BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Keistimewaan metode barier ini adalah: Mencegah infertilitas, kanker servix dan PMS Meningkatkan partisipasi pria dalam kontrasepsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keluarga Berencana (family planning) adalah kegiatan untuk melakukan

PENINGKATAN PARTISIPASI PRIA DALAM BER-KB PEGANGAN BAGI KADER

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi berasal dari bahasa lathin, persipere: menerima, perceptio:

TANGGUNG JAWAB SUAMI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB DI KELUARGA. Suami yang ideal bagi keluarga muslim adalah suami yang bertaqwa

PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS

Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan

PERANAN SUAMI DALAM MEMBANGUN BAHTERA KELUARGA SAKINAH BERKUALITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK PSK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DENGAN KONDOM DI OBYEK WISATA BANDUNGAN

PERCAKAPAN KONSELING ANTARA BIDAN DENGAN PASIEN TENTANG KB

KUESIONER PENELITIAN

Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

MATERI PENYULUHAN KB 1. Pengertian KB 2. Manfaat KB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keluarga Berencana (family planning/planned parenthood) merupakan. menggunakan kontrasepsi (Sulistyawati, 2012).

BIODATA MAHASISWA. : Jln Karya Setuju Gg Bilal no16 Medan TELEPON : : KEPENDUDUKAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN VASEKTOMI

BAB I PENDAHULUAN. penghambat pengeluaran folicel stimulating hormon dan leitenizing hormon. sehingga proses konsepsi terhambat (Manuaba, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN I. A. Identitas Responden Mohon di isi sesuai jawaban anda: No. Responden 1. Nama Responden : 2. Alamat Responden : 3. Pendidikan Responden :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sangat diinginkan, mengatur interval antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran

METODE KONTRASEPSI. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi

PENGERTIAN KELUARGA BERENCANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membantu pasangan suami isteri untuk, (1), Menghindari kelahiran yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi merupakan salah satu program yang dijadikan sebagai dasar perencanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.

PELAYANAN KONTRASEPSI dan RUJUKAN

b/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas (BkkbN, 2013)

Bab XIII. Keluarga Berencana. Manfaat KB /Keluarga Berencana. Keputusan mengikuti Keluarga Berencana. Pemilihan metode KB

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penjarangan kelahiran (Depkes RI, 1999; 1). dan jarak anak serta waktu kelahiran (Stright, 2004; 78).

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun Indonesia. merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB II TINJAUHAN PUSTAKA

SAP KELUARGA BERENCANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui

KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

PENDAHULUAN INFORMASI ALAT KONTRASEPSI BUKU UNTUK KADER

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau. melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga

RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagian dari pemeliharaan kesehatan komperhensif bukan lagi hal yang baru.

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI DESA KEPUHSARI JERUKSAWIT GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) pada periode-periode yang telah lalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak


KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. serta India, hal ini telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi waktu itu

Statistics. Total skor sikap responden. N Valid Missing Mean Median Std. Deviation

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Keluarga Berencana (family planning/planned parenthood) merupakan suatu

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

PERNYATAAN. Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam. penelitian ini dengan judul Hubungan Pelayanan Klinik IMS dengan Upaya

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan dan

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

KUESIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi berasal dari bahasa latin, persipere: menerima, perception:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa sembuh, menimbulkan kecacatan dan juga bisa mengakibatkan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional mencakup upaya peningkatan semua segi

BAB V PEMBAHASAN. A. Lama Penggunaan KB IUD dan Kejadian Keputihan. 1 tahun masing-masing adalah sebanyak 15 responden (50%), sehingga total

Sgmendung2gmail.com

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL KABUPATEN KULON PROGO PUSAT STUDI SEKSUALITAS PKBI DIY 2008

Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 25 Juli 2002

HIV/AIDS dapat menyerang setiap orang tanpa membedakan usia, ras, latar belakang kebudayaan ataupun agama.

