TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Metode Penelitian. diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY mulai

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2016 sampai April 2017 di

Tata Cara Penelitian. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2017 hingga Juli 2017 di Kecamatan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta. B.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari 2015 hingga April 2015 di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di bulan Febuari sampai Mei 2016 di Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Geofisik Wilayah. genetik tanaman juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang berupa nutrisi

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Pisang. Pertumbuhan tanaman pisang sangat dipengaruhi faktor-faktor yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. informasi dari sumber-sumber lain yang relevan (Rayes, 2007).

Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C)

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) DI KEBUN BUAH MANGUNAN KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

Karakteristik dan Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai & Bawang Merah Dr. Dedi Nursyamsi

Lampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

TINJAUAN PUSTAKA. yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan. Dengan cara ini maka akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak

Lampiran 1. Deskripsi Profil

TINJAUAN PUSTAKA. Survai Tanah. lapangan maupun di laboratorium dengan tujuan pendugaan penggunaan lahan umum

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

TUGAS KULIAH SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN SETELAH UTS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas dan Karakteristik Lahan Sawah. wilayahnya, sehingga kondisi iklim pada masing-masing penggunaan lahan adalah

TINJAUAN PUSTAKA. Survei tanah mendeskripsikan karakteristik tanah-tanah disuatu daerah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Singkong. prasejarah. Potensi singkong menjadikannya sebagai bahan makanan pokok

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

TINJAUAN PUSTAKA. di laboratorium, yang dilakukan secara sistematis dengan metode-metode tertentu

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADA TANAH ENTISOL DI KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN UNTUK TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) tanaman kelapa sawit diantaranya Divisi Embryophyta Siphonagama, Sub-devisio

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017.

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L var Kartika Ateng ) Di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. saling memberi manfaat bagi peningkatan kegunaannya. Kegiatan survei dan pemetaan

II. TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BROKOLI (BRASSICA OLERACE VAR ITALICA)

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet

TINJAUAN PUSTAKA. A. Material Vulkanik Merapi. gunung api yang berupa padatan dapat disebut sebagai bahan piroklastik (pyro = api,

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KEDELAI (Glycine max) DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya.

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2017 Juli Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KERING UNTUK BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI DI DESA PUCUNG, KECAMATAN GIRISUBO, KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. Makin banyak informasi yang diperoleh dari pelaksanaan survei pada skala yang

Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) ialah tumbuhan tropika dan subtropika dari

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Irigasi (Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai

Mela Febrianti * 1. Pendahuluan. Abstrak KESESUAIAN LAHAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. 8 desa merupakan daerah daratan dengan total luas 2.466,70 hektar.

BAB III METODE PENELITIAN

Kesesuaian Lahan Kayu Manis di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

PERANCANGAN SISTEM. Kelas Kriteria

SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH

338. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN

Panduan Fieldtrip. MK. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Christanti Agustina, SP. Nama : NIM : Program Studi :

Kesesuaian Lahan Jagung Pada Tanah Mineral dipoliteknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Kata kunci: lahan kering, kedelai

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi secara umum membutuhkan suhu minimum C untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu

Tabel Lampiran 1. Sifat Kimia Tanah di Wilayah Studi Penambangan PT Kaltim Prima Coal

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.

Lampiran 1. Peta/ luas areal statement kebun helvetia. Universitas Sumatera Utara

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG

Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal

Kesesuaian Lahan Tanaman Kelapa di Lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gadingsari, Desa Gadingharjo, Desa Srigading dan Desa Murtigading. Wilayah

Klasifikasi Kemampuan Lahan

Transkripsi:

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 sampai Maret 2017 di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta. B. Metode Penelitian dan Analisis Data 1. Jenis Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode survei, yang pelaksanaannya dilakukan dengan observasi dan wawancara. Survei dilakukan terhadap kondisi fisik Kabupaten Gunungkidul. Metode survei adalah penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual. Menurut Efendi (2012) metode survei merupakan proses pengambilan sampel dari suatu populasi serta digunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Penelitian survei dapat digunakan untuk maksud eksporatif dan deskriftif (penjelasan), yakni untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa, evaluasi, prediksi, penelitian operasional dan pengembangan indikator-indikator sosial. 2. Metode Pemilihan Lokasi Pemilihan lokasi observasi dengan cara purposive. Purposive merupakan suatu teknik penentuan lokasi penelitian secara sengaja berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu (Antara, 2009 dalam Sugaepi, 2013). 19

