TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI DESA KEPUHSARI JERUKSAWIT GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI DESA KEPUHSARI JERUKSAWIT GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2013"

Transkripsi

1 TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI DESA KEPUHSARI JERUKSAWIT GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : NUR FAIKA NIM. B PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

2 HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI DESA KEPUHSARI JERUKSAWIT GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2013 Diajukan Oleh : NUR FAIKA NIM. B Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 23 Juli 2013 Pembimbing (DENY EKA WIDYASTUTI, SST) NIK ii

3 HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI DESA KEPUHSARI JERUKSAWIT GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2013 Diajukan Oleh : NUR FAIKA NIM. B Telah dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta Pada tanggal Agustus 2013 Penguji I Penguji II (DESY HANDAYANI, SST., M.Kes) (DENY EKA WIDYASTUTI, SST) NIK NIK Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Ka.Prodi (DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK iii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang tentang Alat Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar. Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Deny Eka Widyastuti, SST selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis. 4. Kepala Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. 5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. iv

5 6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Seluruh responden yang telah ikut berpatisipasi dalam pengambilan data untuk penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Seluruh teman-teman yang telah membantu penulis dalam rangka pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. 9. Seluruh responden yang telah bersedia diambil datanya guna penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini 10. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, Juli 2013 Penulis v

6 Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Nurfaika B TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI DESA KEPUHSARI JERUKSAWIT GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2013 xiii + 41 halaman + 18 lampiran + 3 tabel + 3 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Data yang diperoleh dari BKKBN tingkat Jawa Tengah per September 2009 yaitu pria/suami pemakai alat kontrasepsi dari total seluruh pria pasangan usia subur di Jawa Tengah pria/suami atau 24,32 % dari pengguna alat kontrasepsi pada pria/suami, sedangkan pada istri pemakaiannya mencapai istri dari total seluruh istri pasangan usia subur yaitu istri atau 90,35 %. Studi pendahuluan di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar setelah dilakukan wawancara pasangan usia subur 3 pasangan usia subur (30%) mengetahui tentang alat kontrasepsi kondom sedangkan 7 pasangan usia subur (70%), belum mengetahui tentang alat kontrasepsi kondom. Tujuan : Mengetahui Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Alat Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar pada tingkat baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian : Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar pada tanggal April Sampel dalam penelitian ini adalah 34 pasangan usia subur, pengambilan sampel yaitu dengan teknik sampling jenuh. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal dari data primer dan Data Sekunder. Variabel tunggal yaitu Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Alat Kontrasepsi Kondom. Analisa menggunakan analisa univariat. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar tahun 2013 tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden (23,5%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (64,7%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (11,5%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar tahun 2013 tingkat pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (64,7%). Kata Kunci : Pengetahuan, PUS, Alat kontrasepsi kondom Kepustakaan : 21 literatur (tahun ) vi

7 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Jangan takut pada masa depan dan jangan pernah menangis untuk masa lalu Jarak Antara Kita Dan Sukses Harus Dipupuk Dengan Jembatan Pengembangan yaitu Pembentangan Kekuatan Yang Ada Pada Diri Kita. Jangan Dirusak Secara Sengaja Oleh Kemalasan, Keminderan Dan Ketakutan Menyeberang Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak. (Khalifah 'Ali) PERSEMBAHAN Karya kecil ku ini kupersembahkan teruntuk: 1. Allah SWT yang telah memberi nikmat kesehatan, rezeki yang tak terduga, kelancaran dalam menempuh studi hingga selesai dengan lancar. 2. Ayah dan Bunda tanpamu aku bukanlah apa-apa, terima kasih untuk segalanya. 3. Kakakku dan adikku terima kasih atas semangat dan do anya 4. Sahabat-sahabat ku kamu kan tetap di relung jiwa dan setiap langkahku semoga kebersamaan ini kan abadi 5. Almamaterku vii