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi untuk menaikkan taraf penghidupan. Setiap tahun,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, terdiri dari pulau-pulau yang tersebar di seluruh

METODE KALENDER METODE PANTANG BERKALA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat agar dapat menerima pembentukan Norma Keluarga Kecil Bahagia. dan Sejahtera (NKKBS) (Manuaba, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR RIWAYAT HIDUP... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Petugas Kesehatan 1. Pengertian Peran adalah suatu yang diharapkan dari seseorang dalam situasi sosial tertentu agar memenuhi harapan. (Setiadi, 2008). Peran petugas kesehatan adalah suatu kegiatan yang diharapkan dari seorang petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 2. Beberapa peran petugas kesehatan yang biasa dilakukan dalam mempromosikan KB Kondom. a. Penyuluhan Penyuluhan tentang kontrasepsi kondom dapat diberikan kepada masyarakat secara kelompok ataupun individu yang biasanya bersifat mempengaruhi masyarakat agar mau melaksanakan apa yang disampaikan dan diharapkan oleh petugas yang memberi penyuluhan. b. Konseling KB Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara pada petugas kesehatan kepada individu yang sedang mengalami masalah KB, yang bertujuan agar peserta KB benar-benar 5

memahami manfaat dari alat kontrasepsi yang digunakan sehingga peserta mengetahui alasan menggunakan dan cara menggunakannya. c. Ceramah Kegiatan ceramah ini biasanya dilaksanakan secara kelompok misalnya di perwiritan/pengajian atau di lembaga-lembaga masyarakat seperti karang taruna. d. Tanya jawab Kegiatan ini bisa juga dilakukan pada saat penyuluhan, konseling, dan ceramah. Tetapi dapat juga dilaksanakan oleh petugas kesehatan bila petugas kesehatan tersebut secara khusus melakukan acara tanya jawab dengan satu topik atau judul tanpa harus terlebih dahulu melakukan penyuluhan, konseling, dan ceramah. e. Pelayanan KB kondom Pelayanan KB kondom dapat dilakukan di tempat tugas seperti puskesmas, rumah sakit, dan praktek atau klinik pribadi/swasta. B. Promosi KB Kondom 1. Pengertian Promosi KB kondom adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menimbulkan perhatian dan minat masyarakat terhadap penggunaan kontrasepsi kondom.

Kita ketahui partisipasi pria dalam kesehatan reproduksi masih sangat rendah terutama dalam pemakaian kontrasepsi kondom. Untuk mengatasi hal tersebut tentu sangat dibutuhkan partisipasi masyarakat dan para petugas kesehatan di daerah maupun di kota. Peran petugas kesehatan dalam mempromosikan KB kondom masih sangat diharapkan. Dan dalam mempromosikan pun petugas kesehatan hendaklah melakukan strategi agar masyarakat tertarik dan mau menjadi akseptor KB Kondom. Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan KB Kondom adalah : b. Melakukan suatu komunikasi, informasi dan Edukasi (KIE) yang pokok dan berfokus pada jarak kelahiran dan waktu kelahiran sebagai alat ukur kesehatan yang penting untuk ibu dan anak. Akan sangat penting untuk mentargetkan kegiatan KIE di tingkat komunitas dan dengan melibatkan kaum pria. c. Pelatihan terhadap pemberi pelayanan kesehatan harus mencakup tidak hanya aspek teknik dan manajerial kontrasepsi, tetapi juga keterampilan komunikasi interpersonal dan konseling yang tepat. d. Kontrasepsi dipromosikan dengan cara menawarkannya pada saat jadwal imunisasi, difasilitas kesehatan dan pengiklanan di komunitas, serta melalui konseling di fasilitas kesehatan dan outlet yang berpusat pada komunitas.

