HIKARI: E-Journal Pengajaran Jepang Universitas Negeri Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik

No 02 Vol 03 Th 2015 Hal Hikari

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

HIKARI: E-Journal Pengajaran Jepang Universitas Negeri Surabaya

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

EFEKTIVITAS STRATEGI QUICK ON THE DRAW DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

PENGARUH METODE EXAMPLE NON-EXAMPLE TERHADAP PENGUASAAN KATA BENDA BAHASA JEPANG SISWA KELAS X-IIS 4 SMA NEGERI 1 KERTOSONO TAHUN AJARAN 2013/2014

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

Choirul Afifah S1 Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya,

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BJ システムについて Mengenai BJ System

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Agustina, Haristiani, Sudjianto, Application of the Student Facilitator

Efektivitas Pembelajaran Aktif Teks Acak Menggunakan Media Kartu Kata Terhadap Kemampuan Membaca Kalimat Hiragana Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Sidoarjo

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Nadila Sholeha, Linna Meilia R., S.Pd., M.Pd. 1, Dr. Wawan Danasasmita, M.Ed. 2

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

PENGGUNAAN SUFIKS KA, SHA, IN DAN SHI YANG BERMAKNA PROFESI DALAM YOMIURI SHINBUN SKRIPSI. Oleh David Setyawan

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

KESALAHAN PENGGUNAAN KEIGO PADA MAHASISWA SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: AULIA ALFARABI ANESTYA NIM

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAPAL HURUF KANA

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

ANALISIS KESALAHAN PERUBAHAN KEIYOUSHI PADA SISWA KELAS XII BAHASA SMAN 1 PAGAK - KABUPATEN MALANG SKRIPSI OLEH DWI AYU ARIASTUTI NIM

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO (KATA SERAPAN) PADA SISWA KELAS BAHASA DI MAN REJOSO JOMBANG SKRIPSI. Oleh : RIA MA RIFATUN NISA

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT TERHADAP PENGUASAAN POLA KALIMAT BAHASA JEPANG SISWA KELAS X SMA

Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah,

Aryani Puspitasari S1 Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya,

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

ANALISIS PENGGUNAAN WAKAMONO KOTOBA OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER SKRIPSI

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENGGUNAAN MEDIA FOTO SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT KOSAKATA NOMINA BAHASA JEPANG

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

PEGGUNAAN RAGAM BAHASA HORMAT (KEIGO) DALAM DRAMA ATTENTION PLEASE KARYA SATO YUICHI

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Atria Ramadhanty Irawan, 2014 Pengaruh evaluasi formatif pop test terhadap penguasaan huruf hiragana

PENGEMBANGAN MEDIA GOI GAME BERBASIS WEB PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JEPANG BUKU NIHONGO 1 DI SMA. Atim Mufarridah. Dr. Subandi, M.Litt.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Vina Pebriani 1, Dedi Sutedi 2, Nuria Haristiani 3

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya.

KONFLIK EKSTERNAL PADA TOKOH SUGURO DALAM NOVEL SUKYANDARU KARYA SHUSAKU ENDO SKRIPSI OLEH ANDHIKA FITRIYANA NIM

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

GAIRAIGO DALAM KOMIK GALS! VOLUME 1 DAN 2 KARYA MIHONA FUJII SKRIPSI OLEH : FIRDA NUR AMALINA NIM

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

MAKNA LAGU HIMAWARI KARYA KAWASAKI FUTOSHI DAN AKIMOTO YASUSHI

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PERCAKAPAN ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI MALANG

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ANALISIS ALIH KODE CAMPUR KODE DALAM ANIME " DANSEI KOUKOUSEI NO NICHIJOU Ep.1 dan 3. Carla Amelia Iarr

PENGARUH PERUBAHAN PERANAN WANITA JEPANG DAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT JEPANG TERHADAP MUNCULNYA SHOUSHIKA

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

ANALISIS BENTUK, JENIS, FUNGSI GRAMATIKAL, DAN MAKNA ONOMATOPE DALAM NOVEL KITCHIN KARYA BANANA YOSHIMOTO

PEMBENTUKAN IDENTITAS ANAK MUDA PADA TOKOH KOYUKI DALAM FILM BECK KARYA SHIORI KUTSUNA SKRIPSI. Oleh ALFA RODHY E.S NIM

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

GISEIGO PADA KOMIK YU-GI-OH! Vol. 38 KARYA KAZUKI TAKAHASHI SKRIPSI. OLEH : Chandra Maulanna NIM

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

Dhiar Rachma Diyanthi, Melia Dewi Judiasri 1, Dianni Risda 2. Abstrak

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMISIF DALAM ANIME SENGOKU BASARA: JUDGE END EPISODE 1-12 SKRIPSI OLEH: FAUZIAH AINI NIM

HIKARI: E-Journal Pengajaran Jepang Universitas Negeri Surabaya.

