Keywords: health quality care, patient satisfaction

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DAN PELAYANAN PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD TENGKU RAFI AN SIAK SRI INDRAPURA. Ahmad Satria Efendi

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

ABSTRACT. Keywords: Dimensions of Quality of nurses services, Patient Satisfaction ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat baik di pasar

*Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

Kata Kunci : Persepsi Pasien, Mutu Jasa Pelayanan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TEPUS I KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN BPJS DALAM HAL KEPUASAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan prima dalam bidang kesehatan kepada masyarakat.

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

KUESIONER ANALISIS AUDIT KINERJA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

FAKTOR KEPUASAN PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN PERAWATAN PADA PASIEN BEDAH DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009).

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

Kepada Yth. Pasien RSUD Wirosaban di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI DI PUSKESMAS SONDER

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS JASA PRAKTEK KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ROBERT WOLTER MONGISIDI MANADO

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

PUSKESMAS. Data masyarakat ( Responden) (lingkari kode angka sesuai jawaban masyarakat/responden) Nomor Responden...

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAMIANG LAYANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi atau melebihi harapan. Maka dapat dikatakan, bahwa hal-hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terkendali biaya dan kualitasnya, seperti yang tercantum dalam Undang -

HUBUNGAN PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS RAWAT INAP DI RUANG HANA RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

BAB I PENDAHULUAN. dalam strategi World Trade Organization (WTO) pada tahun 2010 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

INFORMED CONSENT LEMBAR PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN. Setelah mendapatkan penjelasan mengenai Hubungan Persepsi Mutu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Trisno (2008) dengan judul pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan

Transkripsi:

ANALISIS KUALITAS JASA PELAYANAN DOKTER DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT RSU GMIM BETHESDA TOMOHON Chreisye K.F Mandagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Abstrak Reformasi layanan kesehatan mulai dibicarakan di era globalisasi. Sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit juga mengalami perkembangan dengan semakin meningkatnya persaingan antara penyedia layanan kesehatan. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara kualitas jasa pasien rawat inap RSU. Bethesda GMIM Tomohon. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional study dengan jumlah sampel 40 orang pasien yang bersedia diwawancara. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara kepuasaan pasien dengan kualitas jasa pelayanan dokter dalam dimensi ketanggapan, kehandalan, jaminan, kepedulian dan bukti langsung di Ruang rawat inap RSU Bethesda Tomohon. Kata kunci: kaulitas pelayanan kesehatan, kepuasaan pasien Abstract Health care reform was the buzzword in the globalization era. Health-care facilities such as hospitals are also progressing with increased competition among health care providers. The purpose of this study to know the relationship between service quality doctors with patient satisfaction level RSU. Bethesda GMIM Tomohon. This research used analytic survey with cross sectional study with a sample of 40 patients who agreed to be interviewed. The results showed no relationship between patient satisfaction with the quality of physician services in the dimensions of responsiveness, reliability, assurance, caring and direct evidence in Bethesda Hospital inpatient room Tomohon. Keywords: health quality care, patient satisfaction

Pendahuluan Reformasi layanan kesehatan mulai dibicarakan di era globalisasi. Sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit juga mengalami perkembangan dengan semakin meningkatnya persaingan antara penyedia layanan kesehatan. hal ini karena pola pikir masyarakat yang semakin maju, sehingga masyarakat mulai kritis terhadap kualitas pelayanan yang akan diberikan oleh rumah sakit. Oleh sebab itu, perlu dilakukan reorientasi tujuan dari organisasi layanan kesehatan dan reposisi hubungan pasien, dokter dan profesi layanan kesehatan lainnya agar semakin terfokus pada kepentingan pasien. Sebagai profesi layanan kesehatan, jasa pelayanan kesehatan harus memberikan layanan kesehatan yang terbaik kepada semua pasien, sebagai jawaban terhadap kepercayaan yang telah mereka berikan kepada petugas kesehatan dan organisasi layanan kesehatan dalam upaya penyembuhan penyakit dan bahkan keselamatan jiwanya (Pohan, 2007). Kualitas Jasa merupakan bagian penting dan perlu mendapat perhatian dari organisasi penyedia jasa pelayanan kesehatan dalam hal ini adalah rumah sakit. Cara pengemasan kualitas jasa yang akan di produksi harus menjadi salah satu strategi pemasaran rumah sakit yang akan menjual jasa pelayanan kepada pengguna jasanya seperti pasien dan keluarga. Pihak manajemen rumah sakit harus selalu berusaha agar produk jasa yang ditawarkan kepada pasien atau keluarga tetap dapat bertahan atau berkesinambungan sehingga dapat tetap merebut segmen pasar yang baru karena cerita dari mulut ke mulut oleh pasien yang puas, kurang puas, maupun tidak puas. Keunggulan suatu produk jasa kesehatan akan sangat tergantung dari keunikan kualitas jasa yang diperlihatkan dan apakah sudah sesuai dengan harapan atau keinginan pasien (Muninjaya, 2011). Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat (Permenkes No.147 Tahun 2010). Rumah sakit yang responsif adalah rumah sakit yang melakukan segala upaya untuk mengenali, melayani, dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasien dan publiknya. Oleh karena itu, setiap rumah sakit seyogianya dapat mengukur seberapa responsifkah dirinya serta menetapkan bagaimana meningkatkan kemampuannya untuk menciptakan kepuasan (Hartono, 2010). RSU. Bethesda GMIM Tomohon yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah salah satu rumah sakit swasta yang ada di Kota Tomohon dengan salah satu fasilitas pelayanan yang ada ialah pelayanan rawat inap. Peneliti melakukan

