BAB IV HASIL DAN ANALISIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Tugas Akhir HENDRAWAN MARTHA PRADIKTA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO

Kata kunci: perbandingan biaya, penambahan tenaga kerja, jam kerja (kerja lembur), time cost trade off

BAB IV ANALISA TIME COST TRADE OFF

ANALISA PERHITUNGAN PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA (TCTO) PADA PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009

ANALISA PEMAMPATAN WAKTU TERHADAP BIAYA PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN KALI SURABAYA STA s/d STA DI MOJOKERTO

OPTIMASI JADWAL PELAKSANAAN PROYEK JEMBATAN BETON BERTULANG TUKAD UNDA, KLUNGKUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Time Cost-Trade Off Pada Pembangunan Perluasan Rumah Sakit Petrokimia Gresik

BAB 3 METODE PENELITIAN

PRESENTASI TUGAS AKHIR RC

PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN SERUA RAYA DEPOK DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF

MEMPERCEPAT WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR)

TUGAS AKHIR ANALISA OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK LANJUTAN TAHAP III PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI(FTIF) ITS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB TEGUH IMANTORO

3 Jurusan Teknik Sipil Universitas Tama Jagakarsa Jalan Letjen TB Simatupang No. 152 Jakarta

PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA

JUDUL TUGAS AKHIR : PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA

Analisis Percepatan Waktu Dan Biaya Proyek Konstruksi Dengan Penambahan Jam Kerja (Lembur) Menggunakan Metode Time Cost Trade Off

3.11. Program Microsoft Project BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Tahap dan Prosedur Penelitian

OPTIMALISASI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE LEAST COST ANALYSIS (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Extentionn Mall Denpasar Junction)

STUDI OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG TIPE B SMPN BARU SIWALANKERTO

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Motto... iii. Halaman Persembahan... iv. Kata Pengantar... v. Daftar Isi...

BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE CRASHING PADA PROYEK SATRIO TOWER

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Naskah Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ARDYCHA PRAYUDHA NRP

ANALISA HUBUNGAN WAKTU DAN BIAYA BANGUNAN BAWAH JEMBATAN PAGERLUYUNG PROYEK JALAN TOL SURABAYA MOJOKERTO STA

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

1. PERHITUNGAN COST SLOPE Menurut Soeharto, 1999, hubungan antara biaya -waktu normal dan dipersingkat dapat digambarkan sebagai berikut :

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III METODE PENELITIAN. (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan

Dono Wahyu Wibowo ( ) Halaman 1

BAB III LANDASAN TEORI

OLEH : ADITYA FEBRIATMOKO PEMBIMBING Ir.Achmad Faiz HP, MS

A.A. Gde Agung Yana 1

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS

BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terlambat, maka kontraktor akan terkena sangsi berupa denda yang telah disepakati dalam dokumen kontrak.

BAB III LANDASAN TEORI. A. Proyek

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Tahap II Universitas Negeri Malang, Jl Semarang 5, Malang)

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODELOGI PENELITIAN. Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo. pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi

. Pekerjaan sub base agregat klas B dengan ketebalan 5 cm dengan menggunakan alat motor grader, vibrator roller dan water tank, 3. Pekerjaan sub base

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I 1.3. TUJUAN PENDAHULUAN

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB III LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

STUDI OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG 1

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINAJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

NAMA MAHASISWA : ADALEA IVANA PRAJWALITA NRP

Analisa Time Cost Trade Off pada Proyek Pasar Sentral Gadang Malang

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PROYEK DENGANN METODE KONSEP NILAI HASIL (Studi Kasus: Proyek Pembangunan The Royal Bukit)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

ANALISA WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN VARIASI PENAMBAHAN JAM KERJA

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK REVITALISASI GEDUNG BPS KOTA GORONTALO

DAFTAR UPAH TENAGA KERJA

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Akhmad Khoirul Hidayat ( ) Halaman 1

