BAB V KABEL ATAS TANAH

dokumen-dokumen yang mirip
Endi Dwi Kristianto

BAB III KABEL BAWAH TANAH

No Kode :../Profesional/ / /2018

BAB III METODE & DATA PENELITIAN

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

REKAYASA JALAN REL. MODUL 5 : Bantalan PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

IV. PENDEKATAN DESAIN

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

BAB III KABEL BAWAH TANAH

BAB III KOMPONEN DAN PROSES PEMASANGAN. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan mengurangi

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

5

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BAB III STUDI PEMASANGAN JARINGAN LISTRIK TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN MEKAR SARI REGENCY

BAB I RANGKA PEMBAGI UTAMA

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

DINDING DINDING BATU BUATAN

JASA KONSTRUKSI INDUSTRI PENUNJANG KONSTRUKSI Jln. Veteran No. 112 Bekasi Telp (Hunting) Fax

ini, adalah proyek penggantian jembatan kereta api lama serta pembuatan 2 bentangan jembatan baru yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated.

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA

TATA CARA PERENCANAAN TEKNIK JEMBATAN GANTUNG UNTUK PEJALAN KAKI

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN

Karamba jaring apung (KJA) kayu untuk pembesaran ikan kerapu di laut

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG- MENGGALA STA STA PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU

Dimana : g = berat jenis kayu kering udara

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

commit to user BAB II DASAR TEORI

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Gambar 5.1. Proses perancangan

BAB 4 TIANG PENYANGGA JARINGAN DISTRIBUSI

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

PROSES PEMASANGAN PORTAL BAJA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

ROTARY DIPOLE untuk Band 80m Oleh YC0PE Ridwan Lesmana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSES PERMESINAN. (Part 2) Learning Outcomes. Outline Materi. Prosman Pengebor horisontal JENIS MESIN GURDI

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI

Training Center ISSUED - 4/17/2004

REKAPITULASI. JUMLAH HARGA (Rp) URAIAN PEKERJAAN

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa

IV. ANALISA PERANCANGAN

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type

A. Pasangan Dinding Batu Bata

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

(Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan. 1. Tipe Jembatan. a) Jembatan Pelat Beton Berongga. b) Jembatan Pelat. c) Jembatan Girder

METODE UNTUK MENGGANTUNG ATAU MENUMPU PIPA PADA INSTALASI PERPIPAAN. Murni * ) Abstrak

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN

BAB IV RUMAH KABEL Kapasitas RK ditentukan oleh jumlah pasangan Kabel Primer dan Sekunder maksimum yang dapat diterminasikan di RK tersebut.

REKAYASA JALAN REL. MODUL 4 : Penambat rel dan balas PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB III PEMBAHASAN. Setelah melakukan penelitian terhadap permasalahan yang ada di PT.

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan bentuk Tata Letak Jalur pada Stasiun

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

Pengenalan Kolom. Struktur Beton II

[ 인도네시아섬유산단조성사업기본및실시설계공사시방서 -

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

MACAM MACAM JEMBATAN BENTANG PENDEK

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung

Transkripsi:

1. TUJUAN BAB V Pedoman ini membahas tata cara pemasangan Kabel Atas Tanah (Kabel Udara) dengan tujuan untuk dipedomani agar diperoleh keseragaman, baik cara pemasangan maupun peralatan yang dipergunakan, sehingga diperoleh hasil kerja yang berkualitas, indah dan rapih. 2. PENGGUNAAN Buku Pedoman ini dipergunakan sebagai petunjuk dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan Kabel Atas Tanah (Kabel Udara) yang dilaksanakan oleh Petugas / Karyawan PT. TELKOM maupun oleh Mitra PT. TELKOM. 3. DEFINISI 3.1. Urat Kabel Urat kabel adalah kawat penghantar yang terbuat dari bahan tembaga lunak berbentuk silindris dengan diameter tertentu (0,4 mm, 0,6 mm, 0,8 mm atau 1,0 mm) yang dibungkus dengan isolasi polietilen berwarna. 3.2. Quad Empat penghantar yang berisolasi dengan warna tertentu dipilin bersama-sama membentuk empatan yang simetris dan kompak. 3.3. Satuan Dasar Sejumlah 5 (lima) quad yang dipilin bersama secara kompak dan dililit dengan pita pengikat berwarna. 3.4. Kabel Kabel adalah kumpulan dari satuan dasar yang tersusun menjadi satu kesatuan dan terbungkus oleh pelindung elektris dan selubung PE. 3.5. Kabel Atas Tanah Kabel Atas Tanah (Kabel Udara) adalah kabel yang konstruksinya dibuat khusus untuk dipasang diatas tanah. Spesifikasi kabel ini mengacu kepada STEL-K-001, seperti terlihat pada Gambar 5-01 berikut. 3.6. Temberang Temberang adalah alat bantu tiang yang berfungsi untuk memperoleh keseimbangan gaya yang bekerja pada tiang dengan maksud agar tiang tetap tegak dan kokoh. 103-299

