BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

ABSTRAK RESIKO KEJADIAN ISPA PADA PEROKOK PASIF DAN PENGGUNA KAYU BAKAR DI RUMAH TANGGA

Gunung api yang meletus akan mengeluarkan berbagai jenis debu serta gas dari dalam perut. Debu Vulkanik Dan Gangguan Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia terutama masalah lingkungan, Pencemaran udara yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB I PENDAHULUAN. ATP (Adenosin Tri Phospat) dan karbon dioksida (CO 2 ) sebagai zat sisa hasil

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Asma adalah suatu inflamasi kronik dari saluran nafas yang menyebabkan. aktivitas respirasi terbatas dan serangan tiba- tiba

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang maupun negara maju (WHO, 2008). Infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. napas, batuk kronik, dahak, wheezing, atau kombinasi dari tanda tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Asma adalah penyakit saluran nafas kronis yang penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran serta polusi. Pada tahun 2013 industri tekstil di Indonesia menduduki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi telah terjadi perkembangan di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

GAMBARAN GANGGUAN PERNAPASAN PADA PENJUAL SAYUR KELILING BERMOTOR DI KECAMATAN MATESIH NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: NUGRAHA DWI ANANTA J

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan suatu industri adalah mengolah masukan (input) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)

BAB I PENDAHULUAN. bahaya tersebut diantaranya bahaya faktor kimia (debu, uap logam, uap),

kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai Indonesia sehat, dalam Indonesia sehat diharapkan setiap warga negara Indonesia tinggal dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dari proses produksi terkadang mengandung potensi bahaya yang

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. selama ini masih banyak permasalahan kesehatan, salah satunya seperti kematian

BAB I PENDAHULUAN. dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease)

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

HUBUNGAN ANTARA LAMA SENAM ASMA DENGAN FREKUENSI SERANGAN ASMA DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan.

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RUMAHORBO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di. dunia dan merupakan penyakit kronis pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. masih cenderung tinggi, menurut world health organization (WHO) yang bekerja

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Udara tersebut berbentuk gas dan terdapat dimana-mana, sehingga akibatnya

BAB I PENDAHULUAN. Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasi


BAB IX PENCEMARAN UDARA AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS DI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN SENAM ASMA TERHADAP FREKWENSI KEKAMBUHAN ASMA BRONKIAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai daerah penghasilan furniture dari bahan baku kayu. Loebis dan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas sehingga jumlah tenaga kerja yang berkiprah disektor

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nitrogen, 20% Oksigen, 0,93% Argon, 0,03% Karbon Dioksida (CO 2 ), dan

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv. ABSTRAK...

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam

BAB I PENDAHULUAN. Tes fungsi paru dilakukan untuk menilai kondisi paru seseorang. Tes fungsi

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan

BAB I PENDAHULUAN. Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan pun muncul seiring semakin padatnya jumlah penduduk. Salah. satunya permasalahan di bidang transportasi.

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma.

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT

BAB I PENDAHULUAN. Nigeria masing-masing 6 juta episode (Kemenkes RI, 2011). (15%-30%). Berdasarkan hasil penelitian Khin, dkk tahun 2003 di Myanmar

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyatakan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan kelengkapan fisik, mental, sosial, kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Pada tahun 1986, WHO dalam piagam Ottawa untuk promosi kesehatan, menyatakan bahwa pengertian kesehatan adalah sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup. Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik. Dari pengertian WHO tersebut diatas, kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain kesehatan fisik, kesehatan mental, kesehatan sosial dan kesehatan ekonomi. Kesehatan fisik, terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan secara objektif semua organ tubuh berfungsi. Kesehatan mental mencakup pikiran, emosional, dan spiritual. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, serta saling toleran dan menghargai. Sedangkan kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu, dan dapat berguna bagi hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. 1

