Kata Kunci: Keturunan, Umur, Obesitas, Hipertensi
|
|
- Yandi Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN MOTOBOI KECIL KECAMATAN KOTAMOBAGU SELATAN KOTA KOTAMOBAGU Rilie Fardya Dedullah*,Nancy S.H Malonda*, Woodford Baren S. Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2013 adalah sebesar 26,5% dan di Sulawesi Utara adalah sebesar 27,1%. Keadaan ini menunjukan tingginya angka kejadian hipertensi di Indonesia khusunya di provinsi Sulawesi Utara. Faktor-faktor hipertensi yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah terdiri dari genetika, umur, jenis kelamin dan faktor yang dapat di ubah yaitu obesitas, kurang olahraga, konsumsi garam berlebih, merokok dan mengkonsumsi alkohol dan stres.penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko hipertensi dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu Provinsi Sulawesi Utara. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study.jumlah sampel sebanyak 150 responden.instrumen yang digunakan yaitu kuesioner, tensimeter jarum aneroid, mikrotoise dan timbangan berat badan. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat yang menggunakan uji chisquare (CI=95%; α=0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan Sebanyak 49,4% responden memiliki keturunan penyakit hipertensi, 51,3% responden berumur 43 tahun dan 48,6% responden adalah obesitas. Hubungan antara faktor keturunan dengan kejadian hipertensi diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000 (p-value<0,05), hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000 (p-value<0,05) dan hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,015 (p-value<0,05). Kata Kunci: Keturunan, Umur, Obesitas, Hipertensi ABSTRACT The prevalence of hypertension in Indonesia by Riskesdas 2013 was 26,5% and in North Sulawesi was 27,1%. These data shows the high incidence of hypertension in Indonesia especially in the province of North Sulawesi. Risk factors of hypertension that could not be changes were genetic, age, gender. Risk factors that could changes were obesity, less of exercise, over consumption of salt, smoking, drink of alcohol and stress. This research was determined risk factors with incident of hypertension in community at Motoboi Kecil, South Kotamobagu, Kotamobagu City, province of North Sulawesi. This research was observational analytic with cross sectional study. Sample of this research was 150 respondens, intsrumen used by kuesioner, aneroid tensimeter, mikrotoise and scale. Data analysis including univariat analysis and bivariat analysis with uji chi-square (CI=95%; α=0,05). The results of this research showed 49,4% of respondens have descendants of hypertension, 51,3% of respondens aged 43 years old and 48,6% of respondens are obesity. Relationship betewen decendant of hypertension with incident of hypertension obtained probability value of 0,000 (p-value<0,05). Relationship between age with incident of hypertension obtained probability value of 0,000 (p-value<0,05) and relationship between obesity with incident of hypertension obtained probability value of 0,015 (p-value<0,05). Keywords:Genetic, Age, Obesity, Hypertension
2 PENDAHULUAN Penyakit tidak menular adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia, dimana penyakit tidak menular masih merupakan masalah kesehatan yang penting sehingga dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat. Oleh karena itu, PTM menjadi beban ganda dan tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. (Depkes, 2011).Salah satu penyakit tidak menular yang menyerang masyarakat saat ini adalah penyakit hipertensi. Sampai saat ini, hipertensi masih menjadi masalah karena beberapa hal antara lain, meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit lain yang mempengaruhi hipertensi sehingga dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. (Sudoyo dkk, 2007) Menurut WHO (World Health Organization) 2011, sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi dimana dua pertiganya terdapat di Negara-negara berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya, dimana hampir 1,5 juta penduduk diantaranya terdapat di kawasan Asia tenggara. WHO mencatat pada tahun 2012 terdapat 839 juta kasus penderita hipertensi dan diperkirakan meningkat menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar29% dari total penduduk dunia. (Triyanto, 2014). Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran menurut usia 18 tahun sebesar 25,8%. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang diperoleh melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4% yang di diagnosis tenaga kesehatan sebesar atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi terdapat 0,1 % yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 %. (Kemenkes RI, 2013) Prevalensi hipertensi di Sulawesi Utara yang diperoleh melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan adalah 15%, sedang minum obat 15,2% dan melalui pengukuran adalah 27,1% (Kemenkes RI, 2013). Faktor-faktor hipertensi yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat di ubah.faktor risiko yang tidak dapat diubah terdiri dari genetika, umur, jenis kelamin.faktor yang dapat di ubah yaitu obesitas, kurang olahraga, konsumsi garam berlebih, merokok dan mengkonsumsi alkohol dan stres.berdasarkan masalah yang ada, maka penyakit hipertensi menjadi salah satu penyakit yang ditakuti masyarakat dan menjadi perhatian pemerintah. Kelurahan Motoboi Kecil terletak di kecamatan Kotamobagu Selatan.Secara garis besar masalah yang dihadapi di wilayah kerja