Gambar 5-01 Kabel Udara dengan Kawat Penggantung (SPESIFIKASI PERUMTEL No. STEL-K-001) DIAMETER URAT 0,6 KAPASITAS 100 x 2 60 x 2 40 x 2 30 x 2 20 x 2 10 x 2 PANJANG STANDARD (m) 500 1000 1000 1000 1000 1000 TOLERANSI ± 10 Tabel 5-01 Kapasitas dan panjang standard Kabel Udara 4. PEMASANGAN TIANG DAN ALAT-ALAT BANTU Tiang dipergunakan sebagai tempat bertumpu atau tempat menambatkan Kabel Atas Tanah sehingga aman dari kemungkinan gangguan mekanik. 4.1. Jenis tiang a. Tiang Besi Tiang Besi yang dipergunakan harus sesuai dengan STEL-L-003, 018, 019 dan 020. b. Tiang Beton 104-299

Tiang Beton yang dipergunakan adalah Tiang Beton pratekan berpenampang bulat terdiri dari bermacam-macam ukuran. Tiang jenis ini cocok dipergunakan untuk daerah rawan korosi (STEL-L-022, 023 dan 024) seperti Gambar 5-02 berikut ini. Gambar 5-02 Tiang Beton Pratekan 105-299

c. Tiang Kayu Tiang Kayu ada dua macam, yaitu Tiang Kayu bentuk balok dengan penampang segi empat dan silindris (berpenampang bulat) dan terbuat dari jenis kayu klas I (Jati, Rasamala, Kayu besi) yang sudah diawetkan. 4.2. Cara penanaman tiang a Penanaman Tiang Besi 1) Membuat lubang untuk penanaman tiang dengan ukuran sebesar diameter tiang ditambah 5 cm di sekelilingnya dan dengan kedalaman 1/5 panjang tiang 2) Tiang didirikan tegak lurus di tengah-tengah lubang, kemudian lubang ditimbun dengan tanah bekas galian dan dipadatkan. 3) Untuk mencegah korosi, pada bagian tiang yang berada kurang lebih 30 cm diatas atau dibawah permukaan tanah, harus dicor beton (voetstoek). Uraian kerjanya sebagai berikut : a) Memasang cetakan kaki beton untuk tiang seperti terlhat pada Gambar 5-03 dan Gambar 5-04 berikut ini. 106-299

Gambar 5-03 Pemasangan cetakan kaki beton untuk Tiang Besi 107-299

Gambar 5-04 Pemasangan cetakan kaki beton untuk Tiang Besi b) Cetakan kaki beton dicor beton dengan campuran 1 : 2 : 3. 108-299

c) Tinggi kaki beton tersebut adalah 60 cm, yaitu 30 cm diatas dan 30 cm dibawah permukaan tanah. d) Setelah beton kering dan cetakan dibongkar, kemudian ditimbun tanah dan diratakan. Bagian yang berada diatas permukaan tanah diplester halus, permukaannya dibuat landai dengan sudut kemiringan 15 seperti Gambar 5-05 berikut ini. Gambar 5-05 Kaki beton pada Tiang Besi 109-299

e) Tiang di cat dengan cat besi warna hitam dan ban warna perak, lihat Gambar 5-06 berikut. Gambar 5-06 Pengecetan Tiang dan Assesoriesnya b. Penanaman Tiang Beton 110-299

Penanaman dengan kaki tiga 1) Membuat lubang galian dengan ukuran sebesar diameter tiang ditambah 10 cm berkeliling dan dengan kedalaman 1/6 panjang tiang ditambah 20 cm untuk lapisan dasar. 2) Sebelum Tiang Beton ditanam, batu-batuan ukuran sedang (diameter 5 20 cm) atau sirtu/koral dimasukkan ke dasar lubang sebagai lapisan dasar setebal 20 cm, lihat Gambar 5-07 berikut. Gambar 5-07 Pondasi Tiang Besi 111-299

3) Memasang peralatan kaki tiga dan katrol sehingga posisi tengah-tengah tiang berada di bawah puncak kaki tiga tersebut. 4) Tiang ditambat pada katrol dengan bantuan kawat sling dengan posisi ikatan kawat + 0,55 panjang tiang dari ujung bawah, selanjutnya tiang didirikan ditengah-tengah lubang dengan bantuan katrol, lihat Gambar 5-08 berikut ini. Gambar 5-08 Penanaman Tiang Beton dengan Kaki Tiga 112-299