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian

ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PERKERASAN KAKU JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO STA STA

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

TUGAS AKHIR. Diajukan oleh : MINANUR ROHMAN NPM :

BAB III LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE RSM PADA PENJADWALAN DENGAN AKTIVITAS BERULANG (STUDY KASUS: Proyek jalan tubaan- talisayan/ dumaring, provinsi kalimantan timur)

Rencana Anggaran Biaya. Pekerjaan Pembuatan Talud Batu Kali Belawan International Container Terminal

HUBUNGAN WAKTU - BIAYA PEMBANGUNAN JALAN TOL MOJOKERTO - KERTOSONO STA STA Kab. JOMBANG Jawa Timur

III. METODE PENELITIAN. Studi kasus ini dilakukan pada proyek Pembangunan Gedung ITERA (Institut

REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BQ)

PERCEPAT WAKTU PELEKSANAANNYA

Pradareozy Rauufan Rahima ( ) Halaman 1

BAB III LANDASAN TEORI

Naskah Publikasi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.2, Februari 2015 ( ) ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

OPTIMASI BIAYA DAN DURASI PROYEK MENGGUNAKAN PROGRAM LINDO (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN SALAKAN TAHAP II)

PERUBAHAN BIAYA DAN WAKTU AKIBAT CHANGE ORDER PADA PROYEK PARKMALL CIRCUS- WATERPARK, KUTA, BALI

Transkripsi:

BAB IV Hasil dan analisis BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi proyek Nama proyek : Rukan Palladium blok A. Project Island Golf Island Lokasi Developer Konsultan Kontraktor No.SPK Sifat SPK. : Pantai Indah Kapuk, Jakarta utara : PT. Kapuk Naga Indah, Agung Sedayu Group : PT. Perentjana Djaja : PT. Triputra Mandiri Sukses : KNI 15 09 152 D0-81-2A : Fixed unit price Nilai proyek : Rp. 2.337.700.000,- ( Dua milyar tiga ratus tiga puluh tujuh juta tujuh ratus ribu rupiah ) Waktu pelaksanaan : 1 September 2015 s/d 15 Maret 2016 IV-1

BAB IV Hasil dan analisis Gambar 4.1. Rukan Palladium tampak depan (Sumber: Dokumentasi penulis, 2016 ) Gambar 4.2. Rukan Palladium tampak samping (Sumber: Dokumentasi penulis, 2016 ) IV-2

BAB IV Hasil dan analisis 4.2 Teknis pelaksanaan kerja Berdasarkan tinjauan lapangan pada pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor pada pelaksanaan proyek infrastruktur Rukan Palladium, dirumuskan teknis pelaksanaan pekerjaan yang dimulai dari pekerjaan persiapan hingga pekerjaan finishing top jalan sebagai berikut : IV-3

BAB IV Hasil dan analisis Mulai Pekerjaan Persiapan Pekerjaan galian Pekerjaan limestone Pekerjaan Base course B Pekerjaan saluran NRCP dia. 40 cm U-ditch 400 x 400 U-ditch 400 x 600 Pekerjaan manhole Pemasangan tutup saluran Pekerjaan pemadatan ulang base B Pekerjaan base A Pemasangan beton jepit Pekerjaan kanstin Kanstin Slipform Kanstin car stopper Pekerjaan abu batu Pekerjaan paving block Gambar 4.3. Teknis pelaksanaan pekerjaan infrastruktur rukan (Sumber: Olahan Penulis, 2016) IV-4

BAB IV Hasil dan analisis Gambar 4.4. Time Schedule (Sumber: PT.Triputra Mandiri Sukses, 2016) IV-5