3 puskesmas Motoboi Kecil yaitu masih kurangnya pengetahuan serta perilaku masyarakat tentang kesehatan. Data profil pusat kesehatan masyarakat Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Tahun 2013 menunjukan bahwa hipertensi merupakan salah satu penyakit menonjol dari sepuluh penyakit lainya, dimana pada tahun 2012 jumlah kunjungan pasien hipertensi di Puskesmas Motoboi Kecil berjumlah 1661 pasien dan pada tahun 2013 jumlah kunjungan pasien hipertensi di Puskesmas Kelurahan Motoboi Kecil berjumlah 1385 pasien. Pada pengambilan untuk data awal, peneliti mewawancarai 10 penderita hipertensi yang juga obesitas atau berat badan lebih khusus kepada responden yang tinggal di kelurahan Motoboi Kecil, pada hasil pengambilan data awal tersebut didapat bahwa semua responden memiliki riwayat orang tua dengan hipertensi. Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara faktor risiko hipertensi dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di Kelurahan Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner, alat tulis, tensimeter jarum (aneroid) merk GEA, register DEPKES: RI AKL dan stetoskop merk GEA, register DEPKES: RI AKL , timbangan badan digital (alat ukur berat badan badan) bermerek GEA model BR9807 ISO 9001:2008, alat pengukur tinggi badan Microtoise merk SECA, dengan kapasitas ukur 2 meter dan ketelitian 0,1 cm Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan menggunakan data primer, sekunder dan tersier.data primer adalah data yang diperoleh dari kuesioner penelitian yang meliputi data tentang identitas responden, ada atau tidaknya keturunan orang tua dengan penyakit hipertensi, umur responden, data hasil pengukuran tekanan darah, dan data berat badan dan tinggi badan.data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Puskesmas Motoboi Kecil Kecamatan kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu dan Kantor kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu.Data tersier adalah data yang diperoleh dari textbook, skripsi, tesis dan jurnal ilmiah. Analisis Data Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat.analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden.analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara keturunan, umur dan obesitas dengan hipertensi pada masyarakat di Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu dengan menggunakan uji statistik Chi-Square, dengan nilai α = 0,05Confidence Interval (CI) = 95% dan perhitungan Odds Ratio (OR). Penghitungan Odds Ratio digunakan untuk melihat perbandingan antara prevalensi
4 kejadian penyakit dari kelompok risiko dengan prevalensi kejadian penyakit dari kelompok yang tanpa berisiko HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Sampel Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, kejadia hipertensi dan obesitas pada tabel 1 berikut ini. Umur responden pada penelitian ini yaitu 19 70tahun yang dikategorikan menjadi 43 tahun dan <43 tahun. Kejadian hipertensi dikategorikan berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah menurut WHO dalam buku Triyanto (2014) yaitu hipertensi 140/90 mmhg dan tidak hipertensi hipertensi <140/90 mmhg. Sedangkan obesitas berdasarkan indeks massa tubuh responden yaitu 12,5 37,7 kg/m 2 yang dikategorikan menjadi obesitas 25,1 dan tidak obesitas < 25,1. Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah responden paling banyak terdapat pada kategori umur 43 tahun yaitu sebanyak 51,3% dan yang paling sedikit adalah kategori umur < 43 tahun yaitu sebanyak 48,7%.Proporsi responden perempuan lebih banyak dibandingkan dengan proporsi responden laki-laki. Proporsi responden perempuan sebanyak 72%, sedangkan proporsi responden laki-laki adalah 28%. Begitu pula dengan jumlah responden dengan kejadian Hipertensi. Responden dengan Hipertensi berjumlah 69 orang, sedangkan responden yang tidak Hipertensi berjumlah 81 orang. Responden dengan obesitas berdasarkan kategori tidak obesitas sebanyak 52% sedangkan kategori obesitas adalah 48%. Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Karakterisktik n % Umur (tahun) ,3 < ,7 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Hipertensi Hipertensi 140/90 mmhg Tidak Hipertensi < 140/90 mmhg Indeks Massa Tubuh (kg/m 2 ) Obesitas ( 25,1) Tidak Obesitas (< 25,1) Hasil Analisis Statistik Hasil analisis stastistik digunakan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependepen.hasil analisis hubungan antara faktor keturunan dengan kejadian Hipertensi dapat dilihat pada tabel 2, hasil analisis hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi dapat dilihat pada tabel 3 sedangkan hasil analisis hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi dapat dilihat pada tabel 4.
