BAB IV Hasil dan analisis BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi proyek Nama proyek : Rukan Palladium blok A. Project Island Golf Island Lokasi Developer Konsultan Kontraktor No.SPK Sifat SPK. : Pantai Indah Kapuk, Jakarta utara : PT. Kapuk Naga Indah, Agung Sedayu Group : PT. Perentjana Djaja : PT. Triputra Mandiri Sukses : KNI 15 09 152 D0-81-2A : Fixed unit price Nilai proyek : Rp. 2.337.700.000,- ( Dua milyar tiga ratus tiga puluh tujuh juta tujuh ratus ribu rupiah ) Waktu pelaksanaan : 1 September 2015 s/d 15 Maret 2016 IV-1
BAB IV Hasil dan analisis Gambar 4.1. Rukan Palladium tampak depan (Sumber: Dokumentasi penulis, 2016 ) Gambar 4.2. Rukan Palladium tampak samping (Sumber: Dokumentasi penulis, 2016 ) IV-2
BAB IV Hasil dan analisis 4.2 Teknis pelaksanaan kerja Berdasarkan tinjauan lapangan pada pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor pada pelaksanaan proyek infrastruktur Rukan Palladium, dirumuskan teknis pelaksanaan pekerjaan yang dimulai dari pekerjaan persiapan hingga pekerjaan finishing top jalan sebagai berikut : IV-3
BAB IV Hasil dan analisis Mulai Pekerjaan Persiapan Pekerjaan galian Pekerjaan limestone Pekerjaan Base course B Pekerjaan saluran NRCP dia. 40 cm U-ditch 400 x 400 U-ditch 400 x 600 Pekerjaan manhole Pemasangan tutup saluran Pekerjaan pemadatan ulang base B Pekerjaan base A Pemasangan beton jepit Pekerjaan kanstin Kanstin Slipform Kanstin car stopper Pekerjaan abu batu Pekerjaan paving block Gambar 4.3. Teknis pelaksanaan pekerjaan infrastruktur rukan (Sumber: Olahan Penulis, 2016) IV-4
BAB IV Hasil dan analisis Gambar 4.4. Time Schedule (Sumber: PT.Triputra Mandiri Sukses, 2016) IV-5
4.2.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan meliputi pekerjaan Mobilisasi alat berat ke lokasi proyek, pembuatan direksikeet, pemasangan listrik dan air kerja untuk keperluan kantor proyek, dan juga termasuk pekerjaan setting out koordinat sebelum dilakukan pekerjaan. 4.2.2 Pekerjaan Galian Pekerjaan galian cutting fill material existing dilakukan untuk mendapatkan elevasi bottom struktur bawah jalan, dengan bantuan alat berat excavator beserta dump truck untuk langsir galian. 4.2.3 Pekerjaan Limestone Setelah elevasi bottom struktur bawah didapatkan, dilakukan gelaran material Limestone setebal 50 cm, yang sebelumnya telah dilakukan dewatering untuk menghindari terjebak nya air pada lapisan bawah jalan. Dan kemudian dilakukan pemadatan menggunakan alat berat. Tahap pemadatan telah selesai apabila telah memenuhi syarat CBR pada pelaksanaan test sebesar 65 %. 4.2.4 Pekerjaan Base B Setelah Test CBR dan join survey telah memenuhi syarat, pekerjaan dilanjutkan ke tahap pekerjaan Base B, material yang digunakan yaitu batu IV-6
pecah dengan ukuran 5/7 setebal 30 cm dan dilakukan pemadatan per layer hingga mendapatkan nilai CBR sebesar 80 %. 4.2.5 Pekerjaan Saluran Pekerjaan saluran mencakup dari beberapa item pekerjaan meliputi pekerjaan pemasangan U-Ditch, pekerjaan pemasangan pipa NRCP ( Non Reinforcement Concrete Pipe ) untuk pembuangan air hujan di area selasar rukan dan juga manhole subduct untuk jaringan listrik dan air bersih. Untuk pekerjaan pemasangan beton jepit, dilakukan setelah selesai pemasangan saluran U-ditch, berfungsi sebagai beton penahan antara saluran dengan struktur jalan agar tidak terjadi pergeseran posisi dan kelurusan saluran akibat kendaraaan berat. 4.2.6 Pekerjaan Base A Setelah pekerjaan Base B selesai akan dilakukan stripping sampah dari proyek akibat pekerjaan rukan, dan akan dilakukan leveling dan pemadatan ulang Base B sebelum dilakukan gelaran base A. Setelah pemadatan ulang selesai, dilakukan pekerjaan gelaran Base A dengan material batu pecah ukuran 2/3 dengan ketebalan 20 cm dan dilakukan pemadatan per layer hingga mendapatkan nilai CBR sebesar 95 %. IV-7
