BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 6 Gorontalo didirikan pada tahun 1951 dan mulai beroperasi pada tahun 1979.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

Abstrak. Analisis Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Putri Kelas XI SMK YAPSIPA Kota Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(Nurul Azmi) Nim

FAKTOR RISIKO DISMENORE PRIMER PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP X) KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. remaja adalah datang haid yang pertama kali atau menarche, biasanya sekitar umur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI (INDEKS MASSA TUBUH) DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA DI AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas IX. Hasil isian kuesioner yang dipakai pada pengolahan data

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

HUBUNGAN GANGGUAN HAID DENGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

INSTRUMEN PENELITIAN MEDAN TAHUN 2010

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

Universitas Lampung. Abstrak CORRELATION BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND MENARCHE AGE IN TEENAGE GIRLS AT SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG.

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menstruasi pertama kali atau Menarche ( Nelson,2012). sudah menginjak haidnya yang pertama (Menarche). Datangnya haid ini

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. penduduk adalah berusia tahun (BKKBN, 2003) Leutinizing Hormon (LH) yang signifikan (Aulia, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah Istimewa Yogyakarta. Responden penelitian adalah laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Yunita Andriani

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa, hasil

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORE DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

BAB I PENDAHULUAN. diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. semakin cepat usia menarche. Selain mempengaruhi usia menarche, status gizi

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti

BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

KABUPAT TAHUN Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. bayi, masa kanak-kanak, masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterum dan

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian SMP Negeri 6 Gorontalo didirikan pada tahun 1951 dan mulai beroperasi pada tahun 1979. Sekolah yang beralamat di jalan Jaksa Agung Suprapto No. 24 Kelurahan Limba U2 Keccamatan Kota Selatan Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo. Bangunan sekolah seluas 3903,54 m 2 dibangun di areal tanah seluas 6045 m 2 dengan sertifikasi tanah Nomor 188.44/HP/106. Siswi kelas VIII SMP Negeri 6 Gorontalo pada tahun 2013 berjumlah 156 siswi dengan jumlah siswi yang telah mengalami menstruasi berjumlah 118 siswi dan 90 siswi dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. 4.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian 1. Variabel Usia Menarche Variabel usia menarche dikategorikan dalam 2 kategori yaitu cepat dan normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Menarche Siswi SMPN 6 Gorontalo Tahun 2013 Usia Menarche Frekuensi n Persentase (%) Cepat 56 62,2 Normal 34 37,8 Total 90 100 Dari Tabel 4.1 didapatkan bahwa responden yang mengalami menarche dalam kategori cepat sebanyak 56 orang (62,2%) dan responden yang mengalami menarche dalam kategori normal sebanyak 34 orang (37,8%). 34 1. Variabel Riwayat Dismenore Primer Pada Keluarga

Riwayat dimenore primer pada ibu/saudara disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Ibu/Saudara Dismenore Primer Siswi SMPN 6 Gorontalo tahun 2013 Riwayat ibu/saudara Frekuensi n Persentase (%) Ya 61 67,8 Tidak 29 32,2 Total 90 100 Dari Tabel 4.2 didapatkan bahwa responden yang memiliki riwayat dismenore primer sebanyak 61 orang (67,8%) dan responden yang tidak memiliki riwayat dismenore primer sebanyak 29 orang (32,2%). 2. Variabel Overweight / Obese Variabel Overweight / Obese dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu Normal dan Overweight / Obese. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tebel berikut: Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Overweigh/Obese Siswi SMPN 6 Gorontalo Tahun 2013 Overweight / Obese Frekuensi n Persentase (%) Ya 18 20 Normal 72 80 Total 90 100 Dari Tabel 4.3 didapatkan bahwa responden yang mengalami Overweight / Obese sebanyak 18 orang (20%) dan responden yang tidak mengalami Overweight / Obese sebanyak 72 orang (80%). 3. Variabel Dismenore Primer

