griseb dan Altingia excelsa Noronhae. [Skripsi]. Departemen Silvikultur. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Hildalita. 2009. Penggunaan Sludge Pabrik Kopi Dalam Produksi Semai Jabon (Anthocephalus Cadamba Roxb Miq.). [Skripsi]. Departemen Silvikultur. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Syamsudin, M. A. 2009. Dampak Pertambangan Batu Granit terhadap Sifat Fisik, Sifat Kimia dan Sifat Biologi Tanah di Areal Hutan Lindung PT. Karimun Granit Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau. [Skripsi]. Departemen Silvikultur. Bogor: Institut Pertanian Bogor.