20 Lokasi yang dipilih pada penelitian ini yaitu di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, D.I.Y. Pemilihan lokasi ini sengaja dipilih berdasarkan tujuan penelitian yaitu evaluasi kesesuaian lahan bagi pertanaman singkong di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, D.I.Y. Pemilihan lokasi ini juga didasarkan pada luas panen singkong pada tahun 2015 di Kecamatan Playen merupakan salah satu yang terluas yaitu seluas 4.312 hektar. Lokasi yang dipilih ditunjukkan dalam Gambar 2. Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian 3. Metode Penentuan Sampel Tanah Sampel tanah diambil dengan cara menarik garis diagonal pada peta Kecamatan Playen sehingga terdapat 5 sampel. Setiap sampel diambil 5 titik dengan cara menarik garis diagonal yang kemudian dikomposit menjadi 1 sampel

21 tanah sehingga terdapat 5 sampel tanah yang kemudian dikompositkan lagi berdasarkan jenis tanah yaitu tanah Mediteran Merah Kecoklatan, Mediteran Merah, dan Grumosol sehingga terdapat 3 sampel tanah. Sampel tanah harus diambil secara merata dan mampu mewakili suatu daerah sehingga penentuan sampel tanah diambil dengan cara diagonal. Penentuan titik sampel juga didasarkan pada jenis tanah di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul. Masri Singarimbun (1989) menyatakan bahwa sampel yang diambil harus memiliki sifat dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti. Sampel tanah yang sudah dikomposit kemudian dianalisis di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Berikut titik lahan yang digunakan dalam pengambilan sampel tanah : a. Ngleri : 7 o 55 23.0016 Lintang Selatan 110 o 31 9.264 Bujur Timur b. Gading : 7 o 54 38.664 Lintang Selatan 110 o 33 11.2824 Bujur Timur c. Ngunut : 7 o 56 33.6588 Lintang Selatan 110 o 32 29.1552 Bujur Timur d. Banyusoco : 7 o 58 14.1924 Lintang Selatan 110 o 30 12.42 Bujur Timur e. Playen : 7 o 55 44.497 Lintang Selatan 110 o 33 22.9572 Bujur Timur Penentuan titik sampel disajikan pada Gambar 3.

22 Mediteran Merah Kecolatan Grumusol Mediteran Merah Gambar 2. Penentuan titik sampel Pada penelitian ini sampel tanah yang diambil digunakan untuk analisis kesuburan tanah di laboratorium sebagaimana disajikan dalam Tabel 3 berikut. Tabel 1. Macam Analisis Kesuburan Tanah No Faktor Analisis Metode/Cara 1 Tekstur Hydrometer 2 KTK Tanah Destilasi IK. 5.4.f 3 Kejenuhan Basa Kalkulasi 4 ph Tanah ph meter 5 C-Organik Walkley and Black 6 Kadar N Kjeldahl 7 Kadar P HCL 25% 8 Kadar K HCL 25%

23 4. Analisis Data Lahan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tanah mineral sehingga tidak semua karakteristik lahan yang terdapat pada Tabel 1 dianalisis. Oleh karena itu data yang dapat diperoleh dari karakteristik dan geofisik wilayah berupa data temperatur rata-rata, curah hujan, kedalaman tanah, drainase tanah, batuan di permukaan, singkapan batuan, dan bahan kasar. Sedangkan untuk data kondisi eksisting lahan pertanaman singkong diperoleh dari analisis kesuburan tanah di laboratorium berupa tekstur tanah, KTK tanah, kejenuhan basa, ph tanah, C-Organik, kadar N, kadar P, dan kadar K. Dengan demikian analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan cara mencocokkan atau matching serta mengevaluasi data karakteristik lahan yang meliputi hasil kondisi geofisik wilayah dan analisis sampel tanah atau kesuburan tanah dengan kriteria kesesuaian lahan tanaman singkong dengan menggunakan program SPKL (Sistem Penilaian Kesesuaian Lahan) sehingga diperoleh kelas kesesuaian lahan tanaman singkong di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, D.I.Y. C. Jenis Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi secara langsung dan hasil wawancara langsung di lapangan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil studi pustaka dan penelusuran ke berbagai instansi terkait dengan penelitian (Adhi Sudibyo, 2011). Siska (2014)