8 CURICULUM VITAE BIODATA Nama : Nurfaika Tempat / Tanggal Lahir : Tual Maluku Tenggara, 2 Juni 1992 Agama Jenis Kelamin Alamat : Islam : Perempuan : Watugajah RT 06/V Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD N Sibela Barat Surakarta Lulus tahun SMP Warga Surakarta Lulus tahun SMA N 8 Surakarta Lulus tahun Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2010 viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vii CURRICULUM VITAE... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 3 D. Manfaat Penelitian... 4 E. Keaslian Studi Kasus... 4 F. Sistematika Penulisan... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Pengetahuan PUS ix

10 3. Alat Kontrasepsi Kondom B. Kerangka Teori C. Kerangka Konsep BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel D. Instrumen Penelitian E. Uji Validitas dan Reliabilitas F. Teknik Pengumpulan Data G. Variabel Penelitian H. Definisi Operasional I. Metode Pengolahan dan Analisa Data J. Etika Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian B. Hasil Penelitian C. Pembahasan D. Keterbatasan penelitian BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori Gambar 2.2 Kerangka Konsep Gambar 4.1 Diagam Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Alat Kontrasepsi Kondom xi

12 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-kisi Pernyataan Tabel 3.2 Definisi Operasional Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Alat Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Jadwal Penelitian Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Surat Permohonan Uji Validitas Surat Balasan Uji Validitas Surat Permohonan Penelitian Surat Balasan Penelitian Surat Permohonan Menjadi Responden Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas Lampiran 13. Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Data Tabulasi Penelitian Lampiran 16. Perhitungan Manual Mean dan Standar Deviasi Lampiran 17. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Lampiran 18. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah xiii

14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010). b. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu: 1) Cara Coba-Salah (Trial and Error) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode xiv

15 trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah coba-coba. 2) Cara Kekuasaan atau Otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaankebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahliahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar. 3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan. xv

16 4) Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. 5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology). c. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif Menurut Notoatmodjo (2007), dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berinteraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai berikut : 1) Tahu (Knowledge) Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts). xvi

17 2) Memahami (Comprehension) Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menerjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan. 3) Menerapkan (Application) Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagianbagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya. xvii

18 d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang Menurut Erfandi (2009), faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain: 1) Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif xviii

19 dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut. 2) Media Massa / informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 3) Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk xix

20 kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 4) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. 5) Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. 6) Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang xx

21 diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. 2. Pasangan Usia Subur (PUS) Pasangan usia subur berkisar antara usia tahun dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang (Suparyanto, 2012). 3. Alat Kontrasepsi Kondom a. Pengertian Alat Kontrasepsi Kondom Kondom adalah selubung lateks tipis yang menutupi penis yang sedang ereksi dan mencegah semen masuk ke dalam vagina (Wulansari, 2007). xxi

22 Sedangkan menurut Saifuddin (2010), kondom merupakan selubung / sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Menurut Suratun (2009) kondom adalah selubung atau sarung karet tipis yang dipasang pada penis sebagai tempat penampungan air mani yang dikeluarkan pria saat senggama sehingga tidak tercurah pada vagina. b. Macam-macam Kondom Menurut Hartanto (2004), macam-macam kondom, yaitu: 1) Kulit a) Dibuat dari membran usus biri-biri (caecum) b) Tidak meregang atau mengkerut c) Menjalarkan panas tubuh, sehingga dianggap tidak mengurangi sensitivitas selama senggama. d) Lebih mahal e) Jumlahnya < 1% dari semua jenis kondom. 2) Lateks a) Paling banyak dipakai b) Murah c) Elastis 3) Plastik a) Sangat tipis (0,025 0,035 mm) xxii

