II. TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam masalah budidaya kopi di berbagai Negara hanya beberapa

dokumen-dokumen yang mirip
PERLAKUAN PENGOLAHAN KOPI BIJI TERHADAP PERUBAHAN FISIK. (Laporan Praktikum Teknologi Bahan Penyegar) Oleh. Kelompok 5

PENGOLAHAN KOPI BUBUK. Beberapa jenis olahan kopi biji

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOPI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kotamadya Bandar Lampung dan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air, dengan konsumsi per

I. PENDAHULUAN. dalam family Rubiaceae dan genus Coffea. Kopi merupakan bahan minuman tidak

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa negara, penyedia lapangan kerja serta mendorong pengembangan

ROASTING KOPI CELUP Industri pengolahan kopi pada umumnya menggunakan bahan baku biji kopi Arabika dan Robusta dengan komposisi perbandingan

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

KAJIAN PEMBUATAN KOPI JAHE CELUP (STUDY OF GINGER COFFEE BAG PREPARATION)

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++)

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HITAM

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PRIMER DAN SEKUNDER BIJI KAKAO

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. bersaing dari negara lain yaitu tanaman kopi. Dari 10 negara penghasil kopi

Karakteristik mutu daging

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah jenis tanaman sayur umbi

I. PENDAHULUAN. dihasilkan dari buah kakao (Theobroma cacao. L) yang tumbuh di berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengawetan pangan dengan pengeringan

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa dosis ragi dan frekuensi pengadukan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Sosis Sapi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

1. Teh Hijau (Green Tea)

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UJI KECEPATAN PUTARAN OPTIMAL PADA ALAT PENYANGRAI KOPI TIPE ROTARI TERHADAP KUALITAS HASIL SANGRAI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Karakteristik teh hijau No Parameter SNI Menurut Nasution dan Tjiptadi (1975) 1 Keadaan - Rasa

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

Proses Pembuatan Madu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

WAHYU YUSDIALI (G ) 1 Mursalim dan I.S Tulliza 2 ABSTRAK

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai ton, beras ketan diimpor dari Thailand dan Vietnam, sedangkan

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HIJAU

PENDAHULUAN. Salah satu keunikan dan keunggulan makanan dari bahan cokelat karena kandungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengasapan Ikan. Pengasapan adalah salah satu teknik dehidrasi (pengeringan) yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

YUWIDA KUSUMAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai sumber utama karbohidrat, juga mengandung. antioksidan dan zat besi (Frei 2004). Menurut Direktorat Pembinaan Kesehatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui mutu kerupuk ikan Selais (Crytopterus bicirhis) hasil

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYANGRAIAN TERHADAP TINGKAT KADAR AIR DAN KEASAMAN KOPI ROBUSTA

PAPER BIOKIMIA PANGAN

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan hasil utama sebagian besar penduduk Lampung Barat secara

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

II. TINJAUAN PUSTAKA. alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih

BAHAN PENYEGAR. Definisi KAKAO COCOA & CHOCOLATE COKLAT 10/27/2011

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Rataan Nilai Warna (L, a, b dan HUE) Dendeng Sapi dengan Metode Perlakuan Curing yang Berbeda

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

Tekstur biasanya digunakan untuk menilai kualitas baik tidaknya produk cookies.

TANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao

III. METODE PENELITIAN. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi

I. PENDAHULUAN. Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung 83-87,5 g air; 3,3 4,9 g protein dan; 4 7,3 g lemak. Susu kambing

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap kegiatan, telah memudahkan manusia untuk menghasilkan suatu

