Kata kunci---beras Keluarga Miskin, regresi logistik biner. I. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
pendekatan regresi logistik biner Oleh :Wida Suliasih ( )

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan

Manfaat Penelitian. Batasan Penelitian

Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner

Statistik Deskriptif. Perumahan. Seminar Hasil Tugas Akhir

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK

ANALISIS STATISTIK KEPUASAN PENGGUNA WAHANA PERMAINAN BOOM BOOM CAR DI TAMAN REMAJA SURABAYA

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si

Faktor yang Mempengaruhi Terjangkitnya Penyakit Diare pada Balita di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

EKO ERTANTO PEMBIMBING

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN

Analisis Statistika Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Cuppa Coffee INC. Mall Ciputra World Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Puskesmas Keputih

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. menginginkan BBM dengan kualitas di atas Premium. Berbeda halnya dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis faktor - faktor yang mempengaruhi Kepuasan Pelanggan PDAM Kota Gresik (studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Gresik)

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Prestasi (IP) Mahasiswa ITATS Jurusan Teknik Industri

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR

Analisis Statistik Terhadap Pelanggan Internet Di Wilayah Surabaya Timur Dengan Menggunakan Regresi Logistik Biner

ANALISIS STATISTIK TERHADAP PELANGGAN INTERNET DI WILAYAH SURABAYA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. mahasiswa. Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI TENGAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS STATISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI (IP) MAHASISWA DIPLOMA PENERIMA BEASISWA BIDIK MISI DI SURABAYA TAHUN 2010

BAB III METODE PENELITIAN

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

Analisis dan Pembahsan. Statistika Deskriptif. Regresi Logistik Biner. Uji Independensi

ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGETAHUI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KEDATANGAN PELANGGAN DI PUSAT PERBELANJAAN X

Dosen Pembimbing : Ir. Mutiah Salamah, M. Kes Dra. Destri Susilaningrum, MSi. Oleh : Firda Velayati

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelahiran di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner

Pengaruh Literasi Keuangan dan Persyaratan Kredit terhadap Akses Kredit Formal pada UMKM di Surabaya

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sakit At-Turrots Al-Islamy, PKU Muhammadiyah Gamping, Puskesmas

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Saintia Matematika ISSN: Vol. 2, No. 3 (2014), pp FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN WAJIB PAJAK PBB (PAJAK BUMI DAN BANGUNAN)

III. METODE PENELITIAN

Kegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran

BAB 5 PENUTUP. Determinan unmet..., Muhammad Isa, FE UI, Universitas Indonesia

Karakteristik Pasien

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian adalah pengunjung pasar modern Hypermart, Carrefour,

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan

IV METODE PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERKENA DB (DEMAM BERDARAH) DI DAERAH BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER

ponsel, purposive sampling, regresi logistik politomus

BAB 3 METODE PENELITIAN. sebab-akibat antara variable-variabel dalam penelitian ini, yaitu antara munculnya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdassarkan sebaran kuisioner terhadap 72 responden RTS-PM (Rumah Tangga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp

STATISTIKA. ITS. INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS) s. u. r. a. b. a. y. a

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Regresi Non Linear Model Logistik (Studi Kasus : Lembaga Pelatihan Kerja Kabupaten Sleman, Yogyakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS REGRESI LOGISTIK BINER TERHADAP MINAT WISUDAWAN ITS SEBAGAI JOB CREATOR

BAB III METODE PENELITIAN. teori yang terdiri atas variabel - variabel, diukur dengan angka, dan dianalisis

BAB III METODE PENELITIAN. aktif regular jurusan akuntansi S1.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Pembelian Barang Tahan Lama Rumah Tangga di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Tobit

III. METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR...vi DAFTAR LAMPIRAN...vii

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

perembesan zat pencemar dari limbah yang berasal dari aktivitas domestik.

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL LOGIT DAN MODEL PROBIT FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN BELAJAR MAHASISWA PADA SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (SPJJ)

METODE BOOTSTRAP AGGREGATING REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK KETEPATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA PATI

Oleh : Silvira Ayu Rosalia ( ) Pembimbing : Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden digunakan untuk menggambarkan keadaan atau

III. METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA

Transkripsi:

1 Analisis Regresi Logistik Biner Untuk Mengidentifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Penerimaan Beras Keluarga Miskin (Raskin) Di Kecamatan Gunung Anyar Faiz Ramadhani Rahman, Ismaini Zain Jurusan Statistika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia E-mail : Ismaini_z@statistika.its.ac.id Abstrak--- Beras Keluarga Miskin (Raskin) adalah bantuan berupa beras bersubsidi yang diberikan pemerintah kepada rumah tangga miskin untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi status penerimaan Raskin di kecamatan Gunung Anyar menggunakan analisis regresi logistik biner. respon adalah status penerimaan Raskin, variabel prediktor adalah karakteristik demografi dan karakteristik kemiskinan. Karakteristik demografi terdiri dari jenis kelamin, usia, dan anggota keluarga. Karakteristik kemiskinan terdiri dari status kependudukan, pendidikan terakhir, frekuuensi makan, pembelian daging dan susu, kesanggupan membayar biaya pengobatan, luas lantai, jenis dinding, jenis lantai, sumber penerangan, jenis bahan bakar, fasilitas tempat bab, pengeluaran untuk makanan, dan frekuensi membeli pakaian baru. Hasil dari analisis regresi logistik biner ternyata terdapat sepuluh variabel yang berpengaruh signifikan terhadap status penerimaan Raskin di kecamatan Gunung Anyar. Kata kunci---beras Keluarga Miskin, regresi logistik biner. I. PENDAHULUAN P EMERINTAH Indonesia meluncurkan program bantuan Raskin pada tahun 00. Tujuan dari Raskin adalah untuk membantu rumah tangga miskin dalam memenuhi kebutuhan pangan sebagai akibat dari krisis ekonomi Indonesia yang berdampak pada meningkatnya harga bahan-bahan pangan, salah satunya beras. Raskin diberikan sebanyak 15 kali dalam setahun dengan jumlah beras sebesar 15 kg per distribusinya. Sasaran dari Raskin adalah rumah tangga miskin (RTM) dimana penentuan status kemiskinan rumah tangga ditentukan dengan pendekatan variabel karakteristik kemiskinan. Terdapat 14 variabel karakteristik kemiskinan, apabila suatu rumah tangga memenuhi minimal 9 variabel karakteristik kemiskinan maka rumah tangga tersebut dikategorikan RTM dan layak mendapatkan Raskin. Pada kenyataannya masih terdapat penyimpanganpenyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan program ini. Hal ini terkait ketidaktepatan sasaran penerimaan Raskin. Program ini dinilai masih belum tepat sasaran. Banyak pihak yang semestinya tidak berhak menerima, justru diberikan Raskin sedangkan yang berhak menerima tidak mendapatkan Raskin [1]. Tidak tepatnya sasaran Raskin dikarenakan tidak konsistennya antara kriteria Raskin dengan kondisi kemiskinan saat ini []. Oleh karena itu apa faktor-faktor yang mempengaruhi status penerimaan Raskin dan bagaimana pemodelannya menarik untuk diteliti. Ditinjau dari jumlah penerima Raskin, kecamatan Gunung Anyar adalah salah satu kecamatan dengan basis rumah tangga penerima Raskin terbanyak di kota Surabaya. Kecamatan Gunung Anyar mempunyai luas wilayah sebesar 9,71 km dan dihuni oleh 15881 rumah tangga. Di kecamatan ini terdapat 4 kelurahan yaitu kelurahan Gunung Anyar, kelurahan Rungkut Menanggal, kelurahan Rungkut Tengah, dan kelurahan Gunung Anyar Tambak. Berdasarkan data terdapat 811 rumah tangga yang menerima Raskin di kecamatan ini. Jumlah ini tersebar di setiap kelurahan. Hal ini menunjukkan bahwa di kecamatan Gunung Anyar masih banyak rumah tangga dengan tingat ekonomi rendah dan berkategori miskin. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Persepi Persepsi adalah suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur, dan menginterprerasikan masukanmasukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Pada penelitian ini persepsi digunakan untuk melihat pandangan dari masyarakat terhadap program Raskin oleh pemerintah dan pandangan terhadap fasilitas atau rasa yang dirasakan sebagai rumah tangga penerima Raskin. B. Analisis Gap Analisis gap dilakukan untuk menganalisis persepsi atau kesenjangan antara tingkat harapan dan tingkat kenyataan yang dirasakan rumah tangga penerima Raskin terhadap program Raskin. Dimana untuk menganalisis

