BAB IV: TINJAUAN PEKERJAAN ARSITEKTUR 4.1. Proses Praktik Profesi Proses kerja praktek meliputi pengenalan (awal melaksanakan Praktik Profesi di PT JAYA KONSTRUKSI), pengarahan (bimbingan selama melaksanakan Praktek Profesi), dan penugasan (hal-hal yang dikerjakan). 4.1.1. Pengenalan Pengenalan terhadap staf maupun para pelaksana lapangan dilakukan bukan pada awal masa Praktek Profesi, namun ketika melakukan interview di kantor mereka. Pengenalan ini menjadi sangat penting, karena selain menambah keakraban antara staf di sana, juga menambah pengetahuan mengenai latar belakang kantor serta pengenalan tentang proyek-proyek apa saja yang dikerjakan oleh PT JAYA KONSTRUKSI. 4.1.2. Pengarahan Prinsipal Proyek memberikan arahan ketika proses Praktek Profesi. Baik itu mengenai hal-hal yang prinsipil ataupun teknis. Seperti gaya proses pengamatan, Ceklis, dan Quality Qontrol. 4.1.3. Penugasan Tugas yang diberikan oleh Qiushi yaitu mengenai Quality Qontrol penyesuaian pelaksanaan arsitektural harus sesuai dengan KAK/RKS yang telah di tentukan serta penyesuaian model bangunan dengan gambar. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 43
4.2. Lingkup Pekerjaan Arsitektur 4.2.1. Umum Waktu melaksanakan Praktek Profesi dimulai dari tanggal 1 Agustus 2016 dan berakhir sampai tanggal 1 Oktober 2016. Jadwal kerjanya adalah hari senin jumat dari jam 08.00 sampai jam 17.00 WIB. Kegiatan harian dimulai dengan pengarahan oleh pembimbing lapangan, lalu dilanjutkan dengan kegiatan pengawasan pekerjaan arsitektur pada proyek Pembangunan Rumah Susun Rawa. Kegiatan ini memberikan pengalaman dan pembelajaran baru tentang pekerjaan proyek terutama pekerjaan arsitektural yang tidak dapat diperoleh di perkuliahan. Selain mengawasi pekerjaan arsitektural, pengetahuan tentang pekerjaan struktural juga diperoleh. Namun dalam hal ini Praktikan konsentrasi di bidang pekerjaan Arsitektural lebih diperdalam. 4.3. Bahan Yang Digunakan 4.3.1. Semen bangunan. Semen digunakan sebagai bahan perekat dan penguat pada suatu Gambar 18. Bahan Yang Digunakan (Semen) FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 44
4.3.2. Pasir Pasir digunakan sebagai campuran dari semen untuk membuat adukan. Pasir adalah bahan bangunan yang banyak dipergunakan dari struktur paling bawah hingga paling atas dalam bangunan. Baik sebagai pasir urug, adukan hingga campuran beton. Gambar 19. Bahan Yang Digunakan (Pasir) 4.3.3. Bata Ringan Bata Ringan digunakan pada semua ruangan di bangunan ini sebagai dinding dari bangunan tersebut. Gambar 20. Bahan Yang Digunakan (Bata Ringan) 4.3.4. Batu Split FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 45
Batu Split digunakan sebagi campuran agregat utama untuk membuat sloof, kolom praktis dan screed lantai. Gambar 21. Bahan Yang Digunakan (Batu Split) 4.3.5. Rangka Besi Rangka besi digunakan sebagai penulangan kolom praktis dan sloof, Kolom praktis termasuk struktur untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup, serta beban hembusan angin. Kolom praktis berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Gambar 22. Bahan Yang Digunakan (Rangka Besi) FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 46
4.4. Proses Pengamatan Kerja Praktek Proses pengamatan kerja praktek di lapangan dilakukan dengan cara mapping dan menggunakan kertas gambar, serta dengan pengambilan gambar kejadian pekerjaan pada saat itu dan langsung dikirimkan kepada pembimbing Praktek Profesi dilapangan. Checklist adalah proses pemetaan pekerjaan, apakah pekerjaan itu sudah selesai atau belum, apakah ada kerusakan atau tidak. Dalam kerja praktek ini mapping yang saya lakukan adalah mapping terhadap pekerjaan arsitektural. Seperti pekerjaan pasangan dinding, pekerjaan finishing dan sebagainya. Checklist dilakukan untuk mendokumentasikan seluruh pekerjaan subkontraktor dilapangan serta