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kopi Kopi diperoleh dari buah (Coffe. Sp) yang termasuk dalam familia Rubiceae. Banyak varietas yang dapat memberi buah kopi, namun yang terutama penting dalam masalah budidaya kopi di berbagai Negara hanya beberapa varietas, yaitu: kopi Arabica, kopi Robusta, Liberika dan Excelsa. Kopi merupakan andalan ekspor Indonesia. Sejak zaman Hindia Belanda sampai saat ini, Indonesia menjadi negara produsen kopi terbesar ke empat setelah Brazil, Columbia, dan Vietnam, sebelumnya posisi Indonesia berada pada posisi ke tiga. Perdagangan dunia didominasi oleh kopi jenis Arabica (70 %) dan Robusta (30%). Sedangkan kopi yang ditanam di Indonesia adalah jenis Arabica sebesar 10% dan Robusta 90% (Sri Mulato, 2002). Jenis kopi yang bermacam-macam akan mempengaruhi komposisi kimia, sifat fisik dan komposisi kopi biji yang dihasilkan. Perubahan warna kopi yang masak merupakan akibat dari reaksi perombakan dan reaksi sintesis karotenoid yang larut dalam lemak serta sintosis antosiani yang larut dalam air. Warna hijau pada buah-buahan muda disebabkan oleh klorofil (Isbandi, 1985 dalam setyani).

4 2.2 Kopi bubuk Pengolahan kopi adalah merubah bentuk bahan baku buah kopi menjadi produk yang dikehendaki baik berupa produk setengah jadi yaitu kopi biji atau kopi beras, maupun produk yang siap dikonsumsi seperti kopi bubuk atau kopi instan. Faktor yang memegang peranan penting yaitu pengadaan bahan baku untuk diolah menjadi produk selanjutnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kualitas produk setengah jadi dan produk akhir adalah mulai dari sistem pemetikan, pasca panen dan sistem pengolahan bahan baku termasuk pengawasan mutu dan penyimpanan (Setyani, 2002). Pembuatan kopi bubuk di Indonesia seperti Bengkulu, Sumatera Selatan, Sulawesi, dan Lampung banyak dilakukan oleh petani, pedagang, industri kecil dan pabrik. Hasilnya biasanya hanya dipasarkan sendiri atau dipasarkan kepada pedagang-pedagang pengecer lainnya yang lebih kecil. Pembuatan kopi bubuk oleh pedagang dan industri kecil sudah agak meningkat, dengan mesin cukup baik, tetapi masih dengan jumlah yang terbatas. Pembuatan kopi bubuk oleh pabrik biasanya dilakukan secara moderen dengan skala yang lebih besar. Hasilnya dikemas dengan menggunakan kertas alumunium foil, agar terjamin kualitasnya dan dipasarkan keberbagai daerah yang lebih luas. Pembuatan kopi bubuk bisa di bagi kedalam dua tahap, yaitu tahap perendangan dan tahap penggilingan. 1. Perendangan (Penyangraian) Perendangan atau penyangraian biji kopi. Kopi merupakan salah satu proses pengolahan biji kopi menjadi kopi bubuk yang merupakan

5 proses pemanasan biji kopi bera yang bertujuan untuk mendapatkan kopi rendang yang berwarna hitam. Dalam proses penyangraian ini biji kopi mengalami penguapan air pada suhu 100 ºC dan pirolisis pada suhu 180ºC -225 ºC. Pada saat pirolisis akan terjadi perubahan kimia pada biji kopi dengan adanya perubahan degradasi dan sintesis yang terjadi secara simultan pada suhu yang tinggi. Reaksi pirolisis sendiri bisa dilihat dengan adanya perubahan warna biji kopi perubahan warna coklat menjadi warna hitam dengan waktu yang sangat cepat. Komponen yang terbentuk pada saat proses pirolisis yang menyebabkan cita rasa pada kopi meliputi karamel, asam asetat, aldehid dan keton, furfural, ester, asam lemak, amina, gas karbon dioksida serta sulfide (Atmawinata, 1998). Perubahan sifat fisik yang terjadi selama proses penyangraian adalah: swelling, penguapan air, pembentukan senyawa volatil, karbohidrat, pengurangan serat kasar, swelling disebabkan karena terbentuknya gas-gas yang sebagian besar terdiri dari CO 2 yang kemudian mengisi ruang dalam sel atau pori-pori. Perubahan kimia yang terjadi selama proses penyangraian adalah: karamelisasi, denaturasi protein, pembentukan gas CO 2 sebagai hasil oksidasi, dan pembentukan aroma yang spesifik pada kopi. (Ridwansyah,2003). Warna kopi bubuk yang dihasilkan di dapat dari beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi warna pada kopi bubuk yaitu meliputi bahan baku biji kopi, proses pengolahan pada saat penyangraian dan penggilingan kopi biji serta faktor yang mempengaruhi warna kopi bubuk adalah campuran yang digunakan sebagai bahan