5 Tabel.2 Hasil Analisis Hubungan antara Keturunan Hipertensi dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat di Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu Kelompok Kejadian Keturunan Hipertensi Tidak Hipertensi Total n % n % N % Ada 61 40,7 13 8, ,4 Tidak Ada 8 5, , ,6 Jumlah p- value 0,000 OR (95% CI) 39,885 (15, ,731) Tabel. 3 Hasil Analisis Hubungan Antara Umur Dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat di Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu Kelompok Kejadian Umur Hipertensi Tidak Hipertensi Total n % n % n % 43 tahun 50 33, ,3 < 43 tahun 19 12, ,7 Jumlah p- value 0,000 OR (95% CI) 5,263 (2,609-10,617) Tabel.4 Hasil Analisis Hubungan antara Obesitas dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat di Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu. Kelompok Kejadian Obesitas Hipertensi Tidak Hipertensi Total n % n % N % Obesitas 41 27, , ,6 Tidak Obesitas 28 18, , ,4 Jumlah p- value 0,015 OR (95% CI) 2,242 (1,164 4,318) Tabel 2 menunjukan bahwa keturunan atau riwayat keluarga hipertensi dengan penyakit hipertensi berjumlah 61 (40,7%) orang, keturunan penyakit hipertensi dengan tidak hipertensi berjumlah 13 (8,7%) orang, tidakada keturunan hipertensi dengan kejadian hipertensi berjmlah 8 (5,3%) orang dan keturunan penyakit hipertensi dengan tidak memiliki penyakit hipertensi berjumlah 68 (45,3%) orang. Perhitungan dengan menggunakan uji statistik Chi Square diperoleh nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,000 dengan tingkat kesalahan 0,05 (p-value< 0,05) dan diperoleh Odds Ratio (OR) sebesar 39,885. Analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keturunan hipertensi dengan
6 kejadian Hipertensi pada masyarakat di Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu, keturunan hipertensi memiliki risiko 39,885 kali lebih besar menimbulkan kejadian hipertensi dibandingkan dengan yang tidak memiliki keturunan hipertensi. Faktor keturunan memang memiliki peran yang besar terhadap munculnya hipertensi. Hal tersebut terbukti dengan ditemukannya bahwa kejadian hipertensi lebih banyak terjadi ada kembar monozigot dibanding heterozigot (berasal dari sel telur berbeda). (Suiraoka, 2012).Pada penelitian yang dilakukan oleh Raihan (2014) terdapat hubungan antara responden yang memiliki riwayat keluarga hipertensi dengan hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Rumbai Pesisir. Tabel 3 menunjukan bahwa responden pada kategori umur 43 tahun dengan Hipertensi sebanyak 50 (33,3%) orang sedangkan yang tidak Hipertensi sebanyak 27 (18%) orang. Responden pada kategori umur < 43 tahun dengan Hipertensi sebanyak 19 (12,7%) orang sedangkan yang tidak Hipertensi sebanyak 54 (36%) orang. Jumlah keseluruhan kejadian penyakit hipertensi pada umur 43 tahun adalah sebanyak 50 orang sedangkan kejadian penyakit hipertensi pada umur < 43 tahun adalah 19 orang. Perhitungan dengan menggunakan uji statistik Chi Square diperoleh nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,000 dengan tingkat kesalahan 0,05 (p-value <0,05) dan diperoleh Odds Ratio (OR) sebesar 5,263. Analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara umur dengan kejadian Hipertensi pada Masyarakat di Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu.Kategori umur 43 tahun memiliki risiko 5,263 kali lebih besar menimbulkan kejadian Hipertensi dibandingkan kategori umur < 43 tahun. Umur merupakan salah satu variabel yang penting dari person/manusia karena angka-angka kesakitan maupun kematian hampir semua keadaannya menunjukkan hubungan dengan umur (Maryani dan Rizki, 2010).Adapun pada penelitian yang lain, yang telah dilakukan oleh Zuraidah,dkk (2012) di Kecamatan Kemuning Kota Palembang didapatkan bahwa kejadian hipertensi lebih banyak dialami oleh responden dengan kelompok umur 35 tahun dibandingkan dengan kelompok umur < 35 tahun. Dimana, semakin bertambahnya usia, kemungkinan seseorang menderita hipertensi juga semakin besar. Adapun dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anggara (2012) bahwa ada hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi yang di lakukan di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat didapat bahwa kejadian hipertensi lebih banyak dialami oleh responden yang berusia lanjut 40 tahun dibandingkan dengan responden umur < 40 tahun.
