Mika Hikmaya Sari* Yudi Budianti* Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika, Metode Pemecahan Masalah Model Polya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

E.ISSN P.ISSN Vol.3 No.1 Edisi Januari 2018

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Keywords: problem solving, essay problem, fraction

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PBM PADA SISWA KELAS XI MM1 SMK TKM TEKNIK KEBUMEN

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

I. PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Th. 2003)

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

I. PENDAHULUAN. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

Penerapan Teori Konstruktivisme

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Oleh sebab itu pemerintah melalui Departemen Pendidikan memberikan perhatian yang

I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik-baiknya. Oleh karena itu, diperlukan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING

Oleh: ENUNG KARNENGSIH NIP

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

I. PENDAHULUAN. dipenuhi sepanjang masa. Pendidikan menjadi perhatian yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era-globalisasi saat ini kita dituntut untuk siap dalam bersaing dalam segala hal khusunya dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepibadian yang utama. 1. professional yang dituntut untuk melakukan transformasi pengetahuan agar

PENERAPAN CTL DENGAN METODE JARIMATIKA UNTUK PENYELESAIAN SOAL PERKALIAN DASAR DI SD NEGERI 1 NGERONG

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Model PBL Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Materi SPLDV pada Siswa Kelas X SMKN 6 Semarang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tujuan penelitian sendiri secara umum ada tiga macam, yaitu yang bersifat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini diuraikan tentang hasil penelitian mengenai data-data yang

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

Suheni Dwi Cahyati Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Lere Pada Materi Sumber Daya Alam Melalui Model Pembelajaran Problem Solving

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII A SMP PGRI BAGELEN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTORIAL RIDDLE

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

Evi Puji Rahayu, Nuraedah, dan Jamaludin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Melalui berbagai pendekatan pembelajaran matematika

PROSIDING ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab 1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 49-57

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MELALUI METODE PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA PADA SISWA KELAS IV DI SDN AREN JAYA V BEKASI TIMUR Mika Hikmaya Sari* Yudi Budianti* Email : yudibudianti24@gmail.com ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika melalui Metode Pemecahan Masalah Model Polya pada siswa kelas IV di SDN Aren Jaya V Bekasi Timur. Jenis dari penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitian siswa kelas IV yang berjumlah 34 siswa. Hasil penelitian ini adalah pada pra siklus persentase keberhasilan 32,35%, pada siklus I meningkat menjadi 58,82%. Pada siklus II meningkat menjadi 76,47%. Dan pada siklus III persentase keberhasilan meningkat menjadi 94,12%. Hal ini menunjukkan bahwa Metode Pemecahan Masalah Model Polya dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas IV di SDN Aren Jaya V Bekasi Timur. Kata Kunci : Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika, Metode Pemecahan Masalah Model Polya. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan dari bagaimana pendidikan anak bangsa itu. Agar pendidikan anak bangsa dapat berkembang, diperlukan suatu perencanaan yang berhubungan dengan tujuan nasional pendidikan bangsa. Di Indonesia, perencanaan tersebut dinyatakan dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 4 ayat (5) dijelaskan prinsip penyelenggaraan 71

pendidikan, yaitu mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Untuk dapat mengembangkan budaya berhitung, maka mata pelajaran matematika perlu diberikan mulai dari sekolah dasar. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang penting sebagai pengantar ilmu-ilmu pengetahuan yang lain dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari 1). Oleh sebab itu, siswa sebagai salah satu komponen dalam pendidikan harus selalu dilatih dan dibiasakan berpikir mandiri untuk memecahkan masalah. Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran matematika, seorang guru hendaknya menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif membentuk, menemukan, dan mengembangkan pengetahuannya. Proses pembelajaran matematika perlu mendapat perhatian dan penanganan yang serius. Hal tersebut perlu dilakukan karena masih banyak siswa yang menganggap matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Beberapa faktor penyebab sulitnya mempelajari matematika yaitu pada pokok bahasan soal cerita. Supaya dapat menyelesaikan soal-soal dengan benar diperlukan kemampuan, antara lain memahami masalah dan dapat mengungkapkan kembali masalah yang sedang dipelajari, membuat rencana penyelesaian, mengkaji langkahlangkah penyelesaian, dan mengadakan dugaan dari informasi yang tidak lengkap 2). Berdasarkan observasi dan penilaian tes soal cerita matematika pada siswa kelas IV SDN Aren Jaya V Bekasi Timur, yang berjumlah 34 siswa. Didapatkan data bahwa 67,65% siswa mendapatkan nilai tes soal cerita di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 68, dan hanya 32,35% siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Adapun hal-hal yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika yaitu, siswa kurang mampu memahami masalah yang ada dalam soal cerita, siswa kurang mampu dalam merencanakan penyelesaian dari masalah yang terdapat dalam soal, siswa juga kurang mampu dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah yang ada dalam soal, dan banyaknya jawaban yang salah, disebabkan karena setelah menyelesaikan soal cerita siswa kurang mampu dalam memeriksa kembali jawaban yang telah didapatkan. Peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita, tidak lepas dari bagaimana proses belajar siswa itu sendiri. Kurang tepatnya penggunaan metode dalam pembelajaran, berpengaruh besar terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada soal cerita. Agar kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dapat optimal, salah satu caranya yaitu mengantisipasi kelemahan metode yang digunakan dalam pembelajaran. Metode Pemecahan Masalah Model Polya sangat tepat untuk diterapkan sebagai solusi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam 72