23 b) Juga menghatarkan panas tubuh c) Lebih mahal dari kondom lateks Menutut Hartanto (2004), untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan fisiologis calon akseptor, maka kondom dibuat dalam aneka ragam model, yaitu opaque, transparan, berwarna (merah, hitam, biru, kuning dan lain-lain), berujung datar atau berujung kantong /reservior, kering atau berpelumas (non toksik atau non irritans) dan bermacam-macam ukuran. c. Keuntungan dan Kerugian KB kondom 1) Keuntungan Menurut Suratun (2009) keuntungan kontrasepsi kondom yaitu: a) Murah dan dapat dibeli secara umum b) Tidak ada persyaratan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. c) Tidak memerlukan pengawasan khusus dari tenaga kesehatan d) Mudah pemakaiannya. e) Tidak mengurangi kenikmatan bersenggama f) Tingkat proteksi yang cukup tinggi terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) g) Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten. h) Tidak mengganggu produksi ASI. xxiii

24 2) Kerugian Kerugian menurut Wulansari (2007), kerugian kontrasepsi kondom yaitu: a) Angka kegagalan relatif tinggi b) Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seksual guna memasang kondom. c) Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati, dan terus menerus pada setiap senggama. d) Beberapa wanita dapat alergi terhadap bahan karet kondom sehingga menimbulkan keputihan dan iritasi. d. Indikasi dan Kontra Indikasi KB kondom Menurut Hartanto (2004), indikasi dan kontra indikasi kontrasepsi kondom yaitu : 1) Indikasi a) Pada pria (1)Pria dengan penyakit genitalia (2)Pria yang mempunyai sensifitas terhadap sekret wanita (3)Pria yang mengalami ejakulasi prematur. b)pada wanita (1)Wanita yang menderita vaginitis, termasuk yang dalam pengobatan xxiv

25 (2)Kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, sedangkan pemasangan diafragma atau kap serviks secara anatomis atau psikologis tidak memungkinkan. (3)Gagal memakai kontrasepsi oral secara benar/tepat. c) Pasangan Pria dan wanita (1) Pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan (2) Senggama yang jarang (3) Penyakit kelamin (aktif atau tersangka) (4) Herpes genitalia atau kondiloma akuiminata. (5) Urethritis karena sebab apapun, termasuk yang sedang dalam terapi (6) Sistitis, disuria atau pyuria, sampai penyebabnya ditegakkan. 2) Kontra Indikasi Menurut Suratun (2009), apabila secara psikologis pasangan tidak dapat menerima metoda ini, malformasi penis, apabila salah satu dari pasangan alergi terhadap karet lateks. e. Efek Samping KB Kondom Keluhan utama dari akseptor adalah berkurangnya sensitivitas dari pada penis dan alergi terhadap karet (Wulansari, 2007). Menurut Suratun (2009), efek samping penggunaan kondom yaitu kecewa karena gagal atau bocor dan alergi. xxv

26 f. Penjelasan bagi akseptor KB kondom Beberapa hal yang perlu dijelaskan bagi akseptor KB kondom (Wulansari, 2007) 1) Akseptor tidak memerlukan atau membutuhkan anamnese atau pemeriksaan khusus untuk pemakaian kondom, tetapi mereka perlu diberi penjelasan lisan atau instruksi tertulis. Penjelasan lisan ataupun instruksi tertulis yang sangat penting disampaikan oleh petugas kesehatan kepada akseptor yaitu tentang syaratsyarat kontrasepsi. 2) Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya 3) Efek samping yang merugikan tidak ada 4) Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan 5) Tidak menganggu hubungan persetubuhan 6) Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas 7) Dapat diterima oleh pasangan suami isteri 8) Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama pemakaiannya. 9) Cara penggunaan sederhana 10) Informasi cara penggunaan KB kondom (a) Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual (b) Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermisida ke dalam kondom. xxvi

27 (c) Jangan menggunakan gigi, pisau atau benda tajam lainnya pada saat membuka kemasan. (d) Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi (e) Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian ujungnya, maka saat memakai, longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan pada saat ejakulasi. (f) Kondom di lepas sebelum penis melembek (g) Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom tidak terlepas pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom di luar vagina agar tidak terjadi tumpahan cairan sperma di sekitar vagina. (h) Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai (i) Buang kondom bekas pakai pada saat yang aman (j) Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpan di tempat yang panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atau robek saat digunakan. (k) Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak rapuh / kusut. (l) Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral atau pelumas dari bahan petrolatum karena akan segera merusak kondom. xxvii