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12

Skripsi. disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Bahasa Jepang. oleh.

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. di kutip maupun yang di rujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nim :

PERSEPSI REMAJA USIA TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA

ANALISIS KESALAHAN PENGUCAPAN INTONASI JODOUSHI でしょう PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

PELESAPAN SUBJEK DAN OBJEK TINJAUAN MAKNA PREDIKAT DALAM DRAMA HUNGRY! KARYA MOTOHASHI KEITA SKRIPSI OLEH: PUTRI NUZULAILI

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

BAB III PROSES PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment.

RESPON PUJIAN OLEH PENUTUR BAHASA JEPANG DAN PEMBELAJAR BAHASA JEPANG SKRIPSI OLEH: ADITYO BAGUS PRABOWO NIM

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. KATA PENGANTAR... ii. ABSTRAK... vi. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR SINGKATAN... xi. DAFTAR TABEL...

PERGESERAN MAKNA GAIRAIGO DALAM BAHASA IKLAN MAJALAH Q TO JAPON VOLUME 13 TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH: ENNIS FAUZIA

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Transkripsi:

PENERAPAN METODE BELAJAR QUANTUM MEMORIZER TEKNIK AKROSTIK DAN PASAK NOMOR PADA PENGUASAAN HURUF HIRAGANA SISWA KELAS X SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA Dita Astri Permithasari S1 Pendidikan Bahasa Jepang, Jurusan Bahasa Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya, safinah.najah19@gmail.com Mintarsih, S.S., M.Pd. Dosen S1 Pendidikan Bahasa Jepang, Jurusan Bahasa Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Siswa SMA saat belajar bahasa Jepang menemui beberapa kesulitan, salah satunya adalah belajar huruf Hiragana. Alasannya adalah huruf Hiragana berbeda dengan huruf alfabet serta kurangnya minat belajar bahasa Jepang. Oleh karena itu perlu dilakukan sebuah penelitian untuk mempermudah belajar huruf Hiragana. Metode belajar yang diujicobakan dalam penelitian ini adalah Quantum Memorizer Teknik Akrostik dan Pasak Nomor. Metode ini diterapkan dengan cara menjadikan huruf Hiragana menjadi sebuah gambar dalam setiap urutannya kemudian menjadikannya sebuah cerita. Penelitian dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya dengan sampel dua kelas dimana kelas X-4 menjadi kelas kontrol dan kelas X-6 menjadi kelas eksperimen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan instrumen berupa tes yaitu pre test dan post test. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik parametrik dengan uji t-signifikansi untuk mengetahui efektivitas pembelajaran di kelas kontrol dan eksperimen. Selain itu digunakan t-score untuk mengetahui pengaruh penerapan metode belajar Quantum Memorizer teknik akrostik dan pasak nomor pada kelas eksperimen. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah penerapan metode belajar Quantum Memorizer teknik akrostik dan pasak nomor memberikan pengaruh pada pembelajaran huruf Hiragana kelas eksperimen tetapi tidak efektif karena nilai pre test kelas eksperimen lebih baik dari nilai post test. Kata kunci: Penguasaan huruf Hiragana, Metode Belajar Quantum Memorizer Teknik Akrostik dan Pasak Nomor 要旨高校生は日本語とくにひらがなを勉強するときいろいろな問題がある ひらがなはロマー字と違っているから日本語を勉強する興味が少なくなる それだから簡単にひらがなを勉強するためにこの研究を行う 本研究に使用している学習方法は Quantum Memorizer の Akrostik 及び Pasak Nomor のテクニックである この方法は書き順にステップを作って ひらがなの把握を簡単にする 研究場所はクマラバヤンカリだい1スラバヤ高校の X-4 及び X-6 のクラスである X-4 はふつうのクラスで X-6 は実験のクラスである 本研究は実験の研究でテストのデータで比較した テストのデータは pre test と post test である データ分析の方法は parametrik の統計を使って二つのクラスの勉強するとき効果を知るために T- 有為性を使った そして 実験のクラスに Quantum Memorizer 学習方法の Akrostik 及び Pasak Nomor のテクニックを使用する試みの影響を知るために T- 得点を使った 研究の結論は実験のクラスでひらがなを把握するためには有意味であるがテストのてんしゅうには差がないことがみとめた キーワード : ひらがなを把握する能力 Quantum Memorizer の学習方法 Akrostik 及び Pasak Nomor のテクニック PENDAHULUAN Pengajaran bahasa Jepang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan serta memperlancar komunikasi. Pengajaran bahasa Jepang dilakukan dengan memenuhi dua 29 tuntutan seperti yang disampaikan oleh Mimaki dalam Sutedi (2009:39) yaitu mampu berkomunikasi secara lisan dan mampu berkomunikasi menggunakan tulisan. Oleh