4.2.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan meliputi pekerjaan Mobilisasi alat berat ke lokasi proyek, pembuatan direksikeet, pemasangan listrik dan air kerja untuk keperluan kantor proyek, dan juga termasuk pekerjaan setting out koordinat sebelum dilakukan pekerjaan. 4.2.2 Pekerjaan Galian Pekerjaan galian cutting fill material existing dilakukan untuk mendapatkan elevasi bottom struktur bawah jalan, dengan bantuan alat berat excavator beserta dump truck untuk langsir galian. 4.2.3 Pekerjaan Limestone Setelah elevasi bottom struktur bawah didapatkan, dilakukan gelaran material Limestone setebal 50 cm, yang sebelumnya telah dilakukan dewatering untuk menghindari terjebak nya air pada lapisan bawah jalan. Dan kemudian dilakukan pemadatan menggunakan alat berat. Tahap pemadatan telah selesai apabila telah memenuhi syarat CBR pada pelaksanaan test sebesar 65 %. 4.2.4 Pekerjaan Base B Setelah Test CBR dan join survey telah memenuhi syarat, pekerjaan dilanjutkan ke tahap pekerjaan Base B, material yang digunakan yaitu batu IV-6

pecah dengan ukuran 5/7 setebal 30 cm dan dilakukan pemadatan per layer hingga mendapatkan nilai CBR sebesar 80 %. 4.2.5 Pekerjaan Saluran Pekerjaan saluran mencakup dari beberapa item pekerjaan meliputi pekerjaan pemasangan U-Ditch, pekerjaan pemasangan pipa NRCP ( Non Reinforcement Concrete Pipe ) untuk pembuangan air hujan di area selasar rukan dan juga manhole subduct untuk jaringan listrik dan air bersih. Untuk pekerjaan pemasangan beton jepit, dilakukan setelah selesai pemasangan saluran U-ditch, berfungsi sebagai beton penahan antara saluran dengan struktur jalan agar tidak terjadi pergeseran posisi dan kelurusan saluran akibat kendaraaan berat. 4.2.6 Pekerjaan Base A Setelah pekerjaan Base B selesai akan dilakukan stripping sampah dari proyek akibat pekerjaan rukan, dan akan dilakukan leveling dan pemadatan ulang Base B sebelum dilakukan gelaran base A. Setelah pemadatan ulang selesai, dilakukan pekerjaan gelaran Base A dengan material batu pecah ukuran 2/3 dengan ketebalan 20 cm dan dilakukan pemadatan per layer hingga mendapatkan nilai CBR sebesar 95 %. IV-7

4.2.7 Pekerjaan beton jepit Pekerjaan beton jepit dilakukan setelah saluran u ditch terpasang, pemasangan tersebut bertujuan untuk menjaga kelurusan saluran dan mencegah terjadinya guling akibat kendaraan dengan beban berat. 4.2.8 Pekerjaan pemasangan kanstin Pekerjaan pemasangan kanstin meliputi pekerjaan pemasangan kanstin Slipform dan kanstin car stopper sebagai pembatas sebelum dilakukan nya pekerjaan top jalan dengan menggunakan material paving block. Pada tahap ini diperlukan ketelitian pada saat pelaksanaan agar mendapatkan kelurusan akurat dari badan jalan. 4.2.9 Pekerjaan paving block Setelah pekerjaan diatas terselesaikan, dilakukan pekerjaan tahap akhir top jalan dimulai dari gelaran abu batu setebal 4 cm, kemudian dilakukan pemasangan Paving block dengan tebal 8cm dengan pola 90. 4.3 Pelaksanaan kerja Pelaksana kerja pada pelaksaan pekerjaan Infrastruktur Rukan Palladium ini adalah PT. Kapuk Naga Indah sebagai anak perusahaan Agung Sedayu Group yang berperan sebagai Owner dan PT. Triputra Mandiri Sukses sebagai Main IV-8