persepsi rumah tangga penerima Raskin terhadap program Raskin digunakan metode diagram kartesius seperti terlihat pada Gambar 1. Harapan Kuadran I (prioritas utama) Kuadran III (prioritas rendah) Kuadran II (pertahankan prestasi) Kuadran IV (Berlebihan) Gambar 1. Diagram Kartesius Kenyataan C. Pemodelan Regresi Logistik Regresi logistik biner merupakan suatu metode analisis regresi yang menggambarkan pola hubungan antara satu variabel respon (dependen) dengan satu atau lebih variabel prediktor (independen. respon yang digunakan bersifat biner atau dikotomus yaitu variabel yang hanya mempunyai dua kemungkinan nilai, misalnya ya atau tidak. Adanya notasi pada masing-masing variabel berguna untuk memudahkan penerapan regresi logistik. respon dengan notasi y dan variabel prediktor dengan notasi x. D. Pengujian Parameter Model Regresi Logistik Pengujian parameter digunakan untuk mengetahui apakah variabel prediktor yang terdapat dalam model yang diperoleh berpengaruh secara signifikan terhadap variabel respon. Pengujian parameter terdiri dari uji individu dan uji serentak. E. Uji Individu Uji individu atau uji parsial adalah pengujian yang dilakukan untuk memeriksa signifikansi paramater β terhadap variabel respon secara individu. Pengujian signifikansi parameter β secara individu menggunakan uji Wald. Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut. (β WW j ) jj = SSSS β j (1) Tolak H 0, jika WW jj > χχ R(α;db). Dengan menolak H 0 maka parameter β berpengaruh signifikan terhadap variabel respon secara individu. F. Uji Serentak Uji serentak adalah pengujian yang dilakukan untuk memeriksa signifikansi parameter β terhadap variabel respon secara keseluruhan. Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut. nn 1 nn G = - ln nn 1 nn 0 nn nn 0 n () π ii yy ii i=1 (1 π ii ) (1 yy ii ) Tolak H 0, jika G > χχ R(α;db). Dengan menolak H 0 maka terdapat hubungan yang signifikan antara variabel respond an variabel prediktor. G. Interpretasi Model Interpretasi model regresi logistik digunakan untuk menjelaskan hubungan fungsional antara variabel respon dengan variabel prediktor serta mendefinisikan unit perubahan variabel respon yang disebabkan oleh variabel prediktor. Pada model ini, ada dua nilai π(x) dan dua nilai 1 π(x). Nilai π(x) dan nilai 1 π(x) untuk variabel prediktor dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai Model Regresi Logistik Prediktor Respon X=1 X=0 Y=1 Y=0 π(1) = 1 - π(1) = exp (β 0 + β j ) 1+ exp (β 0 + β j ) exp (β 0 ) 1+ exp (β 0 + β j ) π(0) = 1 - π(0) = exp (β 0 ) 1+ exp (β 0 ) exp (β 0 ) 1+ exp (β 0 ) H. Uji Kesesuaian Model Uji kesesuaian model regresi logistik bertujuan untuk mengetahui apakah model yang diperoleh telah sesuai atau tidak sesuai. Model telah sesuai jika tidak terdapat perbedaan antara hasil pengamatan dan kemungkinan hasil prediksi model. Pengujian ini menggunakan uji Hosmer and Lemeshow Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut. Ĉ = g k=1 (oo kk nn kk πππk ) nn kk πππk (1 πππk ) (3) Tolak H0 apabila Ĉ > χχp (α,db). Dengan menolak H 0 maka model yang didapatkan sesuai atau tidak terdapat perbedaan antara observasi dengan hasil prediksi. I. Ketepatan Klasifikasi Model Evaluasi ketepatan klasifikasi model adalah suatu evaluasi yang bertujuan untuk melihat kesalahan klasifikasi yang dilakukan oleh suatu fungsi klasifikasi. Tabel. Ketepatan Klasifikasi Model Hasil Observasi Prediksi Positive = class 0 Negative = class 1 Positive = class 0 True Positive (TP) False Positive (FP) Negative = class 1 False Negative (FN) True Negative (TN) J. Karakteristik Kemiskinan Beberapa hal yang merupakan karakteristik kemiskinan di Indonesia, antara lain dicirikan oleh: (1) jumlah anggota keluarga yang besar dengan kepala rumah

