KONTRIBUSI PERIKANAN TANGKAP TERHADAP PENYEDIAAN PANGAN IKAN DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI. Oleh: Yusma Damayanti 1*

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia diperkirakan sebesar 5.8 juta km 2 dengan garis pantai terpanjang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

I. PENDAHULUAN. Di lain pihak, Dahuri (2004) menyatakan bahwa potensi perikanan tangkap di laut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi perikanan. Artinya, kurang lebih 70 persen dari wilayah Indonesia terdiri

I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001).

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

PROGRAM PENGEMBANGAN KELAPA BERKELANJUTAN DI PROVINSI JAMBI

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

KARYA ILMIAH BISNIS DAN BUDIDAYA KEPITING SOKA. Di susun oleh : NAMA :FANNY PRASTIKA A. NIM : KELAS : S1-SI-09

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi. Jambi 205,43 0,41% Muaro Jambi 5.

Boks.1 UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI

ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ) DALAM PENENTUAN KOMODITAS IKAN UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CILACAP

1 PENDAHULUAN. Kenaikan Rata-rata *) Produksi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tulang punggung dunia dalam memasok pangan dunia terutama dari sektor

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi di dalam memasok total kebutuhan konsumsi protein di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. udang, kakap, baronang, tenggiri, kerang, kepiting, cumi-cumi dan rumput laut yang tersebar

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kepiting bakau (Scylla serrata) dapat dijumpai hampir di seluruh perairan pantai. Kepiting

SEMANGAT DONNA OCTAVIANA, PENYULUH PERIKANAN OKI TUMBUHKEMBANGKAN POKDAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang

BAB I PENDAHULUAN. berlimpah, salah satunya adalah perikanan laut. Tetapi soal mengkonsumsi

IV. KONDISI UMUM PRODUKSI IKAN LAUT TANGKAPAN DI WILAYAH UTARA JAWA BARAT

KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK

BAB I PENDAHULUAN. tujuan strategis dari Food and Agriculture Organization (FAO) yaitu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Namun potensi tersebut. dengan pasokan produk kelautan dan perikanan.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Luas perairan laut Indonesia diperkirakan sebesar 5,8 juta km 2, panjang garis

6 STATUS PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI WILAYAH PESISIR DAN LAUT CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi pasca krisis ekonomi saat ini, sub sektor perikanan merupakan

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN DINAS KETAHANAN PANGAN Jalan Diponegoro Km. 3 Bangko Telp. ( 0746 ) Fax. ( 0746 ) B A N G K O

I. PENDAHULUAN. Saat ini perikanan tangkap di Indonesia telah mengalami gejala padat tangkap

BAB 10 KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK CHAPTER 10 FOOD SUPPLY AND POPULATION EXPENDITURE Pengeluaran dan Konsumsi

MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PERIKANAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat adalah salah satu negara tujuan utama ekspor produk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas perairan yang di dalamnya terdapat beraneka kekayaan laut yang

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin

PERKEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT : TINJAUAN SECARA MAKRO

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing).

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI BENGKULU DALAM MENDUKUNG AGRIBISNIS YANG BERDAYA SAING

BAB I PENDAHULUAN. hasil laut yang berlimpah terutama hasil tangkapan ikan. Ikan merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI MUTIARA VIANI SINAGA

Analisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta

I. PENDAHULUAN. keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK

BAB I PENDAHULUAN. makmur. Untuk mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara material dan

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi

Laporan Kegiatan Workshops/sosialisasi Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Jambi Tahun 2012 I. PENDAHULUAN

DAMPAK PENETAPAN TARGET PENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA TERHADAP KEBUTUHAN PAKAN DAN AKTIVITAS BUDIDAYA IKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

5. Pupuk dan benih belum enam tepat; 6. Lemahnya permodalan petani; 7. Fluktuatif harga komoditas Harus bisa

I. PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun , yang pelaksanaan 5 tahunan (jangka menengah) tertuang dalam UU No.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. diakibatkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah munculnya penyakit yang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian Indonesia hal ini bisa dilihat dari besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 46 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PENGIRIMAN / SURAT KETERANGAN ASAL (SKA) HASIL PERIKANAN