7 Tabel 4 menunjukan bahwa responden yang Obesitas dengan Hipertensi sebanyak 41 (27,3%) orang sedangkan yang tidak Hipertensi sebanyak 32 (21,3%) orang. Responden yang tidak obesitas dengan Hipertensi sebanyak 28 (18,7%) orang sedangkan tidak Hipertensi sebanyak 49 (32,7%) orang. Jumlah keseluruhan kejadian penyakit hipertensi yang obesitas adalah sebanyak 41 orang sedangkan kejadian penyakit hipertensi pada kategori yang tidak obesitas adalah 28 orang. Perhitungan dengan menggunakan uji statistik Chi Square diperoleh nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,015 dengan tingkat kesalahan 0,05 (p-value< 0,05) dan diperoleh Odds Ratio (OR) sebesar 2,242. Analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara obesitas dengan kejadian Hipertensi pada masyarakat di Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu dan obesitas memiliki risiko 2,242 kali lebih besar menimbulkan kejadian hipertensi dibandingkan tidak obesitas. Pada penelitian sebelumnya oleh Syahrini, dkk (2012) terdapat hubungan antara obesitas dengan hipertensi primer pada pasien di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang dengan (p=0,003). Pada penelitian sebelumnya juga yang telah dilakukan oleh Kamil, dkk (2012) bahwa terdpat hubungan antara kategori-kategori dari faktor-faktor terhadap status hipertensi pada pasien laki-laki di RSUD Abdoe Rahem Situbondo Jawa Timur yang mengalami obesitas dan memiliki keturunan hipertensi lebih cenderung terkena hipertensi tahap II. KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan antara faktor keturunan dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di Kelurahan Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu. 2. Terdapat hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu. 3. Terdapat hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu. SARAN 1. Bagi pihak Puskesmas Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu, agar dapat meningkatkan upaya program promosi kesehatan, penyuluhan dan sosialisasi tentang penyakit hipertensi khususnya dalam mencegah terjadinya peningkatan penyakit hipertensi pada masyarakat di Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu. 2. Bagi pihak Kelurahan Motoboi Kecil, diharapkan dapat menjalin hubungan kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu ataupun pihak-pihak terkait, sehingga dapat membuat program untuk
8 mencegah kejadian hipertensi pada masyarakat di Kelurahan Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu. 3. Bagi masyarakat Kelurahan Motoboi Kecil, agar dapat melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin terutama bagi masyarakat yang memiliki riwayat keluarga hipertensi agar tekanan darahnya bisa dikontrol setiap waktu. Disamping itu, untuk mengurangi risiko hipertensi hendaknya menerapkan pola hidup sehat antara lain mengatur pola makan yang seimbang dan makanan yang kaya serat dengan memanfaatkan hasil pertanian dan perkebunan yang ada. DAFTAR PUSTAKA Anggara Feby Haendra Dwi, Nanang Prayitno Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah dipuskesmas Telaga Murni Cikarang Barat Tahun 2012.(online). Jurnal Ilmiah Kesehatan: Vol. 5, No.1, Hal Januari Lipi.go.id. Diakses pada tanggal 28 Januari 2015 Anonimous Profil Puskesmas Motoboi Kecil Tahun Kecamatan Kotamobagu Selatan : Puskesmas Motoboi Kecil Anonimous Profil Kelurahan Motoboi Kecil Tahun Kecamatan Kotamobagu Selatan : Kelurahan Motoboi Kecil Depkes RI, Profil Kesehatan Indonesia. (online). Kementrian Kesehatan RI Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diakses melalui ran_riskesdas2013.pdf Maryani L, Rizki M Epidemiologi Kesehatan.Yogyakarta : Graha Ilmu. Raihan Lailatun Najmi, Erwin, Ari Pristiana Dewi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Primer pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbai Pesisir. (online). JOM PSIK: Volume 1, No. 2 Hal.1-5, Oktober Lipi.go.id. Diakses pada tanggal 28 Januari 2015 Sudoyo AW, Setoyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI. Suiraoka IP Media Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Syahrini Erlyana Nur Susanto, Henry Setyawan Susanto, Ari Udiyono Faktor- Faktor Risiko Hipertensi Primer Di Puskesmas Tlogosari Kota Semarang. (online). Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 2,Tahun 2012, Halaman m. diakses pada tanggal 26 Januari Triyanto E, Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu. World Health Organization Hypertension Fact Sheet. WHO: Department of Sutainable Development and Healthy Environments. (online). www. searo.who.int. Diakses pada tanggal 28 Januari Zuraidah, Maksuk, Nadi Apriliadi. (2012). Analisis Faktor Risiko Penyakit Hipertensi pada Masyarakat di Kecamatan Kemuning Kota Palembang.(online). poltekespalembang.ac.id. Diakses pada tanggal 28 Januari 2015.