5) Setelah diteliti bahwa tiang sudah berdiri tegak lurus, kemudian lubang ditimbun dan dipadatkan. Selanjutnya dilakukan pemadatan dengan urugan sirtu/koral dan batu-batuan pada celah lubang antara Tiang Beton dan tanah lapis demi lapis secara merata dengan menggunakan linggis. 6) Setelah pemasangan tiang selesai peralatan kaki tiga dibongkar. c. Penanaman Tiang Kayu Urutan kerjanya sama dengan mendirikan Tiang Besi, perbedaannya adalah bahwa, pada penanaman Tiang Kayu tidak diperlukan pemasangan kaki beton. Sebagai gantinya maka bagian tiang yang tertanam harus dibalut karung/goni yang dicelup dengan bahan anti rayap. 4.3. Pemasangan temberang 1) Fungsi temberang Temberang berfungsi untuk memperoleh keseimbangan gaya yang bekerja pada tiang agar tiang tetap berdiri tegak lurus. Pemasangan temberang dilakukan pada : 1. Tiang awal dan akhir dari rute Kabel Udara. 2. Tiang rute Kabel Udara dengan sudut tikungan lebih besar dari 15 derajat atau sesuai kebutuhan agar keseimbangan beban tiang tetap terjaga. 3. Tiang rute lurus dengan beban yang cukup berat dan sering terkena gangguan angin kencang. Untuk rute semacam ini biasanya dipasang temberang angin pada setiap 5 gawang atau sesuai dengan kebutuhan. 2) Macam temberang dan cara pemasangannya : 1. Temberang tarik Temberang tarik, adalah temberang yang dipasang pada tiang dengan menggunakan kawat temberang dan perlengkapan bantu berupa batang besi (besi beton diameter 16 mm, panjang 180 cm) dan pelat besi (40 x 40 x 0,5 cm) (lihat Gambar 5-09 berikut). Cara pemasangannya sebagai berikut : Besi sekang dipasang pada tiang yang memerlukan temberang, sekaligus dilengkapi dengan span wartel dan terlihat pada Gambar 5-09 berikut. 113-299

10 Cm span wartel kaos timbel buldog grip kawat ikat tali baja 7 atau 12 lembar kawat ikat timbel besi beton 1/6 inch permukaan tanah 1 meter atau lebih plat besi Gambar 5-09 Pemasangan Temberang Tarik 114-299

a.) Membuat lubang galian untuk penanaman besi pelat dan batang besi temberang ukuran (50 X 50) cm dan dalamnya 140 cm. b.) Kawat temberang (besi baja pilin 7 x 1,2 mm atau 7 x 1,5 mm atau kawat besi 4 mm) bagian ujungnya diikatkan pada span wartel dan diperkuat dengan Buldog Grip 3 bh (jarak 5 cm, 15 cm dan 15 cm). Pada bagian pangkal/ujung bawah diikat mati pada batang temberang. c.) Cara mengencangkan kawat temberang dengan cara memutar sekang ulir (span wartel). d.) Bagian dari batang besi temberang yang muncul dipermukaan tanah sepanjang 40 cm. e.) Untuk lokasi yang rawan terhadap lalu lintas perlu dipasang pengaman berupa pipa galvanis diameter 25 mm, dan dicat dengan warna menyolok ( kuning hitam ) pada kawat temberangnya. 2. Temberang sokong/tunjang Temberang ini menggunakan tiang sebagai penyokong dan dipasang karena di tempat tersebut tidak memungkinkan dipasang temberang tarik. Cara pemasangannya sebagai berikut : a) Tiang penyokong ditanam dengan kedalaman minimal 60 cm, sudut kemiringan sekitar 45 derajat dengan posisi berlawanan dengan arah gaya yang bekerja pda tiang rute yang disokong. Sudut kemiringan bisa diubah sesuai dengan kondisi di lapangan. b) Pada dasar galian tiang sokong ditimbun/ditopang dengan batu-batu besar untuk menahan tekanan yang bekerja pada tiang sokong agar tidak amblas. c) Tiang penyokong dipasang menempel pada tiang rute dengan menggunakan besi sekang atau sungkup seperti terlihat pada Gambar 5-10. 3. Temberang labrang. Temberang ini menggunakan tiang bantu, karena pada tempat tersebut tidak memungkinkan dipasang temberang tarik maupun temberang sokong. 115-299

Cara pemasangan sebagai berikut : a) Tiang bantu yang dilengkapi temberang tarik ditanam berseberangan dengan tiang rute dan dalam posisi berlawan dengan arah bekerjanya gaya yang akan dilawan. Gambar 5-10 Temberang Sokong b) Kawat temberang dipasang menyilang jalan dan ditarik antara tiang rute dan tiang bantu. 116-299

c) Mengencangkan temberang dengan cara mengatur sekang ulir (span wartel). Temberang Labrang dapat dilihat pada Gambar 5-11 berikut ini. Spanwartel tiang labrang bulldog grip tali baja 7 atau 12 lembar polestrap with suspension fitting TEMBERANG TARIK 10 Cm 10 Cm Gambar 5-11 Temberang Labrang 117-299

5. PENAMBATAN (KABEL UDARA) Cara penambatan Kabel Udara pada tiang ada beberapa macam disesuaikan dengan kebutuhan atau kondisi dilapangan. Beberapa cara, diantaranya : a. Cara Gantung Cara ini dipergunakan pada : 1) Rute lurus. 2) Didaerah yang jarang terjadi angin kencang. 3) Bila jarak antar tiang (gawang) pada rute lurus maksimum 40m. 4) Beban maksimum Kabel Udara yang diijinkan adalah 2 x 100 pair b. Cara tambat pada tiang rute/tiang antara dan dipergunakan/ diterapkan pada : 1) Pada rute belok/menikung. 2) Pada rute lurus tetapi jarak antara tiang (gawang) melebihi jarak normal ( >40 m/ rentang jauh). 3) Didaerah-daerah yang sering terjadi angin kencang. 5) Pada rute lurus tetapi kabel berkapasitas besar ( > 80 pair). Dalam hal ini kabel ditambat pada setiap 5 (lima) tiang atau lebih, atau menurut pertimbangan teknis masih dipandang aman. 6) Dalam pelaksanaan penambatan diusahakan tidak memotong kawat penggantung (bearer). Penambatan dilakukan dengan menggunakan alat bantu khususseperti terlihat pada Gambar 5-12 berikut. c. Cara tambat awal / akhir, dipergunakan pada : 1) Tiang KP. 2) Tiang yang berfungsi sebagai tempat sambungan peralihan antara kabel tanah dan Kabel Udara. d. Perincian alat-alat bantu dan cara pemasangannya 1) Cara gantung pada Tiang Besi 118-299