observasi disertai wawancara langsung dengan beberapa pasien di ruangan rawat inap dan mendapatkan adanya pernyataan yang berbeda-beda tentang pelayanan dokter, yaitu pelayanan dokter yang masih kurang cepat saat menangani pasien, kurangnya waktu pemeriksaan secara teratur, kurangnya komunikasi yang baik antara dokter dan pasien selama pasien dirawat, masih kurangnya pemberian informasi dari dokter tentang penyakit pasien dan bagaimana cara pencegahannya, kesopanan dari dokter baik cara berpakaian maupun cara berbicara, cara menanggapi dan menjawab keluhan pasien yang masih kurang baik, ketepatan diagnosa yang belum pasti sehingga pasien merasa ketidakpastian dengan tindakan yang akan dijalankannya, perbedaan pengambilan tindakan antara dokter satu dengan yang lainnya, dan lain sebagainya. Sehingga dengan adanya berbagai macam pernyataan tersebut, berdasarkan observasi dan wawancara secara mendalam dengan pasien, akhirnya membuat peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kualitas jasa pelayanan dokter dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di ruangan RSU. Bethesda GMIM Tomohon. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional study Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2016 di ruang Rawat Inap RSU. Bethesda GMIM Tomohon, Populasi adalah pasien yang dirawat di ruang rawat inap berdasarkan data pasien sebanyak 40 Pasien yang bersedia diwawancara Hasil dan Pembahasan 5.1 Karakteristik Pasien Berdasarkan hasil penelitian di Ruang Rawat Inap RSU GMIM Bethesda Tomohon diperoleh sampel dalam penelitian ini menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu 40 pasien. yang terdiri dari 20 pasien sebesar 50% perempuan dan 20 pasien sebesar 50%. Pasien yang berpartisipasi dalam penelitian ini mayoritas berada pada y kelompok umur >30 tahun, sebanyak 37 pasien sebesar 92,5%. Tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah yang berpendidikan terakhir SMA sebanyak 14 pasien sebesar 35% dan yang paling sedikit adalah pasien yang berpendidikan terakhir Sarjana sebanyak 3 pasien sebesar 7,5%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pasien yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah pasien yang tidak bekerja sebanyak 16 pasien sebesar 40% dan yang paling sedikit adalah pasien yang

