BAB IV HASIL PENELITIAN. diambil dari para wanita akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data sekaligus pada satu waktu (Taufiqurahman, 2010).

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 249 juta jiwa dan sekaligus menduduki posisi ke-5 di dunia

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

itu bersifat sementara, dapat pula Pendahuluan Tingginya angka kelahiran di bersifat permanen. Penggunaan Indonesia menggelisahkan banyak

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang kita kenal seperti. sekarang ini adalah buah perjuangan yang cukup lama yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. psikologis akibat proses menua. Lanjut usia merupakan tahapan dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan bahwa pada wanita usia tahun

Oleh: Syajaratuddur Faiqah Dosen pada Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa terdiri atas jiwa

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puskesmas ini. meraih berbagai penghargaan ditingkat nasional.

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

KAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN TEORITIS. antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DEPOMEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DENGAN TEKANAN DARAH PADA IBU DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Karakteristik Umum Responden

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menopause merupakan berhentinya masa menstruasi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB III METODE PENELITIAN. untuk membandingkan hasil intervensi dengan suatu kelompok yang serupa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. lebih atau sama dengan 90 mmhg (Chobanian et al., 2003). Hipertensi merupakan

KOSALA JIK. Vol. 4 No. 2 September Warsini 1, Herlina Puri Rahayu 2. Abstract

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K)

BAB I PENDAHULUAN. dan progesteron dalam ovarium. Menopause alami ditegakkan secara

Lutfia Kherani Nurhayatun J

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut World

BAB III METODE PENELITIAN. mengaitkan aspek paparan (sebab) dengan efek. Pendekatan yang digunakan

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kependudukan Indonesia sehingga memerlukan

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN INDEKS MASSA TUBUH PADA AKSEPTOR SUNTIK KOMBINASI DAN SUNTIK DEPO MEDROXYPROGESTERON ASETAT (DMPA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya. kehamilan. Usaha- usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Obstetri dan Ginekologi.

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. payudara, dan kanker ovarium (Maysaroh, 2013). Salah satu kanker yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. bertahap dengan bertambahnya umur. Proses penuaan ditandai dengan. kehilangan massa otot tubuh sekitar 2 3% perdekade.

PERBEDAAN TEKANAN DARAH ANTARA AKSEPTOR KONTRASEPSI ORAL KOMBINASI DAN INJEKSI PROGESTIN SKRIPSI

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

SKRIPSI. Oleh: ANISA PUTRI PINASTI K

BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP. kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata tekanan darah sistolik

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL SUNTIK DMPA DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS LAPAI KOTA PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB III METODE PENELITIAN. berikut: Variabel bebas yaitu faktor-faktor pemicu hipertensi sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif,

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan Jebres Surakarta dari tanggal 26 Oktober sampai dengan 7 November 2015. Data diambil dari para wanita akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi progestin yang berada pada usia subur antara 20-40 tahun, tidak obesitas, tidak memiliki riwayat hipertensi, serta saat penelitian akseptor telah menggunakan kontrasepsi oral kombinasi atau injeksi progestin selama minimal 6 bulan. Subjek penelitian berjumlah 60 orang Wanita Usia Subur antara 20-40 tahun, yang terdiri dari 30 orang wanita akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan 30 orang wanita akseptor kontrasepsi injeksi progestin. Tabel 4.1 Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia No. Umur (tahun) Kontrasepsi Oral Kombinasi Kontrasepsi Injeksi Progestin Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) 1. 20-25 6 20,0 3 10,0 2. 26-30 7 23,3 5 16,7 3. 31-35 8 26,7 8 26,7 4. 36-40 9 30,0 14 46,6 Total 30 100,0 30 100,0 34

35 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian adalah wanita dengan rentang usia 36-40 tahun, yaitu sebanyak 9 orang (30,0%) pada akseptor kontrasepsi oral kombinasi, serta 14 orang (46,6%) pada akseptor kontrasepsi injeksi progestin. Tabel 4.2 Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Lama Pemakaian Kontrasepsi o. Lama Pemakaian Kontrasepsi Oral Kombinasi Kontrasepsi Injeksi Progestin Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) 1. < 2 tahun 15 50,0 10 33,3 2. 2-5 tahun 11 36,7 16 53,4 3. > 5 tahun 4 13,3 4 13,3 Total 30 100,0 30 100,0 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa lama pemakaian kontrasepsi oral kombinasi terbanyak ialah pada subjek penelitian dengan rentang lama pemakaian kurang dari 2 tahun sebanyak 15 orang (50,0%). Sedangkan lama pemakaian kontrasepsi injeksi progestin terbanyak ialah subjek penelitian dengan rentang lama pemakaian 2 sampai 5 tahun sebanyak 16 orang (53,4%). Tabel 4.3 Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan IMT No. IMT Kontrasepsi Oral Kontrasepsi Injeksi (kg/m 2 ) Kombinasi Progestin Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) 1. 16-19 2 6,7 8 26,8 2. 20-22 10 33,3 11 36,6 3. 23-25 18 60,0 11 36,6 Total 30 100,0 30 100,0