Kontraktor. Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan PT. Triputra, mengacu pada SPK induk yang terlampir dalam lembar lampiran yang dimulai dari tanggal 1 September 2015 sampai dengan tanggal 15 Maret 2016. Ditinjau dari pelaksanaan schedule rencana terhadap pelaksanaan, proyek tersebut mengalami keterlambatan selama 9 hari. Keterlambatan pada proyek tersebut disebabkan dari beberapa faktor teknis pelaksanaan area lokasi yang sempit, namun keterlambatan bisa dapat diantisipasi apabila dilakukan percepatan pada item pekerjaan lain sehingga proyek tersebut dapat sesuai dengan rencana durasi pelaksaan. Pada pembahasan ini akan dilakukan metode TCTO ( Time cost Trade off ) dimulai dari penentuan jalur kritis dan perhitungan cost slope pada pekerjaan yang memungkinkan untuk dilakukan percepatan. 4.4 Penentuan Jalur Kritis Proyek Berdasarkan schedule rencana pelaksanaan kerja pada gambar 4.4 disusun jalur kritis ditunjukan anak panah dengan warna biru dengan network diagram sebagai berikut : IV-9

Tabel.4.1. Hubungan aktivitas Initial Activity Duration Predecessors (days) A Pek persiapan 11 - B Limestone 56 A, C ss+7 C Galian 42 A D Base A 42 C E Base B 42 A, B ss+7 F Pek. Beton jepit 28 A fs+21 G Leveling Base B 28 A fs+21, E ss+ 7 H Kanstin slipform 49 G I Pek. Abu batu 49 G J Pek. Paving block 62 G K Kanstin car stopper 49 G L U-ditch 40 x 40 14 A fs+28 M U-ditch 40 x 60 7 A fs+35 N Pipa gorong gorong NRCP 14 A fs+28 O Tutup STU HD 14 L, M, N P Manhole 60 14 L, M, N Q Manhole 120 14 L, M, N R Outlet 14 L, M, N S Manhole 80 7 O, P, Q, R (Sumber: Olahan Penulis,2017) IV-10

Gambar 4.5. Lintasan kritis (Sumber: olahan penulis, 2017) IV-11

4.5 Perhitungan TCTO Setelah ditentukan jalur kritis pelaksanaan proyek, dilakukan analisa terhadap percepatan item pekerjaan yang dilaui jalur kritis sebagai berikut : 4.5.1 Perhitungan produktivitas harian normal Perhitungan produktivitas harian normal dihitung dengan rumus 2.1 dengan 8 jam kerja perhari sebagai berikut : Produktivitas harian normal = Tabel.4.2. Produktivitas harian normal No Pekerjaan Volume Durasi (hari) Produktivitas harian normal Produktivitas perjam 1 Pek. Persiapan * 1 Ls 11 - - 2 Pek. Leveling Base B 4.667 m2 28 166,68 m2 20,83 m2 6 Pek. Paving block 4.667 m2 62 75,27 m2 9,41 m2 (Sumber: Olahan Penulis,2017) *) Tidak dilakukan percepatan pada pekerjaan persiapan ( mobilisasi, penyediaan listrik dan air kerja) IV-12

4.5.2 Perhitungan produktivitas harian percepatan Untuk perhitungan percepatan dilakukan dengan penambahan jam kerja sesuai dengan tabel 2.1 adalah sebanyak 3 jam per hari. Dan juga mengalami 30 % penurunan produktivitas yang diakibatkan faktor kelelahan dan/atau faktor cahaya. Produktivitas harian sesudah percepatan dihitung dengan menggunakan rumus 2.3. Produktivitas harian percepatan = ( 7 jam x produktivitas perjam ) +( jam lembur x faktor reduksi kinerja x produktivitas perjam ) Tabel. 4.3. Produktivitas harian percepatan No Pekerjaan Produktivitas harian normal Produktivitas lembur 1 jam Produktivitas lembur 2 jam Produktivitas lembur 3 jam 1 Pek. Persiapan - - - - 5 Pek. Leveling base B 166,68 m2 185,43 m2 200,01 m2 210,43 m2 6 Pek. Paving block 75,27 m2 83,74 m2 90,32 m2 95,03 m2 (Sumber: Olahan Penulis,2017) 4.5.3 Perhitungan durasi setelah percepatan Setelah produktivitas percepatan diketahui, perhitungan durasi akibat percepatan dihitung sebagai berikut Crash Duration = volume / produktivitas harian setelah crash IV-13

