PEDOMAN PELAFALAN BAKU BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA KEDUA ATAU BAHASA ASING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam menunjang era baru ini. Selain Bahasa Inggris, Bahasa

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MEMBACA NYARING DI KELAS II SDN 11 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PEMANFAATAN SASTRA SEBAGAI BAHAN AJAR PENGAJARAN BIPA

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini, banyak orang mulai berpikir bahwa keahlian adalah hal yang

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL VIDEO PEMBACAAN CERPEN BERMUATAN BUDAYA NASIONAL INDONESIA UNTUK KOMPETENSI MENELAAH KARYA SASTRA BAGI PEMELAJAR BIPA

ARTIKEL. Oleh. Siti Saulia Siregar. Pembimbing Skripsi. Drs. Malan Lubis, M.Hum

APLIKASI TRANSKRIPSI FONETIK BAHASA INDONESIA BERDASARKAN IPA (THE INTERNATIONAL PHONETIC ASSOCIATION) UNTUK BIPA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 242

2015 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA

I. PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang keberadaannya kini sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Tujuan. Tujuan pembuatan makalah ini salah satunya adalah untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia dan bertujuan untuk :

LAMPIRAN. 1. Apakah Anda mempunyai komputer di rumah (PC) atau laptop?? Ya (menuju nomor 2) Tidak (menuju nomor 3)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TUTORIAL PADA MATERI TETAPAN KESETIMBANGAN UNTUK KELAS XI IPA SMA N 6 BATANGHARI KARYA ILMIAH

2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN KARYA

INSTRUMEN PENILAIAN AUDIO TERINTEGRASI BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA ASING SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA)

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran bahasa asing merupakan salah satu ilmu yang popular

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA (LKM) BERORIENTASI CHARACTER BUILDING PADA MATAKULIAH ANALISIS VEKTOR

PENGGUNAAN METODE CERAMAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI PADA SISWA KELAS VII-B SMP NEGERI 5 KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERUPA CD INTERAKTIF BERBASIS POWER POINT MATERI USAHA DAN ENERGI UNTUK SMP KELAS VIII

Krisis Kepercayaan Diri Mahasiswa dalam Berkomunikasi Menggunakan Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari-hari adalah komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomuniksai yang tak pernah lepas dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia ditingkatkan untuk disesuaikan dengan taraf perkembangan teknologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik itu berasal dari aspek bahasa yaitu bahasa Indonesia. Banyak yang

PENGEMBANGAN MEDIA GAME ULAR TANGGA EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR EKONOMI

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DI MI AL ISLAM KALISALAK KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengembangan dari penelitian ini adalah berupa sebuah CD

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS LECTORA INSPIRE PADA MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMAN 4 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBASIS TAYANGAN ACARA TELEVISI UNTUK SISWA KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

KELAYAKAN MEDIA VIDEO FLASH PENCEMARAN UDARA KELAS X SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

Nikmatu Rohma Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBUBUTAN DASAR DI WORKSHOP BERBASIS VIDEO DALAM BIDANG PRAKTIK PEMESINAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin diminati oleh orang-orang asing atau

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes keterampilan membaca puisi untuk mengetahui kondisi awal keterampilan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

PENINGKATAN AKTIVITAS MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN KARTU HURUF DI KELAS I SDN 37 SUNGAI KAKAP ARTIKEL PENELITIAN OLEH: SAPARIAH NIM.

`PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS SIMULASI PADA STANDAR KOMPETENSI DASAR FOTOGRAFI. Reza Bagus A, I Made Wirawan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PERTEMPURAN DI SURABAYA UNTUK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 KALITIDU- BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB V DISKUSI HASIL PENGEMBANGAN. Pada bab diskusi hasil pengembangan CAI pada mata pelajaran Akidah

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

A. PENDAHULUAN B. KAJIAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lain atau bahasa kedua yang dikenal sebagai pengetahuan yang baru.