24 menyatakan bahwa data-data yang diperlukan dan dapat mendukung penelitian antara lain : 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung baik melalui penyelidikan di lapangan maupun di laboratorium. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi literatur sebagai pendukung dan pelengkap dari data primer. Data sekunder tersebut antara lain berupa kondisi lapangan yang terlihat pada saat pengambilan sampel, ketentuanketentuan dari standar pengukuran, hasil percobaan yang telah dilakukan atau sudah ada sebelumnya dan buku-buku literatur lainnya yang dapat memberikan informasi untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Tabel 4. Berikut data yang digunakan dalam penelitian ini yang disajikan dalam Tabel 2. Jenis Data Penelitian No Komponen Lingkup Bentuk Data Sumber 1 Temperatur Temperatur ratarata Hard copy BMKG (Badan Meteorologi ( o C) Klimatologi dan Geofisika) dan Stasiun Geofisika Klas I 2 Ketersediaan air 3 Ketersediaan oksigen Yogyakarta Curah hujan (mm) Hard copy BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) dan Stasiun Geofisika Klas I Yogyakarta Bulan (Bulan) Kering Hard copy BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) dan Stasiun Geofisika Klas I Yogyakarta Drainase Hard copy Survei Lapangan

25 No Komponen Lingkup Bentuk Sumber Data 4 Media Tekstur Hard copy Analisis Laboratorium Perakaran Bahan kasar (%) Hard copy Survei Lapangan Kedalaman tanah Hard copy Survei Lapangan 5 Retensi hara KTK tanah Hard copy Analisis Laboratorium Kejenuhan basa Hard copy Analisis Laboratorium ph H 2 0 Hard copy Analisis Laboratorium C-Organik Hard copy Analisis Laboratorium 6 Bahaya erosi Lereng (%) Hard copy Survei Lapangan Bahaya erosi Hard copy Survei Lapangan 7 Bahaya Genangan Hard copy Survei Lapangan banjir 8 Penyiapan Batuan di Hard copy Survei Lapangan lahan permukaan (%) Singkapan batuan Hard copy Survei Lapangan (%) 9 Hara tersedia Kadar N total (%) Hard copy Analisis Laboratorium P 2 O 5 (mg/100 g) Hard copy Analisis Laboratorium K 2 O (mg/100 g) Hard copy Analisis Laboratorium D. Parameter Pengamatan Penelitian ini terdiri dari beberapa komponen parameter yang harus diamati dan komponen tersebut terbagi menjadi 2 parameter pengamatan yaitu pengamatan lapangan dan pengamatan laboratorium. 1. Pengamatan Lapangan a. Temperatur Besarnya temperatur ditentukan dengan menjumlahkan besarnya temperatur setiap bulan dalam satu tahun kemudian dibagi dengan jumlah bulan dalam 1 tahun sehingga didapatkan temperatur rata-rata tahunan dan dikelompokkan sesuai dengan kelas kesesuaian Dalam kriteria kesesuaian tanaman singkong seperti dalam Tabel 5.