dengan pekerjaan wiraswasa sebanyak 2 pasien sebesar 5%. 1.2 Gambaran Umum Pelayanan Dokter Berdasarkan hasil penelitian mengenai pelayanan dokter dalam dimensi ketanggapan dengan mengajukan pernyataan yaitu kecepatan dokter dalam memberikan pengobatan atau tindakan, tanggapan dokter pada setiap keluhan pasien, jawaban dokter dalam menjawab setiap pertanyaan tentang penyakit pasien dengan jelas, dokter melakukan tindakan sesuai prosedur, dokter memberikan kesempatan bertanya kepada pasien, cepat pelayanannya pada waktu pasien membutuhkan pertolongan segera, kemampuan dokter untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien, dokter memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti, dokter selalu menanyakan keluhan pasien. Dalam dimensi kehandalan dengan ketepatan waktu dokter dalam memulai memberikan pelayanan, kesungguhan dokter dalam menangani pasien, ketelitian dan keakuratan dokter dalam melakukan pemeriksaan, penjelasan dan diagnosa dokter tentang penyakit, keterampilan dokter dalam bekerja, kemampuan dokter dalam memberikan perhatian secara khusus kepada pasien, kesiapan dokter melayani pasien setiap saat, kecepatan dokter dalam memberikan pelayanan pengobatan, dokter dengan cepat dan mampu berdaptasi dengan pasien. Dalam dimensi jaminan dengan ketepatan waktu saat dokter melakukan pemeriksaan, penyampaian dokter kepada pasien mengenai jadwal kunjungan selanjutnya, dokter melakukan pemeriksaan secara teratur, perilaku dokter menimbulkan rasa aman, memberi jaminan akan kesembuhan pasien, dokter melayani dengan sikap meyakinkan sehingga pasien merasa aman, keyakinan atas kemampuan dokter dalam memberikan terapi atau pengobatan, dokter melayani tanpa memperhatikan status sosial. Dalam dimensi kepedulian dengan penjelasan dokter terhadap pengobatan yang akan dilakukannya, penjelasan dokter tentang obat yang harus diminum, dokter berusaha menenangkan rasa cemas pasien terhadap penyakit yang dideritanya, kepedulian dokter terhadap setiap keluhan pasien, dokter memberikan waktu pelayanan yang cukup pada pasien, perkenalan diri dokter kepada pasien yang bari dikenal, dokter memberikan bimbingan/konsultasi tentang penyakit dan pencegahannya kepada pasien, komunikasi dokter dan pasien berjalan dengan baik, dokter mendengar keluhan pasien dengan penuh perhatian dan ingin menolong. Dan dalam dimensi bukti langsung dengan dokter berpenampilan baik, keramahan

dokter pada pasien, bahasa yang digunakan dokter, perhatian khusus dari dokter kepada setiap pasien, dokter selalu mengecek kondisi pasien, penampilan dokter bersih dan rapi serta keserasian seragam dalam menjalankan tugasnya, dokter memberikan pelayanan yang sopan, dokter tersenyum saat melayani pasien, dokter menyapa dengan sopan, ramah dan ingin menolong. Didapatkan hasil penelitian ini diketahui bahwa lima dimensi pelayanan dokter menggambarkan bahwa kualitas pelayanan dokter di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon masih perlu ditingkatkan lagi, karena berdasarkan pengambilan data dan wawancara mendalam secara langsung dengan pasien yang ada di ruang rawat inap, bahwa masih adanya keluhan-keluhan dari pasien selama pasien di rawat, meskipun ada juga pasien yang sudah manyatakan baik dengan pelayanan dokter. Dari penelitian tersebut diatas, menujukkan bahwa masih adanya keluhan, masih kurangnya pemberian kualitas jasa yang baik oleh dokter selama pasien dirawat. Padahal pelayanan dokter merupakan hal yang sangat penting dan mendasar jika ditinjau dari alasan pasien untuk datang berobat dan memperoleh kesembuhan, oleh sebab itu faktor pelayanan dokter merupakan peranan penting dalam pelayanan sehingga apabila dokter dianggap kurang mampu memberikan pelayanan yang baik maka akan sangat mempengaruhi kepercayaan pasien terhadap dokter karena tenaga medis merupakan unsur paling besar dalam menentukan kualitas pelayanan. Fungsi utama tenaga medis yaitu memberikan pelayanan medis kepada pasien dengan mutu sebaik-baiknya, pelayanan yang berkualitas dengan menggunakan tata cara dan teknik berdasarkan ilmu kedokteran dan etika yang berlaku yang dapat dipertanggungjawabkan (Azwar, 2010). 5.3 Hubungan Antara Dimensi Ketanggapan Pelayanan Dokter Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Dimensi ketanggapan adalah kemampuan dokter menolong pasien dan kesiapannya melayani pasien dalam memberikan pelayanan di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon. Pelayanan ketanggapan yang diukur dalam penelitian ini meliputi kecepatan merespon keinginan pasien, memberi tanggapan dan jawaban yang baik pada pasien, penyampaian informasi yang jelas. Berdasarkan hasil analisis hubungan antara dimensi ketanggapan pasien menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dimensi ketanggapan