menyelesaikan masalah matematika 3). Metode Pemecahan Masalah Model Polya adalah suatu prosedur khusus untuk membelajarkan menyelesaikan masalah matematika dengan memberikan petunjuk atau penuntun dalam pertanyaan atau perintah pada langkah-langkah pemecahan masalah 4). Adapun kelebihan dari penggunaan metode ini adalah siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, siswa menemukan sendiri konsep yang dipelajari, melatih siswa untuk berpikir lebih kritis, melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran, mendorong siswa untuk menemukan konsep baru, memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah 5). Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilakukan penelitian tentang Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui Metode Pemecahan Masalah Model Polya Pada Siswa Kelas IV Di SDN Aren Jaya V Bekasi Timur. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Apakah Metode Pemecahan Masalah Model Polya dapat Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Pada Siswa Kelas IV Di SDN Aren Jaya V Bekasi Timur? II Tinjauan Pustaka A. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Kemampuan menyelesaikan soal cerita adalah kesanggupan seseorang dalam menyelesaikan soal matematika yang disajikan dengan kalimat yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari serta memuat masalah yang menuntut pemecahan dengan baik dan terampil sebagai hasil dari latihan selama proses pembelajaran 6). Adapun Kemampuan yang diperlukan untuk menyelesaikan soal cerita matematika adalah : 1) Menentukan hal yang diketahui dalam soal. 2) Menentukan hal yang ditanyakan. 3) Membuat model matematika. 4) Melakukan perhitungan. 5) Memeriksa kembali (menginterpretasikan jawaban ke model permasalahan semula) 7). Sedangkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika adalah : 1) Kemampuan memahami masalah Dalam memahami masalah, siswa menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal cerita. 2) Kemampuan membuat perencanaan Dalam membuat perencanaan, siswa membuat strategi atau menentukan cara untuk menyelesaikan soal cerita. Untuk langkah ini siswa menuliskan kalimat matematika. 3) Kemampuan melaksanakan rencana Dalam melaksanakan rencana, siswa mengerjakan soal 73

dengan cara yang ditentukan sebelumnya, misalnya siswa menyelesaikan kalimat matematika. 4) Kemampuan menjawab pertanyaan Dapat menjawab pertanyaan soal cerita sesuai dengan konteks masalah pada soal cerita berdasarkan penyelesaian kalimat matematika 8). Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita adalah kemampuan seseorang dalam menyelesaikan soal berbentuk kalimat dan dilakukan dengan usaha sendiri, yang terdiri dari : 1) Kemampuan memahami masalah Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal cerita. 2) Kemampuan membuat rencana penyelesaian membuat strategi atau menentukan cara untuk menyelesaikan soal cerita. 3) Kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian menyelesaikan soal dengan cara yang telah ditentukan. 4) Kemampuan memeriksa kembali. Menginterpretasikan jawaban ke model permasalahan semula. B. Metode Pemecahan Masalah Model Polya Metode Pemecahan Masalah Model Polya adalah suatu prosedur khusus untuk membelajarkan menyelesaikan masalah matematika dengan memberikan petunjuk atau penuntun dalam pertanyaan atau perintah pada langkah-langkah pemecahan masalah 9). Adapun Pembelajaran Pemecahan Masalah Model Polya adalah proses untuk membangun pemahaman siswa dalam menyelesaikan berbagai masalah dengan membantu siswa untuk dapat memahami makna yang muncul dalam suatu masalah sehingga kemampuannya dalam memahami dan menganalisis konteks masalah bisa terus berkembang 10). Sedangkan pemecahan masalah merupakan suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu segera dapat dicapai 11). Empat tahap penerapan Model Polya dalam Metode Pemecahan Masalah, yaitu : 1) Memahami masalah Pada tahap ini guru memberikan dorongan terhadap siswa, siswa dalam kelompok mengungkapkan pemahaman terhadap masalah yang dihadapi. Dengan menuliskan apa yang dipahami atas masalah tersebut. 2) Merencanakan penyelesaian. Pada tahap ini setiap kelompok diminta untuk merumuskan pemecahan masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman setiap siswa. Siswa dapat merencanakan pemecahan masalah melalui beberapa cara. 3) Melaksanakan rencana penyelesaian. Guru membimbing siswa untuk melakukan pembuktian dari tiap tahap. 74

Berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai pengalaman siswa. 4) Memeriksa kembali. Guru memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis dari hasil pembuktian penyelesaian masalah sesuai rencana 12). Berdasarkan pembahasan mengenai Metode Pemecahan Masalah Model Polya di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Metode Pemecahan Masalah Model Polya adalah suatu usaha membangun pemahaman siswa dalam menyelesaikan suatu masalah dengan cara membantu siswa untuk memahami makna dari masalah tersebut dan memberikan petunjuk dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Memahami masalah Pada tahap ini guru memberikan dorongan terhadap siswa, siswa dalam kelompok mengungkapkan pemahaman terhadap masalah yang dihadapi. Dengan menuliskan apa yang dipahami dari masalah tersebut. 2) Merencanakan penyelesaian. Pada tahap ini setiap kelompok diminta untuk merumuskan pemecahan masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman setiap siswa. Siswa dapat merencanakan pemecahan masalah melalui beberapa cara. 3) Melaksanakan rencana penyelesaian. Guru membimbing siswa untuk melakukan pembuktian dari tiap tahap. Berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai pengalaman siswa. 4) Memeriksa kembali. Guru memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis dari hasil pembuktian penyelesaian masalah sesuai rencana. III METODE PENELITIAN Penelitan Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Aren Jaya V Bekasi Timur yang terletak di Jalan P. Karimun Jawa I, Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi. Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017 selama lima bulan, yaitu mulai bulan April 2016 sampai dengan bulan Agustus 2016. Tahap perencanaan dilakukan pada bulan April 2016, dan tahap pelaksanaan dilakukan pada bulan Juli 2016. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Aren Jaya V Bekasi Timur, yang berjumah 34 siswa, terdiri dari 19 siswa perempuan, dan 15 siswa lakilaki Penelitian ini menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas 13). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Untuk siklus I dan siklus II, masing-masing siklus dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu pertemuan 2 x 35 menit. Sedangkan siklus III hanya dilaksanakan satu kali pertemuan, dengan alokasi waktu 75

yang sama. Pelaksanaan dari masingmasing siklus mengikuti tahap-tahap yang ada pada penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini, dianalisis melalui deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis data dilakukan pada tiap data yang dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan cara kuantitatif sederhana, yakni dengan persentase (%), dan data kualitatif dianalisis dengan membuat penilaian-penilaian kualitatif. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika dapat meningkat. Meningkatnya kemampuan siswa tersebut tercapai setelah peneliti menerapkan pembelajaran pada siswa kelas IV menggunakan Metode Pemecahan Masalah Model Polya. Keberhasilan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada tiap siklus, yang dimulai dari siklus I sampai siklus III, dapat dibuktikan dengan data berikut ini, yaitu pada pra siklus sebagai tes awal didapatkan nilai rata-rata kelas 44,41 dari 34 siswa kelas IV. 11 siswa atau 32,35% memperoleh nilai di atas KKM, dan 23 siswa atau 67,65% siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesiakan soal cerita matematika masih rendah. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaiakan soal cerita matematika, peneliti melakukan tindakan pada siklus I, yaitu melaksanakan pembelajaran menggunakan Metode Pemecahan Masalah Model Polya. Pada siklus I, kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika dapat dikatakan berhasil namun belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas sejumlah 44,41. Persentase keberhasilan yang dicapai dari siklus I adalah 58,82% atau 20 siswa, dan masih terdapat 41,18% atau 14 siswa dengan nilai di bawah KKM. Hal tersebut disebabkan belum terbiasanya siswa menyelesaikan soal cerita matematika menggunakan langkah-langkah Polya. Siswa juga cenderung diam dan takut untuk mengungkapkan pendapat pada saat kerja kelompok. Dan kurangnya perhatian peneliti pada beberapa siswa, sehingga siswa tersebut cenderung bermain sendiri dan mengganggu temannya. Kendalakendala tersebut selanjutnya direfleksikan dan solusinya diaplikasikan pada siklus II. Dengan dilakukannya perbaikan atas kekurangan pada siklus I, maka pelaksanaan pembelajaran pada siklus 76