26 Tabel 3. Kriteria Temperatur Tanaman Singkong Kelas kesesuaian lahan Karakteristik Lahan S1 S2 S3 N Temperatur (tc) Temperatur rata-rata ( o C) 22-28 28-30 18-20 < 18 30-35 > 35 b. Ketersediaan Air 1) Curah hujan/tahun (mm), didapatkan dengan menjumlahkan curah hujan setiap bulan dalam satu tahun. 2) Bulan Kering (<60 mm), didapatkan dengan cara menjumlahkan bulan yang memiliki curah hujan kurang dari 60 mm dalam satu tahun. Apabila data sudah terkumpul maka di kelompokkan atau dicocokkan dengan kelas kesesuaian lahan yang terdapat dalam Tabel 6. Tabel 4. Kriteria Ketersediaan Air Tanaman Singkong Kelas kesesuaian lahan Karakteristik Lahan S1 S2 S3 N Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm) 1.000-2000 600-1.000 500-600 < 500 2000-3000 3.000-4000 > 4.000 Lama bulan kering (bulan) 3,5-5 5-6 6-7 > 7 c. Ketersediaan Oksigen 1) Drainase tanah merupakan kecepatan meresapnya air dari tanah atau keadaan tanah yang menunjukkan lamanya dan seringnya jenuh air (Sofyan dkk., 2007). Drainase tanah ditentukan dengan menggunakan permeabilitas atau menghitung infiltasi air (dalam cm) pada tanah tertentu dalam keadaan jenuh air dalam satuan jam. Kriteria drainase pertanaman singkong adalah sebagai berikut (1) sangat cepat: >25,0 (2) cepat: 12,5-25,0 cm/jam (3) agak

27 cepat: 6,5-12,5 cm/jam (4) sedang: 2,0-6,5 cm/jam (5) agak lambat: 0,5-2,0 cm/jam dan (6) lambat: 0,1-0,5 cm/jam. Menurut Djaenuddin dkk (2000), kelas drainase tanah dibedakan dalam 7 kelas seperti dalam Tabel 7. Tabel 5. Kelas Drainase No Kelas Daya Menahan Ciri-ciri Drainase Air 1 Cepat Rendah Tanah Bewarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan alumunium serta warna gley (reduksi) Tidak cocok tanaman tanpa irigasi 2 Agak Cepat Rendah Tanah berwarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan alumunium serta warna grey (reduksi) Cocok untuk tanaman irigasi 3 Baik Sedang Tanah berwarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan mangan serta warna gley (reduksi) pada lapisan sampai 100 cm Cocok untuk berbagai tanaman 4 Sedang Rendah Tanah berwarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan mangan serta warna gley (reduksi) pada lapisan sampai 50 cm Cocok untuk berbagai tanaman 5 Agak terhambat Rendah-Sangat Rendah Tanah berwarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan mangan serta warna gley (reduksi) pada lapisan sampai 25 cm 6 Terhambat Rendah-Sangat Rendah 7 Sangat Terhambat Cocok untuk tanaman padi sawah Tanah mempunyai warna gley (reduksi) bercak atau karatan besi dan mangan sedikit pada lapisan sampai permukaan Cocok untuk padi sawah Sangat Rendah Tanah mempunyai warna gley (reduksi) permanen sampai pada lapisan permukaan. Tanah basah secara permanen tergenang untuk waktu yang cukup lama Cocok untuk padi sawah

28 Drainase dapat dikelaskan sesuai dengan kelas kesesuaian lahan dalam kriteria kesesuaian tanaman singkong seperti dalam Tabel 8. Tabel 6. Kriteria Drainase untuk Tanaman Singkong Karakteristik Lahan Ketersediaan oksigen (oa) Drainase baik, sedang agak cepat, agak terhambat Kelas kesesuaian lahan S1 S2 S3 N terhambat Sangat terhambat, cepat d. Media Perakaran 1) Tekstur tanah ini telah dibagi menjadi 12 kelas tekstur tanah berdasarkan segitiga USDA yang disajikan pada Gambar 4. Gambar 3. Segitiga Tekstur