3 tangga sebagai tulang punggung keluarga; () tingkat pendidikan kepala rumah tangga rata-rata rendah; (3) usia kepala rumah tangga telah melati masa-masa produktif yaitu lebih dari 50 tahun; (4) sering berubah pekerjaan dan sebagian besar dari mereka mau menerima tambahan pekerjaan lain bila ditawarkan; (5) sebagian besar pendapatan utamanya bersumber dari sektor primer (pertanian) dengan penguasaan lahan sangat marginal; (6) perempuan janda atau yang tidak kawin menjadi kepala rumah tangga akan mendapatkan penghasilan yang tidak maksimal; dan (7) kondisi rumah yang masih sangat memprihatinkan dalam hal penyediaan air bersih dan listrik untuk penerangan [3]. Badan Pusat Statistik menetapkan pedoman pokok karakteristik kemiskinan dalam penentukan status penerimaan Raskin. Karakteristik kemiskinan tersebut antara lain aspek kesehatan, aspek lingkungan, dan aspek ekonomi. Aspek kesehatan yang diduga mencirikan rumah tangga miskin adalah frekuensi makan dalam sehari, pembelian daging dan susu dalam seminggu, dan kesanggupan membayar biaya pengobatan. Aspek lingkungan antara lain luas lantai bangunan tempat tinggal, jenis dinding bangunan tempat tinggal, jenis lantai bangunan tempat tinggal, sumber penerangan utama, jenis bahan bakar, fasilitas tempat bab. Aspek ekonomi meliputi pendidikan terakhir, pengeluaran untuk makanan, kepemilikan aset, frekuansi membeli pakaian baru [4]. K. Penelitian Penelitian Sebelumnya Penelitian-penelitian sebelumnya yang membahas tentang Raskin pernah dilakukan oleh dan Bungkaes (013). Bungkaes (013) meneliti tentang hubungan efektivitas pengelolaan Raskin dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa Mahaman kabupaten kepulauan Talaud. yang digunakan adalah variabel kesejahteraan masyarakat sebagai variabel respon dan efektivitas pengelolaan Raskin sebagai variabel prediktor Hasil dari penelitiannya mengatakan bahwa efektivitas pengelolaan Raskin belum secara optimal tercapai sedangkan kesejahteraan masyarakat masih berada pada kategori sedang atau menengah [5]. III. METODOLOGI PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder berupa data populasi rumah tangga tidak penerima Raskin dan data populasi rumah tangga penerima Raskin di kecamatan Gunung Anyar. Sedangkan data primer didapatkan dari survei langsung terhadap rumah tangga tidak penerima Raskin dan rumah tangga penerima Raskin di kecamatan Gunung Anyar. A. Metode Rancangan Sampling Populasi penelitian adalah rumah tangga tidak penerima Raskin dan rumah tangga penerima Raskin di kecamatan Gunung Anyar. Unit sampel penelitian adalah kepala rumah tangga tidak penerima Raskin dan kepala rumah tangga penerima Raskin. Rumus untuk mendapatkan jumlah sampel minimal adalah sebagai berikut. Npq n = B D = (N 1)D + pq Z (1 α/) (4) Berdasarkan perhitungan diatas dengan nilai p=0,9, q =0,1, B=0.046 untuk rumah tangga penerima Raskin dan B=0,05 untuk rumah tangga tidak penerima Raskin, didapatkan jumlah sampel minimal sebanyak 74 rumah tangga. Terdiri dari 137 rumah tangga tidak penerima Raskin dan 137 rumah tangga penerima Raskin. 3 Anggota keluarga (X 3 4 Status kependudukan (X 4 B. Penelitian respon adalah status penerimaan Raskin, dibedakan menjadi dua kategori yaitu sebagai berikut. Y=0, jika rumah tangga tidak penerima Raskin (RTTP) Y=1, jika rumah tangga penerima Raskin (RTP) prediktor bersifat nominal menggambarkan karakteristik demografi dan karakteristik kemiskinan. Tabel 3. Penelitian No Indikator 1 Jenis kelamin (X 1 ) 1 = perempuan 0 = laki-laki Usia (X ) 1 = > 50 tahun 0 = 50 tahun ) 1 = >4orang 0 = 4orang ) 1 = warga Surabaya 0 = bukan warga Surabaya 5 Pendidikan terakhir (X 5 ) 1 = tidak sekolah, SD, SMP 0 = SMA, perguruan tinggi 6 Frekuensi makan (X 6 ) 1 = kali dalam sehari 0 = > kali dalam sehari 0 = membeli dalam seminggu terakhir 7 Pembelian daging dan susu (X 7 ) 1 = tidak membeli dalam seminggu terakhir Kesanggupan membayar biaya 0 = sanggup 8 pengobatan (X 8 ) 1 = tidak sanggup Luas lantai bangunan tempat 0 = > 8m per orang 9 tinggal (X 9 ) 1 = 8m per orang Jenis dinding bangunan tempat 0 = tembok 10 tinggal (X 10 ) 1 = bukan tembok Jenis lantai bangunan tempat 0 = bukan tanah 11 tinggal (X 11 ) 1 = tanah 1 Sumber penerangan utama (X 1 ) 1 = bukan PLN 0 = PLN 13 0 = gas Jenis bahan bakar (X 13 ) 1 = bukan gas 14 Fasilitas tempat bab (X 14 ) 1 = bukan milik sendiri 0 = milik sendiri Pengeluaran untuk makanan 0 = > Rp.700.000,- sebulan 15 (X 15 ) 1 = Rp. 700.000,- sebulan 16 0 = memiliki Kepemilikan aset (X 16 ) 1 = tidak memiliki 17 Frekuensi membeli pakaian baru 0 = > 1 kali dalam setahun (X 17 ) 1 = 1 kali dalam setahun Adapun persepsi rumah tangga penerima Raskin diukur berdasarkan dimensi tangible, dimensi intangible, dimensi keandalan pelayanan (reliability), dimensi ketanggapan pelayanan (responsiveness), dan dimensi