karena itu pembelajar bahasa Jepang dituntut menguasai empat keterampilan berbahasa yaitu mendengar (kiku ginou), berbicara (hanasu ginou), membaca (yomu ginou), dan menulis (kaku ginou). Berbicara dan menulis merupakan keterampilan produktif atau aktif (sanshutsuteki kinou) karena menghasilkan bunyi bahasa atau kalimat yang disampaikan pada lawan bicara. Sedangkan mendengar dan membaca merupakan keterampilan statis atau pasif (juyouteki kinou) karena siswa hanya menerima sederetan bunyi bahasa atau sederetan huruf dalam bentuk tulisan dari lawan bicara atau penulisnya. Terkait keterampilan menulis (kaku ginou), Sutedi (2009:41) menyatakan bahwa bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang cukup sulit dipelajari oleh pembelajar Indonesia karena banyak beban yang ditempuh oleh pembelajar. Salah satu beban yang ditemui pembelajar adalah waktu yang diperlukan untuk belajar huruf Jepang cukup lama. Hal ini dikarenakan ada empat huruf yang dipelajari dalam bahasa Jepang yaitu huruf Romaji (alfabet), Hiragana, Katakana, dan Kanji. Dalam belajar huruf Romaji tidak akan ditemukan kesulitan karena sama dengan huruf alfabet Indonesia. Sedangkan dalam belajar huruf Hiragana dan Katakana mulai ditemui kesulitan karena hurufnya berbeda, ada 46 huruf dasar yang dikembangkan menjadi 102 huruf. Oleh karena itu dalam menguasai huruf Jepang terutama huruf Hiragana dibutuhkan metode khusus untuk mempelajarinya agar huruf yang dipelajari mudah dihafal. Berdasarkan wawancara dengan guru bahasa Jepang SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya (narasumber) pada tanggal 24 Agustus 2013 didapatkan hasil yang mendukung pernyataan Sutedi (2009) bahwa materi yang paling sulit dipelajari siswa SMA kelas X dalam belajar bahasa Jepang adalah huruf Jepang. Adapun indikasi dari kesulitan belajar huruf Jepang yang disampaikan oleh narasumber dapat diketahui dari nilai ujian dengan soal huruf Hiragana pada UTS (Ujian Tengah Semester) ganjil kelas X yang rata-rata belum memenuhi KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal. Nilai UTS yang belum memenuhi KKM terjadi karena kurang penguasaan terhadap huruf Jepang terutama yang dipelajari di awal yaitu huruf Hiragana. Selain itu narasumber menambahkan bahwa kurangnya penguasaan terhadap huruf Jepang adalah karena siswa-siswa juga kurang berminat dalam mempelajari bahasa Jepang. Pernyataan narasumber tersebut dapat diketahui dari respon sebagian besar siswa saat pelajaran bahasa Jepang yang mendengarkan namun kurang antusias atau pasif. Dengan adanya permasalahan tersebut maka dilakukan sebuah penelitian tentang metode belajar yang mampu mempermudah siswa SMA kelas X belajar huruf Jepang dengan mudah dan menyenangkan. Adapun metode belajar tersebut adalah Quantum Memorizer yang merupakan bagian dari Quantum Learning. 