PENDAHULUAN Negara Indonesia telah mengupayakan berbagai inovasi pendidikan, dari perubahan kurikulum, kegiatan pelatihan peningkatan profesionalisme

PENGHILANGAN FONEM, PENAMBAHAN FONEM DAN PERUBAHAN MAKNA BAHASA INDONESIA DARI BAHASA MELAYU DIALEK DESA NEREKEH KABUPATEN LINGGA

BAB I PENDAHULUAN. gunakan, seperti halnya Bahasa Jawa. Bahasa Jawa digunakan sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN KOMBINASI MEDIA GRAFIS JENIS BAGAN DAN MEDIA VIDEO. Oleh: Drs. H. Bulkani, M.Pd * dan Edy Franatha**

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN STRUKTUR ATOM MENGGUNAKAN SOFTWARE CAMTASIA STUDIO 8 UNTUK SISWA KELAS X SMA N 2 KOTA JAMBI

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Penerjemahan. Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

2. METODE PENGUMPULAN

PENGEMBANGAN MEDIA BERBASIS CD INTERAKTIF PADA MATA KULIAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

Transkripsi:

PEDOMAN PELAFALAN BAKU BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA KEDUA ATAU BAHASA ASING Ilmatus Sa diyah 1, Izhatullaili 2 Ilmu Linguistik Peminatan Pengajaran Bahasa, Universitas Indonesia, Ilmu Linguistik Peminatan Linguistik Murni, Universitas Indonesia (ilmatussadiyah@gmail.com 1 ), (izhatullaili@gmail.com 2 ) Abstrak Pengajaran bahasa Indonesia bagi pemelajar asing tidak dilengkapi dengan pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia sebagai penunjang atau pedoman wajib. Selama ini, pembelajaran hanya mengacu pada buku yang diberikan oleh pusat bahasa sesuai dengan tingkat para pemelajar (tingkat A1 hingga C2). Selain itu, pembelajaran untuk penutur bahasa asing (BIPA) juga hanya ditunjang dengan pedoman bahasa tulis seperti kamus bahasa Indonesia dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang kini telah berubah menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Hal tersebut dapat mengurangi keefektifan selama pembelajaran dan meningkatkan faktor ketidaksamaan lafal pada tiap-tiap pengajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia untuk pemelajar asing bahasa Indonesia dan mendeskripsikan kualitas dan keefektifan pedoman tersebut. Pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia dikembangkan dengan menggunakan model pengembangan Fenrich yang terdiri atas beberapa fase, yaitu penganalisisan, perencanaan, perancangan, pengembangan, dan pengimplementasian. Setelah dikembangkan, pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia memberikan keefektifan selama pembelajaran sebagai media pembelajaran. Pembelajar semakin memahami materi dan mempermudah proses belajar pada tahap pemula (beginner) terutama pada materi keterampilan menyimak dan pelafalan huruf-huruf bahasa Indonesia. Selain itu, pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia dengan media audiovisual dapat digunakan sebagai Lafal Yang Disempurnakan (LYD). Kata Kunci: pedoman pelafalan, bahasa Indonesia, LYD, penutur asing, audio visual Pendahuluan Dalam dunia kebahasaan, hingga saat ini Bangsa Indonesia belum memiliki pedoman pelafalan baku Bahasa Indonesia seperti yang dimiliki oleh bahasa Inggris. Dalam penulisan kamus terjemahan bahasa Inggris-Indonesia dicantumkan cara pelafalan baku bahasanya tepat di sebelah kanan istilah yang termaksud. Tak hanya itu, sejumlah bahasa asing juga membuat media pembelajaran audiovisual bagi penutur asing yang ingin mempelajari bahasa di negaranya berbentuk video tutorial. Pedoman bahasa Indonesia yang telah disusun hanya diperuntukkan untuk kemudahan bahasa tulis. Pedoman tersebut meliputi Pedoman Ejaan, Pedoman Pembentukan Istilah, Tata Bahasa Baku, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dalam Tata Bahasa Baku belum dibicarakan pelafalan baku secara menyeluruh dan memadai. Begitu pula, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, juga tidak tercantum 417