4 perhatian untuk memahami kebutuhan pelanggan (empathy). Indikator persepsi rumah tangga penerima Raskin antara lain sebagai berikut. Tabel 4. Indikator Persepsi No Pernyataan 1 Ketepatan waktu pendistribusian Pelayanan petugas 3 Keramahan petugas 4 Kesediaan petugas memberikan konsultasi 5 Pendistribusian selalu diantar langsung ke rumah 6 Pendistribusian selalu rutin setiap bulan 7 Harga untuk menebus Raskin 8 Kualitas beras Raskin 9 Raskin membantu memenuhi kebutuhan pangan 10 Raskin mengurangi pengeluaran 11 Pandangan orang tidak selalu negatif terhadap penerima Raskin 1 Penerima Raskin sama dengan yang lain dalam status sosial Ada tiga tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Pertama, mendeskripsikan perbedaan karakteristik antara RTTP dan RTP. Tujuan kedua, menganalisis persepsi rumah tangga penerima Raskin terhadap program Raskin. Tujuan ketiga, menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi status penerimaan Raskin. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menjawab tiga tujuan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Tahap Satu Pada tahap satu, akan dianalisis perbedaan karakteristik antara RTTP dan RTP di kecamatan Gunung Anyar. yang akan dianalisis adalah variabel prediktor meliputi faktor demografi dan karakteristik kemiskinan. Analisis yang digunakan adalah statistika deskriptif dengan pie chart dan tabulasi silang.. Tahap Dua Pada tahap dua, akan dianalisis persepsi rumah tangga penerima Raskin terhadap program Raskin. Analisis yang digunakan adalah analisis gap. Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji validitas dan uji reliabilitas terhadap variabel persepsi. a. Uji validitas untuk mengukur apakah indikator persepsi tersebut sudah benar kerangka konsepnya dan mampu mengukur aspek yang sama sedangkan uji reliabilitas untuk menunjukkan sejauh mana indikator persepsi tersebut dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas menggunakan metode Cronbach Alpha. b. Analisis gap untuk mengetahui posisi kuadaran dari masing-masing indikator persepsi rumah tangga penerima Raskin terhadap program Raskin. 3. Tahap Tiga Pada tahap tiga, akan ditentukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi status penerimaan Raskin di kecamatan Gunung Anyar. yang dimodelkan adalah variabel prediktor meliputi faktor demografi dan karakteristik kemiskinan. Analisis yang digunakan dalam tahap ini adalah sebagai berikut. a. Uji individu atau uji parsial untuk mengetahui faktorfaktor yang diduga mempengaruhi status penerimaan Raskin di kecamatan Gunung Anyar secara individu b. Uji serentak untuk menghasilkan model yang tepat berdasarkan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi status penerimaan Raskin di kecamatan Gunung Anyar. c. Pemilihan model terbaik dengan menggunakan metode Backward digunakan untuk mendapatkan model terbaik dari semua model. d. Interpretasi model untuk untuk menjelaskan hubungan fungsional antara variabel respon dengan variabel prediktor dan mendefinisikan unit perubahan variabel respon yang disebabkan oleh variabel prediktor e. Uji kesesuaian model untuk mengetahui apakah model yang telah didapatkan sudah sesuai atau tidak. Model dikatakan sesuai apabila tidak ada perbedaan antara hasil observasi dengan hasil prediksi model. f. Ketepatan klasifikasi model untuk mengetahui tingkat kelayakan suatu model dengan melihat seberapa besar observasi secara tepat diklasifikasikan. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian Berdasarkan frekuensi jenis kelamin (X 1 ) dapat dijelaskan bahwa sebagian besar kepala rumah tangga baik RTTP maupun RTP berjenis kelamin laki-laki. Namun apabila meninjau frekuensi jumlah rumah tangga dengan kepala rumah tangga berjenis kelamin perempuan lebih banyak pada RTP dari pada RTTP. Kondisi ini sejalan dengan teori yang menjelaskan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan kemiskinan suatu rumah tangga adalah jenis kelamin. Rumah tangga dengan kepala rumah tangga perempuan kemungkinan akan memiliki kesejahteraan yang lebih rendah. Kepala rumah tangga perempuan dapat berstatus janda atau tidak kawin. Hal ini akan berdampak pada pendapatan yang dihasilkan karena hanya bersumber dari satu orang pekerja. Berdasarkan frekuensi usia (X3) dapat dijelaskan bahwa pada RTTP kepala rumah tangga sebagian besar masih berusia produktif yaitu pada kisaran usia 50 tahun. Pada RTP usia kepala rumah tangga sebagian besar telah melewati usia produktif yaitu pada kisaran usia > 50 tahun. Kondisi ini sejalan dengan teori yang menjelaskan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan kemiskinan suatu rumah tangga adalah usia. Rumah tangga dengan usia kepala rumah tangga yang telah melewati usia produktif kemungkinan akan memiliki kesejahteraan yang lebih rendah. Teori ini menjelaskan bahwa tingkat pendapatan seseorang yang usianya telah melewati usia produktif kemungkinan akan lebih rendah dari pada tingkat pendapatan seseorang yang masih berusia produktif. Berdasarkan frekuensi anggota keluarga (X3) dapat dijelaskan bahwa sebagian besar rumah tangga baik RTTP maupun RTP memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang. Namun apabila meninjau frekuensi jumlah anggota keluarga > 4 orang lebih banyak pada RTP dari pada RTTP. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran RTP terhadap pola keluarga kecil masih rendah. Kondisi ini sejalan dengan teori

