PROGRAM PENDAMPINGAN PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN DAN PERHITUNGAN MODAL KERJA BAGI PENGUSAHA TERNAK SAPI PERAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SUSU ANTARA PETERNAK DI DESA NYAWANGAN DAN KUD TANI WILIS DI KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat

PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2

I PENDAHULUAN. sektor peternakan merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang perlu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Desa Pagerharjo terletak antara 07 O LS

I PENDAHULUAN. pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga permintaan susu semakin meningkat pula. Untuk memenuhi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I. PENDAHULUAN. [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009.

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN. menghadapi krisis ekonomi di Indonesia. Salah satu sub sektor dalam pertanian

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendukung berkembangnya sektor pertanian dan peternakan.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan sektor yang terus. dikembangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB III METODE PENELITIAN. wilayah di Kecamatan Ungaran Barat dalam usaha pengembangan agribisnis sapi

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGANTAR. guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang cenderung bertambah dari tahun

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. bentuk negara yang berpulau-pulau menjadikan negeri ini memiliki sumber

Susu : Komoditi Potensial Yang Terabaikan

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada saat ini dititikberakan pada pembangunan

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi yang berisi

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Oleh : Dr.Ir. Astuti, M.P. Ir. Ekosari Roektiningrum, M.P. Himatul Hasanah, M. P

Ukuran Keberhasilan B03, B06, B09 dan B12. Target Kinerja B03, B06, B09 dan B12

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari kegiatan dari pembangunan terdahulu, yaitu pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor

II. PENGUKURAN KINERJA

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. baik dan benar. Salah satu kegiatan manajemen itu ialah kegiatan pemasarannya.

I. DESKRIPSI KEGIATAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

STRATEGI PENGUATAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA NOVRI HASAN

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

PENGKAJIAN POTENSI PENGEMBANGAN USAHA SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN TRENGGALEK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tempe merupakan makanan yang terbuat dari biji kedelai atau beberapa

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Usaha kecil dan mengah (UKM) di berbagai Negara termasuk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. segar sampai produk-produk olahan yang berbahan baku susu sapi.

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BAB 1 PENDAHULUAN Potensi Pengolahan Susu Di Kabupaten Boyolali

BAB 1 PENDAHULUAN. tukar tereskalasi menjadi krisis multi dimensi yang dimulai akhir tahun 1997.

UPAYA MENINGKATKAN CAPASITY BUILDING KELOMPOK TANI DI KECAMATAN GUNUNGPATI

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas maupun kualitasnya. Keberhasilan pembangunan sub sektor

dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

ANALISIS TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN KINERJA FINANSIAL KOPERASI SUSU

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar

PROFIL DISTANNAK NAGAN RAYA

Peningkatan Kemampuan Manajemen Usaha Bagi UKM Olahan Pangan, di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pertanian telah terbukti sebagai sektor yang mampu bertahan dalam

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

5 / 7

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Landasan Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha Besar Tahun

Transkripsi:

PROGRAM PENDAMPINGAN PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN DAN PERHITUNGAN MODAL KERJA BAGI PENGUSAHA TERNAK SAPI PERAH Dewi Angreini 1) 1, STKIP PGRI Tulungagung e-mail: 1) dewi.angreini@stkippgritulungagung.ac.id ABSTRAK Kecamatan Sendang merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Tulungagung, dimana daerah tersebut masih banyak terdapat kelompok-kelompok usaha ternak sapi perah. Usaha perternakan adalah kegiatan usaha dalam upaya meningkatkan manfaat ternak melalui operasional penerapan teknik tertentu yang secara ekonomis akan menguntungkan. Salah satu komoditas utama dalam sektor peternakan adalah usaha ternak sapi perah yang merupakan cabang peternakan penghasilkan susu. Data tahun 2015, KUD Tani Wilis Tani Wilis diantara KUD di Kabupaten Tulungagung yang mengelola sapi perah, sampai saat ini masih berjalan dengan baik. Dengan jumlah anggota potensial 5.979 orang, dan jumlah aktif sebanyak 2.554 orang. Dari jumlah peternak 1307 orang tersebut mampu menghasilkan air susu segar sebanyak 9.252.000 liter atau setara 9.252 ton/tahun, atau bila dirata-rata produksinya adalah 25.700 kilogram/hari.pelaksanaan memiliki target ini untuk mendukung upaya memajukan perekonomian masyarakat khususnya para peternak sapi perah di Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung. Kata Kunci: KUD, peternak sapi, susu words. I. PENDAHULUAN Kecamatan Sendang merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Tulungagung, dimana daerah tersebut masih banyak terdapat kelompok-kelompok usaha ternak sapi perah. Usaha perternakan adalah kegiatan usaha dalam upaya meningkatkan manfaat ternak melalui operasional penerapan teknik tertentu yang secara ekonomis akan menguntungkan. Salah satu komoditas utama dalam sektor peternakan adalah usaha ternak sapi perah yang merupakan cabang peternakan penghasilkan susu. Susu sebagai salah satu hasil komoditas peternakan, adalah bahan makanan yang menjadi sumber gizi atau zat protein hewani. Kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan tingkat kesadaran kebutuhan gizi masyarakat yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya konsumsi susu dari 8,8 liter/kapita/tahun pada tahun 2012 menjadi 10,2 liter/kapita/tahun pada tahun 2013 (setara dengan 25 gram/kapita/hari). Koperasi Unit Desa (KUD) Tani Wilis Sendang merupakan suatu organisasi yang menjalankan usaha penampungan susu sapi perah dengan recording data tahunan yang lengkap. KUD menjadi tumpuan harapan peternak di daerah kerjanya serta merupakan salah satu kelembagaan agribisnis dalam mendukung pengembangan sistem agribisnis di pedesaan. Agar KUD dapat melakukan peranannya dengan baik, maka KUD harus dikelola secara produktif, efektif, dan efisien untuk mewujudkan pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat sebesar-besarnya bagi anggotanya, sehingga mampu bersaing dengan badan usaha yang lainnya. UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) merupakan penyangga perekonomian Indonesia saat ini. UMKM juga terbukti paling tangguh dalam menghadapi krisis moneter tahun 1997-1998. Sebagian besar UMKM mampu bertahan dalam krisis ekonomi antara lain karena penggunaan bahan baku, tenaga kerja dan orientasi pasar yang bersifat lokal. Pelaku UMKM pun semakin bertambah jumlahnya pasca krisis. Pada umumnya produk UMKM merupakan barang konsumsi dengan elastisitas permintaan terhadap pendapatan yang rendah sehingga perubahan tingkat pendapatan akibat krisis ekonomi tidak banyak berpengaruh terhadap konsumsi barang yang dihasilkan. Kondisi wilayah umumnya daerah pegunungan dengan ketinggian tempat antara 450 m hingga 1150 m dari permukaan laut. Rata-rata curah hujan 2.611 mm per tahun. Dengan luas wilayah Kecamatan Sendang 9.971,45 Ha. Peruntukan lahan pada daerah ini yaitu: sawah teknis seluas 621.20 Ha, sawah setegah teknis seluas 1.506,50 Ha dan untuk lahan darat dan pekarangan seluas 155.107 Ha. Kecamatan sendang memiliki jumlah penduduk 43.543 orang dengan jumlah KK sebanyak 29