36 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa IMT sebagian besar subjek penelitian akseptor kontrasepsi oral kombinasi ialah subjek penelitian dengan rentang IMT 23-25 kg/m 2 sebanyak 18 orang (60,0%). Sedangkan IMT sebagian besar subjek penelitian akseptor kontrasepsi injeksi progestin ialah subjek penelitian dengan rentang IMT 20-22 dan 23-25 kg/ m 2 sebanyak 11 orang (36,6%). Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Tekanan Darah No Tekanan Darah (mmhg) 1. Sistolik± SD 2. Diastolik ± SD Kontrasepsi Oral Kombinasi Kontrasepsi Injeksi Progestin Rerata Median Rerata Median 122,00±12,70 120,00±12,70 114.3±11,35 110,00±11,35 80,33±11,59 80,00±11,59 74,00±9,68 70,00±9,68 Tabel 4.4 menunjukkan hasil pengukuran tekanan darah (lampiran 3). Hasil menunjukkan bahwa rerata tekanan darah sistolik untuk kontrasepsi oral kombinasi ialah 122,00 mmhg dengan Standar Deviasi sebesar 12,70 sedangkan rerata tekanan darah sistolik untuk kontrasepsi injeksi progestin ialah 114,33 mmhg dengan Standar Deviasi sebesar 11,35. Rerata untuk tekanan darah diastolik untuk kontrasepsi oral kombinasi ialah 80,33 mmhg dengan Standar Deviasi sebesar 11,59, sedangkan untuk kontrasepsi injeksi progestin ialah 74,00 mmhg dengan Standar Deviasi sebesar 9,68. Median tekanan darah sistolik untuk akseptor kontrasepsi oral kombinasi ialah 120,00 mmhg, sedangan tekanan darah sistolik untuk akseptor kontrasepsi injeksi progestin ialah 110,00 mmhg. Median tekanan darah diastolik untuk

37 kontrasepsi oral kombinasi ialah 80,00 mmhg, sedangkan median tekanan darah diastolik untuk kontrasepsi injeksi progestin ialah 70,00 mmhg. B. Analisis Data Dilakukan analisis data dengan program SPSS 20,0 for Windows mengetahui adanya perbedaan tekanan darah antara akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi progestin. Data hasil penelitian tersebut diuji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov (lampiran 4) dengan hasil nilai signifikansi (p) untuk tekanan darah sistolik kontrasepsi oral kombinasi (p = 0,000) dan kontrasepsi injeksi progestin (p = 0,000), serta tekanan darah diastolik kontrasepsi oral kombinasi (p = 0,037) dan kontrasepsi injeksi progestin (p = 0,000) kurang dari 0,05 sehingga distribusi data tidak normal. Hasil analisis data menggunakan uji Mann-Whitney (lampiran 4) didapatkan nilai signifikansi (p) untuk tekanan darah sistolik ialah 0,006 dan diastolik sebesar 0,03, berarti kurang dari nilai batas kemaknaan p = 0,05. Jadi H 0 ditolak dan H 1 diterima. Berarti terdapat perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik antara akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi progestin.

BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan Jebres Surakarta, didapatkan data-data seperti yang telah disajikan pada tabel 4.1 hingga 4.4 pada BAB IV. Subjek penelitian yang terlibat dalam penelitian ini ialah yang memenuhi kriteria lama penggunaan kontrasepsi selama minimal enam bulan, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, IMT 25 kg/m 2, tidak memiliki riwayat hipertensi, serta tidak memiliki riwayat hipertensi di keluarga. Pembatasan kriteria subjek tersebut dikarenakan efek peningkatan tekanan darah pada akseptor kontrasepsi akan terjadi selama penggunaan kontrasepsi minimal enam bulan. Merokok dapat meningkatkan beban kerja jantung sehingga memiliki efek dalam meningkatkan tekanan darah (Purwanto, 2012). Konsumsi alkohol dapat merusak fungsi saraf simpatis sehingga akan terjadi gangguan pada pengaturan tekanan darah (Beilin dan Puddey, 2006). Faktor keturunan memiliki risiko hipertensi sebesar empat kali (Sheldon dan Sheps, 2005). Distribusi usia subjek penelitian (lihat tabel 4.1) sangat bervariasi dengan kelompok usia terbanyak yaitu 36-40 tahun. Hasil ini sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian yang mengharuskan subjek penelitian berusia 20-40 tahun. Pembatasan ini dikarenakan terjadinya penurunan fungsi hormonal 38