Tabel. 4.4. Crash duration Durasi normal Durasi crash Durasi crash Durasi crash No Pekerjaan (hari) (hari) (hari) (hari) Lembur 1 jam Lembur 2 jam Lembur 3 jam 1 Pek. Persiapan 11 - - - 5 Pek. Leveling Base B 28 25,1 ~ 25 23,3 ~ 24 22,1 ~ 22 6 Pek. Paving block 62 55,73 ~ 56 51,7 ~ 52 49,1 ~ 49 (Sumber: Olahan Penulis,2017) 4.5.4 Biaya normal perhari Berikut adalah breakdown biaya langsung dan biaya tidak langsung yang didapat dari data perencaaan kontraktor meliputi jumlah pekerja dan upah sewa alat perhari dari kegiatan di jalur kritis. Tabel.4.5. Biaya langsung pekerjaan di jalur kritis No Pekerjaan Resources Upah/sewa alat perhari (Rp.) 1 Pek. Leveling base B 2 operator 1 excavator 1 tandem roller 240.000 3.360.000 2.960.000 Total perhari 6.560.000 2 Pek. Paving block 1 mandor 3 tukang harian 3 laden/kenek 120.000 330.000 270.000 IV-14

Total 720.000 Total biaya langsung 52.279.500 (Sumber:PT. Triputra Mandiri Sukses,2017) Tabel 4.6 Biaya tak langsung No Jenis Biaya Jumlah Gaji/hari ( Rp ) 1 Biaya Overhead Gaji staff proyek a. Site mannager 1 150.000 b. Pelaksana sipil 1 100.000 c. Logistik 1 75.000 d. Administrasi 1 75.000 2 Preliminaries Fasilitas perhari 95.000 Total 495.000 (PT.Triputra Mandiri Sukses, 2017) IV-15

4.5.5 Cost Slope Setelah normal cost didapatkan selanjutnya crash cost dengan penambahan jam lembur dihitung menggunakan rumus 2.6 untuk menghitung biaya lembur pekerja dan rumus 2.7 untuk menghitung crash cost. Adapun contoh perhitungan biaya crashing jalur kritis adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan leveling base B ( Operator ) Biaya Lembur pekerja = [ 1.5 x upah perjam lembur (di 1 jam pertama ) ] + [ 2 x n x upah perjam lembur normal ] = [ 1.5 x (120.000/8) ] + [ 2 x 3 x (120.000/8) ] = Rp. 82.500, ( excavator ) Sewa perjam x jumlah jam lembur = ( 3.360.000/8 ) x 3 = Rp. 1.260.000,- ( tandem roller ) Sewa perjam x jumlah jam lembur = ( 2.960.000/8 ) x 3 = Rp. 1.110.000,- Crash cost perhari = normal cost perhari + biaya lembur + sewa alat = 6.560.000 + (2 x 82.500) + (1.110.000 + 1.260.000) = Rp. 9.095.000,- IV-16

2. Paving block ( Mandor ) Biaya Lembur pekerja = [ 1.5 x upah perjam lembur (di 1 jam pertama ) ] + [ 2 x n x upah perjam lembur normal ] = [ 1.5 x (120.000/8) ] + [ 2 x 3 x (120.000/8) ] = Rp. 82.500,- ( Tukang harian ) Biaya Lembur pekerja = [ 1.5 x upah perjam lembur (di 1 jam pertama ) ] + [ 2 x n x upah perjam lembur normal ] = [ 1.5 x (110.000/8) ] + [ 2 x 3 x (110.000/8) ] = Rp. 75.625,- ( laden/kenek ) Biaya Lembur pekerja = [ 1.5 x upah perjam lembur (di 1 jam pertama ) ] + [ 2 x n x upah perjam lembur normal ] = [ 1.5 x (90.000/8) ] + [ 2 x 3 x (90.000/8) ] = Rp. 61.875,- Crash cost perhari = normal cost perhari + biaya lembur = 720.000 + ( 82.500 + (3 x 75.625) + ( 3 x 61.875 )) = Rp. 1.215.000,- IV-17