28 Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Alat Kontrasepsi Kondom : 1. Pengertian 2. Macam-macam Kondom 3. Keuntungan dan Kerugian KB kondom 4. Indikasi dan Kontra Indikasi KB kondom 5. Efek Samping KB Kondom 6. Penjelasan bagi akseptor KB kondom Faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Media Massa / informasi 3. Sosial budaya dan ekonomi 4. Lingkungan 5. Pengalaman 6. Usia Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2010), Suratun (2009) C. Kerangka Konsep xxviii

29 Baik Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang alat kontrasepsi kondom yang benar Cukup Kurang Faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Media Massa / informasi 3. Sosial budaya dan ekonomi 4. Lingkungan 5. Pengalaman 6. Usia Keterangan : = tidak diamati = diamati Gambar 2.2 Kerangka Konsep xxix

30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif. Menurut Nursalam (2008), penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa yang penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada penyimpulan. Menurut Nototatmodjo (2010), penelitian kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konversi. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama penelitian berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April xxx

31 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasangan usia subur di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar yang berjumlah 34 pasangan usia subur yang memakai alat kontrasepsi kondom. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah 34 responden. Menurut Arikunto (2006), apabila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua tetapi jika jumlah populasi lebih dari 100 maka dapat diambil 10 15% atau 20 25% atau lebih tergantung dari kemampuan peneliti. 3. Teknik sampling Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2009). Pengambilan sampel yaitu dengan sampling jenuh. xxxi

32 Menurut Sugiyono (2010), sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Arikunto, (2010), kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur adalah kuesioner tertutup. Menurut Arikunto (2010) kuesioner tertutup adalah kuesioner di mana sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Pernyataan disusun berdasarkan kisi-kisi yang diambil dari sumber teori tentang alat kontrasepsi kondom. Penyataan terdiri pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable) dengan pilihan jawaban benar dan salah. Penilaian pernyataan positif (favorable) jika benar dengan skor 1 dan jika salah dengan skor 0. Pernyataan negatif (unfavorable) jika benar dengan skor 0 dan jika salah dengan skor 1. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang ( ) pada jawaban yang dianggap benar. Tabel 3.1 Variabel Tingkat pengetahuan Pasangan usia subur tentang Alat kontrasepsi kondom Kisi-Kisi Pernyataan Sub Variabel Pertanyaan Jumlah Favourable Unfavourable Soal 1. Pengertian alat 1,2,5 3,4 5 kontrasepsi kondom 2. Macam-macam 6,7,8,11 9,10* 7 kondom 12*,13* 3. Keuntungan dan 14,15,16,17 16,18 9 kerugian KB Kondom 18,19,20 4. Indikasi dan 21,23,25,26 22,24 7 kontraindikasi KB 27* Kondom xxxii

33 5. Efek samping KB 29,30 28,31 4 kondom 6. Penjelasan tentang 32*,34, 33,35* 4 Akseptor KB Kondom Jumlah Keterangan: *) = pernyataan tidak valid E. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows dengan taraf signifikan 0,05. Rumus product moment adalah sebagai berikut: r xy Keterangan: = { N ΣX 2 N. ΣXY - ΣX. ΣY ( ΣX) }{N ΣY - ( ΣY) } N r xy x y xy : Jumlah responden : Koefisien korelasi product moment : Skor pertanyaan : Skor total : Skor pertanyaan dikalikan skor total Instrument dikatakan valid jika signifikan ( ) < (0,05). Uji validitas dilaksanakan di Desa Kopen Jeruksawi Gondangrejo, Karanganyar dengan 35 pernyataan terhadap 30 Pasangan Usia Subur pada tanggal 5 Februari xxxiii