29 berikut : Adapun kelas tekstur beserta sifat tanahnya seperti pada Tabel 9 sebagai Tabel 7. Karakteristik Tekstur Tanah Untuk Tanaman Singkong No Kelas Tekstur Sifat Tanah 1 Pasir (S) Sangat kasar sekali, tidak membentuk gulungan, serta tidak melekat 2 Pasir Berlempung (LS) Sangat kasar, membentuk bola yang mudah sekali hancur, serta agak melekat 3 Lempung Berpasir (SL) Agak kasar, membentuk bola yang mudah sekali hancur, serta agak melekat 4 Lempung (L) Rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat, serta agak melekat 5 Lempung Berdebu (SiL) Licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat, serta agak melekat 6 Debu (Si) Rasa licin sekali, membentuk bola teguh dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat, serta agak melekat 7 Lempung Berliat (CL) Rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh (lembab), membentuk gulungan tetapi mudah hancur, serta melekat 8 Lempung Liat Berpasir (SCL) Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak teguh (lembab), membentuk gulungan tetapi mudah hancur, serta melekat. 9 Lempung Berliat Berdebu (SiCL) Rasa licin jelas, membentuk bola teguh, gulungan mengkilat dan melekat 10 Liat Berpasir (SC) Rasa licin agak kasar, membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipilin, mudah digulung serta melekat 11 Liat Berdebu (SiC) Rasa agak licin, membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipilin, mudah digulung serta melekat. 12 Liat (C) Rasa berat, membentuk bola sempurna bila kering sangat keras, basah sangat melekat. Halus (h) : Liat berpasir, Liat, Liat berdebu Agak halus (ah) : Lempung berliat, Lempung liat berpasir, Lempung liat berdebu Sedang (s) : Lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu Agak Kasar (ak) : Lempung berpasir Kasar (k) : Pasir, Pasir berlempung Sangat halus (sh) : Liat (tipe mineral liat 2:1) Sumber : BBSDLP, 2011

30 2) Bahan kasar merupakan bahan modifier tekstur yang ditentukan oleh persentase kerikil (0,2-7,5 cm), kerakal (7,5-25 cm), dan batuan (>25 cm) pada permukaan tanah dan kedalaman 20 cm. Persentase bahan kasar dibedakan atas : Sedikit : < 15% Sedang : 15-35% Banyak : 35-60% Sangat Banyak : > 60% 3) Kedalaman efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat ditembus oleh akar tanaman. Pengamatan kedalaman efektif dilakukan dengan mengamati penyebaran akar. Banyaknya perakaran, baik akar halus maupun akar kasar, serta dalamnya akar-akar tersebut dapat menembus tanah dan bila tidak dijumpai akar tanaman, maka kedalaman efektif ditentukan berdasarkan kedalaman solum tanah (Sinaga, 2010). Menurut Sarwono Hardjowigeno dan Widiatmaka (2011), kedalaman efektif dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu sangat dangkal: < 25 cm, dangkal : 25-50 cm, sedang: 50-90 cm dan dalam > 90 cm. Media perakaran dapat dikelaskan sesuai dengan kelas kesesuaian lahan dalam kriteria kesesuaian tanaman singkong seperti dalam Tabel 10.

31 Tabel 8. Kriteria Media Perakaran Tanaman Singkong Kelas kesesuaian lahan Karakteristik Lahan S1 S2 S3 N Media Perakaran (oa) Tekstur agak halus, halus, agak sangat halus kasar sedang kasar Bahan kasar (%) < 15 15-35 35-55 > 55 Kedalaman tanah (cm) > 100 75-100 50-75 < 50 e. Bahaya Erosi 1) Lereng Lereng merupakan kemiringan lahan pada suatu tempat. Kemiringan lereng diukur menggunakan alat clinometer. Kemiringan lahan dibedakan atas : Datar : 0-1% Agak Datar : 1-3% Berombak : 3-8% Bergelombang : 8-15% Berbukit kecil : 15-25% Berbukit : 25-40% Bergunung : >40% 2) Bahaya Erosi Tingkat bahaya erosi dapat diprediksi berdasarkan keadaan lapangan, yaitu dengan memperhatikan adanya erosi lembar permukaan (sheet erosion), erosi alur (reel erosion) dan erosi parit (gully erosion). Tingkat bahaya erosi disajikan dalam Tabel 11.

32 Tabel 9. Tingkat Bahaya Erosi Tingkat Bahaya Erosi Jumlah Tanah Permukaan Yang Hilang (cm/tahun) Sangat ringan < 0,15 Ringan 0,15-0,9 Sedang 0,9-1,8 Berat 1,8-4,8 Sangat Berat >4,8 Bahaya erosi dapat dikelaskan sesuai dengan kelas kesesuaian lahan dalam kriteria kesesuaian tanaman singkong seperti pada Tabel 12. Tabel 10. Kriteria Bahaya Erosi Untuk Tanaman Singkong Kelas kesesuaian lahan Karakteristik Lahan S1 S2 S3 N Bahaya erosi (eh) Lereng (%) < 3 3-8 8-15 > 15 Bahaya erosi sangat ringan ringan - sedang beratsangat berat f. Bahaya Banjir Banjir ditetapkan sebagai kombinasi pengaruh dari kedalaman banjir dan lamanya banjir sehingga dapat terbentuk kelas bahaya banjir seperti dalam Tabel 13. Tabel 11. Kriteria Bahaya Banjit Untuk Tanaman Singkong Kelas kesesuaian lahan Karakteristik Lahan S1 S2 S3 N Bahaya banjir (fh) Tinggi (cm) - 25 25-50 > 50 Lama (hari) - < 7 7-14 > 14