10.872 KK. Wilayah kerja KUD Tani Wilis meliputi seluruh wilayah pemerintahan Kecamatan sendang yang terdiri dari 11 desa. GAMBAR I. Lokasi Kecamatan Sendang- Kab.Tulungagung Data tahun 2015, KUD Tani Wilis Tani Wilis diantara KUD di Kabupaten Tulungagung yang mengelola sapi perah, sampai saat ini masih berjalan dengan baik. Dengan jumlah anggota potensial 5.979 orang, dan jumlah aktif sebanyak 2.554 orang. Dari jumlah peternak 1307 orang tersebut mampu menghasilkan air susu segar sebanyak 9.252.000 liter atau setara 9.252 ton/tahun, atau bila dirata-rata produksinya adalah 25.700 kilogram/hari. TABEL I KEANGGOTAAN KUD TANI WILIS BERDASARKAN DATA LAPORAN RAT 2015 No Nama Kelompok Alamat Kelompok Jumlah Anggota Jumlah Sapi 1 Kalijogo Jabung, Geger 50 120 2 Aspet Turi, Geger 66 220 3 Perah Jaya Gebyuk, Geger 36 100 4 Sari Murni Potrosumo, Geger 34 103 5 Rahayu Ngrejeng, Geger 46 143 6 Sido Marem T.Bendo, Geger 26 90 7 Ngudi Makmur Sengon, Geger 29 72 8 Lestari Pakisaji, Geger 20 72 9 Sumberagung Baraan, Geger 46 180 10 Sumbermili Desa, Geger 68 170 11 Rukun Santoso Ngeblak, Kedoyo 60 177 12 Sumber Sejati Kalirejo, Nglurup 85 260 13 Sumber rejo Prigi, Nglurup 60 170 14 Sumber Makmur 1 Padang, Nglurup 30 60 15 Sumber Makmur 2 Sumber Pandan, Nglurup 60 150 16 Sumber Makmur 3 Jambuwok, Nglurup 60 153 17 SAE Gondang, Sendang 40 120 18 Argo Mulyo Desa Sendang 1 50 160 19 Sido Makmur Desa sendang 2 60 120 20 Sumber Rejeki Bangsri, Sendang 66 142 21 Damarwulan 1 Jengklik kidul sendang 40 90 22 Damarwulan 2 Jengklik lor, Sendang 45 140 23 Irto Mulyo Desa Krosok 40 120 24 Podho Rukun Desa Nyawangan 46 190 25 Tirto eco Lungur Kidul, Nyawangan 24 89 26 Sumber Abadi Puthuk Nyawangan 60 130 27 Sumber Abadi2 Jagungan Nyawangan 60 200 JUMLAH 1307 3741 Sumber data : data primer ( Laporan RAT 2014) Permasalahan Mitra II. PERMASALAHAN MITRA A. Manajemen usaha yang masih tradisional Para peternak sapi perah di Kecamatan Sendang masih menggunakan manajemen usaha apa adanya dan masih 30