pasien di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon. Artinya bahwa pasien mempunyai persepsi yaitu jika dokter mampu memeriksa pasien dengan segera, dengan kecepatan dokter dalam memberikan pengobatan atau tindakan, tanggapan dokter pada setiap keluhan pasien, jawaban dokter dalam menjawab setiap pertanyaan tentang penyakit pasien dengan jelas, dokter melakukan tindakan sesuai prosedur, dokter memberikan kesempatan bertanya kepada pasien, cepat pelayanannya pada waktu pasien membutuhkan pertolongan segera, kemampuan dokter untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien, dokter memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti, dan dokter selalu menanyakan keluhan pasien, maka bagi mereka itulah pelayanan yang berkualitas. (Muninjaya, 2011). Bagi pihak rumah sakit, agar selalu memperhatikan pasien selama dirawat. Karena masih adanya perbedaan yang signifikan tentang persepsi dari setiap pasien. Hal ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Taufiq (2013) di Instalasi Rawat Inap A BLU RSUP PROF. DR. R. D. Kandou Kota Manado dengan jumlah sampel 85 responden dan menggunakan kelima dimensi kualitas jasa yaitu ketanggapan, kehandalan, jaminan, kepedulian, dan bukti langsung. Dan menanyakan penjelasan dokter terhadap pengobatan yang akan dilakukan oleh pasien, ketelitian dokter memeriksa pasien, tanggapan dokter tentang penyakit pasien, ketepatan waktu dokter memeriksa pasien. Yang didapatkan hasil bahwa responden yang pelayanan ketanggapan dokternya baik sebanyak 36 orang dan tidak baik sebanyak 4 orang. Menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pelayanan dokter dalam dimensi ketanggapan dengan kepuasan pasien. Dalam dimensi ketanggapan, pelayanan yang diberikan petugas (dokter) merupakan salah satu penunjang keberhasilan pelayanan kepada pasien yang sedang menjalani pengobatan serta perawatan khusunya pasien rawat inap. Perilaku pelayanan diantaranya ditunjukkan sikap dokter dalam melayani pasien. Sikap yang ditunjukkan dengan tingkah laku hendaknya memenuhi norma yang dikehendaki oleh masyarakat terutama oleh penderita dan keluarga pasien (Azwar, 2010). Pelayanan kesehatan (medis) merupakan hal yang penting yang harus di jaga maupun ditingkatkan kualitasnya sesuai standar pelayanan yang berlaku, agar masyarakat sebagai konsumen dapat merasakan pelayanan yang diberikan. Pelayanan sendiri hakikatnya merupakan suatu usaha untuk membantu menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan orang lain serta dapat memberikan kepuasan sesuai