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

KATEGORI POTENSI KECAMATAN BERDASARKAN SUBSISTEM KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN TRENGGALEK

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Secara fisik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan ini berasal dari kemampuan secara mandiri maupun dari luar. mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

TIPOLOGI PERTUMBUHAN DAN TINGKAT SPESIALISASI REGIONAL KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)

Transkripsi:

BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume 20 1 Edisi Maret 2012 Hal. 81-87 KONTRIBUSI PERIKANAN TANGKAP TERHADAP PENYEDIAAN PANGAN IKAN DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI Oleh: Yusma Damayanti 1* ABSTRAK Ketahanan pangan terdiri dari tiga sub sistem utama yaitu ketersediaan, akses, dan penyerapan pangan, di mana ketiga sub sistem ini harus dipenuhi secara utuh dan berkaitan secara hirarkis. Sub sistem ketersediaan pangan merupakan keharusan untuk dapat menjamin sub sistem akses pangan dan sub sistem penyerapan pangan, yang pada akhirnya akan bermuara pada terwujudnya ketahanan pangan. Ikan adalah bagian dari bahan pangan yang merupakan sumber protein hewani yang sangat berguna untuk kesehatan. Untuk memenuhi ketersediaan pangan ikan, dapat diperoleh melalui perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kontribusi perikanan tangkap terhadap penyediaan pangan ikan dalam mendukung ketahanan pangan di Provinsi Jambi. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada tahun 2009 produksi total perikanan tangkap di Provinsi Jambi mencapai 50.039,6 ton yang peruntukannya terdiri dari pemenuhan kebutuhan ekspor sebesar 34.657,0 ton atau 69,26% dan pemenuhan kebutuhan ketersediaan pangan lokal sebesar 15.382,6 ton atau 30,74%. Berdasarkan alokasi pemenuhan kebutuhan di atas maka tingkat kontribusi perikanan tangkap terhadap penyediaan pangan ikan di Provinsi Jambi hanya mencapai 20,10%. Kata kunci: ketahanan pangan, kontribusi, perikanan tangkap PENDAHULUAN Definisi dan paradigma ketahanan pangan terus mengalami perkembangan sejak adanya Conference of Food and Agriculture tahun 1943 yang mencanangkan konsep secure, adequate and suitable supply of food for everyone. Ketahanan pangan menurut FAO adalah situasi dimana semua orang mempunyai akses baik fisik maupun ekonomi untuk memperoleh pangan bagi seluruh anggota keluarganya (Hanani, 2011). Lebih lanjut Hanani (2011) menjelaskan bahwa ketahanan pangan terdiri dari tiga sub sistem utama yaitu ketersediaan, akses, dan penyerapan pangan, sedangkan status gizi merupakan outcome dari ketahanan pangan. Ketersediaan, akses, dan penyerapan pangan merupakan sub sistem yang harus dipenuhi secara utuh dan berkaitan secara hirarkis. Maka dapat dikatakan bahwa ketersediaan pangan merupakan keharusan, untuk dapat menjamin akses pangan dan penyerapan pangan sehingga terwujudnya ketahanan pangan. Ikan adalah bagian dari bahan pangan yang merupakan sumber protein hewani yang sangat berguna untuk kesehatan karena mengandung asam amino esensial yang lengkap dan 1 Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi. * E-mail: yusma_damayanti@yahoo.com