34 2013. Setelah dilakukan uji validitas dengan bantuan SPSS for windows didapatkan 6 nomor pernyataan tidak valid yaitu nomor 10, 12, 13, 27, 32 dan 35 dikarenakan nilai signifikan > 0,05, untuk selanjutnya 6 nomor pernyataan yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: k Σσb = k 1 σ t 2 r Keterangan: r 11 k b 2 t 2 = Reliabilitas Instrument = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = Jumlah varian butir = Varians total Instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha cronbach s > r kriteria (0,60), (Ghozali, 2005).. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah responden 30 adalah karena kaidah umum penelitian agar diperoleh distribusi nilai hasil penelitian mendekati kurva normal. Setelah dilakukan xxxiv

35 uji validitas dengan bantuan SPSS didapatkan nilai alpha cronbach s 0,913 > 0,60, sehingga instrumen dikatakan reliabel untuk penelitian. F. Teknik Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada pasangan usia subur di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari: 1. Data Primer Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapatkan dari data demografi yaitu jumlah pasangan usia subur di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar. xxxv

36 G. Variabel penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi kondom. H. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010). Tabel 3.2 Definisi Operasional Nama Variabel Pengetahuan Pasangan usia subur tentang Alat kontrasepsi kondom Pengertian Kemampuan ibu menjawab dengan benar kuesioner tentang alat kontrasepsi kondom, meliputi: 1. Pengertian 2. Macam-macam Kondom 3. Keuntungan dan Kerugian KB kondom 4. Indikasi dan Kontra Indikasi KB kondom 5. Efek Samping KB Kondom 6. Penjelasan bagi akseptor KB kondom Alat Ukur Skala Indikator Kuesioner Ordinal 1. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD 2. Cukup : Bila nilai responden mean - 1 SD x mean + 1 SD 3. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean 1 SD (Riwidikdo, 2010) xxxvi

37 I. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Menurut Notoatmodjo (2010), Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Sebelum melaksanakan analisa data beberapa tahapan harus dilakukan terlebih dahulu guna mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data tidak mendapat kendala. Menurut Notoatmodjo (2010) pada umumnya langkahlangkah pengolahan data yaitu: a. Editing (penyuntingan Data) Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulis atau kuesioner. b. Coding Setelah semua kuesioner diedit atau disunting selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau atau huruf menjadi data angka atau bilangan. c. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau software komputer. d. Pembersihan data (Cleaning) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya xxxvii

38 kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning). 2. Analisis Data Menurut Notoatmodjo (2010), analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Menurut Riwidikdo (2010), maka digunakan perhitungan sebagai berikut: Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean 1 SD Mean adalah rata-rata hitung atau disebut sebagai nilai kecenderungan pusat (tendency central) (Nototadmodjo, 2007). Standar Deviasi (SD) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya (Nototatmodjo, 2007). Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu: Rumus : X = Keterangan : x n X : rata-rata ( mean ) xxxviii

39 x n : Jumlah seluruh jawaban responden : Jumlah responden Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya (Nototatmodjo, 2007). Rumus : SD = Keterangan: ( xi) 2 xi n n 1 2 x n : nilai responden : jumlah responden Untuk mendapatkan distribusi persentase pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi kondom digunakan rumus persentase. Menurut Silalahi (2012), rumus persentase yaitu: fi Persen = x 100% n fi = Frekuensi tingkat pengetahuan n = total Responden J. Etika Penelitian xxxix

40 Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2007), meliputi : 1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden) Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. 2. Anonimity (tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan inisial dan memberi nomor pada masing masing lembar tersebut. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian. xl

41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar. Secara geografis Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar berbatasan yaitu sebelah Timur Desa Kelangsuran sebelah Barat Watugajah, sebelah Selatan berbatasan langsung dengan Desa Blokombo dan batas sebelah Utara berbatasan dengan desa Kopen. Jumlah penduduk Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar yaitu 292 penduduk. Sumber pendapatan penduduk Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar yaitu dari sektor Peternakan dan pertanian. Dalam usaha menunjang kesehatan bagi masyarakat Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo terdapat beberapa pusat layanan kesehatan diantaranya 2 Puskesmas Pembantu 1 Posyandu. B. Hasil Penelitian Penelitian ini mengambil judul Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang tentang Alat Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar. Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Alat Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar dapat dikategorikan sebagai berikut : xli