May 2017, p.417-425 cara pelafalannya pada sebelah kanan kata yang didefinisikan. Keberadaan pedomanpedoman tersebut hanya diperuntukkan bagi peningkatan keterampilan menulis, tata bahasa, dan kosakata. Tidak adanya pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia dan media belajar lafal bahasa Indonesia berdampak negatif pada keefektifan pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua dan bahasa asing. Para pengajar akan melafalkan bahasa Indonesia dengan cara yang berbeda-beda terutama pada penggunaan huruf /e/ yang memiliki tiga cara pelafalan, yaitu /e/ pada kata [enak], /e/ pada kata [besok], dan /e/ pada kata [beras]. Tanpa adanya pedoman lafal yang baku dan sama antarpengajar, pebelajar bahasa Indonesia (BIPA) dapat mengalami kesusahan untuk melafalkan bunyi huruf tersebut. Terutama pada kata dengan jumlah huruf /e/ lebih dari satu, seperti [meleleh]. Dampak lainnya terlihat pada munculnya kesalahkaprahan dalam berbahasa Indonesia pada penutur asing setelah pembelajaran berlangsung. Kesalahkaprahan itu dapat membentuk fosilisasi dalam diri pembelajar apabila pengajar tidak secepatnya melakukan pembenaran. Selain itu, kesalahan pelafalan bunyi dalam bahasa Indonesia dapat menyebabkan terjadinya perbedaan makna yang ditafsir oleh lawan pembicaraan. Hal ini disebabkan karena fonem dalam ilmu fonemik merupakan identitas pembeda makna. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan dampak positif pada kemudahan dan keefektifan dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing melalui pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia dengan media audiovisual. Pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia ini telah diujicobakan pada pebelajar Bahasa Indonesia kelas BIPA di Universitas Negeri Surabaya dengan jumlah siswa sebanyak 7 orang. Pedoman pelafalan baku Bahasa Indonesia ini dikembangkan dengan menggunakan model pengembangan Fenrich. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembuatan, kualitas, dan keefektifan pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia dengan media audiovisual dalam pembalajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua atau bahasa asing. Dari penelitian ini, diharapkan terciptanya pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia dengan media audiovisual bagi pembelajar BIPA, terciptanya media audiovisual online yang dapat diunduh pembelajar bahasa Indonesia penutur asing (BIPA) yang ingin belajar bahasa Indonesia tanpa harus ke negara Indonesia atau belajar secara mandiri, meningkatkan prestise bahasa Indonesia di mata dunia sebagai bahasa kedua atau bahasa asing di negara-negara luar, memberikan kemudahan belajar melalui media belajar, dan meningkatkan jumlah penutur asing yang berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Temuan dan Diskusi Media Audiovisual Media audio adalah sebuah media yang hanya mengandalkan bunyi dan suara untuk menyampaikan informasi dan pesan (Sadiman, dkk, 2010:118). Program audio dapat menjadi indah dan menarik karena program ini dapat menimbulkan daya fantasi pada pendengarnya. Karena itu, suatu program audio akan sangat efektif bila dengan menggunakan bunyi dan suara yang dapat merangsang pendengar untuk menggunakan daya imajinasinya sehingga pendengar dapat memvisualkan pesan-pesan yang disampaikan. Media audio meliputi radio, kaset audio, dan laboratorium bahasa. Dalam hal ini, dapat ditarik simpulan bahwasannya media audiovisual adalah gabungan dari dua media yaitu media audio dan media visual. Secara khusus, Sadiman, dkk (2010:135) media audiovisual disebut pula sebagai media film bingkai. 418