II mampu meningkat dengan baik. Langkah yang diambil peneliti sebagai solusi dari kekurangan pada siklus I yaitu dengan membimbing siswa yang belum terbiasa, dan memberikan pekerjaan rumah, sehingga dengan stimulus secara terus-menerus siswa akan terbiasa menerapkan langkah-langkah Polya dalam mengerjakan soal cerita. Peneliti juga memotivasi siswa agar tidak takut dalam menggungkapkan pendapat. Siswa diberi pengertian bahwa bukanlah suatu masalah jika pendapat yang disampaikan kurang tepat, yang paling utama adalah berani untuk mengutarakan pendapat. Kepada siswa yang bermain sendiri atau mengganggu temannya dalam pembelajaran, peneliti memberikan teguran. Siklus II dapat dikatakan berhasil namun belum maksimal. Nilai ratarata kelas meningkat menjadi 71,79. Persentase keberhasilan yang dicapai pada siklus II adalah 76,47% atau 26 siswa. Dalam pembelajaran, masih terdapat satu orang siswa yang bermain sendiri dan mengganggu temannya ketika berdiskusi kelompok, dan dua siswa yang belum mengerti langkah-langkah Polya. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan pada siklus III untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus II. Siklus III dilaksanakan sebagai aplikasi solusi dari refleksi pada siklus II. Pada siklus III, peneliti telah dapat menguasai kelas dengan lebih baik, dan siswa terlihat aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut disebabkan oleh pemberian stimulus secara kontinu, sehingga siswa menjadi terbiasa dan memperoleh kemudahan dalam pelaksanaannya. Dilihat dari pelaksanaannya, tindakan pada siklus III dapat dinyatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang mencapai 80,91, dan persentase keberhasilan sebesar 94,12% atau 32 siswa. V KESIMPULAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika melalui Metode Pemecahan Masalah Model Polya pada siswa kelas IV di SDN Aren Jaya V Bekasi Timur, dilaksanakan dalam tiga siklus. Dari hasil pelaksanaan siklus tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa : Penggunaan Metode Pemecahan Masalah Model Polya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas IV di SDN Aren Jaya V Bekasi Timur. Pada pra siklus nilai rata-rata kelas 38,97 dengan persentase keberhasilan 32,35% atau 11 siswa. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 61,70 dengan persentase keberhasilan 58,82% atau 20 siswa. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 71,79 dengan persentase keberhasilan 76,47% atau 26 siswa. Tindakan diakhiri pada siklus III dengan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 80,91 dan persentase keberhasilan sebesar 94,12% atau 32 siswa. 77

*Mika Hikmaya Sari adalah Mahasiswa PGSD Universitas Islam 45 Bekasi *Yudi Budianti adalah Dosen PGSD Universitas Islam 45 Bekasi DAFTAR PUSTAKA Ibrahim, Suparmi. 2012. Pembelajaran Matematika, Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga. Khasanah, Siti K. 2015. Penerapan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III MI Ar- Rosidiyah Sumberagung Rejotangan Tulungagung. Tulungagung: IAIN Tulungagung. Komariah, Kokom. 2011. Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Model Polya Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Bagi Siswa Kelas IX J Di SMPN 3 Cimahi. Prosiding Seminar Nasional PM 181-217. (Diakses 12 April 2016) Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Rohmatuningtyas, Nurul Dwi. 2010. Pengaruh Pembelajaran Pemecahan Masalah Model Polya Dengan Setting Pembelajaran Tipe Grup Investigation (GI) Terhadap Minat, Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTS. Assyafi iyah Gondang Tulungagung 2009/2010. Tulungagung : STAIN Tulungagung. Sari Kusuma Dewi, Suarjana, Sumantri. 2014. Penerapan Model Polya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Memecahkan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V. Volume 2 No. 1. http://download. portalgaruda.org/article.php?article=138748&val=1342. (Diakses 11 April 2016) Winarni dan Harmini. 2015. Matematika Untuk PGSD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Yudharina, Pretty. 2015. Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Mejing 2 Melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving Tahun Ajaran 2014/2015. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. 78