dapat dengan mudah mengetahui perkembangan pekerjaan dan progresnya dan setiap senin pada rapat kontraktor dengan owner untuk mempresentasikan hasil mapping dan akan muncul tanggal target penyelesaian pekerjaan jika kontraktor tidak dapat memenuhi perjanjian maka owner memiliki wewenang untuk mengganti kontraktor tersebut dengan kontraktor yang lebih baik. Checklist merupakan alat bantu untuk melakukan proses pengecekan pekerjaan. Cheklist berupa lembaran table yang berisi daftar seluruh pekerjaan arsitektural yang nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk menilai pekerjaan subkontraktor di lapangan. Apakah pekerjaan mereka sesuai target dan standar ataukah tidak layak dan memerlukan pekerjaan repair untuk memperbaiki dan menyelesaikan pekerjaan mereka yang bermasalah. 4.5. Pekerjaan Checklist/Mapping Finishing Dinding Lembar checklist yang dilakukan adalah mencari temuan-temuan yang tidak sesuai dengan hasil pekerjaan yang seharusnya. Pada proyek bagian finishing proses ceklis/mapping dilakukan untuk mengetahui apakah pengerjaan sudah berjalan dengan schebjul atau tidak, makadari itu harus dilakukan ceklis/mapping kelapangan untuk mengetahui sudah sejauhmana progres di laksanakan. setelah itu dicatat kedalam lembar checklist dan dilaporkan ke bagian Quality Control, setelah itu temuan-temuan dalam lembar checklist dikerjakan oleh supervisor lapangan, selanjutnya di cek kerapihan, kerataan dan kebersihan dengan menggunakan waterpass. Akan terlihat dengan seksama dan jelas hasilnya menggunakan alat-alat FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 47
tersebut, dan setelah di cek ternyata sudah rapi, rata dan bersih maka diserah terimakan kepada MK dan Owner atau istilah lainnya closing atau fit out. 4.5.1. Ceklis/Mapping Finishing Dinding Lantai 2 Ceklis/Mapping dilakukan menggunakan simbolik garis berwarna, untuk menggambarkan progres suatu proyek yang sedang di laksanakan, berikut adalah warna yang digunakan dalam proses ceklis/mapping : Garis warna Biru : Pasangan dinding sudah di laksanakan. Garis warna kuning : Pengerjaan plester sudah dilaksanakan. Garis Warna Merah : Pengerjaan Aci sudah dilakukan. Alat-alat untuk melakukan penceklisan : Waterpass Gambar Shop Drawing Sepidol Gambar 23. Hasil Ceklis/Mapping Lt. 2 FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 48
Table 1. Hasil Ceklis/Mapping di Lantai 2 No. Tanggapan Gambar 1 Pada Area Ramp pasangan dinding sudah di kerjakan sampai pada tahap plester aci, akan tetapi pada Top pasangan dinding belum di kerjakan sampai tahap plester aci. Belum sampai tahap pengecatan. 2 Pada area tangga darurat pasangan dinding sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci. Belum sampai tahap pengecatan. 3 Pada area janitor pasangan dinding sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci. Belum sampai tahap pengecatan. 4 Pada area depan lift pasangan dinding sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci. Belum sampai tahap pengecatan. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 49
5 Pada area depan Toilet pasangan dinding sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci. Belum sampai tahap pengecatan. 6 Pada area Toilet pasangan dinding sudah dikerjakan sampai tahap plester. Belum sampai tahap pengecatan. 7 Pada area Pembatas Parapet pasangan dinding sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci. Belum sampai tahap pengecatan. 8 Pada area depan Tangga darurat pasangan dinding sudah dikerjakan sampai tahap plester. Belum sampai tahap pengecatan. 9 Pada area lobby lift pasangan dinding sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci. Akan tetapi plester dan aci pengerjaanya tidak sampai plat lantai. Belum sampai tahap pengecatan. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 50