The 1 st Education and Language International Conference Proceedings Center for International Language Development of Unissula Menurutnya, media film bingkai adalah media yang disampaikan melalui dua saluran yaitu saluran audio dan visual. Visual merupakan wujud kongkrit dari audio berupa gambar yang dapat dilihat pendengar, akibatnya pendengar tak perlu lagi memvisualkan dan mengimajinasikan audio yang didengarnya. Pemilihan media audiovisual ini mendasarkan pada prioritas bahwasannya bunyi bahasa adalah hal yang abstrak, bukan kongkrit. Media audio akan mempersulit penutur asing dan penutur daerah dalam mempelajari bahasa Indonesia ketika hanya mendengar bunyi-bunyi bahasa. Ada beberapa petunjuk yang wajib diikuti dalam menyusun media audiovisual menurut Sadiman, dkk (2010:118-135). Pertama, bahasa. Bahasa yang digunakan dalam media audiovisual adalah bahasa lisan, bukan bahasa tulis. Kalimat-kalimat yang digunakan juga merupakan kalimat pendek karena telinga pendengar sulit memahami kalimat panjang. Kedua, musik. Program audiovisual juga wajib dilengkapi dengan musik agar pendengar tidak bosan. Fungsi musik yang utama dalam hal ini ialah menciptakan suasana. Proses Pembuatan Pedoman Pelafalan dengan Media Audiovisual Fase Analisis Keterampilan berbicara menggunakan bahasa Indonesia dibutuhkan oleh beberapa bidang profesi guna meningkatkan kualitas kinerjanya pada bidang profesi tersebut. Indikasi seseorang terampil berbicara adalah penggunaan lafal bahasa Indonesia yang benar. Sementara kebutuhan mengenai keterampilan berbahasa Indonesia yang tinggi tidak diimbangi dengan keberadaan LYD (Lafal Yang Disempurnakan) sebagai padanan dari keberadaan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) yang mengatur kebakuan dalam keterampilan menulis. Kekosongan tersebut adalah tujuan umum yang diemban pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia yang sedang dikembangkan. Sejak tahun 1999, Pusat Bahasa hanya menjelaskan lafal baku bahasa Indonesia pada bagian belakang EYD dalam jumlah halaman yang minim. Sampai saat ini, Pusat Bahasa belum melakukan pengembangan terkait dengan keberadaan pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia yang dapat digunakan sebagai acuan berbahasa oleh seluruh elemen masyarakat, terutama masyarakat yang berprofesi pada bidang yang selalu berhubungan dengan kegiatan berbicara seperti presenter, pembaca berita, aktris, dan pembaca puisi. Keberadaan pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia juga memiliki tujuan khusus untuk dikembangkan, yaitu menyediakan alternatif pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia bagi BIPA (Bahasa Indonesia Penutur Asing) dan meningkatkan prestise bahasa Indonesia di kancah internasional. Tujuan khusus pertama dan tujuan khusus kedua saling berhubungan, apabila tujuan khusus pertama telah tercapai maka tujuan khusus kedua pun dapat tercapai dengan sendirinya. Kedua tujuan khusus ini pun diadakan berdasarkan studi literature yang telah dilakukan terhadap jumlah negara yang menggunakan bahasa Indonesia di negaranya, bahkan digunakan sebagai mata kuliah atau mata pelajaran di sekolah dalam negara tersebut. Kondisi tersebut perlu mendapat perhatian dengan pengadaan buku pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia. Sebelum pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia dikembangkan, dilakukan kegiatan analisis pengguna pedoman tersebut, yaitu penutur asing. Fase Perencanaan Perencanaan pengembangan pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia digunakan sebagai acuan dan target dalam penyelesaian pembuatan pedoman pelafalan. Perencanaan dibuat dalam bentuk jadwal agar pembuatan pedoman sesuai target. 419

May 2017, p.417-425 Fase Perancangan Tahap perancangan merupakan tahap yang meliputi penentuan unsur-unsur yang perlu dimasukkan dalam pembuatan pedoman pelafalan baku Bahasa Indonesia dengan media audiovisual dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua atau bahasa asing. Unsur-unsur yang dimasukkan tersebut adalah huruf dalam bahasa Indonesia, huruf vokal dalam bahasa Indonesia, huruf konsonan dalam bahasa Indonesia, huruf vokal gabungan dalam bahasa Indonesia, huruf konsonan gabungan dalam bahasa Indonesia, pelafalan huruf vokal, pelafalan huruf konsonan, pelafalan huruf vokal gabungan, pelafalan huruf konsonan gabungan, dan penerapan pelafalan dalam kehidupan sehari-hari. Fase Pengembangan Pengembangan telah dilakukan terhadap pelafalan baku bahasa Indonesia dengan media audiovisual. Buku pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia berukuran A5 dan memuat unsur-unsur pelafalan yang telah disebutkan sebelumnya. Media audiovisual berbentuk flash player yang ketika kursor diarahkan akan muncul suara yang sesuai dengan isi dalam buku pedoman. Berikut ini adalah tampilan sampul depan dan isi dari media audiovisual. Sampul Depan dan Belakang Buku Pedoman Pelafalan BI 420