Tiang Briket Sekang Ulir Klem Perekat Gambar 5-12 Cara tambat Kabel Udara tanpa memotong Bearer a) Konstruksi dapat dilihat pada Gambar 5-13 berikut. b) Alat-alat bantu dan cara pemasangannya : (1) Alat bantu No. Nama Alat Bantu Jumlah Keterangan 1. Besi sekang tebal 5mm lebar 75 Polestrop mm lengkap dgn penjepit kabel 1bh Type J Tabel 5-02 Alat Bantu 119-299

Gambar 5-13 Konstruksi cara gantu gantung pada Tiang Besi (2) Cara pemasangan : Besi sekang type J dapat dipasang sebelum atau sesudah Tiang Besi didirikan. Pemasangan Kabel Udara pada tiang ini dilakukan dengan cara menjepit kable bearernya pada penjepit polestrap. 2) Cara gantung pada Tiang Beton a) Konstruksi (lihat Gambar 5-14 berikut) Gambar 5-14 Konstruksi cara gantung pada Tiang Beton 120-299

b) Alat-alat bantu dan cara pemasangannya. (1) Alat Bantu No. Nama Alat Bantu Jumlah Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. Stainless steel band Stopping buckle Suspension bracket Suspension clamp Plastic strap / sabuk plastik 2 bh 2 bh 1 bh 1 bh 2 bh Tabel 5-03 Alat Bantu (2) Cara pemasangan Suspension bracket dipasang pada tiang kemudian dikunci dengan stopping buckle. Kawat penggantung Kabel Udara dijepit pada suspension clamp yang terkait pada suspension bracket. Plastic strap diikat pada Kabel Udara untuk mencegah melebarnya sayatan (sebagai split stopper). 3) Cara gantung pada Tiang Kayu a) Konstruksi (lihat Gambar 5-15) Gambar 5-15 Konstruksi cara gantung pada Tiang Kayu 121-299

b) Alat-alat bantu dan cara pemasangannya (1) Alat-alat bantu No. Nama Alat Bantu Jumlah Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. Baut ½ panjang 150 mm Cincin (ring) Penjepit Kabel Udara Sabuk plastik Besi S 1 bh 2 bh 1 bh 2 bh 1 bh Tabel 5-04 Alat-alat Bantu (2) Cara pemasangan : Memasang baut ukuran ½ pada kayu melalui lubang ukuran 5/8 yang telah disiapkan sebelumnya, dan kemudian melengkapinya dengan besi S dan penjepit Kabel Udara. Kabel Udara dipasang dengan cara menjepitkan bearernya pada alat penjepit Kabel Udara ini. 4) Cara tambat pada Tiang Besi a) Konstruksi (lihat Gambar 5-16 berikut) Gambar 5-16 Konstruksi cara tambat pada Tiang Besi b) Alat-alat bantu dan cara pemasangannya (1) Peralatan yang dipergunakan : 122-299

No. Nama Alat Bantu Jumlah Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. Sekang ulir (spanwartel) Ukuran ½ atau 3/8 Buldog Grip Besi sekang (Pole strap) Thimble Sabuk plastik 2 bh 6 bh 1 bh 2 bh 2 bh Tabel 5-05 Berbagai jenis Alat Bantu (2) Cara pemasangan : Pasang track tang pada tiang tambat dan jepitkan kawat penggantung Kabel Udara (bearer) pada track tang. Kencangkan Kabel Udara dengan menggunakan track tang tersebut. Beri tanda kupasan pada penggantung kabel. Selanjutnya pasang besi sekang dan sekang ulir pada tiang tambat. Kemudian potong kawat penggantung dan tambatkan pada besi sekang dengan perantaraan sekang ulir dan ikat dengan 3 buah Buldog Grip. 5) Cara tambat pada Tiang Beton. a) Konstruksi : (lihat Gambar 5-17 berikut) Gambar 5-17 Konstruksi cara tambat pada Tiang Beton 123-299

b) Alat-alat bantu dan cara pemasangannya Peralatan yang dipergunakan No. Nama Alat-alat Bantu Jumlah Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Stainless steel band Stopping buckle Tension bracket Spanwartel 3/8 Thimble Guy grip Plastic strap 2 bh 2 bh 1 bh 2 bh 2 bh 2 bh 2 bh Tabel 5-06 Alat Bantu Tiang Beton (1) Cara pemasangan : Tension bracket dipasang di tiang dan diikat dengan stainless stell band (ikatan dikunci oleh stopping buckle). Guy grip dikaitkan ke span wartel melalui Thimble kemudian dililitkan ke kawat penggantung. 6) Cara tambat pada Tiang Kayu a) Konstruksi : (lihat Gambar 5-18 dibawah ini) Gambar 5-18 Konstruksi cara tambat pada Tiang Kayu 124-299