10 Pada area Janitor pasangan dinding sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci. Belum sampai tahap pengecatan. 11 Pada area Toilet pasangan dinding masih dalam proses pengerjaan tahap plester. Belum sampai tahap pengecatan. 12 Pada area Batas Parapet pasangan dinding masih dalam proses pengerjaan tahap plester dan aci, Belum sampai tahap pengecatan. 13 Pada area dinding parapet sebelah timur sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci. 14 Pada area dinding parapet tengah sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 51
15 Pada area dinding parapet sebelah barat sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci. 4.5.2. Ceklis/Mapping Finishing Dinding Lantai 3 Pada pekerjaan Pasangan dinding lantai 3 terdapat pekerjaan pekerjaan yang belum selesai di kerjakan, ini adalah gambar denah yang sudah dilakukan pencheklisan. Gambar 24. Hasil Ceklis/Mapping Lt. 3 FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 52
Table 2. Hasil Ceklis/Mapping di Lantai 3 No. Tanggapan Gambar 1 Pada Area Ramp pasangan dinding sudah di kerjakan sampai pada tahap plester aci, dan bagian top dinding sudah di Aci. Belum sampai tahap pengecatan. 2 Pada area Tangga darurat sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci, ban ada sebagian yang sudah mulai pengecatan. 3 Pada area janitor sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci, akan tetapi ada beberapa sisi yang belum di plester aci dan Belum sampai tahap pengecatan. 4 Pada area skylobby lift sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci, ban ada sebagian yang sudah mulai pengecatan. 5 Pada area toilet sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci, tetapi masih ada plesteran yang masih gerepes (tidak rapih), dan Belum sampai tahap pengecatan. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 53
6 Pada area Tangga darurat masih dalam proses pengacian dinding dan Belum sampai tahap pengecatan. 7 Pada area batas dinding parapet sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci, ban ada sebagian yang sudah mulai pengecatan. 8 Pada area Tangga darurat sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci, ban ada sebagian yang sudah mulai pengecatan. 9 Pada area skylobby lift sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci, ban ada sebagian yang sudah mulai pengecatan. 10 Pada area Toilet sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci, dan ada sebagian yang sudah mulai pengecatan. 11 Pada area tangga darurat bangian depannya sudah dikerjakan sampai tahap plester dan aci, akan tetapi bagian dalamnya masih dalam proses pengerjaan pasangan dinding. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 54
12 Pada area Batas Parapet pasangan dinding masih dalam proses pengerjaan tahap plester dan aci, Belum sampai tahap pengecatan. 13 Pada area dinding parapet timur pasangan dinding sampai tahap pengecatan. 14 Pada area dinding parapet tengah pasangan dinding sampai tahap pengecatan. 15 Pada area dinding parapet barat pasangan dinding sampai tahap plester dan aci. Belum sampai tahap pengecatan. 4.5.3. Ceklis/Mapping Finishing Dinding Lantai 4 Tower A Pada pekerjaan Pasangan dinding lantai 4 Tower A terdapat pekerjaan pekerjaan yang belum selesai di kerjakan, ini adalah gambar denah yang sudah dilakukan pencheklisan. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 55
Gambar 25. Hasil Ceklis/Mapping Lt. 4 Tower A Table 3. Hasil Ceklis/Mapping di Lantai 4 Tower A No. Tanggapan Gambar 1 Pada Area Lorong Unit hunian pasangan dinding sudah di kerjakan sampai pada tahap plester aci, dan Belum sampai tahap pengecatan. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 56