30 Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian Ismiatin (2011) tentang metode belajar Quantum Memorizer dalam skripsi Pengaruh Metode Quantum Memorizing Teknik Rantai Narasi Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Pada Siswa Kelas XII IPA 2 SMA N 3 Tuban Tahun Pembelajaran 2011/2012. Penelitian Ismiatin menunjukkan Quantum Memorizing (Memorizer) yang merupakan bagian dari Quantum Learning memberikan pengaruh yang positif namun tidak signifikan pada penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa kelas XII IPA 2 SMA N 3 Tuban. Selain itu juga relevan dengan penelitian yang dilakukan Nissa (2012) tentang metode belajar Quantum Memorizer dalam skripsi Peningkatan Penguasaan Verba Bahasa Jepang Melalui Quantum Learning Model Memorizer. Penelitian Nissa menunjukkan peningkatan hasil belajar verba bahasa Jepang pada kelas eksperimen yang menggunakan metode belajar Quantum Learning model Memorizer lebih baik daripada kelas kontrol yang menggunakan metode pengulangan dengan media gambar. Kedua penelitian tersebut menggunakan metode belajar Quantum Learning model memorizing/memorizer untuk penguasaan kosakata bahasa Jepang dan verba bahasa Jepang. Sedangkan dalam penelitian ini digunakan metode belajar Quantum Learning model Memorizer (Quantum Memorizer teknik akrostik dan pasak nomor) untuk penguasaan huruf Hiragana. Metode belajar Quantum Learning merupakan metode belajar yang semua kurikulum secara hamonis merupakan kombinasi dari keterampilan akademis, prestasi fisik, dan keterampilan dalam hidup dengan menggunakan falsafah belajar harus dan dapat menyenangkan (DePorter dan Mike Hernacki, 2005:8). Sedangkan metode belajar Quantum Memorizer adalah bagian dari metode belajar Quantum Learning yang fokus pada memori yaitu memaksimalkan memori dengan memberikan makna dan asosiasi pada hal yang akan diingat. Metode belajar Quantum Memorizer yang diterapkan dalam penelitian ini didukung oleh teknik akrostik dan pasak nomor. Kedua teknik tersebut merupakan teknik yang diambil dari Genius Learning. Genius learning adalah metode belajar dari luar negeri yaitu Quantum Learning, Accelerated Learning, dan lainnya yang telah disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Gunawan (2006:3) bahwa dasar Genius Learning adalah metode Accelerated Learning dari luar negeri yang dikenal dengan beragam nama antara lain; Quantum Learning, Quantum Teaching, Super Learning, Efficience and Effective Learning. Keterangan Gunawan tersebut menunjukkan bahwa Genius Learning pada dasarnya sama dengan Quantum Learning yang memiliki teknik memori di dalamnya (teknik akrostik dan pasak