The 1 st Education and Language International Conference Proceedings Center for International Language Development of Unissula Sampul Depan dan Format Media Audiovisual Pada fase pengembangan ini telah dilakukan validasi terhadap isi buku pedoman dan media audiovisualnya dari empat aspek, yaitu aspek isi, bahasa, penyajian, dan tata letak. Validator terhadap buku pedoman dan media audiovisual adalah Dr. Suyatno, M.Pd dan Drs. Marsudi. Dr. Suyatno, M.Pd adalah dosen mata kuliah media pembelajaran bahasa Indonesia dan memahami keilmuan fonologi. Dr. Marsudi adalah dosen jurusan Desain Grafis. Fase Pengimplementasian Selain divalidasi, buku Pedoman Pelafalan Baku Bahasa Indonesia yang dilengkapi dengan media audiovisualnya diimplementasikan kepada sepuluh Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA). Uji coba di kelas BIPA menggunakan bahasa campuran bahasa Inggris dan bahasa Indonesiadengan memperhatikan pembelajar BIPA yang memiliki karakter malu-malu serta motivasi yang tinggi dalam mempelajari bahasa Indonesia. Fase Perbaikan Berdasarkan hasil validasi dan impelementasi Buku Pedoman Pelafalan Baku Bahasa Indonesia terdapat beberapa perbaikan pada buku pedoman. Perbaikan-perbaikan tersebut pada aspek isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikaan. Perbaikan dilakukan pada tiap-tiap aspek. Berikut ini adalah proses revisi yang dilakukan. 1) Menambah contoh pelafalan kata Jumlah contoh kata pada buku Pedoman Pelafalan Baku Bahasa Indonesia draf awal adalah tiga kata. Hal tersebut dianggap oleh validator dan peserta uji coba terlalu sedikit dan kurang dipahami sehingga perlu ditambahkan contoh yang lebih banyak dan seimbang sesuai kebutuhan. 2) Memperbaiki penggunaan ejaan Ejaan dalam buku Pedoman Pelafalan Baku Bahasa Indonesia masih banyak mengalami kesalahan seperti pada penggunaan kata baku dan tanda baca. Untuk itu telah dilakukan revisi. 3) Menggunakan simbol-simbol khusus untuk memberikan ciri pada cara pelafalan Huruf vokal /e/ memiliki cara pelafalan yang berbeda-beda tiap kata yang ditemukan sehingga perlu diberikan tanda khusus seperti tanda petik atas sebagai penanda bahwa huruf /e/ tersebut dibaca sesuai dengan letak huruf /e/. 4) Menambahkan gambar pada media audiovisual 421