2 Pada Area Unit hunian pasangan dinding sudah di kerjakan sampai pada tahap plester aci, dan Belum sampai tahap pengecatan. 3 Pada Area Unit hunian pasangan dinding sudah di kerjakan sampai pada tahap plester aci, dan Belum sampai tahap pengecatan. 4 Pada Area Unit hunian pasangan dinding sudah di kerjakan sampai pada tahap plester aci, dan Belum sampai tahap pengecatan. 4.5.4. Ceklis/Mapping Finishing Dinding Lantai 4 Tower B Pada pekerjaan Pasangan dinding lantai 4 Tower B terdapat pekerjaan pekerjaan yang belum selesai di kerjakan, ini adalah gambar denah yang sudah dilakukan pencheklisan. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 57
Gambar 26. Hasil Ceklis/Mapping Lt. 4 Tower B Table 4. Hasil Ceklis/Mapping di Lantai 4 Tower B No. Tanggapan Gambar 1 Pada Area Lorong Unit hunian pasangan dinding sudah di kerjakan sampai pada tahap plester aci, dan Belum sampai tahap pengecatan. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 58
2 Pada Area Unit hunian pasangan dinding sudah di kerjakan sampai pada tahap plester aci, dan Belum sampai tahap pengecatan. 3 Pada Area Tangga Darurat pasangan dinding sudah di kerjakan sampai pada tahap plester aci, dan Belum sampai tahap pengecatan. 4 Pada Area Unit hunian pasangan dinding sudah di kerjakan sampai pada tahap plester aci, dan Belum sampai tahap pengecatan. 4.5.5. Ceklis/Mapping Finishing Dinding Lantai 5 Tower A Pada pekerjaan Pasangan dinding lantai 5 Tower A terdapat pekerjaan pekerjaan yang belum selesai di kerjakan, ini adalah gambar denah yang sudah dilakukan penceklisan. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 59
Gambar 27. Hasil Ceklis/Mapping Lt. 5 Tower A Table 5. Hasil Ceklis/Mapping di Lantai 5 Tower A No. Tanggapan Gambar 1 Pada Area Lorong Unit hunian pengerjaan baru sampai tahap pasangan dinding, dan Belum sampai tahap plester, aci, dan pengecatan. 2 Pada Area Unit hunian pasangan dinding sudah di kerjakan sampai pada tahap plester, dan Belum sampai tahap Acid an pengecatan. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 60
Gambar 28. Hasil Ceklis/Mapping Lt. 5 Tower B Table 6. Hasil Ceklis/Mapping di Lantai 5 Tower A No. Tanggapan Gambar 1 Pada Area Lorong Unit hunian pasangan dinding sudah di kerjakan sampai pada tahap plester aci, dan Belum sampai tahap pengecatan. 2 Pada Area Tangga Darurat pasangan dinding sudah di kerjakan sampai pada tahap plester,akan tetapi ada bagian yang belum di plester aci dan Belum sampai tahap pengecatan. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 61
3 Pada Area Unit hunian pasangan dinding sudah di kerjakan sampai pada tahap plester, akan tetapi masih ada bagian yang belum di plester, aci dan Belum sampai tahap pengecatan. 4 Pada Area Unit hunian pasangan dinding sudah di kerjakan sampai pada tahap plester aci, dan Belum sampai tahap pengecatan. 4.6. Permasalahan Dilapangan Dan Solusi Pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek tidak terlepas dari permasalahan. Misalnya perencanaan pelaksanaan yang kurang baik dan kurang terkontrol, keterbatasan sumber daya manusia, alat dan terbatasnya waktu pelaksanaan, sehingga pelaksanaan menjadi kurang sempurna. Sejauh yang penulis amati pada proyek Rumah Susun Rawa Buaya III adalah sebagai berikut : 1. Keterlambatan material finishing sehingga pekerjaan menjadi lebih lama. Hal ini dikarenakan kurangnya koordinasi antara pihak Owner, Kontraktor, Subkontraktor dengan pihak supplier. Hal ini dapat diatasi apabila masingmasing pihak berkoordinasi dengan baik. 2. Progress pekerjaan terlambat dari time schedule (Re-Schedule) yang direncanakan karena banyak faktor seperti terlambatnya material dan kurangnya tenaga kerja. Hal ini dapat diatasi bila pihak-pihak terkait seperti Kontraktor dan Supplier saling berkomunikasi dengan baik serta menambah jumlah tenaga kerja dan melakukan kerja lembur untuk para pekerja sehingga schedule yang telah terlambat dapat segera disesuaikan. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 62