4.2.7 Pekerjaan beton jepit Pekerjaan beton jepit dilakukan setelah saluran u ditch terpasang, pemasangan tersebut bertujuan untuk menjaga kelurusan saluran dan mencegah terjadinya guling akibat kendaraan dengan beban berat. 4.2.8 Pekerjaan pemasangan kanstin Pekerjaan pemasangan kanstin meliputi pekerjaan pemasangan kanstin Slipform dan kanstin car stopper sebagai pembatas sebelum dilakukan nya pekerjaan top jalan dengan menggunakan material paving block. Pada tahap ini diperlukan ketelitian pada saat pelaksanaan agar mendapatkan kelurusan akurat dari badan jalan. 4.2.9 Pekerjaan paving block Setelah pekerjaan diatas terselesaikan, dilakukan pekerjaan tahap akhir top jalan dimulai dari gelaran abu batu setebal 4 cm, kemudian dilakukan pemasangan Paving block dengan tebal 8cm dengan pola 90. 4.3 Pelaksanaan kerja Pelaksana kerja pada pelaksaan pekerjaan Infrastruktur Rukan Palladium ini adalah PT. Kapuk Naga Indah sebagai anak perusahaan Agung Sedayu Group yang berperan sebagai Owner dan PT. Triputra Mandiri Sukses sebagai Main IV-8
Kontraktor. Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan PT. Triputra, mengacu pada SPK induk yang terlampir dalam lembar lampiran yang dimulai dari tanggal 1 September 2015 sampai dengan tanggal 15 Maret 2016. Ditinjau dari pelaksanaan schedule rencana terhadap pelaksanaan, proyek tersebut mengalami keterlambatan selama 9 hari. Keterlambatan pada proyek tersebut disebabkan dari beberapa faktor teknis pelaksanaan area lokasi yang sempit, namun keterlambatan bisa dapat diantisipasi apabila dilakukan percepatan pada item pekerjaan lain sehingga proyek tersebut dapat sesuai dengan rencana durasi pelaksaan. Pada pembahasan ini akan dilakukan metode TCTO ( Time cost Trade off ) dimulai dari penentuan jalur kritis dan perhitungan cost slope pada pekerjaan yang memungkinkan untuk dilakukan percepatan. 4.4 Penentuan Jalur Kritis Proyek Berdasarkan schedule rencana pelaksanaan kerja pada gambar 4.4 disusun jalur kritis ditunjukan anak panah dengan warna biru dengan network diagram sebagai berikut : IV-9
Tabel.4.1. Hubungan aktivitas Initial Activity Duration Predecessors (days) A Pek persiapan 11 - B Limestone 56 A, C ss+7 C Galian 42 A D Base A 42 C E Base B 42 A, B ss+7 F Pek. Beton jepit 28 A fs+21 G Leveling Base B 28 A fs+21, E ss+ 7 H Kanstin slipform 49 G I Pek. Abu batu 49 G J Pek. Paving block 62 G K Kanstin car stopper 49 G L U-ditch 40 x 40 14 A fs+28 M U-ditch 40 x 60 7 A fs+35 N Pipa gorong gorong NRCP 14 A fs+28 O Tutup STU HD 14 L, M, N P Manhole 60 14 L, M, N Q Manhole 120 14 L, M, N R Outlet 14 L, M, N S Manhole 80 7 O, P, Q, R (Sumber: Olahan Penulis,2017) IV-10
Gambar 4.5. Lintasan kritis (Sumber: olahan penulis, 2017) IV-11
4.5 Perhitungan TCTO Setelah ditentukan jalur kritis pelaksanaan proyek, dilakukan analisa terhadap percepatan item pekerjaan yang dilaui jalur kritis sebagai berikut : 4.5.1 Perhitungan produktivitas harian normal Perhitungan produktivitas harian normal dihitung dengan rumus 2.1 dengan 8 jam kerja perhari sebagai berikut : Produktivitas harian normal = Tabel.4.2. Produktivitas harian normal No Pekerjaan Volume Durasi (hari) Produktivitas harian normal Produktivitas perjam 1 Pek. Persiapan * 1 Ls 11 - - 2 Pek. Leveling Base B 4.667 m2 28 166,68 m2 20,83 m2 6 Pek. Paving block 4.667 m2 62 75,27 m2 9,41 m2 (Sumber: Olahan Penulis,2017) *) Tidak dilakukan percepatan pada pekerjaan persiapan ( mobilisasi, penyediaan listrik dan air kerja) IV-12
