UJICOBA TEKNIK REHABILITASI LAHAN KRITIS DI GUNUNG BATUR, BANGLI (HASIL AWAL) Oleh: Gunardjo Tjakrawarsa Budi Hadi Narendra

Transkripsi

1 UJICOBA TEKNIK REHABILITASI LAHAN KRITIS DI GUNUNG BATUR, BANGLI (HASIL AWAL) Oleh: Gunardjo Tjakrawarsa Budi Hadi Narendra

2 Latar Belakang Lava G.Batur batuan vulkanis beku dan pasir kesuburan rendah (kritis telah mengalami kerusakan sehingga kehilangan atau berkurang fungsinya. Ketinggian m dpl, ch 2000 mm/thn. Rehabilitasi lahan yg telah dilakukan keberhasilan masih rendah; yg tumbuh baik sengon buta, eucalyptus, dan kayu putih Mengingat kemampuan hidup masih rendah perlu dilakukan ujicoba rehabilitasi lahan dgn jenis-jenis yg memiliki peluang hidup tinggi disertai perlakuan perbaikan kondisi tanah.

3 Tujuan penelitian: Untuk mengetahui pertumbuhan awal dan kemampuan hidup jenis cemara pandak (Dacricarpus umbrricarpus), rasamala (Altingia excelsa), dan Kepelan (Manglietia glauca) pada lahan kritis di Gunung Batur Metode Bahan: pupuk kandang (kotoran ayam), NPK, botol aqua bekas 1,5 liter dan bibit tanaman: 1) cemara pandak (Dacricarpus umbricarpus); 2) rasamala (Altingia excelsa); 3) kepelan (M. anglietia glauca) Alat : cangkul, palu, linggis, parang, caliper, dan meteran

4 Lokasi dan Letak Plot Ujicoba Lokasi penelitian: di Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Propinsi Bali. Berdasarkan peta kawasan hutan, lokasi penelitian masuk dalam kawasan hutan TWA Gunung Batur Bukit Payang (RTK 7). Peta Posisi Plot Penelitian Ke arah Desa Songan Ex. Kantor Stasiun Penelitian BPK Kupang * Persemaian Permanen * N Meters Jalan Plot B A C Ke arah Penelokan

5 Rancangan penelitian Split plot 2x2x4 dengan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan : 1) perlakuan pemberian tanah dari (top soil) dan tanpa pemberian tanah (top soil), 2) pemberian penyiraman sistem tetes dan tanpa penyiraman, 3) pemberian pupuk kandang dengan dosis 0 kg (kontrol), 5 kg, 7,5 kg dan 10 kg per lubang tanam. Pengumpulan Data Persen tumbuh Data tinggi dan diameter 1) cemara pandak (Dacricarpus umbricarpus); 2) rasamala (Altingia excelsa); 3) kepelan (M. anglietia glauca) Perubahan sifat fisik dan kima tanah. Pengolahan dan Analisis Data Data pertumbuhan persen tumbuh di lapangan, tinggi dan diameter yang terkumpul dianalisis dengan metode LSD.

6

7 Kondisi lubang tanam,dan bibit yang akan ditanam

8 Kegiatan penanaman

9 Kondisi cemara pandak (Dacricarpus umbricarpus), rasamala (Altingia excelsa) umur 5 bulan

10 Kondisi kepelan (Manglietia glauca) Umur 5 bulan

11 HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan tanaman yang diujicoba menggembirakan pada beberapa bulan pertama tidak berlangsung lama. Saat masuk kemarau tanaman tidak mampu bertahan terhadap masalah kekurangan air yang diduga akibat tingginya evapotranspirasi (suhu, angin, sifat tanah yang kurang menyimpan air), walaupun telah dilakukan penambahan intensitas penyiraman dari 1 minggu sekali menjadi 2 kali seminggu, pertumbuhan jenis-jenis yang diujicoba mulai stress (akibat kekurangan air) dan akhirnya mati.