3. Terjadinya penambahan luas ruang security dikarenakan ketidak sesuaian aktual lapangan antara dinding celcon dengan balok struktur. Adapun solusinya adalah dengan memperbaiki dinding celcon dengan mengikuti arah bentuk balok struktur. 4. Terjadinya perubahan pada gambar shop drawing. Karena kurangnya koordinasi antara Kontraktor, Pengawas dan Owner. Hal ini dapat diminimalisir dengan koordinasi yang intensif. 4.7. Pekerjaan Skim Coat Concrete fill adalah lapisan terluar pada plafond dag biasanya terdapat di semua atap dag atau plat lantai yang berbahan coran pada proyek Rumah Susun Rawa Buaya terdapat di semua dag di lantai 2 hingga lantai 4 dan tangga darurat. Sebelum memulai pekerjaan Skim Coat, semua bidang yang terlibat harus terlebih dahulu memahami bahwa semua kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan harus didasarkan pada: 1. Spesifikasi pekerjaannya KAK/RKS 2. Lokasi pekerjaannya 3. Shop drawing Peralatan yang dipakai: Peralatan yang dipakai untuk mengerjakan pekerjaan Skim Coat antara lain: 1. Roskam baja 2. Jidar alumunium 3. Ember 4. Tempat adukan 5. Hand mixer 6. Mesin gerinda 7. Alat bantu lainnya Persiapan: FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 63
1. bersihkan permukaan dari kotoran, debu, minyak, lemak, lilin, dan partikelpartikel merugikan yang menempel pada permukaan yang akan dilapiskan Skim Coat. 2. meratakan permukaan beton yang menonjol atau bekas sambungan antar bekisting dengan menggunakan mesin gerinda. 3. masukan material skimcoat dan air kedalam tempat adukan dicampur dengan menggunakan mesin mixing. 4. lembabkan permukaan beton jika terlalu kering dengan menggunakan air bersih. Gambar 29. Persiapan Bahan Skim Coat Pekerjaan skim coat 1. siapkan steel flat trovel (roskam baja) untuk pelaksanaan skimcoat. 2. Pasang Jidar pada bidang yang akan di Skim Coat supaya hasilnya rata. 3. oleskan adukan skimcoat ke beton dari bawah ke atas dan diratakan menggunakan steel flat trowel (roskam baja) denga tebal aplikasi 1-3 mm 4. saat semi kerring permukaan dihaluskan menggunakan steel flat trowel (roskam baja) atau plastic untuk mendapatkan permukaan beton yang rata dan halus sampai hasilnya bagus. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 64
Gambar 30. Denah Plafon LT. 2 Blok A-B Sumber : Jaya Konstruksi MP. Tbk Untuk Ruangan Lt.1 s/d Lt.15 tidak memakai Plafond, sedangkan Lt.16 dan semua Toilet memakai plafond GRC. Gambar 31. Detail Plafound Expose Blok A-B Sumber : Jaya Konstruksi MP. Tbk FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 65
Gambar 32. Proses Membersihkan Bidang Yang Tidak Rata Gambar 33. Bidang Yang Sedang Di Skim Coat Gambar 34. Bagian Yang Sudah Di Finishing FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 66
4.8. Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan Batasan dan Lingkup Pekerjaan. Pasangan dinding hebel sesuai Gambar Rencana. Gambar 35. Dag Beton Yang Sudah Di Finishing 4.8.1. Material Semen Portland / PC Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 67
Pasir Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 %. Pasir harus memenuhipersyaratan PUBB 1970 atau NI-3.c. Air. Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan di pekerjaan beton(lihat pasal sebelumnya). Batu bata Ringan Batu bata yang dipakai adalah batu bata Ringan dengan standard mutu setara Haebel atau Power Blook. Ukuran bata sesuai Keluaran pabrik dan sudah SNI. 4.8.2. Pelaksanaan Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam- macam ukuran perbandingan campuran tersebut di bawah ini: Table 7. Tabel perbandingan campuran bahan Sumber : Jaya Konstruksi MP.Tbk Pasangan batu bata Ringan. Batu bata Ringan yang akan dipasang dengan Mortar Khusus dan sebelum dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran. Cara pemasangannya harus lurus dan batu bata yang pecah tidak boleh melebihi 10 %. Semua campuran adukan FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 68
