*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci : Status Merokok, konsumsi alkohol, hipertensi

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

*Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci : Kejadian hipertensi, perilaku konsumsi makanan, aktivitas fisik, riwayat keluarga

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

ABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

Kata Kunci :Riwayat Keluarga, Konsumsi Alkohol, Kadar Asam Urat Darah

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

Kata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan

: Perbandingan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat Semi Kota dan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Kata kunci: kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, hipertensi, laki-laki

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

ABSTRAK. Kata Kunci: Kebiasaan Merokok, Konsumsi Alkohol, Hipertensi

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

INTISARI ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

Kata Kunci: Kejadian Hipertensi, Kebiasaan Merokok, Konsumsi Alkohol, Riwayat Hipertensi

ejurnal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

PENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

Oleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: ISPA, Pengetahuan Ibu, ASI Eksklusif, Merokok, Jenis Bahan Bakar Memasak

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS MULTIDRUG RESISTANT

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG

PENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT,

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat

GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

PERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Rini Anggraeny 1, Wahiduddin 1, Rismayanti 1.

Kata Kunci: Keturunan, Umur, Obesitas, Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI DI WILAYAH MASYARAKAT PESISIR DESA MARINSOW KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN 2017 Jessica J. Pinontoan*, Grace D. Kandou*, Wulan P. J. Kaunang* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Prevalensi kejadian hipertensi yang terus mengalami peningkatan diprediksikan pada tahun 2025 akan ada sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia mengalami hipertensi. Kejadian hipertensi telah mengakibatkan kematian 8 juta orang disetiap tahun, dimana 1,5 juta kematian atau sepertiga dari populasi yang ada di wilayah Asia Tenggara menderita hipertensi, termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku konsumsi makanan berisiko, konsumsi minuman beralkohol, dan stres dengan kejadian hipertensi pada lakilaki di wilayah masyarakat pesisir Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara tahun 2017. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan desain cross sectional study (studi potong lintang). Penelitian dilakukan di Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara pada bulan Maret-Mei 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah laki-laki yang berusia 18 tahun. Pengambilan sampel menggunakan teknik probabilitas dengan pengambilan sampel secara acak stratifikasi menggunakan tabel random, sampel berjumlah 72 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data univariat yaitu karakteristik responden, gambaran perilaku konsumsi makanan berisiko, konsumsi minuman beralkohol, serta stres dan analisis bivariat yaitu hubungan antara perilaku konsumsi makanan berisiko, konsumsi minuman beralkohol, serta stres dengan kejadian hipertensi dengan menggunakan uji statistik Chi-square dengan CI = 95% dan α = 0,05. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku konsumsi makanan berisiko dengan kejadian hipertensi (p=0,079), tidak terdapat hubungan antara konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian hipertensi (p=785). Terdapat hubungan antara stres dengan kejadian hipertensi (p=0,001). Kata Kunci: Faktor Risiko, Perilaku Konsumsi Makanan Berisiko, Konsumsi Minuman Beralkohol, Stres, Kejadian Hipertensi ABSTRACT The prevalence of an increasing incidence of hypertension predicted on 2025 will be about 29% of adults in the worldwide experiencing hypertension. The incidence of hypertension has resulted the deaths of 8 million people every year, of which 1.5 million deaths or one third of the population in Southeast Asia suffer from hypertension, including Indonesia. This study aims to determine the relationship between risky food consumption, alcohol consumption, and stress with the incidence of hypertension in men in the coastal area of Marinsow Village, East Likupang District, North Minahasa Regency in 2017. The type of this research is analytic descriptive with cross sectional study design (cross sectional study). The study was conducted in Marinsow Village, East Likupang District, North Minahasa Regency from March to May 2017. The population in this study were men aged 18 years old. Sampling using probability technique with random sampling stratification using random table, the sample amounted to 72 people. Data collection using questionnaires. Analysis of univariate data were respondent characteristic, description of risk food consumption behavior, consumption of alcoholic beverages, and stress and bivariate analysis that is the relationship between risky food consumption behavior, alcohol consumption, and stress with hypertension incidence using Chi-square statistical test with CI = 95 % And α = 0.05. The result of statistic test showed that there was no significant correlation between consumption of risky food with hypertension (p = 0,079), there was no correlation between alcohol consumption and hypertension (p = 785). There is a relationship between stress with the incidence of hypertension (p = 0.001). 1