b) Alat-alat bantu dan cara pemasangannya (1) Alat-alat bantu No Nama Alat-alat Bantu 1. Baut mata ½ /150 mm 2. Ring (cincin) 3. Buldog Grip 4. Thimble 5. Sabuk 6. plastic(splitstopper) Span wartel Jumlah Keterangan 1 bh 2 bh 6 bh 2 bh 2 bh 2 bh Tabel 5-07 Alat Bantu Tiang Kayu (2) Cara pemasangannya Pada tiang dibuat lubang tembus 5/6 sehingga baut mata ½ dapat masuk. Arah baut mata tegak lurus dengan arah Kabel Udara.Selanjutnya kawat penggantung kabel diikatkan pada baut tersebut dengan mempergunakan Thimble dan diikat dengan 3 bh bulldog grip. 7) Cara Tambat Awal/Akhir pada Tiang Besi a) Konstruksi : (lihat Gambar 5-19 dibawah ini) Gambar 5-19 Konstruksi cara Tambat Akhir pada Tiang Besi 125-299

b) Alat-alat bantu dan cara pemasangannya (1) Alat-alat bantu No. 1. 2. 3. 4. 5. Nama Alat-alat Bantu Sekang Ulir ½ atau 3/8 Thimble Buldog Grip Besi sekang Sabuk plastik splistopper ) Jumlah Keterangan 1 bh 1 bh 3 bh 1 bh 1 bh Tabel 5-08 Alat bantu Tambat Awal/Akhir pada Tiang Besi (1) Cara pemasangan - Pada tiang tambat dipasang temberang tarik/sokong (tergantung pada kondisi rute). - Setelah Kabel Udara ditarik cukup tegang dan kedua sisi kiri dan kanan ditahan dengan track tang, maka kawat penggantung dipotong dan dikupas, kemudian diikatkan pada melalui sekang ulir dan Thimble, dan kemungkinan diikat dengan 3 bh bulldog 8) Cara Tambat Awal/Akhir pada Tiang Beton a) Konstruksi : (lihat pada Gambar 5-20 dibawah ini). b) Alat-alat bantu dan cara pemasangannya 126-299

Gambar 5-20 Konstruksi cara Tambat Akhir pada Tiang Beton (1) Alat-alat bantu No. Nama Alat-alat Bantu Jumlah Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Stainless steel band Stopping buckle Tension bracket Spanwartel 3/8 Thimble Guy grip Plastic strap 2 bh 2 bh 1 bh 1 bh 1 bh 1 bh 1 bh Tabel 5-09 Alat bantu Tambat Awal/Akhir pada Tiang Beton (2) Cara pemasangan - Pasang tembereng tarik/sokong pada tiang terkait. - Pasang tension bracket pada tiang, ikat dengan stainless steel band dan kunci dengan stopping buckle. - Pasang spanwartel pada tension bracket, spanwartel diatur pada posisi panjang maksimum. - Kawat penggantung selanjutnya dililitkan dengan menggunakan guy grip yang sudah terkait melalui Thimble pada spanwartel. 127-299

9) Cara tambat awal / akhir pada Tiang Kayu a) Konstruksi : (dapat dilihat dalam Gambar 5-21 berikut ini) Gambar 5-21 Konstruksi cara Tambat Akhir pada Tiang Kayu b) Alat-alat bantu dan cara pemasangannya (1) Alat-alat bantu No Nama Alat-alat Bantu Jumlah Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. Baut mata ½ pjg 150 mm Thimble Buldog Grip Sekang ulir (Span wartel) ½ atau 3/8 Sabuk plastik (splitstopper) 1 bh 1 bh 3 bh 1 bh 1 bh Tabel 5-10 Alat bantu Tambat Awal/Akhir pada Tiang Kayu (2) Cara pemasangan - Pasang temberang tarik atau sokong pada tiang terkait. - Buat lubang pada tiang dengan diameter ½, pasang baut mata (arah baut tegak lurus pada arah kabel). Setelah kabel ditarik cukup tegang dan ditahan dengan track tang, ikat kawat penggantung yang sudah dilepas dari kabelnya, kemudian tambatkan pada baut mata melalui sekang ulir dan Thimble dan ikat dengan 3 bh bulldog grip. 128-299