82 BULETIN PSP 20 (1), Maret 2012 asam lemak omega-3 serta ikan juga mempunyai daya cerna yang sangat tinggi yaitu hingga 98% yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan kecerdasan anak (Hadju dkk, 1998). Untuk memenuhi ketersediaan pangan ikan, dapat diperoleh melalui perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Perikanan tangkap itu sendiri merupakan aktifitas penangkapan ikan di perairan laut dan perairan umum, dimana perairan laut terdiri dari perairan pantai dan zona laut lepas sementara perairan umum terdiri dari rawa, sungai, danau, dan sejenisnya. Luas wilayah perikanan tangkap Provinsi Jambi mencapai 14.143,24 km², yang tersebar pada seluruh kabupaten/kota dalam Provinsi Jambi dengan produksi ikannya pada tahun 2009 sebesar 50.039 ton atau mencapai 66,23 % dari produksi total perikanan Provinsi Jambi (DKP Provinsi Jambi, 2010). Wilayah perikanan tangkap terdiri dari perikanan laut seluas 12.993,24 km² (Anonim, 2008) dengan potensi yang terkandung di dalamnya sekitar 114.036 ton/tahun, dan perikanan perairan umum seluas 1.150 km² dengan potensi yang terkandung di dalamnya sekitar 35.500 ton/tahun (DKP Provinsi Jambi, 2010). Kondisi ini menunjukkan bahwa perikanan tangkap memiliki peluang untuk mendukung program ketahanan pangan di Provinsi Jambi, terutama dalam hal pencukupan kebutuhan protein hewani. Pertimbangannya adalah ikan merupakan sumber pangan hewani yang memiliki kandungan protein tinggi, pada sisi lain kapasitas dan potensi produksi sumberdaya perikanan tangkap di Provinsi Jambi cukup tinggi. Sementara itu, tingkat konsumsi ikan di Provinsi Jambi pada tahun 2009 baru mencapai angka 27,0 kg/kapita/tahun. Angka ini masih berada di bawah tingkat konsumsi ikan nasional dan tingkat konsumsi ikan menurut Pola Pangan Harapan (PPH) dimana pada tahun yang sama masing-masing sebesar 30,17 kg/ kapita/tahun dan 31,40 kg/kapita/tahun (Nurdin, 2010). Berdasarkan data di atas, maka perlu kiranya dilihat seberapa besar kontribusi perikanan tangkap terhadap penyediaan pangan ikan dalam mendukung ketahanan pangan di Provinsi Jambi. METODE PENELITIAN Tulisan ini menggunakan data sekunder dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi yaitu Statistik Perikanan Tangkap Provinsi Jambi Tahun 2009 yang diterbitkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi pada bulan September 2010. Metode analisis yang digunakan adalah Descriptive Analysis. Tingkat kontribusi perikanan tangkap terhadap penyediaan pangan ikan dapat dihitung dengan membandingkan antara ketersediaan pangan ikan dari perikanan tangkap dengan jumlah ikan yang dikonsumsi. HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Ikan dari Perikanan Tangkap Pemenuhan kebutuhan pangan yang mengandalkan produksi domestik merupakan kebijakan yang lazim ditempuh dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat termasuk juga pangan ikan. Produksi ikan dari perikanan tangkap berdasarkan kabupaten/kota di Provinsi Jambi pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Yusma Damayanti Kontribusi Perikanan Tangkap Terhadap Penyediaan Pangan Ikan... 83 Tabel 1 Produksi Ikan dari Perikanan Tangkap Berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi, Tahun 2009 Jumlah Produksi () (Total of Production ()) Kabupaten/Kota (Regency/Municipality) Perikanan Laut Perikanan Perairan Umum (Capture Fisheries) (Inland Open Water Fisheries) 1. Tanjung Jabung Timur 21.545,90 640,60 22.186,50 2. Tanjung Jabung Barat 22.574,10 780,00 23.354,10 3. Tebo - 333,90 333,90 4. Bungo - 227,90 227,90 5. Kerinci - 985,00 985,00 6. Merangin - 812,40 812,40 7. Sarolangun - 499,30 499,30 8. Batanghari - 293,60 293,60 9. Muaro Jambi - 944,30 944,30 10. Kota Jambi - 402,60 402,60 44.120,00 5.919,60 50.039,60 () Kontribusi (%) 88,17 11,83 100,00 Contribution (%) Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi (2010) Dari Tabel 1 di atas, terlihat bahwa produksi ikan dari perikanan tangkap sebagian besar bersumber dari perikanan laut yaitu mencapai 88,17% dari total produksi perikanan tangkap, yang berasal dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dimana kedua kabupaten ini memang berada di wilayah pesisir timur Provinsi Jambi. Sementara produksi ikan perikanan tangkap dari perairan umum menyumbang hanya sebesar 11,83% dari total produksi perikanan tangkap. Kabupaten Kerinci merupakan kabupaten yang sumbangannya terbesar terhadap perikanan tangkap perairan umum yaitu mencapai 16,64%. Seperti diketahui Kabupaten Kerinci memiliki Danau Kerinci dan Sungai Batang Merangin sebagai sumber penangkapan ikan di perairan umum. Kemudian diikuti oleh Kabupaten Muaro Jambi sebesar 15,95% yang sumber penangkapan ikannya di Sungai Batang Hari, berikutnya Kabupaten Merangin sebesar 13,72% yang sumber penangkapan ikannya di Sungai Batang Merangin dan Sungai Batang Masumai. Produksi ikan dari perikanan tangkap berdasarkan jenis tangkapan di Provinsi Jambi tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 2. Dari Tabel 2 tersebut terlihat bahwa jenis tangkapan berupa ikan memberikan kontribusi terbesar terhadap jumlah produksi perikanan tangkap yaitu sebesar 58,84%, kemudian diikuti oleh udang dan binatang lunak masing-masing sebesar 25,67% dan 15,49%.