dengan keinginan yang diharapkan oleh pasien. Berdasarkan dimensi kualitas layanan kesehatan maka harapan pasien sebagai konsumen pelayanan yang meliputi pemberian pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan, membantu dan memberikan pelayanan dengan tanggap tanpa membedakan unsur suku, agama, ras dan antar golongan, jaminan keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pasien (Tutik dan Febriana, 2010). Dengan hasil yang didapat, tentunya harapan dari setiap pasien dan menjadi tanggung jawab penyedia jasa dalam hal ini petugas yang langsung berhubungan dengan pasien. Bagaimana petugas merespon setiap keluhan dan keinginan pasien dengan cepat dan sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Hal ini tentunya akan meningkatkan rasa puas kepada pasien yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap Hanna. 5.4 Hubungan Antara Dimensi Kehandalan Pelayanan Dokter Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Dimensi kehandalan adalah kemampuan dokter memberikan pelayanan dengan tepat waktu dan akurat sesuai dengan standar yang berlaku di ruang rawat inap Hanna. Variabel pelayanan kehandalan yang diukur dalam penelitian ini meliputi ketepatan waktu dalam memberikan pelayanan, kesungguhan dalam menangani pasien, ketelitian dan keakuratan dokter dalam melakukan pemeriksaan, penjelasan dan diagnosa dokter tentang penyakit pasien, keterampilan dokter dalam bekerja, kemampuan dokter memberikan perhatian secara khusus kepada pasien, kesiapn dokter melayani pasien setiap saat, kecepatan dokter dalam memberikan pelayanan pengobatan, dokter dengan cepat dan mampu berdaptasi dengan pasien. Melalui pengambilan data secara langsung, wawancara secara mendalam dengan pasien mencari tau apakah ada keluhan atau tidak, apakah pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Dan ternyata masih terdapat keluhankeluhan dari pasien karena tidak lepas dari persepsi pasien yang berbeda-beda. Mereka mengatakan apa sebenarnya yang mereka rasakan selama di rawat. Ada yang sudah merasa puas dengan pelayanan dokternya, ada juga yang masih merasa belum puas dikarenakan sifat yang berbeda-beda, cara penanganan dokter yang berbeda-beda terhadap setiap pasiennya. Dan berdasarkan hasil analisis hubungan antara dimensi kehandalan pasien menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara dimensi ketanggapan pasien di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon (Pohan, 2007) Hasil penelitian lain yang pernah dilakukan oleh Jacobis (2013) pada pasien rawat inap peserta jamkesmas di BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou dengan jumlah responden sebanyak 96 orang pasien, dengan menggunakan 5 dimensi dan salah satunya dimensi kehandalan. Yang didapatkan hasil akhir bahwa pelayanan dokter yang berkualitas berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap. Dalam dimensi kehandalan, faktor pelayanan dokter merupakan peranan penting dalam pelayanan sehingga apabila dokter dianggap kurang mampu memberikan pelayanan yang baik maka mempengaruhi kepercayaan pasien terhadap dokter karena tenaga medis merupakan unsur paling besar dalam menentukan kualitas pelayanan. Fungsi utama tenaga medis yaitu memberikan pelayanan medis kepada pasien dengan sebaik-baiknya dengan menggunakan tata cara dan teknik berdasarkan ilmu kedokteran dan etika yang berlaku yang dapat dipertanggungjawabkan (Azwar, 2010). Menurut Triwibowo (2012), penilaian pelayanan kesehatan dapat ditinjau dari sisi pemakai jasa pelayanan kesehatan (pasien). Pelayanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakan dan diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembangnya atau meluasnya penyakit. Pasien sering mengganggap dimensi efektifitas, hubungan interpersonal, berkesinambungan dan kenyamanan, pemberian obat sesuai penyakit yang diderita, sebagai dimensi mutu yang sangat penting. 5.5 Hubungan Antara Dimensi Jaminan Pelayanan Dokter Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Dimensi jaminan adalah jaminan akan kompetensi dokter, kesopanan, dan sifat dokter yang dapat dipercaya oleh pasien di ruang rawat inap Hanna. Variabel pelayanan jaminan yang diukur dalam penelitian ini meliputi ketepatan waktu saat dalam melakukan pemeriksaan, penyampaian dokter kepada pasien mengenai jadwal kunjungan selanjutnya, dokter melakukan pemeriksaan secara teratur, perilaku dokter menimbulkan rasa aman, memberi jaminan akan kesembuhan pasien, dokter melayani dengan sikap meyakinkan sehingga pasien merasa aman, keyakinan atas ketepatan dalam melakukan diagnosa penyakit, keyakinan atas kemampuan dokter dalam memberikan

terapi atau pengobatan, dokter melayani tanpa memperhatikan status sosial. Pasien menginginkan pelayanan yang berkualitas, pelayanan yang dirasa aman selama berada di rumah sakit khususnya selama pasien di rawat diruang rawat inap Hanna RSU Pancaran Kasih. Beberapa pasien sudah merasa dokter telah memberikan jaminan selama di rawat di ruang rawat inap Hanna, tetapi masih ada juga beberapa pasien yang belum merasakan hal itu. Pasien menginginkan dokter selalu melakukan pemeriksaan secara teratur, menyampaikan waktu kunjungan berikutnya agar pasien tahu. Harapan dari pasien kiranya untuk kedepannya lebih diperhatikan lagi untuk pelayanan yang ada karena hal ini sejalan dengan hasil analisis hubungan antara dimensi jaminan pelayanan dokter dengan tingkat kepuasan pasien yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dimensi ketanggapan pelayanan dokter dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon. Penelitian yang dilakukan oleh (Triwahyuni, 2012) di ruang perawatan RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadri Kota Pontianak tahun 2015 dalam dimensi jaminan dengan mengajukan penyataan tentang ketepatan waktu saat dokter melakukan pemeriksaan, keramahan dari dokter, penyampaian waktu kunjungan selanjutnya oleh dokter. Dan berdasarkan kondisi dan lapangan dan hasil uji statistik menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara dimensi jaminan pelayanan dokter dengan tingkat kepuasan pasien BPJS di ruang perawatan RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie. Dalam dimensi jaminan, adanya professionalisme behavior menjadi penting diajarkan dan diterapkan. Kompetensi seorang dokter tidak hanya dinilai dari keterampilan klinis maupun pengetahuan semata tetapi juga membutuhkan perilaku yang baik. hal ini karena dokter akan berhubungan dengan seorang pasien. Memberi jaminan akan kesembuhan bagi pasien sehingga selain kempuan maupun pengetahuan dokter yang baik, seorang dokter juga dituntut untuk mampu bertutur kata maupun bersikap sesuai keinginan pasien (Anonimous, 2010). 5.6 Hubungan Antara Dimensi Kepedulian Pelayanan Dokter Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Dimensi kepedulian adalah rasa kepedulian dan perhatian secara khusus dari dokter kepada pasien di ruang rawat inap Hanna. Variebel kepedulian yang diukur dalam penelitian ini meliputi penjelasan dokter terhadap pengobatan yang akan dilakukannya, penjelasan dokter tentang obat yang harus diminum, dokter berusaha menenangkan rasa cemas pasien