Penambahan biaya langsung untuk percepatan aktivitas per satuan waktu atau disebut juga dengan cost slope dihitung dengan menggunakan rumus 2.8 : Cost Slope = Adapun hasil dari perhitungan crash cost dan cost slope seperti pada contoh perhitungan diatas, tersaji dalam tabel dibawah ini : Tabel.4.7. Cost slope No Pekerjaan Normal cost (Rp.) Durasi normal (hari) Penambahan waktu kerja Crash cost (Rp.) Durasi crash (hari) Cost slope (Rp./hari) 1 Pek. Leveling base B 6.560.000 28 1 jam 8.975.000 25 805.000 2 jam 9.035.000 24 618.750 3 jam 9.095.000 22 422.500 2 Pek. Paving block 720.000 62 1 jam 915.000 56 19.500 2 jam 1.065.000 52 34.500 3 jam 1.215.000 49 38.077 Total normal cost 52.279.500 ( Sumber : olahan penulis, 2017 ) Teknik perhitungan dimulai dari kegiatan yang berada pada jalur kritis dimulai dengan cost slope terendah. Dimulai dari pekerjaan paving block dengan cost slope terendah dengan alternatif penambahan jam kerja dan hingga pekerjaan leveling base B dengan cara melakukan perkalian selisih pengurangan durasi akibat crashing dengan biaya normal pekerjaan IV-18

ditambah dengan jumlah total keseluruhan biaya normal pekerjaan sehingga didapatkan nilai direct cost. Adapun rekapituasi hasil perhitungan biaya langsung, biaya tak langsung dan total cost akibat percepatan adalah sebagai berikut Tabel.4.8. Rekapituasi biaya dan waktu optimum Kompresi Durasi Biaya langsung Biaya tak langsung Total cost 1 116 52.396.500 57.420.000 109.816.500 2 112 52.624.500 55.440.000 108.064.500 3 109 52.774.501 53.955.000 106.729.501 4 106 55.189.501 52.470.000 107.659.501 5 105 55.249.501 51.975.000 107.224.501 6 103 55.309.501 50.985.000 107.294.501 ( Sumber : olahan penulis, 2017 ) Adapun jalur kritis pada diagram network setelah dilakukan crashing dengan penambahan waktu kerja ditunjukan dengan gambar dibawah ini, : IV-19

Gambar 4.6. Lintasan kritis setelah crashing (Sumber: olahan penulis, 2017) IV-20

Chart Title 120000000 110000000 100000000 90000000 80000000 70000000 60000000 50000000 40000000 103 105 106 109 112 116 122 Direct Cost Indirect Cost Total Cost Gambar 4.7. Grafik hubungan waktu dan biaya hasil analisis (Sumber: olahan penulis, 2017) 4.6 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil analisis time cost trade off dengan alternatif percepatan penambahan jam kerja maka diperoleh durasi optimum proyek dengan durasi 109 hari dengan total biaya sebesar Rp. 106.729.501,-. Selisih antara durasi normal ( 122 hari ) dengan durasi optimum percepatan ( 109 hari ) adalah 13 hari kerja. Tabel.4.9. Rekapituasi biaya dan waktu optimum Normal Optimum Durasi 122 109 Direct Cost 52.279.500 52.774.501 Indirect Cost 60.390.000 53.955.000 Total cost 112.669.500 106.729.501 (Sumber: olahan penulis, 2017) IV-21