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 25-65 TAHUN DI DESA KAPOYA KECAMATAN TARERAN SULUUN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Emmelia livi lapian *, Nancy S H Malonda *,
Lebih terperinciPHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Ceidy Silva Tamunu
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciKata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, INDEKS MASSA TUBUH DAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT TK.III R. W. MONGISIDI MANADO Pretisya A. N. Koloay*, Afnal Asrifuddin*, Budi T. Ratag*
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOMPASO KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA Pratiwi N. Wowor *, Nancy S. H. Malonda*, Shane H. R. Ticoalu** *Fakultas
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinci*Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK, AKTIFITAS FISIK DAN KONSUMSI ALKOHOL PADA LAKI-LAKI USIA 18 TAHUN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA PULISAN TAHUN 2017 Indah Hamadi*, Grace D. Kandou*,Afnal Asrifuddin*
Lebih terperinciKata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DAN UMUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARABITAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Gloria J. Tular*, Budi T. Ratag*, Grace D. Kandou**
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG
AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insidens dan prevalensi PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan tantangan utama masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darah. Kejadian hipertensi secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di negara-negara maju. Berdasarkan data WHO (2013), pada tahun 2008 angka kematian Penyakit Tidak Menular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan
Lebih terperinciKata Kunci : Status Merokok, konsumsi alkohol, hipertensi
HUBUNGAN ANTARA STATUS MEROKOK DAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 40-65 TAHUN DI DESA WINEBETAN KECAMATAN LANGOWAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2014 Jurgens Mikhael
Lebih terperinciKata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI YANG BERUSIA 40 TAHUN KE ATAS DI KELURAHAN BAHOI KECAMATAN TAGULANDANG KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO Indra Galia Kudati*, Budi
Lebih terperinciKeywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PIL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Chaterine J. M. Tulenan*, Budi T. Ratag *, Shane
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DAN AKTIFITAS FISIK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Giroth Linda Julia*, Angela F. C. Kalesaran*, Sekplin
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI DI WILAYAH MASYARAKAT PESISIR DESA MARINSOW KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN 2017 Jessica J. Pinontoan*, Grace
Lebih terperinciKata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat
HUBUNGAN ANTARA UMUR, JENIS KELAMIN DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR ASAM URAT DARAHPADA MASYARAKAT YANG DATANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO Jilly Priskila Lioso*, Ricky C. Sondakh*,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit
Lebih terperinciKata Kunci: Kejadian Hipertensi, Kebiasaan Merokok, Konsumsi Alkohol, Riwayat Hipertensi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI BERUSIA 40-65 TAHUN DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG Daisy Tri Anggraini Santoso* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA PERIODE DESEMBER 2013- MEI 2014 Finsie L. Waas*, Budi T. Ratag*, Jootje M.L.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah merupakan ukuran tekanan yang digunakan oleh aliran darah melalui arteri berdasarkan dua hal yaitu ketika jantung berkontraksi dan ketika jantung beristirahat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Penderita hipertensi setiap tahunnya terus menerus mengalami peningkatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).