33 g. Penyiapan Lahan 1) Batuan dipermukaan Penentuan jumlah batuan permukaan dilakukan dengan cara pengamatan langsung pada lahan penelitian. Batuan permukaan adalah batuan yang tersebar di atas permukaan tanah dan berdiameter lebih besar dari 25 cm berbentuk bulat atau bersumbu memanjang lebih dari 40 cm berbentuk gepeng. Menurut Djaenuddin dkk (2000), penyebaran batuan dibagi menjadi beberapa kelas antara lain: Kelas 1: < 0,1% batu atau batuan berada di permukaan tanah. Jarak antar batu kecil minimum 8 m, sedangkan antara batu besar kurang lebih 20 m. Kelas 2: 0,1 3,0 % batu atau batuan berada di permukaan tanah. Jarak antar batu kecil minimum 0,5 m, sedangkan antara batu besar kurang lebih 1,0 m. Kelas 3: 3,0 15% batu atau batuan berada di permukaan tanah. Jarak antar batu kecil minimum 0,5 m, sedangkan antara batu besar kurang lebih 1 m. Kelas 4: 15 25 % batu atau batuan berada di permukaan tanah. Jarak batu kecil minimum 0,3 m, sedangkan jarak anatara batu besar kurang lebih 0,5 m. Kelas 5: hampir keseluruhan permukaan tertutup oleh batu sekitar 50-90%. Jarak antar batu kecil 0,01 m, sedangkan jarak antara batu besar sekitar 0,03 m atau hampir bersentuhan satu sama lain. Kelas 6: batuan menutupi >90% permukaan tanah sehingga tidak ada jarak antar batuan dan permukaan tanah tidak terlihat. 2) Singkapan Batuan Besarnya jumlah singkapan batuan ditentukan dengan cara pengamatan secara langsung pada lahan penelitian. Menurut Sarwono Hardjowigeno dan

34 Widiatmaka (2011), penyebaran batuan tersingkap dikelompokkan menjadi beberapa kelompok antara lain : Tidak ada : Kurang dari 2 % permukaan tanah tertutup Sedikit : 2 10% permukaan tanah tertutup Sedang : 10 50% permukaan tanah tertutup Banyak : 50 90% permukaan tanah tertutup Sangat banyak : lebih dari 90% permukaan tanah tertutup. Semua data penyiapan lahan yang terdiri dari batuan permukaan dan singkapan batuan kemudian dikelaskan sesuai dengan kriteria kesesuian lahan tanaman singkong seperti dalam Tabel 14. Tabel 12. Kriteria Penyiapan Lahan Untuk Tanaman Singkong Kelas kesesuaian lahan Karakteristik Lahan S1 S2 S3 N Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) < 5 5-15 15-40 > 40 Singkapan batuan (%) < 5 5-15 15-25 > 25 2. Pengamatan Laboratorium a. Retensi Hara 1) Pertukaran KTK atau Kapasitas Tukar Kation, pengukuran dilakukan cara destilasi. KTK biasanya dinyatakan dalam milliekivalen per 100 gram. Kapasitas tukar kation merupakan sifat kimia yang berhubungan erat dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi maka dapat menyerap dan menyediakan unsur hara lebih baik dibandingkan tanah dengan KTK rendah. Unsur-unsur hara tersebut tidak mudah hilang tercuci oleh air (Sinaga 2010). Tingkatan KTK dibagi menjadi beberapa kelas antara lain