banyak yang belum faham mengenai cara memanajemen usahanya dengan baik. Dari hal tersebut masih perlu adanya pelatihan ataupun penyuluhan dalam mengelola sebuah usaha kecil dengan manajemen usaha yang tertata secara akuntabel. Banyaknya usaha yang belum berkembang secara optimal karena masih kurangnya pengetahuan mengenai manajemen usaha dan manajemen keuangan usaha. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya pemahaman terhadap pentingnya manajemen usaha dan laporan keuangan. Meskipun jumlah para peternak sapi perah cukup banyak dan memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian di Kecamatan Sendang, namun sebagian besar para peternak sapi perah masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Secara umum, persoalan yang dihadapi oleh para peternak sapi perah meliputi akses permodalan, pemasaran, manajemen usaha dan keuangan. Pada umumnya para peternak sapi perah mengelola usahanya tanpa memiliki dasar pengetahuan maupun ketrampilan mengenai manajemen usaha dan manajemen keuangan yang baik. Tidak jarang usaha hanya dijalankan dengan mengandalkan insting dan pengalaman saja. B. Pemahaman dan penerapan perhitungan laba rugi belum dilakukan pembukuan Aspek-aspek manajemen usaha yang meliputi perencanaan usaha, pengorganisasian, implementasi, dan pengendalian usaha menjadi sesuatu yang jarang diperhatikan, padahal hal tersebut sangat penting dalam membangun dan mengembangkan usaha. Demikian pula dengan pengelolaan keuangan usaha, banyak para peternak yang tidak melakukan pembukuan formal terhadap usahanya. Perhitungan laba sering dilakukan dengan sederhana tanpa melakukan analisis biaya secara memadai. Misalnya usaha yang menggunakan bahan baku/bahan mentah yang diambil dari lahan sendiri dan melibatkan anggota keluarga sendiri, biasanya tidak memasukkan komponen tersebut sebagai biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam penghitungan formal biaya. Laporan Keuangan atau pembukuan yang baik akan memberikan manfaat besar bagi pengusaha ternak. Dengan melakukan pencatatan keuangan dengan tertib, pengusaha ternak dapat mengetahui kondisi keuangan sekaligus perkembangan usahanya. Kondisi aset, utang, modal, arus kas, serta fluktuasi laba para peternak dapat diketahui dengan mudah sehingga membantu pelaku pengusaha ternak dalam membuat keputusan bisnis penting, seperti pembelian aset baru dan rencana pengembangan usaha. Manajemen usaha yang baik juga akan memperbaiki aspek pengendalian usaha, dimana para pengusaha ternak dapat mengetahui apakah rencana keuangannya tercapai atau tidak serta membantu mencari tahu penyebabnya.begitu juga dengan aspek permodalan, dengan memiliki administrasi keuangan yang tertib akan memudahkan pengusaha ternak dalam pengajuan pinjaman modal kepada pihak bank atau lembaga keuangan lainnya. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, perlu diadakan pelatihan pembuatan laporan keuangan (L/R) bagi para pengusaha ternak di daerah tersebut. Dengan diadakannya pelatihan manajemen usaha tersebut diharapkan akan mampu memberikan bekal pengetahuan yang memadai dan selanjutnya dapat diimplementasikan ke dalam usaha nyata sehingga pada akhirnya mampu membantu pengembangan pengusaha ternak mewujudkan ekonomi Indonesia yang lebih kuat di masa mendatang. III. TARGET DAN LUARAN A. Target Pelaksanaan memiliki target ini untuk mendukung upaya memajukan perekonomian masyarakat khususnya para peternak sapi perah di Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung. Menumbuhkan kemampuan dalam memanajemen usaha yang baik serta mampu dalam membuat laporan keuangan hingga sampai perhitungan modal usaha yang akan dibutuhkan kedepannya. Adapun Target Luaran dapat dilihat pada tabel II berikut: TABEL II. Target Luaran Mitra 31