Variabel Dismenore Primer dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu yang mengalami Dismenore Primer dan yang tidak mengalami Dismenore Primer. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tebel berikut: Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden Dismenore Primer Siswi SMPN 6 Gorontalo Tahun 2013 Dismenore Primer Frekuensi n Persentase (%) Ya 49 54,4 Tidak 41 45,6 Total 90 100 Dari Tabel 4.4 didapatkan bahwa responden yang mengalami sebanyak 49 orang (54,4%) dan responden yang tidak mengalami Dismenore Primer Dismenore Primer sebanyak 41 orang (45,6%). 4.1.3 Hubungan Beberapa Variabel Dengan Kejadian Dismenore Primer 1. Hubungan Usia Menarche dengan Kejadian Dismenore Primer berikut: Hubungan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer disajikan pada tabel Tabel 4.5 Hubungan Usia Menarche dengan Kejadian Dismenore Primer Siswi SMPN 6 Gorontalo Tahun 2013 Usia Menarche Dismenore Primer Total P Value OR Ya Tidak Cepat 37 19 56 3,570 Normal 12 22 34 Total 49 41 90 0,009 Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh bahwa responden dengan kategori usia menarche cepat yang mengalami dismenore primer sebanyak 37 orang (41,11%), dan responden dengan kategori usia menarche normal yang mengalami dismenore primer sebanyak 12 orang

(13,33%). Sedangkan responden yang tidak mengalami dismenore primer untuk kategori usia menarche cepat sebanyak 19 orang (21,11%), dan untuk kategori usia menarche normal sebanyak 22 orang (24,44%). Dari hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,009 (p < 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer. Dari hasil juga didapatkan nilai OR = 3,570, maka dapat dikatakan usia menarche yang cepat beresiko 3,57 kali mengalami dismenore primer. 1. Hubungan Riwayat Dismenore Primer dengan Kejadian Dismenore Primer Hubungan antara riwayat dismenore primer dengan kejadian dismenore primer disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.6 Hubungan Riwayat Ibu/Saudara dengan Kejadian Dismenore Primer Siswi SMPN 6 Gorontalo Tahun 2013 Riwayat Ibu / Saudara Dismenore Primer Total P Value OR Ya Tidak Ya 38 23 61 2,704 Tidak 11 18 29 Total 49 41 90 0,052 Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh bahwa responden memiliki riwayat dismenore primer pada keluarga yang mengalami dismenore primer sebanyak 38 orang (42,22 %), dan responden yang tidak memiliki riwayat dismenore primer pada keluarga yang mengalami dismenore primer sebanyak 11 orang (12,22%). Sedangkan responden yang tidak mengalami dismenore primer untuk kategori yang memiliki riwayat dismenore primer pada keluarga sebanyak 23 orang (25,55%), dan untuk kategori yang tidak memiliki riwayat dismenore primer pada keluarga sebanyak 18 orang (20%).

Dari hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,052 (p < 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat dismenore primer pada keluarga dengan kejadian dismenore primer. Dari hasil juga didapatkan nilai OR = 2,704, maka dapat dikatakan riwayat dismenore primer pada keluarga beresiko 2,7 kali mengalami dismenore primer. 2. Hubungan antara Overweight / Obese dengan Kejadian Dismenore Primer Hubungan antara overweight / obese dengan kejadian dismenore primer disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.7 Hubungan Overweight / Obese dengan Kejadian Dismenore Primer Siswi SMPN 6 Gorontalo Tahun 2013 Overweight / Obese Dismenore Primer Ya Tidak Total P Value Overweight/Obese 13 5 18 Normal 36 36 72 0,153 Total 49 41 90 Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh bahwa responden yang tergolong overweight / obese yang mengalami dismenore primer sebanyak 13 orang (14,44 %), dan responden yang tergolong memiliki berat badan normal yang mengalami dismenore primer sebanyak 36 orang (40%). Sedangkan responden yang tidak mengalami dismenore primer untuk kategori tergolong overweight / obese sebanyak 5 orang (5,55%), dan untuk kategori yang tergolong memiliki berat badan normal sebanyak 36 orang (40%). Dari hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,153 (p > 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara overweight / obese dengan kejadian dismenore primer. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Karakteristik Subyek Penelitian