4.5.2 Perhitungan produktivitas harian percepatan Untuk perhitungan percepatan dilakukan dengan penambahan jam kerja sesuai dengan tabel 2.1 adalah sebanyak 3 jam per hari. Dan juga mengalami 30 % penurunan produktivitas yang diakibatkan faktor kelelahan dan/atau faktor cahaya. Produktivitas harian sesudah percepatan dihitung dengan menggunakan rumus 2.3. Produktivitas harian percepatan = ( 7 jam x produktivitas perjam ) +( jam lembur x faktor reduksi kinerja x produktivitas perjam ) Tabel. 4.3. Produktivitas harian percepatan No Pekerjaan Produktivitas harian normal Produktivitas lembur 1 jam Produktivitas lembur 2 jam Produktivitas lembur 3 jam 1 Pek. Persiapan - - - - 5 Pek. Leveling base B 166,68 m2 185,43 m2 200,01 m2 210,43 m2 6 Pek. Paving block 75,27 m2 83,74 m2 90,32 m2 95,03 m2 (Sumber: Olahan Penulis,2017) 4.5.3 Perhitungan durasi setelah percepatan Setelah produktivitas percepatan diketahui, perhitungan durasi akibat percepatan dihitung sebagai berikut Crash Duration = volume / produktivitas harian setelah crash IV-13
Tabel. 4.4. Crash duration Durasi normal Durasi crash Durasi crash Durasi crash No Pekerjaan (hari) (hari) (hari) (hari) Lembur 1 jam Lembur 2 jam Lembur 3 jam 1 Pek. Persiapan 11 - - - 5 Pek. Leveling Base B 28 25,1 ~ 25 23,3 ~ 24 22,1 ~ 22 6 Pek. Paving block 62 55,73 ~ 56 51,7 ~ 52 49,1 ~ 49 (Sumber: Olahan Penulis,2017) 4.5.4 Biaya normal perhari Berikut adalah breakdown biaya langsung dan biaya tidak langsung yang didapat dari data perencaaan kontraktor meliputi jumlah pekerja dan upah sewa alat perhari dari kegiatan di jalur kritis. Tabel.4.5. Biaya langsung pekerjaan di jalur kritis No Pekerjaan Resources Upah/sewa alat perhari (Rp.) 1 Pek. Leveling base B 2 operator 1 excavator 1 tandem roller 240.000 3.360.000 2.960.000 Total perhari 6.560.000 2 Pek. Paving block 1 mandor 3 tukang harian 3 laden/kenek 120.000 330.000 270.000 IV-14
Total 720.000 Total biaya langsung 52.279.500 (Sumber:PT. Triputra Mandiri Sukses,2017) Tabel 4.6 Biaya tak langsung No Jenis Biaya Jumlah Gaji/hari ( Rp ) 1 Biaya Overhead Gaji staff proyek a. Site mannager 1 150.000 b. Pelaksana sipil 1 100.000 c. Logistik 1 75.000 d. Administrasi 1 75.000 2 Preliminaries Fasilitas perhari 95.000 Total 495.000 (PT.Triputra Mandiri Sukses, 2017) IV-15
4.5.5 Cost Slope Setelah normal cost didapatkan selanjutnya crash cost dengan penambahan jam lembur dihitung menggunakan rumus 2.6 untuk menghitung biaya lembur pekerja dan rumus 2.7 untuk menghitung crash cost. Adapun contoh perhitungan biaya crashing jalur kritis adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan leveling base B ( Operator ) Biaya Lembur pekerja = [ 1.5 x upah perjam lembur (di 1 jam pertama ) ] + [ 2 x n x upah perjam lembur normal ] = [ 1.5 x (120.000/8) ] + [ 2 x 3 x (120.000/8) ] = Rp. 82.500, ( excavator ) Sewa perjam x jumlah jam lembur = ( 3.360.000/8 ) x 3 = Rp. 1.260.000,- ( tandem roller ) Sewa perjam x jumlah jam lembur = ( 2.960.000/8 ) x 3 = Rp. 1.110.000,- Crash cost perhari = normal cost perhari + biaya lembur + sewa alat = 6.560.000 + (2 x 82.500) + (1.110.000 + 1.260.000) = Rp. 9.095.000,- IV-16