84 BULETIN PSP 20 (1), Maret 2012 Tabel 2 Produksi Ikan dari Perikanan Tangkap Berdasarkan Jenis Tangkapan di Provinsi Jambi, Tahun 2009 1. - Ikan Laut (Kakap, Mata Besar, Manyung, Bawal Putih, Bawal Hitam, Pari Kembang, dll) 24.128,8-29.444,8 2. Jumlah () Jenis Tangkapan () (Types of Captured) Perikanan Laut Perairan Umum () (Marine (Inland Open Fisheries) Water Fisheries) - Marine Fishes (Barramundi, Big Eyes, Sea Catfishes, Silver Pomfret, Black Pomfret, Rays, etc) - Ikan Perairan Umum (Mas, Mujair, Gabus, Lais, Toman, Semah, Nila, Baung, Betok, dll) - Inland Open Water Fishes (Common carp, Mozambique tilapia, Snake head, Glass catfishes, Indonesia snake head, Beardless barb, Climbing perches, Asian redtail catfish, etc) - Udang Laut (Udang Kapur, Udang Ketak, Udang Krosok, Udang Putih, Udang Dogol, dll) - Marine Shrimp (Udang kapur, Udang ketak, Udang krosok, Banana prawn, Metapenaeus shrimp, etc) - Udang Perairan Umum (Udang Galah, Udang tawar, dll) - Inland Openwater Shrimp (freshwater giant shrimp, freshwater shrimp, etc) 3. Binatang Lunak (Kepiting, Kerang Darah, Cumi-cumi, dll) Molluscs (Mud crab, Blood cockles, Common sqiuds, etc) - 5.316,0 12.242,3-12.845,9-603,6 7.748,9-7.748,9 44.120,0 5.919,6 50.039,6 Total ( ) Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi (2010)