2 Setiap individu mempunyai impian untuk memenuhi keempat aspek kesehatan tersebut. Di era globalisasi disertai doktrin pola pikir idealis seperti sekarang ini, persaingan untuk memperoleh kehidupan yang layak menjadi sulit, terlebih untuk kalangan rakyat menengah kebawah. Lapangan pekerjaan menjadi susah dan manusia berpikir lebih keras untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Individu rela mengorbankan kesehatan fisiknya untuk mencari kesehatan finansial atau kesehatan ekonominya, ada yang mengorbankan kesehatan sosialnya untuk memenuhi kesehatan finansial atau kesehatan ekonominya. Berdasarkan pemahaman aspek kesehatan tersebut, penulis mendapatkan fenomena kehidupan masyarakat, dimana didapati komunitas yang berjualan sayuran dan lauk pauk dengan menggunakan sepeda motor mengelilingi suatu daerah tertentu atau disebut penjual sayur keliling bermotor. Dari hasil wawancara penulis dengan enam penjual sayur keliling, setiap harinya penjual sayur keliling bermotor selalu berpergian jarak jauh, dari jam dua dini hari sampai jam sebelas siang untuk menjajakan sayurnya kepada warga. Dalam sehari menempuh jarak 20 Km sampai 80 Km. Dari keenam penjual sayur keliling bermotor, empat diantaranya mengatakan mengalami batuk dan pilek setiap hari tetapi tidak pernah di obati dan dibiarkan saja. Dari hasil observasi, keenam penjual sayur keliling bermotor ada dua penjual sayur yang mengalami pilek dan selalu batuk batuk. Penjual sayur keliling bermotor bekerja di pagi hari, kondisi pada pagi hari memungkinkan paparan udara dingin. Lingkungan berkendara berupa

3 udara yang dingin dan polutan dari kendaraan bermotor membuat peradangan atau inflamasi pada sistem pernapasan. Area permukaan sistem pernapasan yang luas menyebabkan banyak kemungkinan mengalami kerusakan (Ward et at, 2006). Kondisi yang seperti ini tentunya akan sangat mempengaruhi kondisi kesehatan sistem pernapasan penjual sayur keliling bermotor. Polusi udara mengandung bahan kimia berbahaya, diantaranya hidrogen sulfida, nitrogen dioksida, karbon monoksida, dan partikel kecil. Inhalasi polusi udara dalam jangka pendek menyebabkan gangguan pernapasan akut, dan inhalasi dalam jangka panjang dan terus menerus menyebabkan penyakit pernapasan kronis sesuai dengan kecenderungan individu (Hunter, 2012). Setiap komponen udara berupa bahan kimia, suhu udara, kelembaban, partikel, virus dan bakteri akan menimbulkan penyakit atau gangguan sistem pernapasan tertentu sesuai dengan fisiologi sistem pernafasan (Ringel, 2012). WHO (2008) memaparkan ada enam faktor penyebab gangguan pernapasan, yaitu perokok aktif dan pasif, polusi rumah tangga, polusi lingkungan, allergen, lingkungan kerja, diet atau nutrisi, juga kondisi infeksi dan penyakit pernapasan sebelumnya. Perokok aktif dan pasif adalah penyebab utama gangguan pernapasan, lalu diikuti oleh polusi lingkungan dan lingkungan kerja. Penulis akan menggambarkan, gangguan pernapasan apa saja yang muncul pada penjual sayur keliling bermotor.

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah gambaran gangguan pernapasan pada penjual sayur keliling bermotor di Kecamatan Matesih? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan gangguan pernapasan penjual sayur keliling bermotor di Kecamatan Matesih. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui jenis gangguan pernapasan yang sering muncul pada penjual sayur keliling bermotor. b. Untuk mengetahui frekuensi gangguan pernapasan berupa sesak napas c. Untuk mengetahui frekuensi gangguan pernapasan berupa batuk. d. Untuk mengetahui frekuensi gangguan pernapasan berupa produksi mukus berlebih. e. Untuk mengetahui frekuensi gangguan pernapasan berupa hempoptosis. f. Untuk mengetahui frekuensi gangguan pernapasan berupa wheezing atau mengi. g. Untuk mengetahui frekuensi gangguan pernapasan berupa nyeri dinding dada.

5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Bidang Keperawatan Sebagai referensi untuk menambah ilmu pengetahuan. b. Bagi Praktisi Kesehatan Lainnya Sebagai bahan rujukan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan hasil penelitian ini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta memberikan kontribusi penelitian dibidang kesehatan khususnya keperawatan. b. Bagi Masyarakat Umum Untuk menambah wawasan kepada masyarakat umum, agar menjaga diri, dan dapat meminimalisir gangguan pernapasan. E. Penelitian Sejenis Peneliti belum mendapatkan penelitian sejenis yang membahas gangguan pernapasan. Mayoritas penelitian dibidang sistem pernapasan membahas kapasitas vital paru.