e. Perlindungan terhadap AIDS dan penyakit menular seksual melalui penggunaan kondom harus ditekankan. f. Remaja laki-laki dan perempuan harus diberi pendidikan tentang masalah yang berkaitan dengan reproduksi, seksualitas manusia, dan anjuran untuk tidak menikah, dan hamil di usia muda. Konseling untuk remaja melalui organisasi pemuda dan wanita juga merupakan strategi yang efektif C. Kondom 1. Pengertian Kondom adalah selubung lateks tipis yang menutupi penis yang sedang ereksi dan mencegah semen masuk ke dalam vagina (Wulansari, 2007). Sedangkan menurut Saifuddin (2003), kondom merupakan selubung / sarung karet yang terbuat dari berabgai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Menurut Everret (2008) kondom merupakan bentuk kontrasepsi yang mudah didapat serta memungkinkan pria berbagai dan mengambil tanggung jawab untuk mencegah kehamilan. 2. Sejarah Kondom Kondom mempunyai sejarah yang unik di Inggris. Kondom dibuat pertama kali dari kulit, selanjutnya usus sehingga pembuatannya mahal dan saat memakainya memerlukan perhatian khusus. Karena dibuat dari kulit dan usus

sering menimbulkan iritasi pada liang senggama. Tabel kondom menyebabkan kurang nikmat saat dipakai. Selanjutnya kondom dibuat dari karet untuk pertama kali di Jepang dan dengan berbagai perkembangan sehingga mencapai bentuk seperti saat ini. Ujung kondom dibuat agak menonjol sebagai tempat untuk menampung sperma saat mencapai organsme, sehingga tidak tumpah. Untuk menjamin keberhasilan kondom diberikan pelicin yang mengandung spermisida sehingga sperma banyak mengalami kematian. Bila diperhitungkan maka kondom lebih banyak keuntungannya dibandingkan dengan kerugiannya, apalagi dalam situasi penyakit hubungan seksual yang makin mengancam pada saat ini. Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah penyakit hubungan seksual termasuk HIV/AIDS. Sehingga disebut berfungsi ganda. Cara kerjanya menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi wanita. Efektivitasnya cukup tinggi bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena tidak dipakai secara konsisten (Saifuddin, 2003).

3. Keuntungan dan Kerugian KB kondom a. Keuntungan 1) Sangat efektif sebagai alat kontrasepsi bila digunakan dengan benar. 2) Tidak menganggu produksi ASI bagi ibu yang menyusui 3) Memberi perlindungan terhadap penyakit-penyakit akibat hubungan seksual termasuk HIV/AIDS 4) Tidak memerlukan pemeriksaan medis atau pengawasan yang ketat 5) Murah dan dapat dibeli secara umum 6) Metode sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda 7) Pria ikut secara aktif dalam program keluarga berencana. b. Kerugian 1) Angka kegagalan relatif tinggi 2) Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seksual guna memasang kondom. 3) Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati, dan terus menerus pada setiap senggama. 4) Beberapa wanita dapat alergi terhadap bahan karet kondom sehingga menimbulkan keputihan dan iritasi. 4. Indikasi dan Kontra Indikasi KB kondom a. Indikasi 2) Pria b) Pria dengan penyakit genitalia

c) Pria yang mempunyai sensifitas terhadap sekret wanita d) Pria yang mengalami ejakulasi prematur 3) Wanita b) Wanita yang menderita vaginitis, termasuk yang dalam pengobatan c) Kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, sedangkan pemasangan diafragma atau kap serviks secara anatomis atau psikologis tidak memungkinkan. d) Gagal memakai kontrasepsi oral secara benar/tepat 4) Pasangan pria dan wanita a) Pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan b) Menderita penyakit kelamin c) Metode sementara sebelum menggunakan kontrasepsi oral atau IUD b. Kontra Indikasi Kondom tidak digunakan oleh pria dengan ereksi yang tidak baik atau gangguan ereksi. Tidak digunakan juga bagi pasangan yang alergi terhadap karet atau lubrikan dari kondom tersebut. 5. Efek Samping KB Kondom Keluhan utama dari akseptor adalah berkurangnya sensitivitas dari pada penis dan alergi terhadap karet.