39 khususnya estrogen dan progesteron setelah usia di atas 40 tahun (American Society for Reproductive Medicine, 2012). Tabel 4.2 menunjukkan bahwa distribusi lama pemakaian kontrasepsi subjek penelitian berbeda-beda. Lama pemakaian kontrasepsi oral kombinasi terbanyak pada kelompok kurang dari 2 tahun sedangkan kontrasepsi injeksi progestin terbanyak pada kelompok 2-5 tahun. Lama pemakaian kontrasepsi ini berakibat pada efek peningkatan tekanan darah yang dihasilkan. Menurut Chrisandra et al. (2009) semakin lama penggunaan kontrasepsi maka paparan faktor yang merangsang proses terjadinya peningkatan tekanan darah akan berlangsung secara terus-menerus sehingga tekanan darah juga akan meningkat. Hasil ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari et al. (2013), menunjukkan bahwa subjek yang lama menggunakan kontrasepsi hormonal 2,954 kali berisiko terkena hipertensi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan kontrasepsi. Distribusi IMT subjek pada penelitian ini bervariasi (lihat tabel 4.3). Kelompok IMT terbanyak ialah 23-25 kg/m 2, dengan kriteria normal tidak obesitas. Hasil ini telah sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pembatasan kriteria subjek dikarenakan semakin besar massa tubuh, makin banyak pula suplai darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh sehingga akan meningkatkan tekanan darah (Purwanto, 2012). Hasil analisis dengan uji Mann-Whitney didapatkan nilai signifikansi tekanan darah sistolik sebesar 0,006 serta nilai siginifikansi tekanan darah

40 diastolik sebesar 0,03. Tekanan darah sistolik maupun diastolik memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah antara akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi progestin. Penelitian lain yang dilakukan oleh Nurhayatun (2014), didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan tekanan darah yang signifikan pada alat kontrasepsi suntik dan pil dengan nilai signifikansi sebesar 0,006. Kandungan kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi progestin yang berbeda, menyebabkan peningkatan tekanan darah yang diakibatkan oleh hormon estrogen dan progesteron juga berbeda. Teori yang menjelaskan bahwa hormon estrogen dan progesteron yang terkandung dalam kontrasepsi hormonal memiliki mekanisme yang berbeda dalam menyebabkan peningkatan tekanan darah. Hormon estrogen menyebabkan peningkatan produksi angiotensinogen di hepar, sehingga produksi angiotensin II juga meningkat dan menyebabkan peningkatan tekanan darah (Ganong, 2008). Hormon progesteron menyebabkan penurunan kadar kolesterol HDL dan meningkatkan kadar kolesterol LDL sehingga terjadi ateroskerosis dan mengakibatkan penyempitan pembuluh darah serta resistensi perifer pembuluh darah, akhirnya menyebabkan peningkatan tekanan darah (Sitruk, 2006). Berdasarkan hasil analisis dengan program SPSS 20.0 for Windows, didapatkan juga rerata serta median tekanan darah sistolik maupun diastolik kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi progestin. Nilai rerata dan median tekanan

41 darah sistolik maupun diastolik pada kontrasepsi oral kombinasi lebih tinggi dibandingkan dengan kontrasepsi injeksi progestin, sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan darah pada kontrasepsi oral kombinasi lebih tinggi dibandingkan dengan kontrasepsi injeksi progestin. Penelitian lain yang dilakukan oleh Armstrong (2007) memberikan hasil penggunaan kontrasepsi oral kombinasi dapat meningkatkan tekanan darah sistolik sebesar 8 mmhg dan diastolik 6 mmhg, sedangkan Depot Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) tidak secara signifikan memengaruhi kenaikan tekanan darah. Didukung oleh teori yang menyatakan bahwa hormon estrogen yang terkandung di dalam kontrasepsi oral kombinasi menyebabkan peningkatan tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan kontrasepsi injeksi progestin yang hanya mengandung hormon progesteron saja (Brosnihan et al., 2009). Efek peningkatan tekanan darah pada kontrasepsi oral kombinasi lebih tinggi disebabkan oleh hormon estrogen dibandingkan progesteron. Karena estrogen memiliki bentuk substansi yang menyerupai hormon aldosteron sehingga lebih mudah mengikat reseptor protein yang menyebabkan terjadinya retensi natrium dan air berakibat terjadinya hipervolemi dan peningkatan curah jantung sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Sedangkan hormon progesteron memiliki struktur substansi yang mengakibatkannya harus berkompetisi dengan hormon aldosteron dalam mengakibatkan peningkatan tekanan darah (Guyton, 2006; Dubey et al., 2002; Tough dan Thacker, 2012).

42 Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu pengambilan data tentang keadaan umum subjek seperti tinggi badan, berat badan, dan lama pemakaian kontrasepsi hanya didapatkan dari wawancara sehingga bisa jadi tidak dapat mempresentasikan keadaan sesungguhnya.