Lebih terperinciOleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH
Artikel Article : Hubungan Antara Keluar Malam Dan Pengetahuan Tentang Malaria Pada Masyarakat Di Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013 : The Relationship Between Night
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Manado
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIRMADIDI KABUPATEN MINAHASA UTARA Merlisa C. Talumewo*, Budi T. Ratag*, Jantje D. Prang** *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK
BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK Melly Mustikasari 1) Korneliani dan vianti 2) Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Epidemiologi dan Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular telah berkembang menjadi suatu permasalahan pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah menyumbang 3 juta kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya arus globalisasi disegala bidang dengan perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada prilaku dan gaya hidup pada masyarakat.
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA ASUPAN NATRIUM DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS TUMARATAS KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA Fifi Mamoto *, Grace D. Kandou
Lebih terperinciKata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR MINAHASA Trifena Manaroinsong*, Woodford B. S Joseph*,Dina V Rombot** *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju maupun Negara berkembang. Menurut
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO
HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO Oleh: dr. Budi T. Ratag, MPH, dkk. Dipresentasikan dalam
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Kebiasaan Merokok, Konsumsi Alkohol, Hipertensi
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS TUMARATAS KEC. LANGOWAN BARAT KAB. MINAHASA Diyan, N.Oroh *, Grace D.
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN KONTAK SERUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Tiara Purba*, Sekplin A. S. Sekeon*, Nova H. Kapantow*
Lebih terperinciBAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi dikenal sebagai tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh darah vaskular. Tekanan yang semakin
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN PENGGUNAAN PIL KELUARGA BERENCANA PADA WANITA USIA SUBUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PINELENG KABUPATEN MINAHASA Bill S. I. Risakota*, Billy J. Kepel**,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di Indonesia mengakibatkan perubahan pola penyakit yaitu dari penyakit infeksi atau penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi, dimana dua pertiganya terdapat di negara berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia menghadapi masalah gizi ganda diantaranya prevalensi gizi kurang dan meningkatnya prevalensi obesitas. Obesitas tidak lagi di anggap sebagai masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan
Lebih terperinciKata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT (BKMM) PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 Meisye S. Hanok*, Budi T. Ratag*, Reiny A. Tumbol** *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kardiovaskuler menempati ranking pertama sebagai penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti Indonesia (Setianto, 2004). Penyakit kardiovaskuler
Lebih terperinciKata Kunci : Kejadian hipertensi, perilaku konsumsi makanan, aktivitas fisik, riwayat keluarga
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KONSUMSI MAKANAN, AKTIVITAS FISIK, DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA DEWASA DI DESA PULISAN KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA Silvanetha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi masih tetap menjadi masalah hingga saat ini karena beberapa hal seperti meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya berbagai fasilitas dan pelayanan kesehatan serta kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan hidup (UHH) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami peningkatan tekanan. Tekanan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAILANG KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO TAHUN 2014 Merry M. Senduk*, Ricky C. Sondakh*,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang sudah mencapai usia lanjut tersebut
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III Reinhard Yosua Lontoh 1), A. J. M. Rattu 1), Wulan P. J. Kaunang 1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran selang waktu lima
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat...7
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii
Lebih terperinciKata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Frisca Kalangie* Dina V. Rombot**, Paul A. T. Kawatu* * Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS MULTIDRUG RESISTANT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS MULTIDRUG RESISTANT DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO TAHUN 2015 Ira D. Pawa, Jootje M. L. Umboh, Budi T. Ratag * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan beberapa sebutan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih
Lebih terperinci* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI USIA 41-65 TAHUN DI DESA SINUIAN KECAMATAN REMBOKEN KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015 Rion Adam, Maureen I. Punuh, Nova H. Kapantow * Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciPromotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL 1) Rustam I. Laboko 1) Dinas Kesehatan Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah ABSTRAK Penyakit
Lebih terperinciKata Kunci :Riwayat Keluarga, Konsumsi Alkohol, Kadar Asam Urat Darah
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KELUARGA DAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA PASIEN YANG DATANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Cindy Cicilia Bangunang*,
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 9 No. 1 Tahun 2012 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU Dirhan* Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan
Lebih terperinciDR. R.D KANDOU MANADO
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN RIWAYAT KELUARGA MENDERITA DM DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DM TIPE 2 PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM BLU RSUP PROF. DR. R.D KANDOU MANADO John S. Kekenusa*,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal yang paling penting bagi masyarakat, terutama remaja yang memiliki aktivitas yang padat. Salah satu cara agar tubuh tetap sehat adalah
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 1 Gumarang, 2 Gita 1,2 Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang semakin meningkat prevalensinya (Setiawati, 2004). DM mempunyai karakteristik seperti
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG
HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG Factors Related Food Consumption with Hypertension in the Elderly in Pattingalloang Health Center Andi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Penyakit jantung koroner (CHD = coronary heart desease) atau penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan ancaman kesehatan. Penyakit
Lebih terperinciTedy Candra Lesmana. Susi Damayanti
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG Diabetes mellitus DAN DETEKSI DINI DENGAN MINAT DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI DESA DRONO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN 1 Tedy Candra Lesmana 2 Susi Damayanti 1,2 Dosen
Lebih terperinci* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA UMUR, KEPADATAN HUNIAN DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBEKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANIKI BAWAH Indri Surentu*, Wulan P. J. Kaunang*, Woodford B. S. Joseph* * Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum banyak tertangani,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era sekarang ini tantangan dalam bidang pelayanan keperawatan semakin meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya berbagai penyakit menular yang
Lebih terperinciINTISARI ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN
INTISARI ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN Ana Ulfah¹; Aditya Maulana²; Rony³ Menurut WHO (World Health Organization) 2011, sekitar 1 milyar penduduk di seluruh
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG TAHUN 2013
FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG TAHUN 2013 ARTIKEL ILMIAH Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi merupakan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi kognitif merupakan bagian dari fungsi kortikal luhur, dimana pengetahuan fungsi kognitif luhur mengaitkan tingkah laku manusia dengan sistem saraf. Fungsi
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDUDUK DI KELURAHAN KOLONGAN KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON Fera F. Liuw*, Grace D. Kandou*, Nancy S. H Malonda*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik 140 mmhg dan Diastolik 85 mmhg merupakan
Lebih terperinciSri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUAN-TUAN KABUPATEN KETAPANG
Lebih terperinciMODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO)
MODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO) IMAMUDDIN KAMIL 1, MADE SUSILAWATI 2, I PUTU EKA NILA KENCANA 3 1,2,3, Jurusan Matematika, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di dunia. Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolic
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA TAHUN
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 18-44 TAHUN Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Besar Kecamatan Banjarbaru Selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya arus globalisasi di segala bidang berupa perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada pola hidup masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya transisi epidemologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatkan perubahan penyakit dari penyakit infeksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit hipertensi esensial telah berdampak pada satu milyar orang diseluruh dunia, mengungguli serangan jantung dan stroke. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergeseran seperti pola makan, penanganan stres, kebiasaan olahraga, serta gaya hidup berpeluang besar menimbulkan berbagai masalah kesehatan apabila tidak disikapi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DAN UMUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA KOTA MANADO
HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DAN UMUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA KOTA MANADO Sustina Febelin Capon Demonamang*, Nancy S.H Malonda*, Budi T. Ratag* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN
ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN, Ana Ulfah Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Email: perdana_182@yahoo.co.id ABSTRAK Menurut WHO (World Health Organization)
Lebih terperinciKata Kunci: Minat, Lingkungan Tempat Tinggal, Waktu Luang, Aktivitas Fisik
HUBUNGAN ANTARA MINAT, LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DAN WAKTU LUANG DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA PEGAWAI PT. BANK SINARMAS CABANG MANADO Jeane I. Kona*, A. J. M. Rattu*, Billy J. Kepel* * Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciThe Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013
Artikel Article : Hubungan Antara Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 : The Relation Between
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Supervisory Swallowing Drugs, Role of Family, Compliance Drinking Drugs, Tuberculosis Patients ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) DAN PERAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SARIO KOTA MANADO Andri Saputra Yoisangadji 1), Franckie R.R
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi, transisis demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatakan perubahan pada pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi
Lebih terperinci