D. Beberapa penjelasan bagi akseptor KB kondom Akseptor tidak memerlukan atau membutuhkan anamnese atau pemeriksaan khusus untuk pemakaian kondom, tetapi mereka perlu diberi penjelasan lisan atau instruksi tertulis. Penjelasan lisan ataupun instruksi tertulis yang sangat penting disampaikan oleh petugas kesehatan kepada akseptor yaitu tentang syarat-syarat kontrasepsi: b. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya c. Efek samping yang merugikan tidak ada d. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan e. Tidak menganggu hubungan persetubuhan f. Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas g. Dapat diterima oleh pasangan suami isteri h. Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama pemakaiannya. i. Cara penggunaan sederhana j. Informasi cara penggunaan KB kondom 1. Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual 2. Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermida ke dalam kondom. 3. Jangan menggunaakn gigi, pisau atau benda tajam lainnya pada saat membuka kemasan. 4. Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi

5. Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian ujungnya, maka saat memakai, longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan pada saat ejakulasi. 6. Kondom di lepas sebelum penis melembek 7. Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom tidak terlepas pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom di luar vagina agar tidak terjadi tumpahan cairan sperma di sekitar vagina. 8. Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai 9. Buang kondom bekas pakai pada saat yang aman 10. Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpan di tempat yang panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atau robek saat digunakan. 11. Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak rapuh / kusut. 12. Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral atau pelumas dari bahan Petrolatum karena akan segera merusak kondom. E. Kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan KB Kondom a. Penyediaan KB kondom Jumlah kondom yang diberikan pada akseptor dapat bervariasi menurut pertimbangan orang per orang. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah

frekuensi hubungan seksual, jarak dari klinik / tempat pelayanan dan permintaan khusus. Kondom yang diberikan pada akseptor harus terjamin mutunya dan petugas kesehatan harus mengetahui jenis dan spesifikasi dari kondom yang disalurkan dan sudah melalui pengkajian mutu. Kalau ada keraguan tentang mutu kondom sebaiknya jangan diberikan, kalau terpaksa diberikan sebaiknya dipakai bersama-sama dengan spermisida. b. Pelayanan kunjungan ulang Saat akseptor datang pada kunjungan ulang harus dinyatakan kalau ada masalah dalam penggunaan kondom dan kepuasan akseptor dalam menggunakannya. Kalau masalah timbul karena kekurangtahuan dalam cara penggunaan sebaiknya informasi diulang kembali kepada akseptor. Kalau masalah menyangkut ketidaknyamanan dan kejemuan dalam menggunakan kondom sebaiknya dianjurkan untuk memilih metode kontrasepsi lainnya. Penanganan efek samping dan masalah kesehatan lainnya lihat pada tabel. Efek Samping atau masalah - Kondom rusak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan) - Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat Penangan - Buang dan pakai kondom baru atau pakai spermisida digabung kondom - Pertimbangkan pemberian kontrasepsi darurat atau pil berhubungan.

Efek Samping atau masalah Penangan - Dicurigai adanya reaksi alergi - Jika keluhan menetap sesudah berhubungan dan tidak ada gejala PHS bantu akseptor untuk memilih metode lain. - Mengurangi kenikmatan hubungan seksual - Jika penurunan kepekaan tidak bisa ditolelir biarpun dengan kondom yang lebih tipis, anjurkan pemakaian metode lain F. Kondisi yang perlu dipertimbangkan untuk seleksi penggunaan kondom dapat dilihat pada tabel berikut ini : KONDOM Sesuai untuk pria Tidak sesuai untuk pria - Ingin berpartisipasi dalam - Mempunyai pasangan yang program KB - Ingin segera mendapatkan alat kontrasepsi - Ingin kontrasepsi sementara - Ingin kontrasepsi tambahan beresiko tinggi apabila terjadi kehamilan. - Alergi terhadap bahan dasar kondom - Menginginkan kontrasepsi jangka panjang

Sesuai untuk pria KONDOM Tidak sesuai untuk pria - Tidak mau terganggu dengan berbagai persiapan untuk melakukan hubungan seksual. - Hanya ingin menggunakan kontrasepsi jika akan - Tidak peduli berbagai persyaratan kontrasepsi berhubungan. - Beresiko tinggi tertular / menularkan Penyakit Hubungan Seksual (PHS).