6. PENARIKAN KABEL UDARA Sebelum dilaksanakan penarikan terlebih dahulu harus dilakukan persiapanpersiapan, sebagai berikut : 6.1. Persiapan Penarikan a. Dalam penarikan Kabel Udara harus diperhatikan posisi kepala dan ekor kabel, kepala harus berada disisi arah sentral. b. Semua penjepit Kabel Udara harus terpasang lebih dulu pada setiap tiang yang akan digunakan sebagai tumpuan rute Kabel Udara dengan cara seperti telah dijelaskan pada cara tambat Kabel Udara. c. Pada setiap tiang harus dipasang rol kabel guna memperlancar jalannya penarikan, disamping untuk menghindari terjadinya gesekan kabel dengan benda-benda keras lain, seperti dalam Gambar 5-22 berikut ini. Gambar 5-22 Perkakas yang harus digunakan dalam penarikan Kabel Udara 129-299

d. Haspel kabel harus ditempatkan pada dongkrak dan diangkat perlahanlahan setinggi + 10 cm dari permukaan tanah, kemudian plat besi dan papan penutup haspel dibuka. e. Pemasangan tali penarik : Kawat penggantung kabel (bearer) dikupas untuk tempat mengikat tali penarik seperti dalam Gambar 5-23 dibawah ini. Gambar 5-23 Memisahkan Kawat Penggantung dari kabel f. Pisahkan penggantung kabel dari kabelnya kira-kira 30 cm, kemudian potong kabelnya sampai batas 30 cm (lihat Gambar 5-24 dibawah ini. Gambar 5-24 Pemotongan kabel g. Pasang End Cap pada ujung kabel yang telah dipotong (lihat Gambar 5-25 dibawah ini). 130-299

Gambar 5-25 Pemasangan Penutup Ujung Kabel h. Pemasangan alat Anti Pulir seperti terlihat dalam Gambar 5-26 berikut ini. 1. Pemasangan penggantung kabel pada alat bantu pulir melalui Thimble. 2. Penggantung kabel setelah ditekuk melalui Thimble diikat dengan Buldog Grip. 3. Pasang tali penarik pada alat Anti Pulir di ujung satunya. 131-299

Gambar 5-26 Alat Anti Pulir i. Pasang tali penarik pada rol kabel yang telah dipasang. 6.2. Penarikan Kabel Apabila persiapan tersebut diatas telah selesai, maka pekerjaan penarikan kabel dapat dimulai dengan cara sebagai berikut : 132-299

a. Kabel Udara ditarik melalui rol kabel b. Dalam penarikan kabel harus diperhatikan : 1. Kabel yang cacat fisik agar dikembalikan ke gudang; 2. Putaran dan kedudukan rol kabel harus selalu benar. Bila terjadi kerusakan pada rol kabel harus diperbaiki/diganti saat itu juga; 3. Alat Anti Pulir jangan sampai menggantung; 4. Pada saat penarikan Kabel Udara tidak boleh terlindas kendaraan/alat berat c. Bila penarikan terasa berat maka dapat dipergunakan Tackel (lihat Gambar 5-27 berikut ini). Gambar 5-27 Katrol Penarik (Tackel) d. Setelah selesai penarikan, lepas peralatan Anti Pulir kemudian buat Tambat Awal/Akhir. e. Untuk Penyambungan dan Pengukuran, lihat PPJT 2000-I Bab VIII dan Bab X. 6.3. Mengencangkan Kabel Pekerjaan ini dilakukan dengan cara membuat tambat terlebih dahulu sekaligus mengencangkannya, dengan pelaksanaan sebagai berikut : a. Pasang Tracktang pada tiang tempat penambatan kabel seperti Gambar 5-28 berikut ini. 133-299

Gambar 5-28 Cara penggunaan Mesin Penarik (TRACKTANG) b. Jepitkan bearer pada alat Tracktang, selanjutnya kencangkan dengan cara menarik tangkai Tracktang. c. Setelah penarikan kabel cukup tegang, beri tanda pada kabel untuk pengupasan bearer, kemudian buat tambat akhir. 6.4. Membuat Tambat Akhir a. Pasang Tracktang pada Tiang Tambat Akhir seperti Gambar 5-29 berikut ini. Gambar 5-29 Alat Penarik Kabel (TIRFOR) 134-299

b. Jepit penggantung (bearer) pada Tracktang kemudian kencangkan Kabel Udara, beri tanda kupasan pada penggantung dan turunkan lagi kabelnya. c. Buat tambatan penggantung dengan diikat Buldog Grip. d. Jepit penggantung dengan Tracktang kemudian kencangkan Kabel Udara dan pasang tambatan penggantung pada tiang. Lepas Tracktang dari penggantung dan tiang. 6.5. Lentur Kabel. Kabel Udara tidak mungkin ditarik horisontal penuh (dalam posisi garis lurus) karena adanya gaya berat kabel itu sendiri, melainkan merupakan garis lengkung (mempunyai lentur). Lentur (d) didefinisikan sebagai jarak terjauh antara garis lurus yang terbentuk oleh 2 (dua) tambatan Kabel Udara itu sendiri. Faktor-faktor yang menentukan lentur (d) dan tegangan (t) adalah : a. Batas putus gaya tegangan (breaking tension) dari kawat penggantung. b. Berat dari Kabel Udara (kg/m) termasuk kawat penggantung. c. Gaya tegangan tambahan, seperti beban angin dan batas panjang gawang (critical span). 6.6. Pengaturan Lentur Penarikan Kabel Udara harus mengikuti perhitungan lentur yang telah ditentukan. Sebagai pegangan, lentur Kabel Udara di Indonesia ditentukan maksimum 2% dari panjang gawang dengan tetap memperhatikan unsur kerapihan. Untuk mempermudah pelaksanaannya dilapangan agar tetap sesuai dengan ketentuan diatas, maka dalam penarikannya supaya menggunakan alat Tracktang. Disamping itu dalam penambatannya perlu dipasang sekang ulir (span wartel). Cara praktis dalam menentukan lentur kabel adalah sebagai berikut : a. Berilah tanda pada tiang A dan B yang menunjukkan posisi titik lentur dengan syarat yang ditetapkan. b. Lentur maksimum akan dapat diketahui dengan cara menarik garis imaginer antara kedua titik tersebut diatas dan membandingkannya 135-299