Keywords: Risk Factors, Risk Behavior Consumption Behavior, Alcoholic Beverage Consumption, Stress, Hypertension Incidence 2

PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia sebagaimana juga dimaksudkan dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang memiliki salah satu unsur yang harus diwujudkan yaitu kesejahteraan sesuai cita-cita bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya setiap upaya dan kegiatan yang dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Indonesia secara geografis merupakan negara yang memiliki wilayah laut mencapai 70% dari total wilayahnya, untuk itu perkembangan pembangunan saat ini lebih difokuskan pada daerah kelautan dengan dilaksanakannya berbagai program untuk mewujudkan masyarakat sejahtera, khususnya masyarakat yang ada di wilayah pesisir (Satria, 2015). Pembangunan kesehatan di Indonesia yang mempunyai sekitar 8.090 desa pesisir dan 300 kabupaten/kota pesisir yang dari 31 juta penduduk miskin di Indonesia, 7,87 juta jiwa (25,14%) di antaranya adalah nelayan dan masyarakat pesisir. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dalam bidang kesehatan salah satunya adalah penanggulangan penyakit tidak menular (PTM) (Kemenkes RI, 2013b). Permasalahan kesehatan yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dunia berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) dalam Global Report On Non Communicable Diseases tahun 2014 yaitu masih tingginya mortalitas akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) di negara berkembang yang jumlahnya mencapai 85%, dimana penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab terbesar (WHO, 2014a). Data WHO pada tahun 2014 menunjukkan mortalitas akibat PTM di Indonesia dari total 1.551.000 kasus kematian, penyebabnya 71% adalah PTM, dimana penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab terbesar (37%) (WHO, 2014). Prevalensi kejadian hipertensi yang terus mengalami peningkatan diprediksikan pada tahun 2025 akan ada sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia mengalami hipertensi. Kejadian hipertensi telah mengakibatkan kematian 8 juta orang disetiap tahun, dimana 1,5 juta kematian atau sepertiga dari populasi yang ada di wilayah Asia Tenggara menderita hipertensi (Kemenkes RI, 2013d). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia pada umur 18 tahun adalah sebesar 25,8% dan merupakan penyakit dengan prevalensi tertinggi di Indonesia. 3

Sementara itu Provinsi Sulawesi Utara menempati urutan ke sembilan dalam prevalensi hipertensi tertinggi di Indonesia, yaitu sebesar 27,1% (Kemenkes RI, 2013a). Faktor risiko hipertensi diantaranya yaitu perilaku konsumsi makanan berisiko, konsumsi minuman beralkohol, dan stres (Suiraoka, 2012). Desa Marinsow merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara yang berada di wilayah pesisir dengan tingkat kebiasaan konsumsi minuman beralkohol yang masih cukup tinggi, begitupun dengan faktor-faktor risiko penyebab hipertensi yang lain seperti perilaku konsumsi makanan berisiko, dan pengaruh stres. Kebiasaan masyarakat saat menghadiri undangan pesta atau acaraacara tertentu dan kondisi stres dapat mempengaruhi kebiasaan konsumsi minuman beralkohol dan perilaku konsumsi makanan berisiko yang juga didukung oleh wilayah masyarakat yang secara geografis berada di daerah pesisir yang membuat mereka sering mengkonsumsi makanan berisiko seperti makanan asin, diawetkan, dipanggang/dibakar, berkafein, bumbu penyedap, dan lain sebagainya. Sementara untuk stres, penyebabnya masih belum diketahui secara pasti, karena stres dapat disebabkan oleh berbagai hal. Akses ke pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Likupang yang cukup jauh (± 17 km), dan kurangnya tenaga kesehatan di Puskesmas Pembantu yang ada di Desa Marinsow juga berdampak pada kurangnya promosi kesehatan yang diperoleh masyarakat sehingga kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hipertensi dan faktorfaktor risiko yang menyebabkan hipertensi, serta masih kurangnya tingkat kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatannya. Data di atas menjadi alasan penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor risiko termasuk perilaku konsumsi makanan berisiko, konsumsi minuman beralkohol, dan stres dengan kejadian hipertensi di wilayah masyarakat pesisir Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur Kabupeten Minahasa Utara. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan desain cross sectional study/studi potong lintang. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara pada bulan Maret-Mei 2017. Sampel dalam penelitian ini yaitu laki-laki berusia 18 tahun yang diambil menggunakan teknik pengambilan sampel probabilitas dengan cara acak sratifikasi menggunakan tabel random. Jumlah sampel yaitu 72 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan 4