A. Target Luaran No Elemen Pemecahan Masalah Target Luaran Kuantitas 1 Penyusunan Laporan Keuangan Mitra belum memahami dan belum bisa menyusun laporan keuangan Harus Diadakan untuk para peternak sapi 2 Manajemen Usaha Mitra masih menggunakan manajemen tradisional 3 Perhitungan Kebutuhan Modal Kerja Mitra masih belum bisa menghitung kebutuhan modal kerja sendiri Diadakan seminar atau pelatihan manajemen usaha Diadakan seminar atau pelatihan manajemen usaha IV. METODE PELAKSANAAN Prosedur kerja untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan pelatihan manajemen usaha dan cara menghitung kebutuhan modal kerja bagi para pengusaha ternak di Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung. Secara lebih khusus, langkah-langkah pelatihan ini dipaparkan sebagai berikut 1) Pelaksana mencermati bahan bahan yang akan disosialisasikan dan merancang konsep-konsep unsur dalam manajemen usaha yang akan dijelaskan kepada para pengusaha ternak. Ini dimaksudkan agar para peserta mudah menangkap konsep-konsep yang dimaksud. 2) Pelaksana merumuskan rancangan materi yang akan disajikan dalam kegiatan ini beserta model pelatihan yang bisa dilakukan. 3) Peserta diajak berpartisipasi aktif melakukan keterlibatan langsung dalam aman, menyusun laporan keuangan secara sederhana serta bersama-sama menyusun anggaran kebutuhan modal kerja yang akan diajukan dalam mengembangkan usaha para peserta. 4) Peserta diajak berdiskusi tentang pengalaman dan kendala yang dialami dalam berwirausaha khususnya dalam bidang peternakan, hal ini dimaksudkan untuk pemicu tumbuhnya kepercayaan dalam menyusun laporan keuangan Dalam realisasinya, langkah-langkah pelatihan tersebut dikemukakan berikut ini. 1) Tim pelaksana berkoordinasi dengan KUD Tani Wilis (Kelompok usaha ternak di daerah Kec.Sendang) dan Kepala Desa Sendang untuk mendiskusikan awal rencana kegiatan yang dirancang, mencakup materi, model pelatihan, waktu dan tempat pelaksanaan, peserta dan sebagainya. Dari diskusi ini diputuskan hal-hal berikut. (a) Peserta adalah seluruh warga masyarakat Sendang khususnya pengusaha ternak di daerah Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung. Peserta yang diikutkan dalam pelatihan ini diutamakan bagi pengusaha yang belum pernah ikut pelatihan manajemen usaha, diharapkan dapat berjalan secara lebih efektif sehingga tujuan pelatihan bisa tercapai secara maksimal. (b) Tempat kegiatan di Kantor Desa Sendang Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung (c) (d) Waktu penyelenggaraan yaitu selama dua hari. Tim pelaksana menyediakan perlengkapan sajian berupa perangkat laptop dan paper. Konsumsi disiapkan oleh tim pelaksana dengan dana berasal dari panitia pelaksana. 2) Tim pelaksana menyusun bahan-bahan tentang pelatihan manajemen usaha dan digandakan sejumlah peserta, sehinggga setiap peserta pelatihan memperoleh masing-masing satu eks untuk dibaca. 3) Proses interaksi penyaji-peserta dilakukan dengan pola penyajian satu unsur setiap kali pelatihan. Dimulai dari apa itu teori manajemen, buku besar, laba rugi dan laporan keuangan secara menyeluruh pada hari pertama, dilanjutkan pembuatan laporan keuangan pada hari kedua, dan pada hari ketiga dilanjutkan dengan cara membuat anggaran kebutuhan modal kerja. Kegiatan terlaksana dalam bentuk berikut ini. (a) Penyaji menyajikan materi sajian, berikut contoh-contoh dan ilustrasi, materi manajeman usaha yang disajikan melalui paper oleh penyaji. (b) Sesi berikutnya, para peserta diberikan kesempatan untuk bertanya menyampaikan hal-hal yang belum dipahami dan bertukar pengalaman terkait kendala-kendala yang pernah dialami dalam berwiraswasta. 32

(c) Selesai sesi tanya jawab, peserta, penyaji dan panitia pelaksana istirahat untuk menikmati sajian snack selama 15 menit. (d) Tahap selanjutnya para peserta ditugaskan untuk mencoba mengerjakan tugas menulis sebuah visi misi dan manajemen dalam usahanya masing -masing secara sederhana berupa masalah yang dihadapi, kendala-kendala dan bagaimana cara mengatasinya, selama mengerjakan soal kasus tersebut, penyaji akan monitoring terus dilakukan oleh tim pelaksana. (e) Setelah peserta berlatih membuat manajemen usahanya masing-masing secara sederhana, hasil dari latihan oleh peserta pelatihan kemudian dianalisis dan dijadikan bahan refleksi. Penganalisisan ini diharapkan menjadi umpan balik bagi peserta pelatihan dalam merancang manajemen usaha dan anggaran. V. KESIMPULAN Dengan pelaksaan pengabdian ini, KUD Tani Wilis (Kelompok usaha ternak di daerah Kec.Sendang) telah dapat menjalankan manajemen usaha dengan bai, membuat laporan keuangan dengan baik dan dapat mengetahui visi dan misi dari KUD dengan benar sehingga dapat menjalankan KUD dengan sebaik mungkin dan dapat menghasilkan profit yang optimal. DAFTAR PUSTAKA Admin Keu LSM. Pengelolaan Keuangan Bagi UMKM. Diakses pada 6 Maret 2016. http://keuanganlsm.com/pengelolaan-keuangan-bagi-ukm/ Faisal Maliki Baskoro. 2014. Lima tips cerdas mengelola keuangan umkm. Diakses pada 6 Maret 2016. http://www.beritasatu.com/ekonomi/173156-lima-tips-cerdas-mengelola-keuangan-umkm.html 33