harus dicampur dengan mesin pengaduk. Tempat adukan tidak boleh langsung di atas tanah tapi harus pakai alas (kayu dan lain-lain). Plesteran dinding dan skonengan / plester sudut Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air. Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan ketebalan plester yang direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung diselesaikan. Penyelesaian plesteran menggunakan pasta semen yang sejenis / acian. Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat. Penyampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk. Pengadukan harus di atas alas dari papan dan lain-lain. Dinding yang akan dicat tembok harus digosok dengan amplas bekas pakai atau kertas zak semen. Semua beton yang akan diplester harus dibuat kasar dulu agar plesteran dapat merekat. Untuk semen skonengan harus digunakan campuran M3, rata, siku dan tajam pada sudutnya. Mengorek sambungan Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar penyelesaian dinding dapat melekat dengan baik. Perlindungan Pada waktu hujan dinding yang tidak terlindung harus diberi perlindungan dengan menutupi bagian atas temboknya supaya pasangan yang belum kering tidak rusak kena air. Gambar 36. Proses Pencampuran Bahan FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 69
Gambar 37. Proses Pemasangan Pasangan Dinding Gambar 38. Proses Pemasangan Pasangan Dinding 4.8.3. Pekerjaan Plesteran Sebelum memulai pekerjaan plester dan acian dinding, semua bagian yang terlibat harus terlebih dahulu memahami bahwa semua kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan harus didasarkan pada 1. Spesifikasi pekerjaannya 2. Lokasi pekerjaannya 3. Shop drawing FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 70
Pengerjaan Plesteran sesuai Gambar Rencana. Gambar 39. Detail Dinding Peralatan yang dipakai: Peralatan yang dipakai untuk mengerjakan pekerjaan pasangan dinding bata Hebel antara lain: 1. Waterpass, Benang, Unting-unting 2. Kayu/besi hollow 3. Siku rangka 4. Meteran 5. Sendok spesi 6. Ember 7. Bucket/ bak spesi 8. Sekop / cangkul 9. Roskam 10. Alat batu lainnya FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 71
Metode Pelaksana 1. Persiapan - Membersihkan area lokasi pekerjaan - Kupas dari sisa-sisa adukan yang menonjol pada dinding pasangan bata ringan - Periksa pemasangan instalasi ME yang akan tertanam dalam dinding dan yakinkan bahwa instalasi tersebut sudah selesai dikerjaan dengen benar dan telah dilakukan pengetesan 2. Pekerjaan plester dan aci - Buat adukan plesteran sesuai dengan perbandingan material yang direncanakan menggukanan mixer MU - Memasang benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertical untuk keperluan penggunakan caplakan atau kepalaan plesteran dan cek kembali ketegakan dan kerataannya, ketebalan kepalaan plesteran disesuaikan dengan rencana ketebalak plester yaitu 1.5 cm - Menentukan letak instalasi ME yang tertanan dakam plesteran. Pastikan instalasi sudah terpasang semua agar tidak terjadi pekerjaan boobok pasang dikemudian hari - Pekerjaan plesteran dilakukan dengan cara menempelkan adukan pada dinding dengan menggunakan cetok lalu meratakannya dengan roskam atau jidar - Pengerjaan acian dinding baru bisa dimulai setelah plesteran dinding benar-benar kering, kuat karena jika terlalu terburu-buru melakukan pekerjaan acian maka terjadi pemanasan padda dinding yang benyebabkan finidhing dinding menjadi retak-retak rambut - Permukaan plesteran dibasahi air sebelum menempelkan tipis-tipis acian dan selanjutnya digosok-gosok arah memutar dengan roskam serat diolesi air dengan kuas agar merata - Saat setengah kering, permukaan acian dihaluskan dengan menggunakan roskam atau plastik untuk mendapatkan permukaan dinding yang rata dan halus sampai hasil akhir. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 72