May 2017, p.417-425 Media audiovisual draf awal tidak menyertakan gambar apa pun sebagai pemotivasi atau peransang semangat belajar. Hal tersebut menuai kritik dari validator karena media yang ditunjukkan adalah media audiovisual yang terdiri atas audio dan visual. Audio berupa suara dan visual berupa gambar atau tampilan yang dapat dilihat mata. Untuk itulah, diberikan satu gambar pada tiap slide flash yang ditampilkan. Misalnya slide huruf /e/ akan muncul gambar /sate/ sebagai padanan dari contoh kata yang terdapat di dalamnya. 5) Mengubah sampul buku pedoman dan media audiovisualnya Sampul buku pedoman yang awalnya berwarna orange diubah menjadi berwarna hijau menyesuaikan dengan warna media audiovisual yang berubah. Kualitas Buku Pedoman dengan Media Audiovisual Penilaian kualitas buku pedoman dan media audiovisual oleh ahli adalah penilaian yang diberikan oleh dosen dari Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, Unesa. Validator tersebut adalah Dr. Suyatno, M.Pd. Berdasarkan penilaian didapatkan nilai terendah adalah tiga dengan kualifikasi baik dan skor tertinggi adalah empat dengan kualifikasi sangat baik. Dari proses penghitungan tersebut, didapatkan nilai akhir sejumlah 88,4% dengan kualifikasi sangat baik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ahli menyatakan buku Pedoman Pelafalan Baku Bahasa Indonesia dari aspek isi, bahasa, penyajian, dan desain sangat baik digunakan sebagai acuan mempelajari bahasa Indonesia terutama pelafalan. Selain dari validator satu, juga didapatkan hasil validasi dari validator dua yang khusus memvalidasi pada aspek desain. Validator kedua tersebut adalah Drs. Marsudi.Berikut ini adalah hasil validasinya. Dari proses penghitungan didapatkan nilai akhir sejumlah 77,8% dengan kualifikasi baik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ahli desain menyatakan buku Pedoman Pelafalan Baku Bahasa Indonesia dari aspek desain baik digunakan sebagai acuan mempelajari bahasa Indonesia terutama pelafalan. Keefektifan Buku Pedoman dengan Media Audiovisual Hasil pengembangan buku Pedoman Pelafalan Baku Bahasa Indonesia bagi BIPA diuji tingkat keefektifan pada saat implementasi. Pengujian tingkat keefektifan pada BIPA dilakukan pada pelajar BIPA Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Keefektifan buku Pedoman Pelafalan Baku Bahasa Indonesia bagi BIPA diukur berdasarkan respons pelajar BIPA setelah menjadi peserta implementasi. Respons yang diminta berupa respons bebas yang berbentuk uraian. Hal ini untuk bertujuan mendapatkan saran sebagai bahan perbaikan. Berikut ini adalah komentar dan saran sebagai respons pelajar BIPAD. 11 Jung Joon Korea Selatan Sebelum mendapatkan kesempatan berkuliah hari ini belum pernah belajar dengan detail tentang pelafalan bahasa Indonesia. Biar pun pernah ada kesempatan untuk belajar pelafalan BI, kuliah dulu tidak begitu detail. Apalagi bahan pelajaran ini cukup dilengkapi dengan bahan video dan audio. Dan pelafalan di dalam bahan Menurut saya, bahan berbentuk buku ini menuju orang daerah yang mau belajar bahasa Indonesia, bukan orang asing. Karena orang asing yang baru mulai belajar bahasa Indonesia penjelasan itu agak sulit. Biasanya pelafalan itu diajar kepada orang asing dari awal dia belajar bahasa. Tapi istilah digunakan dalam bahan ini 422

The 1 st Education and Language International Conference Proceedings Center for International Language Development of Unissula 12 Yang Huan 13 Ros Vibol China Kamboja video itu sangat baku jadi pasti bisa menjadi bantuan untuk orang asing atau daerah yang mau belajar bahasa Indonesia secara baku Saya berpikir kelas ini sudah cukup bagus. Karena isinya sudah lengkap. Dan lafal standar. Kadang-kadang biarkan muridnya belajar lafal sendiri, memperbaiki lafal murid masing-masing. Akhir, jelaskan bayak. Baguslah! Audio ini sangat bagus karena saya bisa paham sama huruf dan lafalnya. Belajar bahasa itu yang sudah itu dengan membacakannya. Setelah melihat video ini saya bisa tahau sama baca vokal sama konsonan. Terima kasih untuk membuat audio ini dan presentasi 14 Kelly Korea Saya bisa belajar intonasi dan pelafalan yang tepat dalam berbahasa Indonesia. suara dalam CD helped me to follow the sounds. It might be better if there are more examples for each sound, however, the CD helped me to differentiated compone sounds of different consonants, vowels, as well as diphtongs 15 Sin Seang hor Kamboja Buku dan audio ini bagus sekali untuk saya belajar pelafalan baku bahasa Indonesia sendiri. Buku ini enak untuk belajar karena ada suara dalam CD, jadi kita bisa memperhatikan intonasinya agak susah untuk orang tersebut. Kalau bisa menambahkan penegasan istilah juga baik, menurut saya. Dan untuk orang asing yang merasa susah untuk membaca bahan buku ini, menambahkan video yang bentuk mulut melafalkan lafal masingmasing dan tambahkan beberapa contoh berbenryk kosakata dan kalimat lebih berguna Kasih lebih banyak contoh, tambahkan kalimat lebih baik, kasih kosakata yang milih dan muda salah, baik sudah semuanya terima kasih Kalau bisa mengupload audio ini di dalam youtube sama bukunya karena orang asing lain susah datang belajar di Indonesia jadi mereka bisa belajar sendiri sama internetnya atau promosi di dalam facebook juga itu bagus untuk orang yang suka belajar bahasa - Saya berpikir audionya sudah jelas tapu softwarenya tampaknya lambat sedikit. Kelambatan itu terjadi waktu kembali menunjukkan materi. Jadi kalau kembali, harus menunjukkan materi semua jangan satu-satu. 423