terhadap penyakit yang dideritanya, kepedulian dokter terhadap setiap keluhan pasien, dokter memberikan waktu pelayanan yang cukup pada pasien, perkenalan diri dokter kepada pasien yang bari dikenal, dokter memberikan bimbingan/konsultasi tentang penyakit dan pencegahannya kepada pasien, komunikasi dokter dan pasien berjalan dengan baik, dokter mendengar keluhan pasien dengan penuh perhatian dan ingin menolong. Hal ini menunjukkan bahwa ada pasien yang sudah menyatakan baik terhadap kepedulian dari dokter dan ada juga pasien yang belum menyatakan baik terhadap kepedulian dokter. Pasien memiliki harapan untuk mendapatkan perhatian lebih dari petugas kesehatan khususnya dokter yang bertugas di ruang rawat inap Hanna, misalnya dokter berusaha menenangkan rasa cemas pasien terhadap penyakit yang dideritanya, penjelasan dokter tentang pengobatan dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil analisis hubungan antara dimensi kepedulian pasien menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dimensi ketanggapan pasien di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon (Muninjaya, 2011) Hal ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Taufiq (2013) tentang hubungan antara pelayanan dokter dengan tingkat kepuasan pasien yang ada di instalasi rawat inap A BLU RSUP Prof. R. D. Kandou dengan memakai dimensi kualitas jasa dan mengajukan pernyataan penjelasan dokter terhadap pengobatan yang dilakukannya, penjelasan dokter tentang obat yang harus diminum, dan kepedulian dokter terhadap setiap keluhan pasien dan keluarga yang didapatkan hasil bahwa responden yang pelayanan kepedulian dokternya baik sebanyak 35 orang atau sebesar 87,5%, menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pelayanan dokter dalam dimensi ketanggapan dengan tingkat kepuasan pasien. Bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi kepedulian petugas memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi petugas dengan pasien, keprihatinan serta keramahtamahan petugas dalam melayani pasien, dan atau kesembuhan penyakit yang sedang diderita oleh pasien. Dalam dimensi kepedulian, kompetensi teknik dokter atau profesi kesehatan lain yang berhubungan dengan pasien, perhatian, serta kepedulian dokter serta keluaran dari penyakit atau bagaimana perubahan yang dirasakan oleh pasien sebagai hasil dari layanan kesehatan merupakan salah satu indikator kepuasan pasien terhadap layanan kesehatan. Pasien melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu

layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakn dan diselenggarakan dengan cara yang sopan santun, tepat waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembangnya atau meluasnya penyakit. (Azwar, 2010). 5.7 Hubungan Antara Dimensi Bukti Langsung Pelayanan Dokter Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Dimensi bukti langsung adalah perwujudan jasa dari dokter yang dapat dirasakan secara langsung olehpasien di ruang rawat inap Hanna. Variabel pelayanan bukti langsung yang diukur dalam penelitian ini meliputi penampilan yang baik dari dokter, keramahan dokter pada pasien, bahasa yang digunakan dokter mudah dimengerti atau tidak, perhatian khusus dari dokter kepada pasien, dokter selalu mengecek kondisi pasien, penampilan dokter bersih dan rapi serta keserasian seragam dalam menjalankan tugasnya, dokter memberikan pelayanan yang sopan, dokter selalu memberikan senyuman kepada pasien, ramah, dokter menyapa dengan sopan dan ingin menolong. Nilai pasien adalah ikatan emosional yang terjalin antara pesien dan dokter setelah pasien menggunakan produk dan jasa dari perusahaan dan mendapati bahwa produk atau jasa tersebut memberi nilai tambah. Saat melakukan pengambilan data, berkomunikasi langsung dengan pasien, didapatkanlah pernyataan berbeda beda tentang perwujudan jasa yang baik oleh dokter. Sebagian besar pasien mengharapkan para dokter selalu berpakaian rapi, akrab dengan pasien, bahkan pasien merasa senang apabila dokter bersentuhan langsung dengan pasien sehingga pasien merasa aman merasa bahwa dokter benar-benar memperhatikan pasien (Pohan, 2007) Berdasarkan hasil analisis hubungan antara dimensi bukti langsung pasien menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dimensi ketanggapan pasien di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon. Penelitian lain yang dilakukan oleh Suaib, dkk (2011) di Ruang Rawat Inap RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa yang terdiri dari pasien umum maupun pasien asuransi kesehatan, menunjukkan bahwa pada pasien umum, responden yang menyatakan pelayanan dokter baik lebih banyak merasa puas yaitu 16 orang dibandingkan yang tidak puas yaitu 6 orang, sedangkan responden yang menyatakan pelayanan dokter kurang lebih banyak merasa tidak puas yaitu 5 orang dibandingkan yang puas yaitu 5 orang.