bivariat menggunakan uji chi-squre dengan CI=95% dan α = 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Penelitian Penelitian ini memperoleh hasil yang menunjukkan bahwa frekuensi kejadian hipertensi hampir berimbang antara responden yang mengalami hipertensi (52,8%) dan yang tidak mengalami hipertensi (47,2%), dan kejadian hipertensi paling banyak dialami oleh responden pada kelompok umur 55-64 tahun. (13,9%). Tingkat pendidikan menunjukkan kejadian hipertensi paling banyak dialami oleh responden SMA/SMK (20,8%). Jenis pekerjaan Status gizi berdasarkan pengukuran IMT menunjukkan responden yang mengalami hipertensi paling banyak mempunyai status gizi normal (29,2%). Kebiasaan merokok responden yang mengalami hipertensi (33,3%) dan tidak mengalami hipertensi (31,9%) hampir setara yaitu mempunyai kebiasaan merokok setiap hari dengan rata-rata rokok yang dihisap 14 batang/hari. Aktivitas fisik yang dilakukan menunjukkan responden yang mengalami hipertensi sebagian besar melakukan aktivitas fisik berat, dan riwayat keluarga menunjukkan responden yang mengalami hipertensi paling banyak tidak mempunyai riwayat keluarga menderita hipertensi (32,4%). Konsumsi Hipertensi Tidak Hipertensi Total P value Makanan Berisiko n % n % n % Sering 34 57,6 25 42,4 59 100 0,079 Jarang 4 30,8 9 69,2 13 100 (p > 0,05) responden yang mengalami hipertensi paling banyak yaitu tani (20,8%). B. Hubungan Antara Perilaku Konsumsi Makanan Berisiko Dengan Kejadian Hipertensi Tabel 1. Hubungan Antara Perilaku Konsumsi Makanan Berisiko Dengan Kejadian Hipertensi Perhitungan yang dilakukan menggunakan uji statistik chi square diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,079 dengan tingkat kesalahan 0,05. Hal tersebut menunjukkan tidak terdapat hubungan antara perilaku konsumsi makanan berisiko dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di wiayah masyarakat pesisir Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. 5

C. Hubungan Antara Konsumsi Minuman Beralkohol Dengan Kejadian Hipertensi Tabel 2. Hubungan Antara Konsumsi Minuman Beralkohol Dengan Kejadian Hipertensi Konsumsi Hipertensi Tidak Total P value Minuman Hipertensi Beralkohol n % n % n % Ada 28 51,9 26 48,1 54 100 0,785 Tidak Ada 10 55,6 8 44,4 18 100 (p > 0,05) Nilai probabilitas yang diperoleh dalam perhitungan menggunakan uji statistik chi square, yaitu sebesar 0,785 dengan tingkat keselahan 0,05. Hal tersebut menunjukkan tidak terdapat hubungan antara konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di wilayah masyarakat pesisir Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. D. Hubungan Antara Stres Dengan Kejadian Hipertensi Tabel 3. Hubungan Antara Konsumsi Minuman Beralkohol Dengan Kejadian Hipertensi Kondisi Hipertensi Tidak Hipertensi Total P value Stres n % n % n % Ya Tidak 29 9 69 30 13 21 31 70 42 30 100 100 0,001 (p < 0,05) Uji statistik chi square yang digunakan dalam hubungan antara stres dengan kejadian perhitungan hubungan antara stres dengan hipertensi pada laki-laki di wilayah kejadian hipertensi, diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,001 dengan tingkat keselahan 0,05. masyarakat pesisir Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat PEMBAHASAN Makanan berisiko dibagi menurut jenisnya antara lain makanan dan minuman manis, diasinkam, berlemak, jeroan, dibakar/ dipanggang, diawetkan, berkafein, dan bumbu penyedap 6