12 PERTUMBUHAN DIAMETER KEPELAN kepelan disiram Hasil ANOVA terhadap pertumbuhan diameter kepelan yang disiram maupun tanpa siram menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata kepelan tanpa disiram

13 PERTUMBUHAN TINGGI KEPELAN kepelan disiram Hasil ANOVA terhadap pertumbuhan tinggi kepelan yang disiram maupun tanpa siram bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata kepelan tanpa disiram

14 PERSENTASE HIDUP KEPELAN Persentase (%) Perlakuan 1 bln 4 bln 8,5 bln 11,5 bln K , ,3 0,0 K ,0 83,3 16,7 0,0 K ,7 83,3 8,3 0,0 K ,7 83,3 0,0 0,0 Rata-rata 81,25 87,50 8,33 0,0 KT ,0 0,0 KT-5 66,7 83,3 0,0 0,0 KT ,7 16,7 0,0 KT-10 91,7 75,0 8,3 0,0 Rata-rata 89,6 87,5 12,5 0,0 K-S ,3 66,7 0,0 K-S ,3 33,3 8,3 K-S ,3 58,3 0,0 K-S ,7 41,7 0,0 Rata-rata ,4 50,0 2,1 KTS ,7 41,7 0,0 KTS 5 66,7 75,0 50,0 0,0 KTS , ,3 8,3 KTS 10 91,67 75,00 33,3 0,0 Rata-rata 87,5 85,4 45,8 2,1

15 PERTUMBUHAN DIAMETER RASAMALA disiram Hasil ANOVA terhadap pertumbuhan diameter rasamala pada umur 4 dan 8,5 bulan yang disiram maupun tanpa siram perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata tanpa disiram

16 PERTUMBUHAN TINGGI RASAMALA tanpa disiram Hasil ANOVA terhadap pertumbuhan tinggi rasamala yang disiram maupun tanpa siram perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata disiram

17 PERSENTASE HIDUP RASAMALA Persentase hidup (%) Perlakuan 1 bln 4 bln 8,5 bln 11,5 Bln R 0 83,3 91,7 0,0 0,0 R 5 83,3 83,3 0,0 0,0 R--7,5 83,3 75,0 16,7 0,0 R 10 91,7 75,0 8,3 0,0 Rata-rata 85,4 81,3 6,3 0,0 RT ,7 25,0 0,0 RT ,7 0,0 0,0 RT-7, ,3 0,0 RT ,3 0,0 Rata-rata ,8 16,7 0,0 R-S0 66,7 83,3 83,3 8,3 R-S5 75, ,7 16,7 R-S7,5 66,7 0,0 66,7 0,0 R-S10 66, ,7 8,3 Rata-rata 68,7 70,83 77,1 8,3 RTS ,0 0,0 RTS5 83, ,7 8,3 RTS7, ,7 RTS10 75,0 91,7 58,3 0,0 Rata-rata 89,6 97,9 75,0 6,3

18 0.25 Pertumbuhan diameter (cm) bln 8,5 bln Pertumbuhan Diameter cemara pandak Pertumbuahn diameter (cm) C--0 CT-0 C--5 CT-5 C--7.5 CT-7.5 C--10 CTS10 Perlakuan tanpa siram 4 bln 8,5 bln Hasil ANOVA terhadap pertumbuhan diameter cemara pandak yang disiram maupun tanpa siram perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata 0.00 C-S0 CTS0 C-S5 CTS5 C-S7.5 CTS7.5 C-S10 CTS10 Perlakuan disiram

19 Pertumbuhan tinggi (cm) bln 8,5 bln PERTUMBUHAN TINGGI CEMARA PANDAK 0.00 C--0 CT-0 C--5 CT-5 C--7.5 CT-7.5 C--10 CTS10 Pertumbuhan tinggi (cm) Perlakuan tanpa siram 4 bln 8,5 bln Hasil ANOVA terhadap pertumbuhan tinggi cemara pandak yang disiram maupun tanpa siram perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata C-S0 CTS0 C-S5 CTS5 C-S7.5 CTS7.5 C-S10 CTS10 Perlakuan disiram

20 PERSENTASE HIDUP CEMARA PANDAK Persentase hidup (%) Perlakuan 1 bln 4 bln 8,5 bln 11,5 bln C ,3 0,0 0,0 C ,3 0,0 C--7, ,3 16,7 0,0 C ,7 0,0 Rata-rata ,7 10,4 0,0 CT ,7 8,3 0,0 CT-5 83, ,0 0,0 CT-7, ,7 16,7 0,0 CT ,7 8,3 0,0 Rata-rata 95,8 87,5 8,3 0,0 C-S0 75,0 66,7 50,0 16,7 C-S ,3 0,0 C-S7,5 75,0 83,3 66,7 16,7 C-S ,7 58,3 8,3 Rata-rata 87,5 85,4 64,6 10,4 CTS0 91,7 91,7 66,7 0,0 CTS ,0 8,3 CTS7,5 91, ,3 0,0 CTS ,7 8,3 Rata-rata 95,8 97,9 66,7 4,2