42 Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Alat Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar No Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang Persentase (%) 23,5 64,7 11,8 Total Sumber: Data Primer, April 2013 Berdasarkan pada tabel 4.2 di atas tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden (23,5%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (64,7%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (11,8%). Jadi tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar kebanyakan dengan tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 22 responden (64,7%). Tingkat pengetahuan respoden dapat digambarkan pada diagram di bawah ini, yaitu : xlii

43 Gambar 4.1 Diagram tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Alat Kontrasepsi Kondom C. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden (23,5%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (64,7%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (11,8%). Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 xliii

44 responden (23,5%), berdasarkan jawaban responden kebanyakan responden dapat menjawab pernyataan dengan benar pada pernyataan macam-macam kondom yaitu sebanyak 31 responden. Sedangkan responden kebanyakan menjawab salah yaitu pada pernyataan tentang indikasi dan kotraindikasi yaitu sebanyak 19 responden. Masih rendahnya partisipasi pasangan usia subur khususnya pria dalam program Keluarga Berencana kemungkinan dipengaruhi juga oleh pengetahuan dan sikap atau perilaku. Rendahnya pengetahuan pasangan usia subur tersebut mempengaruhi persepsi pasangan usia subur tentang penggunaan alat kontrasepsi, karena salah satu yang menentukan persepsi seseorang adalah pengetahuan yang ia miliki. Menurut Hartanto (2004), indikasi dan kontra indikasi kontrasepsi kondom yaitu indikasi pada pria dengan penyakit genitalia, yang mempunyai sensifitas terhadap sekret wanita, pria yang mengalami ejakulasi prematur. Pada wanita yang menderita vaginitis, termasuk yang dalam pengobatan, kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, sedangkan pemasangan diafragma atau kap serviks secara anatomis atau psikologis tidak memungkinkan, gagal memakai kontrasepsi oral secara benar/tepat. Kontra Indikasi Menurut Suratun (2009), apabila secara psikologis pasangan tidak dapat menerima metoda ini, malformasi penis, apabila salah satu dari pasangan alergi terhadap karet lateks. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu pendidikan, umur, dan informasi. Menurut Erfandi (2009), pendidikan akan berpengaruh xliv

45 pada pengetahuan responden, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. Bila sesesorang memperoleh banyak informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Menurut Erfandi (2009), tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh usia, usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur dalam penelitian kebanyakan dengan tingkat pengetahuan cukup, dikarenakan kurang mengetahui tentang indikasi dan kotraindikasi alat kontrasepsi kondom. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pekerjaan. Responden dalam penelitian ini selain bekerja di luar rumah untuk mendapatkan penghasilan juga mengurus rumah tangga, sehingga berpengaruh pada pengetahuan mereka. Masih kurangnya informasi yang didapatkan responden kemungkinan berasal dari masih kurangnya penyuluhan oleh tenaga kesehatan tentang alat kontrasepsi kondom atau kurangnya responden dalam memanfaatkan media yang ada untuk mendapatkan informasi seperti buku, majalah, internet, dan lain-lain sehingga pengetahuan responden menjadi belum baik. xlv

46 D. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu : 1. Kendala Waktu pengambilan data ada sebagian pernyataan ada yang terlewati sehingga peneliti harus mengulang untuk pengisian kuesioner. 2. Keterbatasan Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada pengetahuan. Penelitian ini akan berbeda hasil jika faktor-faktor yang mempengaruhi variabel pengetahuan di teliti. Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab benar atau salah dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam. xlvi