Gambar 40. Proses Pengerjaan Plester Gambar 41. Proses Pengerjaan Plester FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 73
4.9. Pekerjaan Keramik Lantai Kelengkapan Peralatan : 1. Memastikan lagi semuan peralatan yang dibutuhkan telah cukup, dari mulai pengadukan, alat pasang dan juga alat penghantar material harus tersedia dengan jumlah yang cukup dan kondisi yang baik. 2. Memastikan kembali selalu tersedia benang tukang, pal, dan waterpass yang perlu digunakan untuk membuat garis pandu dan pengecekan kerataan pemasangan Keramik. 3. Gambar Shop Drawing sesuai dengan rencana. Gambar 42. Pola Lantai Unit Sumber : PT Jaya Konstruksi MP. Tbk FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 74
Metode Pelaksanaan: Lantai keramik dipasang di atas pasangan semen M1 (floor). Bila pemasangankeramik dilakukan di atas dinding, maka dinding tersebut harus diplester dahulu dengan plesteran kasar, agar diperoleh dinding yang lurus dan vertikal. Pemasangan keramik harus dengan adukan M1 setebal minimum 1,5 cm, Dalam pemasangan bagian bawah dari keramik harus terisi padat dengansemen. Pola pemasangan harus disesuaikan dengan pola yang dibuat pada gambar. Jarak antara lantai (nat) 2 mm atau bila ditentukan lain pada gambar. Untuk mengisi naat digunakan pasta semen (semen campur dengan air sampai diperoleh bahan plastis). Pengisian/pengecoran naat dilakukan paling cepat 24 jam setelah lantai dipasang, sewaktu mengecor naat, lantai sudah benar-benar melekat dengan kuat pada dinding/lantai, celah-celah antara lantai yang satu dengan yang lainharus bersih dari debu dan kotoran lain sebelum dicor. Kotoran semen dan lainnya yang menempel pada permukaan lantai, khusus pada waktu pengecoran naat harus dibersihkan sebelum menjadi keras / kering. Bila pekerjaan pemasangan rapih dan teliti, begitu selesai saat pemasangan tidak perlu lagi dibersihkan, tetapi bila masih diperlukan lantai dapat dibersihkan dengan lap basah atau bahan-bahan pembersih lunak yang ada di pasaran. (misalnya: air dicampur dengan 15 % cuka). Bila sangat terpaksa, untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja (untuk menyikatnya) atau bahan pembersih spesial disesuaikan dengan jenis kotorannya. Pemasangan dan penyambungan nat pada pemasangan plin keramik harus searah dan mengikuti nat lantai dan atau dinding keramik. Sebelum dipasang, plin keramik agar direndam dalam air terlebih dahulu. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 75
Adukan semen untuk pemasangan harus penuh, baik permukaan dasar maupun di badan belakang plin keramik terhadap dinding yang terpasang. Perbandingan adukan dan ketebalan rata rata yang dianjurkan adalah Semen : Pasir = 1 : 4,dengan ketebalan rata-rata 2,0 cm. Lebar nat yang dianjurkan untuk dinding adalah max 2 mm, dengan campuran pengisi nat (Grout) bahan khusus AM 50. Bersihkan segera bekas adukan dari permukaan, dapat digunakan bahan pembersih yang ada di pasar dengan kadar asam tidak lebih dari 5 %, setelah itu segera bersihkan dengan air bersih. Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses pembakaran pada temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan ukuran, untuk ini periksa dan pastikan keramik. Gambar 43. Detail Lantai Sumber : PT Jaya Konstruksi MP. Tbk FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 76
Gambar 44. Proses Pemasangan Keramik Sumber: Data Pribadi Gambar 45. Proses Pemasangan Keramik Sumber: Data Pribadi FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 77
4.10. Pemasangan Panel Precast Pengerjaan Precast sesuai dengan Gambar Rencana. Gambar 46. Tampak Utara Sumber : PT Jaya Konstruksi MP. Tbk Adapun metode dalam pemasangan precast meliputi: 1. Joint survey dan marking posisi perletakkan modul-modul panel. 2. Perapian dan pemasangan lubang-lubang dynabolt pada struktur gedung 3. Erection dan setting precast. 4. Repair dan sealant. Dalam hal ini akan diuraikan secara singkat dan garis besarnya tentang cara kerja, bahan dan alat-alat yang digunakan, meliputi: FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 78