(Kemenkes RI, 2013c). Penelitian mengenai perilaku konsumsi makanan berisiko yang dilakukan pada laki-laki di wilayah masyarakat pesisir Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara ini diukur secara kualitatif dimana pengukuran pada frekuensi konsumsi dan tidak sampai pada mengukur kuantitatif atau berapa banyak yang dikonsumsi responden. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang mengalami hipertensi paling banyak sering mengkonsumsi makanan berisiko (57,6%). Dikatakan sering jika responden mengkonsumsi makanan berisiko setiap hari > 1 kali atau 1 kali per hari. Analisis data yang diperoleh menunjukkan tidak ada hubungan antara perilaku konsumsi makanan berisiko dengan kejadian hipertensi, namun terdapat kecenderungan yang menunjukkan masih tingginya perilaku konsumsi makanan berisiko responden, hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan makan masyarakat dan lokasi tempat tinggal yaitu di wilayah pesisir. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dalam upaya mengurangi risiko kejadian hipertensi. Jika pola makan yang tidak baik tetap diteruskan, maka dampaknya akan sangat merugikan dan kesehatan (Khasanah, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pebriyandini, dkk (2014) di Kabupeten Kubu Raya, sejalan dengan penelitian ini yang menunjukkan tidak ada hubungan antara konsumsi makanan berisiko dengan hipertensi dengan nilai probabilitas 0,621 (p > 0,05). Penelitian yang dilakukan oleh Manawan (2014) di Desa Tendangan Satu Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi makanan dengan kejadian hipertensi dengan nilai p = 0,000 (p > 0,05). Hal ini bertolak belakang dengan penelitian ini yang menunjukkan tidak terdapat hubungan antara konsumsi makanan berisiko dengan kejadian hipertensi. Adanya perbedaan tersebut dikarenakan karakteristik masyarakat dan jumlah sampel yang berbeda sehingga dapat mempengaruhi hasil dari penelitian yang dilakukan. Kebiasaan konsumsi minuman beralkohol laki-laki di wilayah masyarakat pesisir Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara ini dinilai dari kebiasaan konsumsi minuman beralkohol dalam 12 bulan terakhir dan masih mengkonsumsi sampai 1 bulan terakhir penelitian dilakukan dengan melihat frekuensi mengkonsumsi responden. Kebiasaan konsumsi minuman beralkhol responden masih cukup tinggi, baik konsumsi responden yang mengalami hipertensi (51,9%) dan responden yang tidak mengkonsumsi 7