dengan kondisi lentur Kabel Udara yang ada (lihat Gambar 5-30 dibawah ini). Gambar 5-30 Cara pemeriksaan lentur Kabel Udara 7. PENYEBERANGAN RUTE KABEL UDARA 7.1. Penyeberangan di Atas Jalan Raya. Rute Kabel Udara yang menyeberang jalan raya harus mengikuti ketentuanketentuan sebagai berikut : a. Sudut penyeberangan a) Penyeberangan harus diusahakan sejauh mungkin membentuk sudut 90 0 dengan as jalan. b) Apabila tidak memungkinkan, diusahakan dengan sudut minimal 45 0 sehingga lintasan kabel relatif masih pendek. b. Tinggi rute di atas jalan raya Tinggi rute Kabel Udara dari permukaan jalan raya (as jalan) minimal 6 (enam) meter serta memperhatikan ketentuan PERDA setempat. c. Cara pemasangan : a) Kabel Udara yang menyeberang diatas jalan raya tidak boleh ada sambungan; b) Pemasangannya pada tiang dengan cara ditambat; c) Tiang tempat penambatan Kabel Udara yang menyeberang jalan sedapat mungkin diperlengkapi dengan temberang (lihat Gambar 5-31 pada halaman berikutnya). 136-299

Gambar 5-31 Penyeberangan rute Kabel Udara diata jalan raya 7.2. Penyeberangan di Sungai a. Sudut penyeberangan, sama dengan ketentuan penyeberangan di atas jalan raya. b. Tinggi rute diatas sungai minimal 6 (enam) meter dari permukaan sungai pada saat pasang. c. Cara pemasangan sama dengan ketentuan penyeberangan di atas jalan raya. d. Dalam melaksanakan pekerjaan harus ada koordinasi dengan instansi terkait. 7.3. Penyeberangan di Atas Jalan Kereta Api a. Sudut penyeberangan, sama dengan ketentuan penyeberangan diatas jalan raya/sungai. 137-299

b. Tinggi rute diatas jalan kereta api minimal 7,5 meter (lihat Gambar 5-32 berikut). c. Cara pemasangan sama dengan ketentuan penyeberangan di atas jalan raya/sungai. d. Dalam pelaksanaan pekerjaan harus ada koordinasi dengan pihak PT Kereta Api Indonesia. Gambar 5-32 Penyeberangan rute Kabel Udara diata jalan Kereta Api 8. PERSILANGAN/SEJAJAR DENGAN SALURAN LISTRIK 8.1 Persilangan Ketentuan mengenai persilangan rute Kabel Udara dengan saluran listrik (PLN) dapat dilihat pada Gambar 5-33 dan tabel berikut. 8.2 Sejajar 138-299

Ketentuan mengenai rute Kabel Udara yang sejajar dengan saluran listrik (PLN) dapat dilihat pada Gambar 5-34 dan tabel berikut. Gambar 5-33 Persilangan Kabel Udara dengan Jaringan Listrik PLN TEGANGAN LISTRIK Sampai 650 V 650 V 11 kv 11 kv 66 kv 66 kv 132 kv 132 kv 220 kv Sudut - 45-90 45-90 45-90 45-90 I MAKS - L/4 L/4 L/4 L/4 Hp. MIN (m) 2,5 3,6 3,6 3,6 3,6 Ht. MIN (m) 2,5 3,6 3,9 4,6 6,0 s.min (m) 0,6 1,2 2,1 3,0 3,6 KETERANGAN L= Panjang gawang Saluran listrik I = Bagian Jarak dari pjg gawang saluran listrik Hp = jarak antara tiang listrik dengan saluran telepon Ht = jarak antara tiang telepon dengan saluran listrik S = jarak vertikal antara saluran listrik dengan saluran telepon Tabel 5-11 Ketentuan tentang persilangan Kabel Udara dengan Jaringan Listrik PLN 139-299