2. Paving block ( Mandor ) Biaya Lembur pekerja = [ 1.5 x upah perjam lembur (di 1 jam pertama ) ] + [ 2 x n x upah perjam lembur normal ] = [ 1.5 x (120.000/8) ] + [ 2 x 3 x (120.000/8) ] = Rp. 82.500,- ( Tukang harian ) Biaya Lembur pekerja = [ 1.5 x upah perjam lembur (di 1 jam pertama ) ] + [ 2 x n x upah perjam lembur normal ] = [ 1.5 x (110.000/8) ] + [ 2 x 3 x (110.000/8) ] = Rp. 75.625,- ( laden/kenek ) Biaya Lembur pekerja = [ 1.5 x upah perjam lembur (di 1 jam pertama ) ] + [ 2 x n x upah perjam lembur normal ] = [ 1.5 x (90.000/8) ] + [ 2 x 3 x (90.000/8) ] = Rp. 61.875,- Crash cost perhari = normal cost perhari + biaya lembur = 720.000 + ( 82.500 + (3 x 75.625) + ( 3 x 61.875 )) = Rp. 1.215.000,- IV-17
Penambahan biaya langsung untuk percepatan aktivitas per satuan waktu atau disebut juga dengan cost slope dihitung dengan menggunakan rumus 2.8 : Cost Slope = Adapun hasil dari perhitungan crash cost dan cost slope seperti pada contoh perhitungan diatas, tersaji dalam tabel dibawah ini : Tabel.4.7. Cost slope No Pekerjaan Normal cost (Rp.) Durasi normal (hari) Penambahan waktu kerja Crash cost (Rp.) Durasi crash (hari) Cost slope (Rp./hari) 1 Pek. Leveling base B 6.560.000 28 1 jam 8.975.000 25 805.000 2 jam 9.035.000 24 618.750 3 jam 9.095.000 22 422.500 2 Pek. Paving block 720.000 62 1 jam 915.000 56 19.500 2 jam 1.065.000 52 34.500 3 jam 1.215.000 49 38.077 Total normal cost 52.279.500 ( Sumber : olahan penulis, 2017 ) Teknik perhitungan dimulai dari kegiatan yang berada pada jalur kritis dimulai dengan cost slope terendah. Dimulai dari pekerjaan paving block dengan cost slope terendah dengan alternatif penambahan jam kerja dan hingga pekerjaan leveling base B dengan cara melakukan perkalian selisih pengurangan durasi akibat crashing dengan biaya normal pekerjaan IV-18
ditambah dengan jumlah total keseluruhan biaya normal pekerjaan sehingga didapatkan nilai direct cost. Adapun rekapituasi hasil perhitungan biaya langsung, biaya tak langsung dan total cost akibat percepatan adalah sebagai berikut Tabel.4.8. Rekapituasi biaya dan waktu optimum Kompresi Durasi Biaya langsung Biaya tak langsung Total cost 1 116 52.396.500 57.420.000 109.816.500 2 112 52.624.500 55.440.000 108.064.500 3 109 52.774.501 53.955.000 106.729.501 4 106 55.189.501 52.470.000 107.659.501 5 105 55.249.501 51.975.000 107.224.501 6 103 55.309.501 50.985.000 107.294.501 ( Sumber : olahan penulis, 2017 ) Adapun jalur kritis pada diagram network setelah dilakukan crashing dengan penambahan waktu kerja ditunjukan dengan gambar dibawah ini, : IV-19
Gambar 4.6. Lintasan kritis setelah crashing (Sumber: olahan penulis, 2017) IV-20
Chart Title 120000000 110000000 100000000 90000000 80000000 70000000 60000000 50000000 40000000 103 105 106 109 112 116 122 Direct Cost Indirect Cost Total Cost Gambar 4.7. Grafik hubungan waktu dan biaya hasil analisis (Sumber: olahan penulis, 2017) 4.6 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil analisis time cost trade off dengan alternatif percepatan penambahan jam kerja maka diperoleh durasi optimum proyek dengan durasi 109 hari dengan total biaya sebesar Rp. 106.729.501,-. Selisih antara durasi normal ( 122 hari ) dengan durasi optimum percepatan ( 109 hari ) adalah 13 hari kerja. Tabel.4.9. Rekapituasi biaya dan waktu optimum Normal Optimum Durasi 122 109 Direct Cost 52.279.500 52.774.501 Indirect Cost 60.390.000 53.955.000 Total cost 112.669.500 106.729.501 (Sumber: olahan penulis, 2017) IV-21