1. Variabel Usia Menarche Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa responden yang mengalami menarche dalam kategori cepat sebanyak 56 orang (62,2%) dan responden yang mengalami menarche dalam kategori normal sebanyak 34 orang (37,8%). Menurut teori berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor eksogen, yaitu seperti status sosial ekonomi keluarga, status gizi dll (Erma, 2008). Untuk faktor endogen yaitu genetik diduga berkaitan waktu terjadi kematangan seksual, seorang gadis mengikuti menstruasi pertama ibunya. Usia menarche ibu dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan badan anak sehingga mempengaruhi waktu menarchenya. Sedangkan faktor eksogen seperti status sosial ekonomi dapat berpengarug karena status sosial ekonomi tinggi mendapat usia menarche lebih muda dibanding anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi rendah. Hal ini dikarenakan pendapatan orangtua yang lebih tinggi meningkatkan daya beli keluarga baik itu daya beli makanan maupun akses ke pelayanan kesehatan. Begitu pula dengan status gizi dimana gizi mempengaruhi kematangan seksual pada remaja yang mendapat menarche lebih dini. Pada umumnya, mereka yang mengalami kematangan seksual lebih dini akan memiliki Indeks Masa Tubuh (IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang mengalami kematangan seksual terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Liliwati dan Khairani pada tahun 2007 mengenai efek dismenore pada anak usia sekolah. Hasil penelitiannya diperoleh bahwa responden dengan usia menarche cepat lebih banyak dibanding usia menarche normal, dimana usia menarche cepat sebanyak 56,3% dan usia menarche normal sebanyak 43,7%. Penelitian lain

yang mendukung juga pernah dilakukan oleh Kiran dan Tiwari pada tahun 2008 dengan hasil rata-rata responden dengan usia menarche 11 tahun (kategori cepat). 2. Variabel Riwayat Dismenore Primer Pada Keluarga Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memiliki riwayat dismenore primer sebanyak 61 orang (67,8%) dan responden yang tidak memiliki riwayat dismenore primer sebanyak 29 orang (32,2%). Dalam ilmu genetika riwayat keluarga diartikan sebagai terdapatnya factor-faktor genetic dan riwayat penyakit dalam keluarga.riwayat penyakit dalam keluarga dapat mengidentifikasi sesorang dengan resiko lebih tinggi untuk mengalami suatu penyakit yang sering terjadi. Dengan mengetahui salah satu riwayat penyakit keluarga, seseorang dapat melakukan pencegahan serta menurunkan resiko untuk mengalami suatu penyakit tertentu (Rahmawati, 2009). Hal ini dikarenakan riwayat kesehatan keluarga sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan anggota keluarga itu sendiri dan merupakan faktor resiko yang sangat mendukung terjadinya suatu penyakit yang sama di lingkungan keluarga tersebut. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Ika Novia didapatkan bahwa Riwayat keluarga atau keturunan dengan dismenore primer menunjukkan sebanyak 53,0% responden memiliki riwayat keluarga atau keturunan dismenore primer dan 47,0% tidak ada riwayat keluarga atau keturunan dismenore primer. 3. Variabel Overweight / Obese Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang mengalami Overweight / Obese sebanyak 18 orang (20%) dan responden yang tidak mengalami Overweight / Obese sebanyak 72 orang (80%).

Faktor lingkungan seperti psikologi dan budaya, status sosial dan ekonomi juga dikaitkan dengan status gizi. Selain itu, faktor genetik juga menentukan banyak dan ukuran sel adiposa serta distribusi regional lemak tubuh (Huriah, 2010). Hal tersebut dikarenakan psikologi dan budaya dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang begitu pula dengan status sosial ekonomi seseorang Individu yang berasal dari keluarga sosial ekonomi rendah biasanya mengalami malnutrisi. Sebaliknya, individu dari keluarga dengan status sosial ekonomi lebih tinggi biasanya menderita obesitas. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Ika novia didapatkan Status gizi responden paling banyak status gizi normal, dan paling sedikit dengan status gizi overweight. Sebagian besar responden status gizinya normal (88,0%). 4. Variabel Dismenore Primer Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang mengalami Dismenore Primer sebanyak 49 orang (54,4%) dan responden yang tidak mengalami Dismenore Primer sebanyak 41 orang (45,6%). Dismenore primer adalah nyeri timbul dua sampai tiga tahun setelah menarche, biasanya pada bulan-bulan atau tahun-tahun pertama haid. Biasanya terjadi pada usia antara 15-25 tahun dan kemudian frekuensinya menurun sesuai dengan pertambahan usia dan biasanya berhenti setelah melahirkan (Alfrianne, 2008). Dismenore primer paling banyak dialami oleh karena leher rahim yang sempit dapat menyebabkan nyeri saat menstruasi dan pada saat melahirkan leher rahim akan melebar oleh sebab itu dismenore primer akan menurun seiring dengan usia dan saat para wanita telah melahirkan.