TEGANGAN LISTRIK Gambar 5-34 Rute Kabel Udara sejajar/paralel dengan Jaringan Listrik PLN HpMIN. (m) HtMIN. (m) s.min (m) KETERANGAN Sampai 650 V 650 V 11 kv 11 kv 66 kv 66 kv 132 kv 132 kv 220 kv 1,2 3,6 3,6 3,6 3,6 2,5 3,6 3,9 4,6 6,0 0,6 1,2 2,1 3,0 3,6 Kalau saluran induk 1.20 meter Tabel 5-12 Ketentuan tentang rute Kabel Udara yang sejajar/paralel dengan Jaringan Listrik PLN 9. PEMASANGAN TIANG TELEPON KAKI 2 dan KAKI 3 Tiang kaki 2 dan kaki 3 digunakan jika beban yang bertumpu pada tiang terlalu berat, yaitu Kabel Udara yang ditambatkan banyak ( > 4 kali 100 pair), menyeberang jembatan panjang (lintas sungai, ngarai dan sebagainya), daerah yang tidak mungkin dipasang temberang, daerah yang kondisi tanahnya labil, rentang jauh ( > 100 m ), menyeberang lintas rel kereta api, tikungan (khusus kaki 3) dan lokasi yang anginnya besar (gaya horisontal). 9.1 Konstruksi : Tiang Telepon Kaki 2 dan Tiang Telepon Kaki 3 dapat dilihat pada Gambar 5-35, 36, dan 37 serta 38 berikut. 9.2 Alat-alat Bantu dan cara pemasangannya 140-299

a. Alat bantu yang digunakan adalah sebagai berikut : No Nama Alat Bantu Jumlah Jumlah Keterangan Kaki 2 Kaki 3 1 Lengan silang 4 bh 12 bh panjang 1 m 2. Besi L 50x50x6, 2 bh 6 bh panjang 2,02 m 3. Klem lengan silang 8 bh 24 bh (besi U), diameter 16 180 mm 4. Polestrap type J 4 bh 4 bh Tergantung alur (jumlah) kabel 5. Penggantung KU S diameter 6 mm 10 bh 30 bh Tabel 5-13 Alat Bantu Tiang Kaki Dua dan Kaki Tiga b. Cara penanaman Tiang Besi kaki 2 1) Membuat dua buah lubang dengan jarak 0,7 m dengan ukuran sebesar diameter tiang ditambah 5 cm di sekelilingnya dengan kedalaman 1/5 panjang tiang serta tegak lurus dengan rute kabel. 141-299

Gambar 5-35 Konstruksi dan instalasi Kaki Beton rute Kaki Dua 142-299

Gambar 5-36 Konstruksi dan instalasi Kaki Tiang Beton Tiang Rute Kaki Dua 2) Tiang didirikan tegak lurus di tengah-tengah lubang, kemudian lubang ditimbun dengan tanah bekas galian dan dipadatkan. 3) Memasang lengan silang dan besi L sesuai Gambar 5-37 dan 5-38. 143-299

Gambar 5-37 Detail rangka batang fungsi Temberang bahan Besi L (besi Siku) 50.50.6 4) Untuk mencegah korosi dan agar tiang tidak bergerak, maka dipasang voetstoek, lantai kerja dan lakop seperti pada Gambar 5-07. 5) Tiang di cat dengan cat besi warna hitam dan ban warna perak (lihat Gambar 5-06). 144-299

Gambar 5-38 Konstruksi dan instalasi Kaki Beton Tiang Rute Kaki Dua 145-299

Gambar 5-39 Detail rangka batang funsi Temberang dengan bahan Besi-L (Besi Siku) ukuran 50.50.6 146-299

Gambar 5-40 Detail Lengan Silang Besi U-8 dengan contoh pembebanan (Kabel Udara) 147-299

Gambar 5-41 Detail penggantung Kabel Udara S-TWIST dengan bahan Besi Beton 6 mm. c. Cara penanaman Tiang Besi kaki 3 148-299

1. Membuat 3 (tiga) buah lubang membentuk sudut 60 derajat (sama sisi) dengan jarak 0,7 m, ukuran lubang sebesar diameter tiang ditambah 5 cm di sekelilingnya dengan kedalaman 1/5 panjang tiang. jjkljljljjkjkl Gambar 5-42 Konstruksi dan instalasi kaki Tiang Beton Tiang Rute Kaki Tiga 149-299

Gambar 5-43 Konstruksi dan instalasi Kaki Tiga Beton Tiang Rute Kaki Tiga 2. Tiang didirikan tegak lurus di tengah-tengah lubang, kemudian lubang ditimbun dengan tanah bekas galian dan dipadatkan. 3. Memasang lengan silang dari besi L (besi siku) sesuai Gambar 5-40 dan 5-41. 4. Untuk mencegah korosi dan agar tiang tidak bergerak, maka dipasang voetstoek, lantai kerja dan lakop sesuai Gambar 5-05 dan 5-06. 150-299

5. Tiang di cat dengan cat besi warna hitam dan ban warna perak, seperti terlihat pada Gambar 5-06 pada halaman sebelumnya. Gambar 5-44 Detail rangka batang fungsi Temberang bahan Besi-L (Besi Siku) 50.50.6 151-299

Gambar 5-45 Konstruksi dan instalasi Tiang Rute Kaaki Tiga Tiang Telepon Besi 7 meter (T7) 152-299

Gambar 5-46 Detail Lengan Silang bahan Besi U-8 dengan contoh pembebanan (Kabel Udara) Tabel 5-14 Persyaratan mutu konstruksi dan instalasi Tiang Rute Kaki Dua dan Kaki Tiga Tabel 5-15 Bahan kebutuhan untuk 1 m3 beton 153-299