Yusma Damayanti Kontribusi Perikanan Tangkap Terhadap Penyediaan Pangan Ikan... 85 Ketersediaan Pangan Ikan dari Perikanan Tangkap Ketersediaan pangan mencerminkan pangan yang tersedia untuk dikonsumsi masyarakat, yang merupakan produksi domestik yang dikoreksi dengan penggunaan untuk bibit/benih, industri, kehilangan/susut, ekspor, dan stok ditambah impor. Pada perikanan tangkap, tidak ada produksi yang digunakan untuk bibit/benih, sehingga untuk melihat ketersediaan pangan ikan dari perikanan tangkap Provinsi Jambi dapat dilihat dari produksi domestik dikurang dengan tingkat ekspor ikan. Tabel 3 memperlihatkan tingkat ekspor ikan dari perikanan tangkap di Provinsi Jambi tahun 2009. Tabel 3. Ekspor Ikan dari Perikanan Tangkap di Provinsi Jambi, Tahun 2009 Jumlah Ekspor () Jenis Ekspor (Setara dengan Ikan Segar) (Types of Exports) (Total of Exports ()) (Equivalent to Fresh Fish) 1. Pengawetan 9.659,50 2. 3. Preservation Pembekuan Freezing Surimi 14.657,90 3.132,60 4. 5. Surimi Tepung Ikan Fish Meal Ikan Segar Fresh Fish Jumlah Total 3.103,90 4.103,10 34.657,00 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi, 2010 Menurut DKP Provinsi Jambi (2010), bahwa ekspor ikan dari perikanan tangkap Provinsi Jambi semuanya berasal dari perikanan laut. Hal Ini dapat dilihat bahwa 78,55% dari produksi perikanan tangkap yang berasal dari perikanan laut tersebut untuk ekspor, baik berupa ikan olahan maupun diekspor dalam bentuk segar. Sehingga dapat dikatakan bahwa produksi ikan dari perikanan tangkap bersumber dari perikanan laut yang diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal hanya sebesar 9.463,0 ton. Semetara perikanan tangkap yang bersumber dari perikanan perairan umum tidak ada produksi yang diekspor keluar daerah maupun ke luar negeri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Ketersediaan Pangan Ikan dari Perikanan Tangkap di Provinsi Jambi, Tahun 2009. Uraian (Description) Sumber Produksi (Sources of Production) Perairan Laut (Marine Fisheries) Perairan Umum (Inland Open Water Fisheries) (() 1. Produksi Production 44,120.00 5,919.60 50,039.60 2. Ekspor Export 34,657.00-34,657.00 3. Ketersediaan Pangan Ikan Fish Food Availability 9,463.00 5,919.60 15,382.60 Sumber: Hasil Olahan

86 BULETIN PSP 20 (1), Maret 2012 Tabel 4 di atas menjelaskan bahwa tingkat ekspor ikan dari perikanan tangkap mencapai 34.657,0 ton atau 69,26% dari produksi total perikanan tangkap, sehingga tingkat ketersediaan pangan ikan dari perikanan tangkap hanya sebesar 15.382,6 ton atau 30,74% dari produksi total perikanan tangkap Provinsi Jambi tahun 2009, yang terdiri dari perikanan laut sebesar 9.463 ton dan perikanan perairan umum sebesar 5.919,6 ton. Menurut Suherman (2010), komoditas perikanan laut Provinsi Jambi sebagian besar merupakan perikanan tangkap, dimana kurang lebih 70% diekspor ke Eropa lewat Singapura, seperti ikan, udang, cumi-cumi, dan kerang-kerangan, sedangkan sisanya kurang lebih 30% untuk memenuhi kebutuhan lokal. Kontribusi Perikanan Tangkap Terhadap Penyediaan Pangan Ikan Kerjasama pemerintah dan masyarakat dalam penyediaan pangan diharapkan mampu mewujudkan ketahanan pangan yang telah menjadi komitmen nasional. Dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, pemerintah dapat melakukan produksi pangan domestik atau melalui pengadaan pangan dari luar negeri (impor). Meskipun demikian, Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan pangan diutamakan dari produksi dalam negeri. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan merupakan salah satu lembaga pemerintah yang terkait langsung maupun tidak langsung. Keterkaitan sektor perikanan terhadap ketahanan pangan nasional adalah melalui pemanfaatan potensi sumberdaya ikan untuk penyediaan bahan pangan. Seperti diketahui sektor perikanan terdiri perikanan tangkap dan perikanan budi daya. Selanjutnya, untuk mengetahui seberapa besar peranan sektor perikanan khususnya perikanan tangkap terhadap penyediaan pangan ikan di Provinsi Jambi dapat dilihat dari tingkat kontribusinya. Tingkat kontribusi perikanan tangkap terhadap penyediaan pangan ikan dapat dihitung dengan membandingkan antara ketersediaan pangan ikan dengan jumlah ikan yang dikonsumsi. Sementara jumlah ikan yang dikonsumsi diperoleh dari hasil perkalian antara tingkat konsumsi ikan dengan jumlah penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2009. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Kontribusi Perikanan Tangkap Terhadap Penyediaan Pangan Ikan di Provinsi Jambi, Tahun 2009. Uraian Satuan Jumlah (Description) (Unit) (Total) 1. Tingkat Konsumsi Ikan Kg/Kapita/Tahun 27 Fish Consumption Rate Kg/Capita/Year 2. Jumlah Penduduk Jiwa 2.834.164 Population People 3. Jumlah Ikan Yang Dikonsumsi 76.522,43 Amount of Fish Consumed 4. Ketersediaan Pangan Ikan 15.382,60 Fish Food Availability 5. Kontribusi % 20,1 Contribution % Sumber: Hasil Olahan Berdasarkan Tabel 5 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dengan tingkat konsumsi ikan di Provinsi Jambi pada tahun 2009 sebesar 27,0 Kg/Kapita/Tahun, sehingga dapat