nomor) mengacu pada Quantum Memorizer teknik akrostik dan pasak nomor. Teknik akrostik dan pasak nomor sendiri merupakan dua dari tujuh teknik memori yang dijelaskan oleh Gunawan. Arti dari teknik akrostik dalam Gunawan (2006:124) adalah teknik menghapal dengan cara mengambil huruf depan dari materi yang ingin dihapal, kemudian huruf depan ini digabungkan dan dibuat menjadi suatu singkatan atau cerita lucu. Sedangkan teknik pasak nomor dalam Gunawan (2006:131) adalah teknik yang mengubah data berupa angka menjadi data berupa gambar karena otak menyimpan gambar, bukan angka atau tulisan. Huruf Hiragana dalam penelitian ini diibaratkan seperti angka atau tulisan yang diubah menjadi gambar sesuai imajinasi penghafal huruf Hiragana. Dalam penelitian ini, penerapan teknik akrostik dengan mengambil huruf depan objek yang akan dihafal adalah pengambilan huruf depan dari bunyi huruf Hiragana misal bunyi huruf や (ya), maka huruf や (ya) tersebut sudah merupakan singkatan awal dalam menghafal huruf や (ya) dengan cerita. Sedangkan penerapan teknik pasak nomor dalam penelitian ini, data berupa angka adalah setiap coretan huruf Hiragana yang diubah menjadi gambar dalam imajinasi. Gabungan penerapan tenik akrostik dan pasak nomor dalam penelitian ini adalah bunyi huruf Hiragana yang menjadi awal cerita kemudian dijadikan sebuah rangkaian cerita dengan urutan sesuai coretan huruf Hiragana yang telah diubah menjadi gambar. Misal huruf や (ya) memiliki tiga coretan, maka setiap coretan tersebut diubah menjadi gambar yang mirip bentuk coretan tersebut kemudian dijadikan sebuah cerita. Coretan pertama bisa diimajinasikan seperti tongkat kemudian coretan kedua seperti tanda koma atas. Selanjutnya coretan ketiga adalah angka satu. Maka rangkaian cerita untuk mengingat sebagai berikut; huruf ya adalah tongkat dengan koma atas ditambah angka satu. Dengan metode belajar Quantum Memorizer teknik akrostik dan pasak nomor maka menguasai huruf Hiragana dilakukan dengan cara mengimajinasikannya dalam memori dan akan menjadi lebih mudah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penguasaan huruf Hiragana siswa kelas X-6 SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya setelah diterapkan pasak nomor. Sedangkan tujuan penelian ini adalah untuk mendeskripsikan penguasaan huruf Hiragana siswa X-6 SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya setelah diterapkan pasak nomor. METODE 31 Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah True Experimental Design. Menurut Arikunto (2010:125), True Experimental Design adalah jenis-jenis eksperimen yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhi persyaratan adanya kelompok lain yang tidak dikenal eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan. Kelompok lain yang tidak dikenal dalam pernyataan Arikunto tersebut adalah kelompok pembanding atau kontrol. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-1, X-4, X-5, X-6, X-7, X-8, X- 9 di SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. Kelas X-2 dan X-3 tidak diambil menjadi populasi karena merupakan kelas unggulan. Adapun sampel yang diambil adalah dua kelas yaitu kelas X-4 sebagai kelas kontrol dan kelas X-6 sebagai kelas eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan kertas undian agar seluruh kelas populasi mendapat hak sama menjadi sampel penelitian karena sudah merupakan populasi homogen. Jenis yang digunakan yaitu Control Group Pre test post test. Alasan digunakannya rancangan penelitian True Experimental Design dengan jenis Control Group Pre test post test adalah karena rancangan ini sudah baik dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni yang menggunakan kelompok eksperimen berupa kelas eksperimen dan kelompok kontrol berupa kelas kontrol sebagai pembanding. Kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah kelas X-4, sedangkan kelompok eksperimen adalah kelas X-6. Berikut ini pola jenis Control Group Pre test post test menurut Arikunto (2010:125): E O 1 X 1 O 2 K O 3 X 2 O 4 Keterangan: E adalah kelompok eksperimen K adalah kelompok kontrol O adalah observasi X adalah perlakuan Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengadakan pre test pada kelompok (kelas) eksperimen dan kelompok (kelas) kontrol sebelum memberi perlakuan atau pengajaran pada kedua kelas yang ditunjukkan dengan lambang O 1 untuk kelas eksperimen dan O 3 untuk kelas kontrol. 2. Pemberian perlakuan atau pengajaran yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perlakuan pada kelas eksperimen yaitu dengan menerapkan metode belajar Quantum Memorizer teknik akrostik dan pasak