Dalam dimensi bukti langsung, dalam memberikan pelayanan seorang dokter harus bersikap sopan, sabar, ramah, tidak ragu-ragu, penuh perhatian terhadap penderita, selalu memberikan pertolongan yang di berikan, membina hubungan yang baik dengan perawat yang menangani pasien, menjalin hubungan baik dengan pasien dan keluarganya agar timbul kepercayaan penderita kepada dokter tersebut (Azwar, 2010). 5.8 Tingkat Kepuasan Pasien Kepuasan atau ketidakpuasan merupakan respon pelanggan sebagai hasil dan evaluasi ketidaksesuaian kinerja atau tindakan yang dirasakan sebagai akibat dari tidak terpenuhnya harapan. pada dasarnya harapan pasien adalah perkiraan atau keyakinan pasien tentang pelayanan yang diterimanya akan memenuhi harapannya. Sedangkan hasil kinerja akan dipersepsikan oleh pasien (Tribowo, 2012). Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, akan mengakibatkan tuntutan peningkatan pelayanan kesehatan. Salah satu upaya mengantisipasi keadaan tersebut dengan menjaga kualitas pelayanan, sehingga perlu dilakukan upaya terus menerus agar dapat diketahui kelemahan dan kekurangan jasa pelayanan kesehatan. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan, maka fungsi pelayanan secara perlu ditingkatkan untuk memberi kepuasan pasien. Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen (pasien) terhadap tingkat pelayanan yang diterima dengan tingkat layanan yang diharapkan. Kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan setiap pasien, makin sempurna kebutuhan dan tuntutan setiap pasien, makin baik pula kualitas pelayanan kesehatan ( Azwar, 2010). Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa akan mucul apabila kinerja layanan kesehatan khusunya dalam hal ini pelayanan dokter terhadap pasien di ruang rawat inap Hanna yang diperoleh pasien tidak sesuai dengan harapan pasien. Tingkat kepuasan pasien diukur baik scara kuantitatif ataupun kualitatif (dengan membandingkannya) dan jika kita melakukan upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan,pengukuran tingkat kepuasan mutlak diperlukan. Dan dengan ini diketahuilah sejauh mana dimensidimensi kualitas pelayanan kesehatan yang telah diselenggrakan dapat memenuhi

kebutuhan pasien khususnya pasien yang di rawat diruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon (Pohan, 2007). Triwahyuni, dkk (2012), dalam penelitiannya menemukan bahwa kepuasan pasien rawat inap di RSU Bunda Thamrin Medan yaitu tidak puas sebesar 16%, kurang puas sebesar 44,4%, dan puas sebesar 39,6%. Tingkat kepuasan pasien secara menyeluruh adalah penggabungan dimensi kualitas jasa pelayanan seperti ketanggapan, kehandalan, jaminan, kepedulian, dan bukti langsung. Dan hasil penelitian berdasarkan tingkat kepuasan pasien diperoleh sebanyak 38 pasien sebesar 95% merasa puas dengan pelayanan dokter yang ada di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon. Pasien merasa puas terhadap pelayanan apabila penggabungan dimensi kualitas jasa pelayanan dokter dapat dilakukan dengan baik sesuai visi dan misi RSU GMIM Bethesda Tomohon. Kesimpulan Dari hasil penelitian pelayanan dokter dalam dimensi ketanggapan, kehandalan, jaminan, kepedulian dan bukti langsung dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon bahwa dapat disimpulkan : 1. Terdapat hubungan antara kualitas jasa pelayanan dokter dalam dimensi ketanggapan dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon 2. Terdapat hubungan antara kualitas jasa pelayanan dokter dalam dimensi kehandalan dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon 3. Terdapat hubungan antara kualitas jasa pelayanan dokter dalam dimensi jaminan dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon 4. Terdapat hubungan antara kualitas jasa pelayanan dokter dalam dimensi kepedulian dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon 5. Terdapat hubungan antara kualitas jasa pelayanan dokter dalam dimensi bukti langsung dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon Saran 1. Diharapkan untuk RSU. Pancaran Kasih GMIM Manado, khusunya untuk para dokter dokter yang ada agar lebih memperhatikan dan menanggapi apa yang menjadi kebutuhan pasien. Dengan titipan harapan dari pasien pasien, lewat dijalankannya kuesioner yaitu lebih lagi memperhatikan pasien dengan sungguh sungguh, lebih memperhatikan pemeriksaan yang cukup bagi pasien,