Yusma Damayanti Kontribusi Perikanan Tangkap Terhadap Penyediaan Pangan Ikan... 87 diketahui jumlah ikan yang dikonsumsi masyarakat Jambi pada tahun tersebut yaitu mencapai 76.522,43 ton. Selanjutnya, ditemukan tingkat kontribusi perikanan tangkap terhadap penyediaan pangan ikan yaitu sebesar 20,10%. Angka ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kontribusi perikanan tangkap terhadap penyediaan pangan ikan di Provinsi Jambi. Sementara itu, jika dilihat dari tingkat produksi, maka produksi ikan dari perikanan tangkap cukup tinggi yaitu mencapai 66,23% dari produksi total perikanan Provinsi Jambi pada tahun 2009 tersebut. Hal ini dapat dijelaskan bahwa, dimana sebagian besar atau 69,26% dari produksi perikanan tangkap tersebut di ekspor, baik berbentuk ikan olahan maupun dalam bentuk ikan segar. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Produksi ikan perikanan tangkap Provinsi Jambi pada tahun 2009 sebesar 50.039 ton atau 66,23% dari produksi total perikanan Provinsi Jambi. Produksi perikanan tangkap ini, terdiri dari perikanan laut sebesar 44,120,0 ton ( 88,17%) dan perairan umum sebesar 5.919,6 ton (11,83%). 2. Tingkat ketersediaan pangan ikan dari perikanan tangkap hanya sebesar 15.382,6 ton atau 30,74% dari produksi total perikanan tangkap, yang terdiri dari perikanan laut sebesar 9.463 ton dan perikanan perairan umum sebesar 5.919,6 ton. Rendahnya ketersediaan pangan ikan dari perikanan tangkap ini dikarenakan adanya ikan yang diekspor (dari perikanan laut) sebesar 34.657,0 ton atau 69,26% dari produksi total perikanan tangkap. 3. Tingkat kontribusi perikanan tangkap terhadap penyediaan pangan ikan di Provinsi Jambi sebesar 20,10%. Angka ini menunjukkan bahwa masih kecilnya kontribusi perikanan tangkap terhadap penyediaan pangan ikan di Provinsi Jambi. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2002. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan. Sekretariat Negara RI. Jakarta.. 2008. Perda Provinsi Jambi Nomor 3 tahun 2008 tentang Wilayah Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Biro Hukum Setda Provinsi Jambi. Jambi. Suherman, Herman. 2010. Eropa Dominasi Ekspor Komoditas Perikanan Jambi. http://www.seputarforex.com/berita/berita_ekonomi_view.php?nid=20834&title=eropa_ dominasi_ekspor_komoditas_perikanan_jambi. Diakses tanggal 23 Juni 2011. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi, 2010. Statistik Perikanan Tangkap Provinsi Jambi Tahun 2009. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi. Jambi. Hadju, V., dkk. 1998. Pangan Potensial Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Fisik, Daya Pikir Dan Produktifitas Serta Mencegah Penyakit Degeneratif. Widyakarya Pangan Dan Gizi VI. LIPI. Jakarta. Hanani, Nuhfil. 2011. Penguatan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Dosen Pertanian, 19 Februari 2011. Fakultas Pertanian. Universitas Jambi. Jambi. Nurdin, Zulkifli. 2010. Tingkat Konsumsi Ikan Jambi 27 Kg/Kapita/Tahun. http://www.jambiekspres.co.id/. Diakses tanggal 20 Juni 2011.