5 yang menjelaskan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan kemiskinan suatu rumah tangga adalah anggota keluarga. Rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga yang besar kemungkinan akan memiliki kesejahteraan yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan jumlah anggota yang besar akan berdampak pada tingkat pengeluaran yang lebih besar. Berdasarkan hasil analisis tabulasi silang pada karakteristik kemiskinan (X 4, X 5,,X 17 ) terlihat bahwa antara variabel prediktor dan variabel respon sebagian besar memiliki hubungan yang siginifikan dengan nilai pearson chi square < 5,991 dan nilai signifikansi dibawah α=0,10. Namun ada beberapa variabel prediktor yang tidak memiliki hubungan signifikan yaitu variabel X 11 dan X 1. B. Persepsi Rumah Tangga Penerima Raskin Berikut adalah sajian analisis gap yang diberikan untuk menunjukkan bagaimana persepsi rumah tangga penerima Raskin terhadap program Raskin di kecamatan Gunung Anyar. Tabel 5. Indikator Masing-Masing Kuadran Kuadran I Kuadran II 8. Kualitas beras Raskin 1. Ketepatan waktu pendistribusian. Pelayanan petugas 3. Keramahan petugas 6. Pendistribusian selalu rutin setiap bulan 7. Harga untuk menebus Raskin 9. Raskin membantu memenuhi kebutuhan pangan 10.Raskin membantu mengurangi pengeluaran Kuadran II Kuadran IV 4. Kesediaan petugas memberikan 11.Pandangan orang tidak selalu konsultasi 5. Pendistribusian selalu diantar langsung ke rumah negatif terhadap penerima Raskin 1.Penerima Raskin sama dengan yang lain dalam status sosial Daerah di kuadran II menunjukkan bahwa kondisi ini harus dipertahankan karena memiliki prestasi yang bagus dimana harapan dan kenyataan yang diterima sama tinggi. Sisa dari pernyataan yang ada masuk ke dalam kuadran I, III, dan IV. Kuadran I menunjukkan bahwa harus diadakan perbaikan, perombakan, dan peningkatan karena nilai kenyataan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan. Kuadran III menunjukkan bahwa hal tersebut kurang diharapkan dan dirasakan karena nilai harapan dan kenyataan sama-sama rendah. Dan Kuadran IV menunjukkan hal yang berlebihan karena sebenarnya nilai harapannya rendah namun kenyataan yang didapat sangat tinggi. C. Pemodelan Regresi Logistik Dalam penelitian ini yang menjadi variabel respon adalah status penerimaan Raskin di kecamatan Gunung Anyar sedangkan yang menjadi variabel prediktor adalah variabel yang diduga menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi status penerimaan Raskin antara lain X 1, X, X 3, X 4, X 5, X 6, X 7, X 8, X 9, X 10, X 11, X 1, X 13, X 14, X 15, X 16, dan X 17. Hasil pengujian signifikansi parameter secara individu disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Uji Signifikansi Parameter Secara Individu B Wald Sig Exp (B) Keputusan X 1 (1) 1,174 14,193 0,000* 3,34 Tolak H0 Constant -0,57 3,436 0,064 0,773 Tolak H0 X (1) 1,50 3,977 0,000* 3,491 Tolak H0 Constant -0,557 10,849 0,001 0,573 Tolak H0 X 3 (1) 1,14 14,343 0,000* 3,076 Tolak H0 Constant -0,76 3,819 0,050 0,759 Tolak H0 X 4 (1) 3,150 6,581 0,000* 3,36 Tolak H0 Constant -,75 1,350 0,000 0,064 Tolak H0 X 5 (1) 4,196 117,14 0,000* 66,44 Tolak H0 Constant -,157 58,368 0,000 0,116 Tolak H0 X 6 (1) 1,785 38,190 0,000* 5,96 Tolak H0 Constant -0,586 14,1 0,000 0,557 Tolak H0 X 7 (1) 1,836 46,169 0,000* 6,83 Tolak H0 Constant -0,804 0,977 0,000 0,448 Tolak H0 X 8 (1) 3,030 56,54 0,000* 0,694 Tolak H0 Constant -0,765 3,996 0,000 0,465 Tolak H0 X 9 (1),434 8,658 0,000* 11,40 Tolak H0 Constant -0,375 7,518 0,006 0,687 Tolak H0 X 10 (1) 0,415 1,016 0,313 1,515 Gagal Tolak H0 Constant -0,040 0,101 0,750 0,960 Gagal Tolak H0 X 11 (1) 0,446 1,087 0,97 1,515 Gagal Tolak H0 Constant -0,040 0,100 0,751 0,961 Gagal Tolak H0 X 1 (1) -0,835,75 0,131 0,434 Gagal Tolak H0 Constant 0,047 0,140 0,709 1,048 Gagal Tolak H0 X 13 (1),081 31,37 0,000* 8,013 Tolak H0 Constant -0,413 8,639 0,003 0,661 Tolak H0 X 14 (1) 1,61 13,034 0,000* 3,59 Tolak H0 Constant -0,15,56 0,109 0,806 Gagal Tolak H0 X 15 (1) 3,74 5,599 0,000* 6,411 Tolak H0 Constant -0,748 3,550 0,000 0,473 Tolak H0 X 16 (1),071 3,136 0,000* 7,93 Tolak H0 Constant -0,303 5,076 0,04 0,738 Tolak H0 X 17 (1) 5,57 108,846 0,000* 191,81 Tolak H0 Constant -3,00 5,19 0,000 0,049 Tolak H0 Tabel 6 menjelaskan bahwa dari tujuh belas variabel yang diduga berpengaruh terhadap status penerimaan Raskin, ada empat belas belas variabel yang berpengaruh siginifikan secara individu dengan nilai signifikansi dibawah α=0,10 dan nilai statistik uji lebih besar dari nilai χχ R(0,10,1) =,706. Empat belas variabel tersebut antara lain variabel status X 1, X, X 3, X 4, X 5, X 6, X 7, X 8, X 9, X 13, X 14, X 15, X 16, X 117. Langkah selanjutnya adalah pengujian signifikansi parameter secara serentak. Untuk memeriksa ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel respon dengan variabel prediktor maka dilakukan pengujian Likelihood Ratio Test. Tabel 7. Likelihood Ratio Test Chi Square Sig 317,194 0,000 Dari hasil pengujian Likelihood Ratio Test didapatkan nilai G > χχ R(0,10,14) atau (317,194 > 1,064) maka tolak H 0, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel respon dengan variabel prediktor. Untuk melihat variabel prediktor apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap status penerimaan Raskin, disajikan pada Tabel 8.

