BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Beasley dan Elder (2011: 4)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

Akuntansi Publik Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI. pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit.

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. keandalan dalam memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

BAB I PENDAHULUAN. penulisan secara umum yang akan ditulis.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1)

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PROFESI AUDITING

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori

Standar audit Sa 500. Bukti audit

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Ch.8. Mempertimbangkan Pengendalian Internal

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan. memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan

AUDIT BANK. Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA.

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca

Pertemuan 1 AUDITING

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan ekspansi ke berbagai negara di Dunia. Dalam menjalankan usahanya

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha

Audit 2 - Sururi Halaman 1

Pertanyaan. Pertanyaan ini berhubungan dengan prosedur audit. (Sumber : Weningtyas, 2006 ) Tidak. selalu. Pernah. kadang

BAB II LANDASAN TEORI. oleh ASOBAC ( A Statement of Basic Auditing Concepts) : Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasley dan Randal J.

AUDIT I Modul ke: Audit risk and materiality. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERN

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang. berkepentingan (Boynton et al.,2001) dalam (Junaidi, 2016).

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perekonomian dunia

REPRESENTASI MANAJEMEN

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci

BAB II LANDASAN TEORI

SURAT PERIKATAN AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang relevan dan reliabel bisa kita dapatkan. informasi yang sudah ditetapkan harus dilakukan oleh pihak yang independen

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

PERENCANAAN DAN SUPERVISI

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER - D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan oleh perusahaan. ISA (International Standard on Auditing) menegaskan

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI

BAB II LANDASAN TEORI. dialihbahasakan oleh Amir Abadi Jusuf adalah sebagai berikut:

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PI HAK YAN G M EM I LI KI HUBUN GAN I STI M EW A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

Auditing 1. I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., MM., Ak., BKP., CPMA., CPHR., CA. Politeknik Negeri Bali

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melakukan pekerjaannya seorang auditor harus memiliki pedoman, langkah-langkah

REPRESENTASI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada entitas

MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT

BAB 1 PENDAHULUAN. sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun pada. penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan.

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agustus 1993 dengan no izin praktik SI-1416/MK.17/1993, Kemudian

KONSISTENSI PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Sedangkan, definisi audit menurut Sukrisno Agoes (2012:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa audit adalah suatu proses yang sistematis untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti secara objektif dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan, dimana audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. 15

16 2.2 Jenis-jenis Audit Menurut Kell dan Boynton audit dapat diklasifikasikan berdasar tujuan dilaksanakannya audit. Dalam hal ini tipe audit terbagi ke dalam tiga kategori: 2.2.1 Audit Operasional Audit operasional adalah proses mengevaluasi efesiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi (Alvin A. Arens, at all, 2011:17). Sedangkan Abdul Halim (2015:7) menjelaskan bahwa: Audit operasional adalah penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai kegiatan operasional perusahaan dalam hubungannya dengan tujuan pencapaian efisiensi, efektivitas, maupun kehematan (ekonomis) operasional. Pada akhir audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan saran dari auditor untuk memperbaiki operasi 2.4.1 Audit Ketaatan Audit ketaatan adalah proses audit untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi (Alvin A. Arens, at all, 2011:18).

17 Hasil audit kepatuhan tersebut biasanya disampaikan kepada pihak yang menentukan kriteria tersebut. Oleh karena itu, sebagian besar pekerjaan jenis ini sering kali dilakukan oleh auditor yang bekerja pada unit organisasi itu. Sukrisno Agoes (2012:11-13) menjelaskan bahwa: Pemeriksaan ketaatan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah mentaati peraturan peraturan dan kebijakan kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan (manajemen, dewan komisaris) maupun pihak eksternal (Pemerintah, Bapepam, Bank Indonesia, Direktorat Jendral Pajak, dan lain lain). Pemeriksaan bisa dilakukan oleh KAP maupun bagian internal audit. 2.2.3 Audit Laporan Keuangan Dalam hal audit laporan keuangan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai laporan keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai kriteria yang telah ditentukan yaitu prinsip akuntansi yang berterima umum (Abdul Halim, 2015:5).

18 Alvin A. Arens, at all (2011:18), Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Ukuran kesesuaian audit laporan keuangan adalah kewajaran (fairness). Audit laporan keuangan ini dilakukan oleh auditor independen biasanya atas permintaan klien. Hasil audit akan disajikan dalam bentuk tertulis yang disebut laporan auditor independen. 2.3 Tujuan Audit Abdul Halim (2015:157) menjelaskan bahwa: Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Sedangkan, menurut PSA No.02 (2011:SA 110), Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

19 2.4 Jenis-jenis Auditor Auditor yang ditugaskan untuk mengaudit tindakan ekonomi atau kejadian untuk entitas individual atau entitas hukum pada umumnya diklasifikasikan dalam tiga kelompok antara lain: 2.4.1 Auditor Independen Auditor independen adalah para praktisi individual atau anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien. Auditor independen menjalankan pekerjaannya di bawah suatu kantor akuntan publik (Abdul Halim, 2015:11). Alvin A. Arens, at all (2011:19) menjelaskan bahwa: Auditor independen bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka, kebanyakan perusahaan lain yang cukup besar, dan banyak perusahaan serta organisasi nonkomersial yang lebih kecil. 2.4.2 Auditor Internal Abdul Halim (2015:11) menjelaskan bahwa: Auditor internal merupakan karyawan suatu perusahaan tempat mereka melakukan audit. Tujuan audit internal adalah untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif.