47 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Alat Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar tahun Tingkat pengetahuan responden dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar tahun 2013 tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden (23,5%) 2. Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar tahun 2013 tingkat pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (64,7%). 3. Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar tahun 2013 tingkat pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (11,8%). xlvii

48 B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu: 1. Bagi Masyarakat Diharapkan masyarakat lebih meningkatkan pengetahuan tentang alat kontrasepsi khususnya kontrasepsi kondom dengan aktif mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan tenaga kesehatan terkait sehingga pengetahuan dapat menjadi baik 2. Bagi responden / Pasangan Usia Subur Diharapkan responden / Pasangan Usia Subur (PUS) lebih meningkatkan pengetahuan khususnya alat kontrasepsi kondom dengan aktif mengikuti penyuluhan-penyuluhan atau banyak membaca dari media masa atau media elektronik. 3. Bagi Peneliti selajutnya Diharapkan untuk peneliti selanjutnya mengembangkan variabel penelitian sehinga ini akan berbeda hasil jika variabel-variabel lainnya di teliti dan lebih didapatkan hasil penelitian yang lebih baik serta penggunaan kuesioner terbuka atau wawancara sehingga akan dapat menggali pengetahuan responden secara mendalam 4. Bagi Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar Diharapkan meningkatkan pengetahuan warga desa dengan lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan kepada warga tentang alat kontrasepsi khususnya kontrasepsi kondom xlviii

49 DAFTAR PUSTAKA Abdul Bari Saifuddin, 2003, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Bina Pustaka, Jakarta. Hanifa Winkjosastro, Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta Hartanto, H KB dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan : Jakarta Hidayat, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.. Indrayatna 2012 Kesalahan fatal pemakaian kondom. diunduh 10 Oktober 2012 Maimunah, S.S., M.Hum., M.A. dan Iskandar Nugroho, Drs., M.A., Perilaku Seksual Berisiko dan Strategi Pencegahan IMS/HIV pada Laki-laki dengan Mobilitas TInggi di Kota Jayapura. Lembaga Peneltiian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Airlangga-Surabaya Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. PT. Rineka Cipta, Jakarta Notoatmodjo, S Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: PT. Rineka Cipta Nugroho Setiawan, dr Inilah Untung Ruginya Pakai Kondom dalam diunduh 10 Oktober 2012 Suharsimi Arikunta, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi V, PT Rineka Cipta, Jakarta. Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismail, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Yakarta Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta. Bandung. Wulansari, 2007, Ragam Metode Kontrasepsi, EGC, Jakarta xlix

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Petugas Kesehatan 1. Pengertian Peran adalah suatu yang diharapkan dari seseorang dalam situasi sosial tertentu agar memenuhi harapan. (Setiadi, 2008). Peran petugas kesehatan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DIARE PADA BALITA DI DESA NGLEBAK TAWANGMANGU KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DIARE PADA BALITA DI DESA NGLEBAK TAWANGMANGU KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DIARE PADA BALITA DI DESA NGLEBAK TAWANGMANGU KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik. Penelitian analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

CURICULUM VITAE. : Margi Astuti Tempat/Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 september 1991

CURICULUM VITAE. : Margi Astuti Tempat/Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 september 1991 CURICULUM VITAE Nama : Margi Astuti Tempat/Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 september 1991 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Desa Banjaran RT 01 RW 06, Kelurahan Jumantoro, Kecamatan Jumapolo,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu cross-sectional yang merujuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu cross-sectional yang merujuk 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu prosedur pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan survey. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini pengukuran perilaku menggunakan kuesioner. Dengan 15 pernyataan yang berisikan tentang perawatan kejang demam pada balita usia 0-5 tahun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menunjukkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang menggunakan desain penelitian deskriptif komparasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara obyektif (Notoatmodjo, 2005, p.138). tertentu (Notoatmodjo, 2005, p.140)