35 (1) Sangat Rendah: <5 (2) Rendah: 5-16 me/100 g tanah (3) Sedang: 17-24 me/100 g tanah (4) Tinggi: 25-40 me/100 g tanah (5) Sangat Tinggi: >40 me/100 g tanah. 2) Kejenuhan Basa, dinyatakan dalam %. Kejenuhan basa sering dianggap sebagai petunjuk tingkat kesuburan tanah dimana semakin tinggi tingkat kejenuhan basa maka tanah tersebut juga semakin subur. Adapun kelas kejenuhan basa antara lain (1) Sangat rendah: <20%, (2) Rendah: 20-30%, (3) Sedang: 36-60%, (4) Tinggi: 61-75%, (5) Sangat tinggi: >75%. 3) ph tanah, pengukuran dilakukan dengan menggunakan ph meter. Menurut Arsyad (1989) dalam Sianaga (2010), ph tanah dapat dikelompokkan menjadi beberapa tingkatan antara lain: ph < 4,5: sangat masam, ph 6,6-7,5: netral, ph 4,5-5,5: masam, ph 7,6-8,5: agak alkalis, ph 5,6-6,5: agak masam dan ph >8,5: alkalis. 4) C-Organik dinyatakan dalam %, pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode Walkey and Black. Keterangan hasil perhitungan antara lain yaitu (1) Sangat Rendah : <1.00 ; (2) Rendah : 1,00-2,00 ; (3) Sedang: 2,01-3,00 ; (4) Tinggi: 3,01-5,00 ;(6) Sangat Tinggi : >5. Semua data retensi hara yang terdiri dari pertukaran KTK, Kejenuhan basa,ph dan C-Organik tanah kemudian dikelaskan sesuai dengan kriteria kesesuian lahan tanaman singkong seperti dalam Tabel 15.

36 Tabel 13. Kriteria Retensi Hara Untuk Tanaman Singkong Kelas kesesuaian lahan Karakteristik Lahan S1 S2 S3 N Retensi hara (nr) KTK tanah (cmol) > 16 5-16 < 5 - Kejenuhan basa (%) > 20 20 < 20 - ph H 2 O 5,2 7,0 4,8 5,2 < 4,8-7,0 7,6 > 7,6 C-organik (%) > 1,2 0,8 1,2 < 0,8 - b. Hara 1) Total N dinyatakan dalam % dan menggunakan cara ekstrak H 2 SO 4 keterangan hasil perhitungan sebagai berikut (1) Sangat Rendah: <0,1% (2) Rendah: 0,1-0,2% (3) Sedang: 0,21-0,5% (4) Tinggi: 0,51-0,75% (5) Sangat Tinggi: >0,75%. 2) P 2 O 5 dinyatakan dalam mg/100 g, perhitungan dilakukan menggunakan ekstraksi HCL 25% dengan keterangan hasil perhitungan sebagai berikut (1) Sangat Rendah: <15 mg/100 g (2) Rendah: 15-20 mg/100 g (3) Sedang: 21-40 mg/100 g (4) Tinggi: 41-60 mg/100 g (5) Sangat tinggi: >60 mg/100 g. 3) K2O dinyatakan dalam mg/100 g perhitungan dilakukan menggunakan ekstraksi HCL 25% dengan keterangan hasil perhitungan sebagai berikut (1) Sangat Rendah: <10 mg/100 g (2) Rendah: 10-20 mg/100 g (3) Sedang: 21-40 mg/100 g (4) Tinggi: 41-60 mg/100 g (5) Sangat tinggi: >60 mg/100 g. Semua data hara tersedia kemudian dikelaskan sesuai dengan kriteria kesesuian lahan tanaman singkong seperti dalam Tabel 16.

37 Tabel 14. Kriteria Hara Tersedia Untuk Tanaman Singkong Kelas kesesuaian lahan Karakteristik Lahan S1 S2 S3 N Hara tersedia (na) N total (%) sedang-tinggi rendah sangat rendah P 2 O 5 (mg/100 g) sedang-tinggi rendah sangat rendah K 2 O (mg/100 g) sedang-tinggi rendah sangat rendah E. Luaran Penelitian Luaran penelitian yang diharapkan dari penelitian ini yaitu berupa laporan penelitian dan naskah akademik yang di publikasikan melalui jurnal ilmiah.