20 Auditor internal dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi manajemen, sama seperti BPK mengaudit untuk DPR. Tanggung jawab auditor internal sangat beragam, tergantung pada yang mempekerjakan mereka (Alvin A. Arens, at all (2011:21). 2.4.3 Auditor Pemerintah Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas utamanya adalah melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam pemerintahan (Abdul Halim, 2015:11). Alvin A. Arens, at all (2011:20), Auditor internal pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), guna melayani kebutuhan pemerintah. Porsi utama auditor adalah dikerahkan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas operasional berbagai program pemerintah. 2.5 Tanggung Jawab Auditor Menurut PSA No.02 (2011:SA 110) menyatakan bahwa, Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Oleh karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan,

21 auditor dapat memperoleh keyakinan memadai. Auditor tidak memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan menjalankan audit untuk mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa kesalahan penyajian yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan, yang tidak signifikan terhadap laporan keuangan telah terdeteksi. Alvin A. Arens, at all (2015:344) menjelaskan bahwa: Adapun tanggung jawab auditor mencakup: 1. Reabilitas pelaporan keuangan. 2. Pengendalian yang mempengaruhi informasi manajemen internal. 3. Mengungkapkan pelaporan keuangan yang curang secara material nserta misapropasiasi asset. 4. Melaksanakan prosedur audit untuk mengidentifikasi ketidaktaatan pada hukum serta regulasi yang dapat memiliki dampak yang material terhadap laporan keuangan. 5. Memperhatikan pengendalian internal klien atas pengaman aset dan ketaatan pada ketentuan hukum dan peraturan. 6. Membuat laporan efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan sesuai dengan section 404 (b) dari Sarbanas Oxley Act. Dalam menjalani tanggung jawabnya auditor harus memahami dan melakukan pengujian atas pengendalian untuk semua saldo akun, kelas

22 transaksi, dan pengungkapan yang signifikan, serta asersi terkait dalam laporan keuangan. 2.6 Jenis-jenis Bukti Audit Ada beberapa pilihan tindakan yang potensial dalam prosedur audit yang dapat digunakan auditor untuk mengumpulkan bukti audit. Alvin A. Arens, at all (2011:158) menejelaskan bahwa ada delapan jenis bukti audit yang dibutuhkan dalam melakukan prosedur audit. 1. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas aset berwujud. Pemeriksaan fisik merupakan sarana langsung untuk memverifikasi apakah suatu aset benar-benar ada (tujuan keberadaan), dan ke tingkat yang lebih kecil adalah apakah aset-aset yang ada telah dicatat (tujuan kelengkapan). 2. Konfirmasi Konfirmasi merupakan jawaban lisan atau tertulis yang diterima dari pihak ketiga yang dindependen untuk melakukan verifikasi atas keakuratan informasi yang diminta oleh auditor. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan pemeriksaan auditor atas dokumendokumen dan catatan-catatan klien untuk membuktikan informasi yang harus, atau sebaiknya, dimasukkan dalam laporan keuangan. Dokumen

23 yang diuji oleh auditor adalah catatan-catatan yang digunakan oleh klien untuk memberikan informasi untuk menjalankan usahanya dengan cara yang terstruktur, dan dapat tersaji secara tertulis di atas kertas, dalam bentuk elektronik atau media lainnya. 4. Prosedur Analitis Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan keterkaitan untuk menilai apakah saldo-saldo akun atau data lain yang muncul telah disajikan secara wajar dibandingkan dengan perkiraan auditor. 5. Tanya Jawab dengan Klien Tanya jawab merupakan diperolehnya jawaban tertulis atau informasi dari klien sebagai jawaban atas pertanyaan yang diberikan auditor. 6. Perhitungan Ulang Perhitungan ulang mencakup pengecekan ulang atas contohcontoh perhitungan yang dilakukan klien. 7. Pengerjaan Ulang Pengerjaan ulang merupakan pengujian yang dilakukan oleh seorang auditor independen terhadap prosedur pembukuan atau pengendalian yang awalnya dilakukan sebagai bagian dari pembukuan entitas dan sistem pengendalian internal. 8. Pengamatan Pengamatan adalah penggunaan panca indera untuk menilai aktivitas-aktivitas klien. Auditor dapat melakukan kunjungan ke pabrik