BAB III METODE PENELITIAN. secara obyektif (Notoatmodjo, 2005, p.138). tertentu (Notoatmodjo, 2005, p.140) BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keluarga Berencana (family planning) adalah kegiatan untuk melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keluarga Berencana (family planning) adalah kegiatan untuk melakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluarga Berencana Keluarga Berencana (family planning) adalah kegiatan untuk melakukan pembatasan kelahiran baik untuk sementara agar dapat dicapai jarak antara dua kelahiran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen berupa deskriptif korelasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang BAB I METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik, yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan sesaat dan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi diskriptif frekuentif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei analitik yaitu suatu penelitian yang mencoba mengetahui mengapa masalah kesehatan bisa terjadi, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk menyediakan informasi yang saling berkaitan dengan. kemauan, perilaku dan nilai ( Nursalam, 2013).

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk menyediakan informasi yang saling berkaitan dengan. kemauan, perilaku dan nilai ( Nursalam, 2013). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian non eksperimen yaitu deskriptif survei. Deskriptif survei adalah suatu rancangan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti (Sutana dan Sudrajat, 2001). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti (Sutana dan Sudrajat, 2001). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dimana peneliti menyajikan suatu fakta untuk menggambarkan secara keseluruhan peristiwa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah studi deskriptif korelasi yang merupakan penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian pra ekspirimen dengan rancangan one group pra test post test. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, dan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu data yang menyangkut variabel bebas atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah studi diskriptif. Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode pendekatan survey yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi deskriptif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Deskripsi peristiwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1. TIPE PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. 3.2. DESAIN PENELITIAN Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN TAHUN 2013

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN TAHUN 2013 TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Di ajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan Cross sectional, yaitu untuk mendeskripsikan secara

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan Cross sectional, yaitu untuk mendeskripsikan secara 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan Cross sectional, yaitu untuk mendeskripsikan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis 28 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis penelitian ini adalah Analitik explanatori/korelasi yaitu bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian non-eksperimen dengan rancangan cross sectional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian non-eksperimen dengan rancangan cross sectional. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian non-eksperimen dengan rancangan cross sectional. Penelitian deskriptif bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan analitik,adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.(

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi korelatif antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory research (penelitian penjelasan) yaitu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. Pendekatan ini merupakan rancangan penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26).

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini menggunakan metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui pengujian

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui pengujian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan kompetensi bidan dalam kesehatan reproduksi tentang hubungan pengetahuan dengan sikap remaja tentang penyakit menular

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian discriptive corelation yaitu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak ditinjau dari ibu bekerja dan ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sedangkan desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rangcangan penelitian. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (pengetahuan dan sikap) dengan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI POSYANDU CEMPAKA I DUSUN TENGGAK SIDOHARJO SRAGEN TAHUN 2012

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI POSYANDU CEMPAKA I DUSUN TENGGAK SIDOHARJO SRAGEN TAHUN 2012 TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI POSYANDU CEMPAKA I DUSUN TENGGAK SIDOHARJO SRAGEN TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan D III

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan jenis rancangan survey yang digunakan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi,

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Ciri penelitian korelasional mengkaji hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian non ekperimental yaitu merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif mengenai hubungan dukungan kader

Lebih terperinci

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design:

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: BAB lll METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: one group pre and post test design atau disebut juga rancangan sebelum dan sesudah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar variabel dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2008).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2008). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena. Fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian ini digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian ini digunakan 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan pendekatan crosssectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamik korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek 72 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan jenis desain penelitian korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analisis deskriptif eksploratif, yang didalamnya menggunakan analisis distribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu menyusui dengan praktik pemberian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 4. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode pengambilan data dalam penelitian ini dengan cara survei, wawancara menggunakan kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif dengan pendekatan survei (Arikunto, 2013). intervensi (Nursalam, 2013). Seperti pada penelitian gambaran

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif dengan pendekatan survei (Arikunto, 2013). intervensi (Nursalam, 2013). Seperti pada penelitian gambaran BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survei (Arikunto, 2013). Survei pada penelitian ini yaitu

Lebih terperinci