nomor yang ditunjukkan dengan lambang X 1, sedangkan pada kelas kontrol digunakan metode biasa, model pengajaran langsung dengan metode ceramah, tanya jawab, dan tugas sebagaimana dilakukan di tempat penelitian yaitu SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. 3. Setelah memberikan perlakuan yang berbeda pada kedua kelas, maka akan diberikan post test. Post test pada kelas eksperimen ditunjukkan dengan lambang O 2 dan pada kelas kontrol ditunjukkan dengan lambang O 4. Dari hasil post test O 2 dan O 4, akan terlihat adanya peningkatan antara pre test dan post test. Peningkatan pada X 1 dapat dilihat dari X 1 =O 2 -O 1, sedangkan peningkatan pada X 2 =O 4 -O 3. Dari pencapaian post test pada O 2 dan O 4 dapat ditunjukkan ada tidaknya pengaruh positif penggunaan metode belajar Quantum Memorizer teknik akrostik dan pasak nomor. Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal tes untuk pre test dan post test, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk dua kali pertemuan pada kelas eksperimen dan kontrol. Pada kelas eksperimen diterapkan metode belajar Quantum Memorizer tenik akrostik dan pasak nomor pada penguasaan huruf Hiragana. Sedangkan pada kelas kontrol diterapkan metode ceramah, tanya jawab, dan tugas. Kemudian digunakan media penelitian berupa power point berisi slide mengenal huruf Hiragana dan penerapan metode belajar Quantum Memorizer tenik akrostik dan pasak nomor pada penguasaan huruf Hiragana. Setelah itu dilakukan teknik analisis data dengan uji normalitas dengan rumus chi kuadrat (χ 2 h= ) untuk menguji keabsahan sampel, uji t-signifikansi dengan rumus t= untuk mengetahui efektifitas pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan uji t-score untuk mengetahui pengaruh penerapan metode belajar Quantum Memorizer tenik akrostik dan pasak nomor pada penguasaan huruf Hiragana. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian merupakan jawaban atas rumusan masalah yaitu bagaimana pengaruh penggunaan metode pembelajaran Quantum Memorizer teknik akrostik dan pasak nomor terhadap penguasaan huruf Hiragana や, ゆ, よ, ら, り, る, れ, ろ, わ, を, dan ん pada siswa kelas X-6 SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. Hasil penelitian dikaitkan dengan tujuan penelitian yang telah dibahas pada bab I pendahuluan yaitu mendeskripsikan penguasaan huruf Hiragana siswa X-6 SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya yang merupakan 32 kelas eksperimen setelah metode belajar Quantum Memorizer teknik akrostik dan pasak nomor diterapkan melalui pembelajaran menulis huruf Hiragana. Sedangkan kelas X-4 merupakan kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan berupa pengajaran metode belajar Quantum Memorizer teknik akrostik dan pasak nomor karena merupakan pembanding kelas X-6. Adapun untuk menunjukkan hasil penelitian adalah dengan deskripsi data dan uji hipotesis. Deskripsi data diperoleh dari hasil pre test dan post test kelas X-4 sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 42 siswa dan kelas X-6 sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 44 siswa. Namun setelah dilakukan uji normalitas data, maka dilakukan pemasangan subyek sehingga ada 4 siswa dari kelas X-4 dan 6 siswa dari kelas X-6 yang dihapus untuk memasangkan subyek sehingga terbentuk 38 pasang subyek dengan masing-masing siswa pada setiap kelas menjadi 38 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen yang sudah dianggap baik (True Experimental Design) desain Control group pre test post test dimana ada kelompok pembanding dari kelas eksperimen yaitu kelas kontrol. Sampel penelitian ini adalah kelas X-4 sebagai kelas kontrol dan kelas X-6 sebagai kelas eksperimen Kelas kontrol terdiri dari 42 siswa sedangkan pada kelas eksperimen terdiri dari 44 siswa. Pada kelas kontrol diberikan perlakuan dengan pengajaran metode ceramah, tanya-jawab, dan tugas. Sedangkan pada kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan pengajaran metode Quantum Memorizer teknik akrostik dan pasak nomor. Penelitian dilakukan selama dua kali pertemuan untuk setiap kelas dengan durasi selama 2 jam (1 jam=45 menit) atau 90 menit. Namun sebelum penelitian dilakukan, maka dilakukan pemasangan subyek terlebih dahulu agar prestasi belajar yang diperoleh siswa semata-mata karena perbedaan metode, bukan perbedaan kemampuan belajar. Pemasangan subyek dilakukan dengan membandingkan nilai UTS (Ujian Tengah Semester) semester ganjil kelas X-4 dan X-6 tahun ajaran 2013/2014. Setelah pemasangan subyek dilakukan, maka selanjutnya dilaksanakan penelitian dan data yang dihasilkan dari penelitian kemudian dianalisis. Namun, sebelum dilakukan analisis data hasil penelitian maka dilakukan uji normalitas terlebih dahulu terhadap data hasil post test kelas kontrol dan eksperimen. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui keabsahan sampel, apakah sampel yang digunakan representatif terhadap populasi atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus chi kuadrat (χ 2 ). Hasil yang diperoleh dari uji normalitas adalah bahwa distribusi kelas kontrol dan eksperimen tidak menyimpang dari distribusi normal (normal) sehingga sampel dari kedua kelas tersebut mewakili populasi kelas X- 1, X-4, X-5, X-6, X-7, X-8, dan X-9 di SMA Kemala