6 Tabel 8 Uji Signifikansi Parameter Secara Serentak B Sig Exp (B) Keputusan X 1 (1) -,097 0,045* 0,13 Tolak H 0 X (1) -0,339 0,658 0,71 Gagal Tolak H0 X3 (1),95 0,033* 9,90 Tolak H0 X4 (1) 5,964 0,001* 389,316 Tolak H0 X5 (1) 3,44 0,001* 31,48 Tolak H0 X6 (1) -1,997 0,084* 0,136 Tolak H0 X7 (1) -1,346 0,46 0,60 Gagal Tolak H0 X8 (1) 0,790 0,39,03 Gagal Tolak H0 X9 (1) 3,359 0,006* 8,767 Tolak H0 X13 (1) -0,013 0,988 0,987 Gagal Tolak H0 X14 (1) -1,745 0,066 0,175 Tolak H0 X15 (1) 1,76 0,064 5,851 Tolak H0 X16 (1),715 0,04* 15,107 Tolak H0 X17 (1) 6,513 0,000* 673,574 Tolak H0 Constant -10,360 0,000 0,000 Tolak H 0 Tabel 8 dapat diketahui bahwa terdapat sepuluh variabel yang signifikan dengan nilai signifikansi dibawah α=0,10. Sepuluh variabel tersebut antara lain variabel X 1, X 3, X 4, X 5, X 6. X 9, X 14, X 15, X 16, dan X 17 Setelah melakukan pengujian secara individu dan serentak, langkah selanjutnya adalah melakukan pemilihan model terbaik dengan menggunakan metode Backward untuk mendapatkan model terbaik dari semua model. Untuk memeriksa ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel respon dengan variabel prediktor maka dilakukan pengujian Likelihood Ratio Test. Tabel 9. Likelihood Ratio Test Chi Square Sig 314,336 0,000 Tabel 9 dapat diketahui pada step terakhir, didapatkan nilai G > χχ R(0,10,10) atau (314,336 > 15,987) maka tolak H 0, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel respon dengan variabel prediktor. Untuk melihat variabel prediktor apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap status penerimaan Raskin dan akan menjadi model terbaik, disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Pemilihan Model Terbaik Metode Backward Step B Sig Exp (B) Keputusan 1 X 1 (1) -1,973 0,036* 0,139 Tolak H 0 X 3 (1) 1,901 0,059* 6,69 Tolak H0 X4 (1) 5,491 0,000* 4,495 Tolak H0 X5 (1) 3,148 0,001* 3,86 Tolak H0 X6 (1) -,464 0,00* 0,085 Tolak H0 X9 (1),947 0,006* 19,051 Tolak H0 X14 (1) -1,486 0,089* 0,6 Tolak H0 X15 (1) 1,485 0,066* 4,415 Tolak H0 X16 (1),535 0,031* 1,63 Tolak H0 X17 (1) 6,16 0,000* 500,761 Tolak H0 Constant -9,940 0,000* 0,000 Tolak H 0 Tabel 10 dapat diketahui pada step terakhir, terdapat sepuluh variabel yang berpengaruh signifikan dan akan menjadi model terbaik yaitu variabel X 1, X 3, X 4, X 5, X 6. X 9, X 14, X 15, X 16, dan X 17 dengan nilai signifikansi dibawah α=0,10. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi status penerimaan Raskin di kecamatan Gunung Anyar dan menjadi model terbaik adalah jenis kelamin (X1), anggota keluarga (X 3 ), status kependudukan (X 4 ), pendidikan terakhir (X 5 ), frekuensi makan (X 6 ), luas lantai bangunan tempat tinggal (X 9 ), fasilitas tempat bab (X 14 ), pengeluaran untuk makanan (X 15 ), kepemilikan aset (X 16 ) dan frekuensi membeli pakaian baru (X 17 ). Model logit yang terbentuk dan menjadi model terbaik adalah sebagai berikut. g(x) = -9,940 1,973 (X 1 ) + 1,901 X 3 (1) + 5,491 X 4 (1) + 3,148 X 5 (1),464 X 6 (1) +,947 X 9 (1) 1,486 X 14 (1) + 1,485 X 15 (1) +,535 X 16 (1) + 6,16 X 17 (1) Dari hasil pemilihan model terbaik didapatkan nilai odd rasio. Sebagai contoh variabel pendidikan terakhir (X5) yaitu sebagai barikut. Rumah tangga dengan pendidikan terakhir kepala rumah tangga tidak sekolah, SD, atau SMP berpotensi menerima Raskin lebih tinggi sebesar 3,86 kali dari rumah tangga dengan pendidikan terakhir kepala rumah tangga SMA atau perguruan tinggi. Tabel 11. Interpretasi Nilai Peluang Responden R1 R R3 R4 R5 R6 R7 X1 1 1 1 1 1 1 1 X3 1 1 1 1 1 1 1 X4 1 1 1 1 1 1 1 X5 1 1 1 1 1 1 1 X6 1 1 1 1 1 1 0 X9 1 1 1 1 1 0 1 X14 1 1 1 1 0 1 1 X15 1 1 1 0 1 1 1 X16 1 1 0 1 1 1 1 X17 1 0 1 1 1 1 1 π(x) 0,99 0,83 0,99 0,99 0,99 0,99 0,99 1- π(x) 0,01 0,16 0,01 0,01 0,1 0,01 0,01 Responden R8 R9 R10 R11 R1 R13 R14 X1 1 1 1 0 1 0 0 X3 1 1 0 1 0 1 0 X4 1 0 1 1 0 0 1 X5 0 1 1 1 0 0 0 X6 1 1 1 1 0 0 0 X9 1 1 1 1 0 0 0 X14 1 1 1 1 0 0 0 X15 1 1 1 1 0 0 0 X16 1 1 1 1 0 0 0 X17 1 1 1 1 0 0 0 π(x) 0,99 0,91 0,99 0,99 0,50 0,00 0,01 1- π(x) 0,01 0,09 0,01 0,01 0,50 1 0,99 Responden R15 R16 R17 R18 R19 R0 R1 X1 0 0 0 0 0 0 0 X3 0 0 0 0 0 0 0 X4 0 0 0 0 0 0 0 X5 1 0 0 0 0 0 0 X6 0 1 0 0 0 0 0 X9 0 0 1 0 0 0 0 X14 0 0 0 1 0 0 0 X15 0 0 0 0 1 0 0 X16 0 0 0 0 0 1 0 X17 0 0 0 0 0 0 1 π(x) 0,01 0,00 0,01 0,00 0,00 0,01 0,0 1- π(x) 0,99 1 0,99 1 1 0,99 0,98 Tabel 11 dapat dijelaskan nilai peluang suatu rumah tangga dengan berbagai kategori untuk menerima Raskin dan