21 CURAH HUJAN Curah hujan tahun 2008 adalah sebesar 477 mm dengan 42 hari hujan. Jumlah bulan basah adalah 1 bulan yaitu pada bulan Februari, 3 bulan lembab yaitu pada bulan Januari, Maret dan November serta 8 bulan kering pada bulan April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, Desember. Pada tahun 2009 curah hujan di lokasi penelitian adalah 691,5 mm dengan 38 hari hujan. Jumlah bulan basah adalah 2 bulan pada bulan Januari dan Februari, 3 bulan lembab yaitu pada Bulan Maret, April dan Desember serta 7 bulan yaitu pada bulan Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober dan November. Curah hujan tahun 2009 tersebut lebih tinggi dibandingkan curah hujan 2008 namun polanya tidak jauh berbeda dengan tahun 2008.

22 SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH Sifat Fisik Tanah Lokasi penelitian didominasi batuan lava beku dan pada beberapa tapak terdapat pasir dalam jumlah banyak. Hasil analisis tekstur tanah pada seluruh blok adalah pasir. Tingkat infiltrasi di tapak ujicoba bervariasi dari 0,02 cm/detik sampai dengan 0,44 cm/detik. Tingkat infiltrasi di ketiga blok dikategorikan sangat cepat dengan nilai tertinggi di blok III dan terendah di blok I. Tingkat infiltrasi ini berbanding lurus dengan nilai permeabilitas yang tergolong sangat cepat. Pemberian top soil mampu memicu perbaikan agregasi tanah namun tidak dapat dibedakan antar perlakuan. Suhu udara pada siang hari bervariasi dari 19 o C sampai dengan 25 o C, suhu tanah pada lapisan perakaran 21 o C sampai dengan 25,75 o C dengan kelembaban udara berkisar antara 19 59%. Kondisi fisik demikian akan mempersulit tanaman dalam menyerap air.

23 Kimia Tanah Sifat kimia tanah ketiga blok tidak jauh berbeda PH tanah N total C organik P2O5 potensial K2O P2O5 Bray P2O5 Olsen K dapat ditukar Na dapat ditukar Ca dapat ditukar Mg dapat ditukar KTK SO4 Cu, Mn, Zn, Fe Netral Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah rendah Rendah sedang Sangat tinggi Rendah sedang Sedang Rendah sedang Rendah Sangat rendah rendah Sangat rendah Cukup

24 Pembahasan Pemberian pemberian top soil, pupuk kandang dan penyiraman perlu waktu untuk menjadikan media tumbuh yang baik. Pada awal pertumbuhan mikroorganisme tanah belum/tidak berfungsi optimal. Dari perhitungan analisis kimia sampel tanah diperoleh bahwa pemberian top soil menurunkan kadar N NH4 rata-rata sebesar 39,26%, menurunkan kadar P2O5 sebesar 68,82% dan kadar K tersedia sebesar 42,31 %. Sedangkan terhadap struktur tanah, penambahan top soil memicu pembentukan agregasi tanah yang tidak dibedakan antar perlakuan. Pada awal pertumbuhan, tanaman yang diuji sensitif terhadap kondisi lingkungan yang keras dan rendahnya curah hujan dan terbatasnya kemampuan adaptasi tanaman menyebabkan terjadinya mati pucuk dan akhirnya mati.

25 KESIMPULAN Persentase hidup jenis pada awal pertumbuhan 1 bulan dan 4 bulan cukup tinggi 85-94%, menurun pada umur 8,5 bulan 29-43%, dan akhirnya menjadi 1-3% pada umur 11,5 bulan. Perlakuan pemberian top soil, penyiraman dan pemupukan pada kepelan, rasamala dan cemara pandak memberi pengaruh pada pertumbuhan diameter dan tinggi pada umur 4 dan 8,5 bulan. Analisis keragaman pada seluruh perlakuan menunjukkan bahwa tidak memberikan pengaruh yang nyata.

26 Pertumbuhan cemara pandak pada tanggal 4 April 2009, umur 5 bulan Pertumbuhan kepelan pada tanggal 4 April 2009 umur 5 bulan

27 Pengkuran tinggi dan diameter pada umur 11,5 bulan

28 Kondisi cemara pandak umur 11,5 bulan

29