dalam melakukan pemeriksaan lebih memperhatikan, mendengarkan, dan menanggapi dengan baik apa yang menjadi keluhan pasien terhadap penyakitnya, lebih memperhatikan pelayanan yang akan diberikan baik tindakan maupun pengobatan, lebih memperhatikan sikap dengan ramah dan selalu tersenyum, perkenalan dengan pasien yang baru dikenal, pelayanan yang diberikan harus berjalan seiring dengan nama rumah sakit yaitu yang melayani dengan memancarkan kasih didalamnya, pemberian informasi yang jelas tentang penyakit pasien dan cara pencegahannya agar pasien tahu, dan ketepatan diagnosa yang pasti. Sehingga pasien dapat merasa diperhatikan oleh dokter dalam keadaan apapun dan merasa nyaman selama dirawat di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon 2. Bagi institusi pendidikan agar lebih lagi dalam mencantumkan materi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas jasa pelayanan kesehatan terhadap kepuasan pasien 3. Bagi peneliti yang akan meneliti di waktu yang akan datang, agar dapat meneruskan penelitian ini di bagian yang lain untuk kesempurnaan penelitian ini. Kepustakaan Aditama, Y, T. 2010. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: Universitas Indonesia. Alamsyah, D. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogjakarta : Nuha Medika Anonimous, Artikel. 2010. Perilaku Profesionalisme Dokter Bangun Kepercayaan Bagi Pasien.) (Online). (http://www.umy.ac.id/perilakuprofesionalisme-dokter-bangunkepercayaan-bagi-pasien.html, diakses tanggal 27 Mei 2015) Azwar, A. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Tangerang: Binarupa Aksara Hartono, B. 2010. Manajemen Pemasaran Untuk Rumah Sakit. Jakarta : Rineka Cipta Laporan Kinerja Tahunan Ruang Rawat Inap RSU. Bethesda GMIM Tomohon, Tahun 2015 Muninjaya, G A A. 2011. Manajemen Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147 Tahun 2010 tentang Perizinan Rumah Sakit. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Pohan, I. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: EGC Purwanto S, 2008. Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rumah Sakit, Artikel Psikologis Klinis dan Pengembangan Sosial. http://www/setiyo. klinis.wordpress.com./2008/12/28 /kepuasan-pasien-terhadappelayanan-rumah sakit/(online ) diakases pada tanggal 29 Mei 2015 Suaib, dkk. 2011. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan

Pasien Di Ruang Rawat Inap Rsud Syekh Yusuf Kabupaten Gowa (Jurnal). Makassar: Universitas Hasanuddin (Online) (http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/fil es/418ef3e5a30c8713e8eb916d77 829c11.pdf,diakses pada 28 Juni 2015). Suryawati, C. 2006. Kepuasan Pasien Rumah Sakit (Tinjauan Teoritis Dan Penerapannya Pada Penelitian). JMPK Vol. 07/No.04/Desember 2004. Hal 191. (Online). http://www.jmpkonline.net/images/jurnal/2004/vol _07_No_4_2004/03_chriswardani _suryawati_07_04.pdf pada tanggal 16 Juli 2015 diakses Taufiq S. Tacoh. 2013. Hubungan Antara Pelayanan Dokter Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Di Instalasi Rawat Inap A BLU RSUP Prof. DR. D. Kandou Kota Tomohon. (Jurnal). (Online) http://fkm.unsrat.ac.id/wpcontent/uploads/2013/11/taufi Q-TACOH-091511177.pdf, diakses 25 September Triwibowo, C. 2012. Perizinan dan Akreditasi Rumah Sakit. Yogyakarta : Nuha Medika