7 tidak menerima Raskin. Sebagai contoh kolom R 1 dapat diketahui rumah tangga dengan jenis kelamin kepala rumah tangga perempuan, anggota keluarga > 4 orang, kepala rumah tangga warga Surabaya, pendidikan terakhir kepala rumah tangga tidak sekolah, SD, atau SMP, frekuensi makan kali dalam sehari, luas lantai bangunan tempat tinggal sebesar 8m per orang, fasilitas tempat bab bukan milik sendiri, pengeluaran untuk makanan Rp. 700.000, - dalam sebulan, memiliki aset, dan frekuensi membeli pakaian baru 1 kali dalam setahun memiliki peluang untuk menerima Raskin sebesar 0,999 persen dan memiliki peluang untuk tidak menerima Raskin sebesar 0,001 persen. Langkah selanjutnya adalah uji kesesuaian model. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa (4,7 < 15,987) artinya model sesuai atau tidak ada perbedaan antara hasil observasi dengan hasil prediksi model. Setelah dilakukan uji kesesuaian model, langkah selanjutnya adalah membuat tabel klasifikasi model untuk menyatakan kelayakan suatu model dengan melihat seberapa besar observasi secara tepat diklasifikasikan. Tabel 1. Ketepatan Klasifikasi Model Hasil Observasi keputusan gagal tolak H 0 karena nilai Ĉ < χχ R(0,10,10) Prediksi Status Penerimaan Raskin Persentase Benar Tidak Penerima Penerima Status Tidak 1 15 89,1 Penerimaan Raskin Penerima Penerima 1 136 99,3 Persentase Keseluruhan 94, Berdasarkan Tabel 1 model regresi logistik dengan sepuluh variabel prediktor yang berpengaruh signifikan yaitu jenis kelamin (X 1 ), anggota keluarga (X 3 ), status kependudukan (X 4 ), pendidikan terakhir (X 5 ), frekuensi makan (X 6 ), luas lantai bangunan tempat tinggal (X 9 ), fasilitas tempat bab (X 14 ), pengeluaran untuk makanan (X 15 ), kepemilikan aset (X 16 ) dan frekuensi membeli pakaian baru (X 17 ) memiliki ketepatan klasifikasi sebesar 94, persen. V. KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut. 1. Secara deskriptif bahwa karakteristik antara rumah tangga tidak penerima Raskin dan rumah tangga penerima Raskin di kecamatan Gunung Anyar jauh berbeda. Dari hasil deskripsi variabel penelitian diketahui bahwa terdapat karakteristik yang jauh berbeda antara rumah tangga tidak penerima Raskin dan rumah tangga penerima Raskin hampir di semua variabel. Hanya pada jenis lantai bangunan tempat tinggal (X11) dan sumber penerangan utama (X 1 ) terlihat karakteristik yang relatif sama antara rumah tangga tidak penerima Raskin dan rumah tangga penerima Raskin.. Dari hasil analisis gap disimpulkan bahwa kualitas beras Raskin harus lebih diperhatikan. Menurut rumah tangga penerima Raskin kualitas beras Raskin yang diberikan tidak cukup bagus. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada beberapa permasalahan terkait program Raskin yang masih harus diperhatikan dan diperbaiki oleh pemerintah. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi status penerimaan Raskin di kecamatan Gunung Anyar adalah jenis kelamin (X1), anggota keluarga (X 3 ), status kependudukan (X 4 ), pendidikan terakhir (X 5 ), frekuensi makan (X 6 ), luas lantai bangunan tempat tinggal (X 9 ), fasilitas tempat bab (X 14 ), pengeluaran untuk makanan (X 15 ), kepemilikan aset (X 16 ) dan frekuensi membeli pakaian baru (X 17 ). Model logit yang terbentuk dari faktor-faktor yang berpengaruh adalah g(x) = -9,940 1,973 (X 1 ) + 1,901 X 3 (1) + 5,491 X 4 (1) + 3,148 X 5 (1),464 X 6 (1) +,947 X 9 (1) 1,486 X 14 (1) + 1,485 X 15 (1) +,535 X 16 (1) + 6,16 X 17 (1) dengan ketepatan klasifikasi model sebesar 94, persen. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak Kecamatan Gunung Anyar yang telah memberikan bantuan pemberian data sekunder yang berkaitan dengan data populasi rumah tangga serta memberikan perizinan untuk melakukan survei sehingga sangat membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian. DAFTAR PUSTAKA [1] Business News, 008, Dampak Krisis Ekonomi Pada Kemiskinan, Jakarta. [] Kompas, 008, Raskin Meringankan Beban Rakyat Miskin, 7 Juli, Jakarta. [3] Chernichivsky., Meesok, 003, Agenda Riset Strategis Bidang Penanggulangan Kemiskinan, Sugiyono, Indonesia. [4] Badan Pusat Statistik, 011, Analisis dan Perhitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 011, Indonesia. [5] Bungkaes, H., 013, Hubungan Efektivitas Pengelolaan Program Raskin Dengan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Mamahan Kecamatan Gemeh Kabupaten Kepulauan Talaud. Journal. Acta Diurna.