6 tambahan pada proses pembuatan kopi bubuk. Tingkat kematangan pada saat pemanenan bahan baku akan menghasilkan warna yang berbeda-beda (Dewan Standarisasi Nasional, 1994) Pada saat penyangraian kopi biji terjadi proses perubahan warna yang dapat dibedakan secara visual. Bermula dari biji kopi berwarna hijau atau merah kemudian menjadi warna coklat kayu manis dan kemudian menjadi warna hitam dengan permukaan yang berminyak. Zat warna pada kopi merupakan hasil oksidasi asam khlorogenat atau dapat juga dari cafestol. Proses penyangraian sangat berpengaruh pada warna kopi bubuk yang dihasilkan. Tingkat penyangraian di bagi menjadi tiga tingkatan yaitu ringan (light), medium dan gelap (dark). Pada penyangraian ringan biji kopi berubah kecoklatan nilai Lovibond-nya (L) turun menjadi 44-45. Pada prsoses medium makin berkurang secara signifikan nilai L berkisar 38-40 dan jika dilanjutkan pada tahap gelap nilai L dari biji kopi semakin turun berkisar antara 34-35 (Prasetyo, 2009). Perubahan warna kopi pada saat penyajian juga dapat terjadi disebabkan penambahan bahan tambahan lain dan proses penyajian pada saat penyajian. Seperti penyajian kopi menggunakan mesin yang beruap panas akan menghasilkan kopi yang sangat hitam atau biasa disebut dengan Espresso, penambahan bahan tambahan pada saat penyajian juga dapat mempengaruhi warna kopi seperti penambahan susu, madu, coklat dan lainlain (Anonim, 2011).

7 Pembentukan rasa pada kopi bubuk sesungguhnya terjadi pada waktu biji kopi bersuhu 140ºC -160ºC pada proses penyangraian yang dapat mencapai suhu 230ºC. Beberapa komponen pembentuk flavor rasa merupakan senyawa-senyawa volatile yang bersifat larut dalam air yang merupakan pembentuk rasa pahit dan zat-zat non ionic yang membentuk rasa manis pada seduhan kopi bubuk (Setyani, 2002). Rasa pada kopi bubuk dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi rasa dari kopi bubuk meliputi bahan baku yaitu jenis tanamn kopi atau biji kopi yang digunkan, tingkat kemasakan biji kopi pada saat pemanenan, cara pengolahan, cara serta lama penyimpanan (Setyani, 2002). Selain itu rasa dari kopi juga dipengaruhi dari cara penggorengannya (roasting), jika cara penggorengan menggunakan cara tertutup maka rasa dari kopi akan semakin kuat dikarenakan komponenkomponen volatile pada biji kopi tidak banyak menguap, sedangkan jika menggunakan cara penggorengan dengan terbuka maka cita rasa dan aroma dari kopi akan semakin berkurang dikarenakan komponen dari biji kopi banyak yang menguap ke udara. Umumnya cara penggorengan (roasting) dengan cara tertutup biasa dilakukan oleh pedagang dan pabrik kopi bubuk dalam skala besar. Sedangkan untuk pedagang dengan skala kecil masih menggunakan perendangan kopi secara terbuka dikarenakan biaya untuk membeli mesin yang cukup mahal (Prasetyo, 2009). Gambar penyangraian kopi dan kopi bubuk dapat dilihat pada gambar 1, 2, 3 dan 4.