minuman beralkohol namun mengalami hipertensi (55,6%), tetapi secara umum sebagian besar responden mengkonsumsi alkohol dengan frekuensi 1-3 hari per bulan. Hasil yang diperoleh dari uji chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan antara konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian hipertensi. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh frekuensi konsumsi yang hanya 1-3 hari per bulan. Orang yang mengkonsumsi alkohol berisiko mengalami hieprtensi, namun berapa banyak yang dikonsumsi juga ikut mempengaruhi (Wibowo, 2014). Konsumsi minuman beralkohol responden dalam penelitian ini masih sangat tinggi, sehingga membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak untuk membatasi konsumsi minuman beralkohol sehingga mengurangi risiko penyakit tidak menular, termasuk hipertensi. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Lapian (2014) di Kabupaten Minahasa Selatan menunjukkan tidak ada hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi dengan nilai p = 0,405 (p > 0,05). Penelitian yang dilakukan oleh Komaling (2013) di Kabupaten Minahasa Selatan menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05), dan menjelaskan bahwa semakin tinggi kadar dari etanol yang terdapat dalam minuman beralkohol yang dikonsumsi, maka akan semakin besar pula risiko hipertensi. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian dilakukan di wilayah masyarakat pesisir Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara yang menunjukkan tidak terdapat hubungan antara konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian hipertensi. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh jumlah sampel dan karakteristik masyarakat yang berbeda. Kondisi stres dapat meningkatkan tekanan darah. Penelitian ini memperoleh hasil adanya hubungan antara stres dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di wilayah masyarakat pesisir Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahas Utara, stres dinilai menggunakan kuesioner SRQ dengan kategori yang sudah ditentukan sebelumnya. Keadaan stres responden dalam penelitian ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, termasuk pekerjaan. Pekerjaan responden pada kondisi tertentu dapat menyebabkan stres. Jika seseorang menghadapi beban tugas yang berat dan tidak mampu diselesaikan atau kurang istirahat, maka akan muncul respon tubuh yang membuat orang tersebut mengalami stres. Stres merupakan sebuah reaksi psikologis dan fisik pada umumnya muncul akibat meningkatnya 8

kebutuhan hidup (Savitri, 2016). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadya (2015) di Solok Selatan menunjukkan hal yang sama, yaitu terdapat hubungan antara stres dengan kejadian hipertensi dengan nilai probabilitas sebesar 0,027 (p < 0,05). KESIMPULAN 1. Tidak terdapat hubungan antara perilaku konsumsi makanan berisiko dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di wilayah masyarakat pesisir Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara tahun 2017. 2. Tidak terdapat hubungan antara konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di wilayah masyarakat pesisir Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara tahun 2017. 3. Terdapat hubungan antara stres dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di wilayah masyarakat pesisir Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2017. DAFTAR PUSTAKA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2013a. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan. Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2013b. Peningkatan Kesehatan Masyarakat Pesisir. (Online), (http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=22 37. Diunduh 06 Maret 2017). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2013c. Pedoman Pengisian Kuesioner. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2013d. Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Hipertensi. Jakarta: Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Khasanah N. 2012. Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan. Yogyakarta: Laksana. Komaling JK. Hubungan Mengkonsumsi Alkohol Dengan Kejadian Hipertensi Pada Laki- Laki Di Desa Tompasobaru II Kecamatan Tompasobaru Kabupaten Minahasa Selatan. UNSRAT, (Online), 9

(https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2194, diakses 21 Juli 2017). Lapian EL. 2014. Hubungan Antara Konsumsi Alkohol Dengan Kejadian Hipertensi Pada Laki- Laki Usia 25-65 Tahun Di Desa Kapoya Kecamatan Tareran Suluun Kabupaten Minahasa Selatan. Manado: FKM Unsrat. Manawan AA. 2016. Hubungan Antara Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Di Desa Tandengan Satu Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa. UNSRAT, (Online), (https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/p harmacon/article/view/11345, diakses 21 Juli 2017). Nadya WN. 2015. Hubungan Stres Kerja Dengan Kejadian Hipertensi Pada Karyawan Sawit Indonesia Solok Selatan, UNAND, (Online), (http://scholar.unand.ac.id/156/, diakses 05 Juni 2017). Pebriyandini T, Budiastitik I, Saleh I. 2014. Hubungan Antara Pola Makan, Status Gizi, Dan Kebiasaan Merokok Dengan Hipertensi Usia Produktif Di Dusun Merpati Dan Nirwana Desa Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, UNMUHPBK, (Online), (http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php?journal=jjum&p age=article&op=download&pat h%5b%5d=331&path%5b%5 D=266, diunduh 05 Juni 2017). Satria A. 2015. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Savitri A. 2016. Waspadalah Masuk Usia 40 Ke Atas. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Suiraoka I. 2012. Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Nuha Medika. World Health Organization (WHO). 2014. Noncommunicable Diseases (NCD) Indonesia Country Profiles. (Online), (http://who.int/nmh/countries/id n_en.pdf, diunduh 13 Februari 2017). 10

11