Bhayangkari 1 Surabaya. Adapun hasilnya adalah bahwa pada kelas kontrol, χ 2 hitung (9,551) <χ 2 tabel (11,070), maka H o ditolak dan H a diterima. Sedangkan pada kelas eksperimen, χ 2 hitung (3,516) <χ 2 tabel (11,070), maka H o ditolak dan H a diterima. Uji normalitas terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen sudah dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah analisis data menggunakan rumus uji t signifikansi untuk mengetahui efektifitas pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5% (0,05) dengan db (derajat kebebasan) N-1 (38-1) 37. Adapun hasilnya pada kelas kontrol, t (6,52) >t (0,05, db=37) =2,02, maka H o ditolak dan H a diterima. Hal itu berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil post test dan pretest di kelas kontrol. Sedangkan pada kelas ekeperimen, t (0,70) < t (0,05, db=37)=2,02, maka H o diterima dan H a ditolak. Hal itu berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test dan pre test di kelas eksperimen. Analisis data yang terakhir adalah analisis data kelas kontrol dan eksperimen menggunakan rumus t-score untuk mengetahui pengaruh metode belajar terhadap penguasaan huruf Hiragana. Hasil yang diperoleh adalah bahwa t-score (3,78) < t (0,05, db=37)=2,02, maka H o ditolak dan H a diterima. Hal itu berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah diberikan metode belajar di kelas kontrol dan eksperimen. Sedangkan terkait jawaban rumusan masalah menunjukkan bahwa metode belajar Quantum Memorizer teknik akrostik dan pasak nomor memberikan pengaruh terhadap penguasaan huruf Hiragana di kelas eksperimen namun tidak efektif karena hasil pre test lebih baik dari post test (pernyataan ini ditunjukkan dengan hasil penghitungan t-signifikansi). PENUTUP SIMPULAN Metode belajar Quantum Memorizer teknik akrostik dan pasak nomor memberikan pengaruh terhadap penguasaan huruf Hiragana kelas X-6 akan tetapi tidak efektif karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil tes antara sebelum dan setelah metode belajar diterapkan. Bahkan nilai pre test lebih baik dari post test. Pernyataaan tersebut ditunjukkan dari hasil penghitungan t- score bahwa t-score (3,78) < t tabel (0,05, db=37)= 2,02, maka H o ditolak dan H a diterima. Sedangkan pada hasil penghitungan t-signifikansi diketahui bahwa t (kelas eksperimen)=0,70 < t tabel=2,02, maka H o diterima dan H a ditolak. Sehingga jawaban dari rumusan masalah adalah bahwa metode belajar Quantum Memorizer teknik akrostik dan pasak nomor memberikan pengaruh namun tidak efektif terhadap penguasaan huruf Hiragana や, ゆ, よ, ら, り, る, れ, ろ, わ, を, dan ん kelas X-6. SARAN Dari hasil peneltian ini dapat diketahui bahwa pasak nomor memberikan pengaruh namun tidak efektif pada penguasaan huruf Hiragana や, ゆ, よ, ら, り, る, れ, ろ, わ, を, dan ん. Oleh karena itu diperlukan modifikasi terhadap metode belajar ini agar bisa diterapkan pada huruf Hiragana mengingat penelitian relevan sebelumnya mendapatkan hasil yang positif terkait penggunaan metode ini pada kosakata dan kata kerja bahasa Jepang. DAFTAR PUSTAKA DePorter, Bobbi. 2009. Quantum Memorizer. Bandung:Kaifa. Gunawan, Adi W. 2006. Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ismiatin. 2011. Penerapan Metode Quantum Memorizing Teknik Rantai Narasi Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Pada Siswa Kelas XII IPA 2 SMA N 3 Tuban Tahun Pembelajaran 2011/2012. Skripsi tidak diterbitkan: Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FBS Unesa. Nissa, Chaerun. 2012. Peningkatan Penguasaan Veba Bahasa Jepang Melalui Quantum Learning Model Memorizer Skripsi, (Online), (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_jep_0 809629, diakses pada tanggal 6 Juni 2013). Riduwan. 2008. Belajar Mudah Penelitian: Untuk Guru- Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: ALFABETA. Setiyadi, Ag Bambang. 2006. Metode Penelitian Untuk Pengajaran Bahasa Asing: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Graha Ilmu. Sutedi, Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang: Panduan Bagi Guru dan Calon Guru dalam Meneliti Bahasa Jepang dan Pengajarannya. Bandung: Humaniora. 33