Joint Survey dan Marking Posisi Perletakkan Modul-Modul Panel Pekerjaan persiapan ini dilakukan untuk a. Mengukur secara bersama (joint survey) tentang kondisi lapangan terutama untuk eksisting struktur apakah masih sesuai dengan gambar struktur yang ada. b. Menentukan posisi dan letak precast wall agar sesuai dengan gambar kerja. c. Mengetahui dan menindaklanjuti apakah ada struktur yang perlu dibobok atau digrouting. d. Apabila kondisi struktur gedung ada yang tidak sesuai dengan desain (gambar struktur yang ada), maka perletakkan precast wall disesuaikan dengan kondidi lapangan. Lakukan survei untuk menentukan posisi perletakkan/join masingmasing tipe precast wall ke struktur gedung agar sesuai dengan gambar kerja. Periksa kondisi area struktur gedung dimana precast wall akan ditempatkan apakah sudah siap, tidak perlu ada perbaikan misalnya perlu adanya pembobokan atau grouting. Beri tanda pada struktur gedung posisi perletakkan/join masingmasing tipe precast wall (marking untuk posisi dynabolt). Gambar 47. Joint Survey (kiri) dan Marking Posisi Precast Panel (kanan) Sumber: Modul DCA, 2015 FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 79
Persiapan Penggantung Chain Block Pekerjaan ini adalah mempersiapkan sarana untuk menggantung chain block yaitu dengan membuat lubang pada lantai di sebelah dalam balok sebagai tempat angkur dari sling yang akan menjadi tumpuan chain block saat digantung. Lubang tersebut sebaiknya dibuat pada saat pengecoran lantai, jika lantai sudah terlanjur dicor maka lubang dibuat dengan mengebor lantai. Persiapan lubang tersebut dibuat setiap minimal dua lantai. Guidance Verticality Untuk menjaga vertikalitas panel dari bawah sampai ke atas maka perlu selalu dilakukan pemeriksaan vertikalitas tersebut. tanda vertikalitas dibuat atas ke bawah per minimal 5 lantai menggunakan kawat/sling atau bahan lain sebagai guidance pemasangan panel precast. Erection Precast dan Setting Precast Tahapan erection precast: a. Pemasangan tali sling baja dan chain block pada struktur bangunan gedung yang fungsinya untuk menggantung precast dinding. Gambar 48. Proses Penarikan Precast FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 80
b. Pengangkatan precast dari atas truk dengan menggunakan Tower Crane (TC) ke lokasi lantai precast yang akan dipasang. Pindahkan posisi precast wall ke chain block untuk menggantungkan sementara precast wall tersebut sebelum dilakukan setting ke posisinya. Gambar 49. Proses Penarikan Precast c. Setting precast. Setelah dinding precast tergantung di atas chain block, dinding precast diatur sesuai dengan shop drawing. Adjust dan setting precast wall sesuai posisinya kemudian pasang plat siku ke struktur gedung dengan menggunakan dynabolt. FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 81
Gambar 50. Proses Penarikan dan pemasangan Precast a. Pengelasan. Setelah posisi dinding precast sesuai dengan shop drawing berikut dengan vertikal dan horisontalnya. Pekerjaan pengelasan dan baut baik di point bearing (bawah) dan restrain (atas) dilakukan. Gambar 51. Proses dan pemasangan Precast FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 82
Repair dan Sealant Jika ada precast wall yang mengalami kerusakan pada saat pemasangan, maka perlu dilakukan repair sesuai dengan metode perbaikan retak atau metode perbaikan gumpil. Pada pertemuan antar precast wall diaplikasikan sealant di bagian sisi luar precast wall untuk mencegah masuknya air hujan di celah antara pertemuan precast wall. Spesifikasi sealant akan disubmit untuk persetujuan owner. Gambar 52. Proses perapihan Precast FUAD ALWI MAULANA 41212010034 FT. ARSITEKTUR 83