Dari penelitian tahun 2002 di 4 SLTA di Jakarta yang dilakukan oleh salah satu pakar kesehatan Obstetri dan Ginekologi didapatkan sekitar 74,1% siswi mengalami nyeri haid ringan sampai berat.hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan alfrianne tahun 2008 didapatkan responden yang mengalami dismenore primer 83,1 % siswi dan responden yang tidak mengalami dismenore primer berjumlah 16,9 % siswi. 4.2.2 Hubungan Usia Menarche dengan Kejadian Dismenore Primer Dari hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p = 0,009 (p < 0,05) untuk taraf signifikansi α = 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer. Dan dapat dikatakan bahwa usia menarche mempunyai resiko 3,570 kali menyebabkan dismenore primer. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori yang ada bahwa terdapat hubungan antara usia menarche terhadap kejadian kejadian dismenore primer dikarenakan saat menarche alat reproduksi belum siap untuk mengalami perubahan dan masih terjadi penyempitan pada leher rahim, maka akan timbul rasa sakit saat menstruasi (Widjanarko 2006 ). Hal tersebut dikarenakan pada saat terjadi menstruasi leher rahim akan melebar untuk mengeluarkan darah, sedangkan pada usia menarche yang cepat masih terjadi penyempitan leher rahim maka akan timbul nyeri saat menstruasi terutama bila darah haid yang keluar menggumpal maka akan sangat terasa sakit saat melewati leher rahim. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Agustianingsih pada tahun 2010 mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan dismenore primer pada remaja putri SMP Nurul Ikhlas, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara usia menarche dengan dismenore primer dengan nilai p = 0,005.

4.2.3 Hubungan Riwayat Ibu atau Saudara Kandung Perempuan Dengan Kejadian Dismenore Primer Dari hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,052 (p < 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat dismenore primer pada keluarga dengan kejadian dismenore primer. Dan dapat dikatakan responden dengan riwayat keluarga beresiko 2,704 kali mengalami dismenore primer. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang ada bahwa adanya riwayat keluarga dan genetik berkaitan dengan terjadinya dismenore primer yang berat. Riwayat keluarga mempunyai peran untuk terjadinya dismenore primer, sehingga disarankan bagi para wanita untuk melakukan upaya preventif terhadap dismenore primer yang sering terjadi saat wanita mengalami menstruasi terutama bagi wanita yang mempunyai riwayat keluarga positif dismenore primer(widjanarko 2006). Hal tersebut dikarenakan seseorang yang mempunyai riwayat penyakit keluarga beresiko lebih besar dibandingkan dengan yang tidak mempunyai riwayat. Dalam keluarga banyak faktor yang saling berkaitan terutama faktor genetik, karena dalam masalah kesehatan keluarga mempunyai peran penting terhadap kesehatan anggota keluarganya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Adiati pada tahun 2011 juga menyatakan hasil yang sama, bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p= 0,027) antara riwayat keluarga dengan terjadinya dismenore primer. 4.2.4 Hubungan antara Overweight / Obese dengan Kejadian Dismenore Primer Dari hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,153 (p > 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara overweight / obese dengan kejadian dismenore primer.

Hasil penelitian ini ternyata tidak sesuai dengan teori yang ada bahwa kelebihan berat badan dapat mengakibatkan dismenore primer, karena di dalam tubuh orang yang mempunyai kelebihan berat badan terdapat jaringan lemak yang berlebihan yang dapat mengakibatkan hiperplasi pembuluh darah (terdesaknnya pembuluh darah oleh jaringan lemak ) pada organ reproduksi wanita sehingga darah yang seharusnya mengalir pada proses menstruasi terganggu dan timbul dismenore primer(widjanarko 2006). Hal tersebut dapat terjadi karena terdapatnya lemak berlebih dalam tubuh seseorang itu berbeda lokasinya, karena hanya jaringan lemak yang berlebih pada bagian tubuh tertentu yang dapat menyebabkan terdesaknya pembuluh darah pada organ reproduksi wanita sehingga menyebabkan dismenore primer seperti adanya penumpukan lemak pada perut. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fitria Indriantika pada tahun 2012 dengan memperoleh nilai p = 0,678 (p > 0,05). Dari hasil tersebut maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara overweight / obese (p = 0,678) dengan kejadian dismenore primer. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ika Novia pada tahun 2008 didapatkan bahwa sebagian besarwanita yang mengalami dismenore primer bukan termasukdalam status gizi obesitas / overweight.