24 untuk mendapatkan gambaran umum tentang fasilitas yang dimiliki klien, atau mengamati bagaimana setiap orang yang melakukan tugastugas pembukuan untuk menentukan apakah orang yang ditugaskan tersebut melaksanakan tanggung jawabnya dengan benar. 2.7 Prosedur Audit Abdul Halim (2015:174) menjelaskan bahwa auditor melakukan prosedur audit dengan tujuan: 1. Mendapatkan pemahaman entitas lingkungannya termasuk pengendalian internal untuk menilai risiko salah saji material pada level laporan keuangan dan asersi (prosedur penilaian risiko). 2. Menguji keefektifan operasi dari pengendalian dalam mencegah dan mendeteksi salah saji material pada level asersi (tes pengendalian). 3. Mendukung asersi atau mendeteksi salah saji yang material pada level asersi (tes substansial). Prosedur audit adalah tindakan yang dilakukan atau metode dan teknik yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan atau mengevaluasi bukti audit. Adapun prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor meliputi: 1. Perencanaan awal Theodorus M. Tuanakotta (2015:281), Perencanaan memastikan bahwa pelaksanaan tugas berlangsung secara efisien dan efektif, dan risiko audit ditekan sampai ke tingkat rendah yang dapat diterima.

25 Perencanaan audit merupakan proses yang berkesinambungan yang dimulai segera sesudah berakhirnya audit sebelumnya, dan berlangsung terus sampai penyelesaian audit yang sedang berjalan. Perencanaan dilakukan pada dua tingkat. Tingkat pertama adalah strategi audit secara menyeluruh. Tingkat kedua adalah rencana audit terinci. Penyusunan strategi audit secara menyeluruh dimulai pada awal penugasan, kemudian diselesaikan dan dimutakhirkan sesuai informasi yang diperoleh dari: a. Pengalaman di masa lalu dengan entitas tersebut; b. Kegiatan-kegiatan pendahuluan, dalam tahap pra-penugasan, tahap pra-penugasan adalah tahap penentuan untuk menerima atau melanjutkan penugasan; c. Pembahasan dengan klien mengenai perubahan-perubahan sejak periode yang lalu, dan hasil operasi perusahaan; d. Penugasan lain yang dilakukan klien tersebut dalam periode itu; e. Pembahasan dan pertemuan dengan anggota tim audit; f. Sumber-sumber eksternal lainnya seperti artikel koran, majalah dan internet; g. Informasi baru, prosedur audit yang gagal, atau situasi baru yang dihadapi selama audit yang akan mengubah strategi yang direncanakan sebelumnya.

26 2. Prosedur Substantif Theodorus M. Tuanakotta (2015:420), Prosedur substantif dapat dilaksanakan auditor untuk: a. Mengumpulkan bukti tentang asersi yang menjadi dasar dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam saldo akun dan jenis transaksi; b. Mendeteksi salah saji yang material. Prosedur substantif meliputi pemilihan sampel (saldo akun atau transaksi) yang mewakili seluruh populasi untuk: a. Menghitung ulang angka-angka untuk memastikan ketelitian; b. Meminta konfirmasi saldo (piutang, rekening bank, investasi, dan lain-lain); c. Memastikan transaksi dicatat dalam periode yang benar; d. Membandingkan angka-angka antar periode atau dengan harapan/ekspektasi; e. Menginspeksi dokumen pendukung (seperti invoices atau kontrak penjualan); f. Mengamati eksistensi fisik dari aset yang dicatat; dan g. Menelaah kecukupan penyisihan untuk penurunan nilai seperti piutang ragu-ragu atau persediaan yang usang. 3. Uji Pengendalian Theodorus M. Tuanakotta (2015:420), Uji pengendalian dilakukan auditor untuk mengumpulkan bukti mengenai berfungsinya

27 secara efektif pengendalian internal. Uji pengendalian meliputi pemilihan sejumlah sampel transaksi atau dokumen pendukung yang representatif untuk: a. Mengamati berfungsinya prosedur pengendalian internal; b. Menginspeksi bukti bahwa prosedur pengendalian internal memang dilakukan; c. Menanyakan bagaimana dan kapan prosedur pengendalian internal dilakukan; dan d. Mengulangi melaksanakan prosedur pengendalian internal. 4. Penerbitan Laporan Audit Auditor harus menunggu untuk menentukan laporan audit yang memadai untuk diterbikan sampai seluruh bukti diakumulasi dan dievaluasi, termasuk seluruh langkah penyelesaian audit. Laporan audit hanya dapat dilihat oleh sebagian besar pengguna dari keseluruhan proses audit, sementara konsekuensi dari penerbitan laporan yang tidak benar sangat besar, maka laporan ini sangat penting (Alvin A. Arens, at all, 2011:352).