8 Gambar 1. Penyangraian biji kopi (sumber : www.google.com/gambarkopi 2011) Gambar 2. Kopi bubuk penyangraian berat (sumber : www. google.com/gambarkopi 2011) Gambar 3. Kopi bubuk penyangraian sedang (sumber : www.google.com/gambarkopi 2011)

9 Gambar 4. Kopi bubuk penyangraian ringan (sumber : www.google.com/gambarkopi 2011) 2. Penggilingan Tahapan kedua dalam proses pembuatan kopi bubuk setelah penyangraian adalah proses penggilingan. Proses penggilingan adalah proses pemecahan butir-butir biji kopi yang telah direndang untuk mendapatkan kopi bubuk yang berukuran maksimum 75 mesh. Semakin kecil ukuran butiran yang didapatkan semakin baik rasa dan aromanya, karena hampir sebagian besar kandungan-kandungan yang terdapat dalam kopi bisa larut kedalam air dengan mudah ketika diseduh (Welman, 1961 dalam Setyani 2002) Kopi bubuk yang sudah didapatkan dari hasil penggilingan segera disimpan dan dipak dengan lapisan kedap udara, ini bertujuan untuk nmenghindari penurunan mutu kopi bubuk. Di pabrik yang cukup besar dan modern kopi bubuk biasanya dipak dalam kemasan hampa udara sehingga kopi dapat bertahan lebih lama. Sebaiknya sebelum melalui proses penggilingan setelah perendangan disimpan terlebih dahulu. Kopi

10 yang disimpan setelah perendangan akan memiliki daya simpan 2-3 kali kopi yang digiling tanpa adanya proses penyimpanan terlebih dahulu (Setyani, 2002). Kopi yang sudah direndang dan digiling mengalami perubahanperubahan meliputi perubahan aroma, kadar air, dan ketengikan. Ketika kopi bubuk disimpan pada tempat yang terbuka atau tanpa hampa udara setelah 2-3 minggu akan terjadinya kehilangan aroma khas kopi. Ketengikan yang terjadi disebabkan karena adanya antara oksigen yang terdapat dalam udara dan lemak yang berada pada biji kopi. Kehilangan aroma pada kopi bubuk adanya penguapan zat kafeol yang beraroma khas kopi (Setyani, 2002). Menurut Yulianto (2004), berdasarkan hasil survei dilapangan yaitu dipasar-pasar yang terdapat di Bandar Lampung seperti pasar SMEP, pasar Koga, pasar Untung, pasar Way Halim, pasar Kangkung, didapatkan bahwa kopi bubuk yang beredar pada Bandar Lampung sebanyak 15 macam yaitu kopi bubuk Siger, Lampung, Jempol, Tiga Bola Dunia, Bola dunia, Sinar dunia, JP, Intan, Jempol Setia Kawan, Sinar Baru, Dunia Baru, Bintang, Super Jempol, Merah Jempol. 2.3. Standarisasi Mutu Kopi Bubuk Untuk menjamin mutu produk, di Indonesia telah di tetapkan standar mutu kopi bubuk. Dengan adanya standar mutu produk, maka pihak konsumen akan diuntungkan karena akan memperoleh produk dengan mutu yang baik.

11 Adapun standar mutu kopi bubuk tercantum dalam Tabel 1 di bawah ini yaitu sebagai berikut: Tabel 1. Standar Mutu Kopi Bubuk Kriteria Uji Satuan Mutu Keadaan Aroma - Normal Rasa - Normal Warna - Normal Kadar air %(b/b) Maks 7 Kadar abu %(b/b) Maks 5 Kealkalian abu ml x Naoh/100gr 57-64 Sari kopi %(b/b) 20-35 Bahan-bahan lain - Tidak boleh ada Sumber : Dewan Standarisasi Nasional, 1994.