May 2017, p.417-425 16 Randr iama misoa Herini aina Olivia 17 Phate emoh Saha Madagas kar (kalau) pendapat saya tentang pelajaran yang tadi, video seperti ini bisa membantu orang asing belajar bahasa Indonesia bahkan untuk orang Cina, Jepang, atau Korea. Saya berpikir, audiovisual itu sangat bermanfaat bahwa orang yang mulai belajar bahasa Indonesia. saya sangat suka system kalian untuk mengajar. Begini, pelajarannya cepat masuk (di) ke dalam otak :) Thailand VDO ini bagus untuk mahasiswa seperti saya bisa menjadi pelajaran dan kemudahan dalam berbicara membuat lafal bagus saya suka VDO ini Lebih baik pada tahun depan kalian mengajar (ini) pelajaran ini lebih awal karena bisa bahasa Indonesia dengan baik harus bisa lafal dulu Mungkin tidak ada kesaranan karena VDO ini sudah bagus. Berdasar pada hasil rekapitulasi komentar dan saran yang diberikan oleh pelajar BIPA terhadap penggunaan buku Pedoman Pelafalan Baku Bahasa Indonesia dan Media Audiovisualnya, didapatkan simpulan sebagai berikut. 1. Dari aspek isi rata-rata komentar pelajar sebagai berikut. a. Bacaan yang disajikan menarik sehingga semangat dan suka membacanya (efektif) b. Kurang diberikan contoh pelafalan (efektif) c. Bukunya baik, sangat bagus (efektif) 2. Dari aspek penyajian rata-rata komentar pelajar sebagai berikut. a. Penyajian dalam pembahasan sangat baik (efektif) b. Penyajian isi dalam buku ini menarik dan tertata (efektif) 3. Dari aspek bahasa rata-rata komentar pelajar sebagai berikut. a. Ada beberapa kalimat yang sulit dipahami (kurang efektif) b. Banyak penulisan ejaan dan huruf kapital belum tepat (kurang efektif) 4. Dari aspek kegrafikaan rata-rata komentar pelajar sebagai berikut. a. Sampul buku materi kurang menarik (kurang efektif) b. Saya suka dengan warna covernya (efektif) Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa buku pedoman pelafalan baku bahasa Indonesia telah dikembangkan dan sangat layak digunakan sebagai acuan pelafalan baku. Perincian simpulannya sebagai berikut. (1) Proses pembuatan buku pedoman telah menyesuaikan tahapan-tahapan Fenrich. (2) Validator ahli menyatakan bahwa kualitas buku pedoman berkategori sangat baik (pada aspek isi, penyajian, dan bahasa dengan persentase 88,4 % dan berkategori baik pada aspek desain dengan persentase 77,8 %. (3) Nilai keefektifan buku pedoman berdasarkan respons pemelajar BIPA adalah efektif (pada aspek isi, penyajian, dan desain) dan kurang efektif (pada aspek bahasa dan desain). 424

The 1 st Education and Language International Conference Proceedings Center for International Language Development of Unissula Penelitian ini masih jauh dari kelayakan. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian lanjutan dari peneliti BIPA berikutnya. Referensi Chaer, Abdul. (2006). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. (2009). Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Fenrich, Peter. (1997). Practical Guidelines for Creating Instructional Multimedia Aplication. Fort Wort: The Dry den Press Harcourt Brace Colledge Publisher. Kisyani.(2010). Bahasa Indonesia di Indonesia: Meretas Jalan untuk Dicintai dan Dibanggakan. Seminar Nasional Wajah Bahasa dan Sastra Indonesia Masa Kini. 31 Oktober. Surabaya. Muslich Masnur. (2009). Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Sadiman, Arief S, dkk. (2010). Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Verhaar, J.W.M. (2010). Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Yohanes, Budinuryanta. 2010. Salah Kaprah Dalam Wajah Bahasa Indonesia: Kajian Logikopragmatika. Seminar Nasional Wajah Bahasa dan Sastra Indonesia Masa Kini. 31 Oktober. Surabaya. 425