TIPOLOGI WILAYAH PROVINSI MALUKU UTARA HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

dokumen-dokumen yang mirip
TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

BERITA RESMI STATISTIK

Tipologi Wilayah Provinsi Bengkulu Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

BERITA RESMI STATISTIK

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Sumatera Selatan

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Provinsi Banten

BERITA RESMI STATISTIK

TIPOLOGI WILAYAH BALI HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

Potensi Desa (Podes) 2014 Provinsi Riau

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

BERITA RESMI STATISTIK

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

Tipologi Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

TATISTIK POTENSI DESA PROVINSI RIAU 2014

BERITA RESMI STATISTIK

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Maluku Utara Tahun 2016

BERITA RESMI STATISTIK

POTENSI DESA (PODES) DI DKI JAKARTA TAHUN 2014

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2012

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

IV. GAMBARAN UMUM INFRASTRUKTUR

4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011

BERITA RESMI STATISTIK

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI UTARA TRIWULAN IV 2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI UTARA TRIWULAN III 2016

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 505 / KMK.02 / 2004

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI UTARA TRIWULAN IV 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN I 2017

2017, No Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah beberapa kali diub

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI UTARA TRIWULAN I 2017

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Provinsi Maluku Utara

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu perencanaan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dalam segala

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU UTARA TAHUN 2016

PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI UTARA TRIWULAN II 2017

BAB V TINGKAT PERKEMBANGAN DESA

PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU UTARA TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN I 2016

BAB I PENDAHULUAN. wisata bahari berupa pulau-pulau dan pantai yang indah dengan taman laut.

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI UTARA TAHUN 2014

2013, No.21 2 c. bahwa pembentukan Kabupaten Pulau Taliabu dimaksudkan untuk mendorong peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan dan k

Katalog BPS

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN IV-2015 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan serta penanganan ketimpangan pendapatan. dunia. Bahkan dari delapan butir Millenium Development Goals (MDGs) yang

Statistik Daerah. Kecamatan Barus Utara. Katalog BPS :

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI UTARA TRIWULAN I 2015

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI PROVINSI PAPUA BULAN APRIL 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU UTARA TRIWULAN I-2017

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III TAHUN 2014

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016

BERITA RESMI STATISTIK

2016, No Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaks

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Mengingat : 1. Pasal 5 a

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2011 T E N T A N G PEMBENTUKAN DESA ELFANUN KECAMATAN PULAU GEBE KABUPATEN HALMAHERA TENGAH

DAFTAR ISI. SAMBUTAN... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN...

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU UTARA TRIWULAN II-2017

PEDOMAN PENDATAAN PUSKESMAS TAHUN 2006 PENDATAAN BANGUNAN, PERALATAN, SARANA PENUNJANG, TENAGA, DAN BIAYA DI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

BERITA RESMI STATISTIK

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU UTARA TRIWULAN I-2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS KERAGAAN 22 KABUPATEN TERTINGGAL. Kajian mengenai karakteristik kondisi masing-masing wilayah diperlukan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015

BUPATI KAMPAR PROPINSI RIAU

2018, No Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 881) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan U

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU UTARA TRIWULAN III-2016

2017, No telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2015 MENCAPAI 4,86 PERSEN

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN

PENDATAAN PUSKESMAS TAHUN 2006

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 06 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2016 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN I TAHUN 2011

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN IV

2015, Perdagangan Besar-Eceran; Reparasi

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016

Transkripsi:

BADAN PUSAT STATISTIK No. 15/02/82/Th.XIV, 16 Februari 2015 TIPOLOGI WILAYAH PROVINSI MALUKU UTARA HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan hasil Podes 2014, pada bulan April 2014 tercatat 1.196 wilayah administrasi setingkat desa di Provinsi Maluku Utara yang terdiri dari 1.066 desa, 117 kelurahan dan 13 UPT 1. Selain itu juga tercatat sebanyak 115 kecamatan dan 10 kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara. Berdasarkan lokasi desa terhadap laut, sebanyak 941 desa 2 (78,68%) di Provinsi Maluku Utara terletak di tepi laut. Berdasarkan lokasi desa terhadap hutan, terdapat 25 desa 2 (2,09%) yang terletak di dalam hutan dan 575 desa 2 (48,08%) terletak di sekitar hutan. Jumlah wilayah administrasi menurut keberadaaan infrastruktur: Sebanyak 104 desa 2 (8,70%) tidak ada SD/MI. Seluruh kecamatan di Provinsi Maluku Utara telah memiliki Puskesmas atau Puskesmas Pembantu (Pustu). Sebanyak 58 kecamatan (50,43%) telah memiliki pasar dengan bangunan, baik permanen maupun semi permanen. Sebanyak 743 desa 2 (62,12%) belum mempunyai penerangan di jalan utama. Berdasarkan sarana transportasi antar desa, sebanyak 152 desa 2 (12,71%) hanya dapat menggunakan sarana transportasi air, 610 desa 2 (51,00%) hanya menggunakan sarana transportasi darat serta 434 desa 2 (36,29%) dapat menggunakan sarana transportasi baik darat maupun air. Dari 1.044 desa 2 yang menggunakan sarana transportasi darat tersebut, 154 desa 2 (14,75%) di antaranya memiliki kondisi jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan bermotor roda 4 atau lebih sepanjang tahun. Indeks Kesulitan Geografis (IKG) merupakan indeks komposit tertimbang dengan skala 0-100 yang dihitung untuk setiap desa 3. Semakin besar indeks menunjukkan tingkat kesulitan geografis yang semakin tinggi pada wilayah desa tersebut. IKG di Provinsi Maluku Utara bervariasi antar wilayah dengan rentang antara 14,33 sampai 85,20. 1 Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) adalah satuan permukiman transmigrasi yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat usaha transmigran yang sejak awal direncanakan untuk membentuk suatu desa atau bergabung dengan desa setempat. Organisasi UPT merupakan kelembagaan yang bersifat sementara dibentuk sekurang-kurangnya 2 bulan sebelum transmigran ditempatkan dan paling lama 5 tahun (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.22/MEN/IX/2007). 2 Termasuk kelurahan dan UPT. 3 Tidak termasuk kelurahan dan UPT. Berita Resmi Statistik No. 15/02/82/Th.XIV, 16 Februari 2015 1

1. Wilayah Administrasi Pemerintahan Pendataan Podes dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Podes 2014 dilaksanakan pada bulan April 2014 secara sensus terhadap seluruh wilayah administrasi pemerintahan terendah setingkat desa, yaitu desa, kelurahan, dan Unit Permukiman Transmigrasi (UPT). Wilayah setingkat desa yang didata harus memenuhi tiga syarat, yaitu: 1) mempunyai wilayah, 2) mempunyai penduduk, dan 3) mempunyai pemerintahan. Menurut Podes 2014, tercatat 1.196 wilayah administrasi setingkat desa di Provinsi Maluku Utara yang terdiri dari 1.066 desa, 117 kelurahan dan 13 UPT. Selain itu, juga tercatat sebanyak 115 kecamatan dan 10 kabupaten/kota. Tabel 1.1. Jumlah Kecamatan dan Desa Menurut Kabupaten/Kota, 2014 Kabupaten/Kota Kecamatan Desa (1) (2) (3) Halmahera Barat 8 170 Halmahera Tengah 10 62 Kepulauan Sula 12 78 Halmahera Selatan 30 256 Halmahera Utara 17 199 Halmahera Timur 10 104 Pulau Morotai 5 88 Pulau Taliabu 8 71 Ternate 7 77 Tidore Kepulauan 8 91 MALUKU UTARA 115 1.196 2. Letak Desa Terhadap Laut dan Hutan Berdasarkan letaknya terhadap laut, desa dibedakan menjadi desa tepi laut dan bukan tepi laut. Desa tepi laut adalah desa yang sebagian atau seluruh wilayahnya bersinggungan langsung dengan laut, baik berupa pantai maupun tebing karang. Terdapat 941 desa (78,68%) di Provinsi Maluku Utara yang merupakan desa tepi laut. Sedangkan menurut letak desa terhadap hutan, desa dibedakan menjadi desa di dalam hutan, desa di sekitar hutan, dan desa di luar hutan. Desa di dalam hutan adalah desa yang seluruh wilayahnya terletak di tengah/dikelilingi hutan. Sedangkan desa di sekitar hutan adalah desa yang wilayahnya berbatasan langsung dengan hutan, atau sebagian wilayah desa tersebut berada di dalam hutan. Desa di dalam hutan di Provinsi Maluku Utara sebanyak 25 desa (2,09%), desa di sekitar hutan sebanyak 575 desa (48,08%), sedangkan sisanya (596 desa) merupakan desa yang terletak di luar hutan atau tidak berbatasan langsung dengan hutan. Berita Resmi Statistik No. 15/02/82/Th.XIV, 16 Februari 2015 2

Tabel 2.1. Desa Menurut Lokasi Terhadap Laut dan Hutan, 2014 Kabupaten/Kota Desa Tepi Laut Desa di Dalam Hutan Desa di Sekitar Hutan (1) (2) (3) (4) Halmahera Barat 91 1 23 Halmahera Tengah 53 4 27 Kepulauan Sula 76 1 71 Halmahera Selatan 240 3 223 Halmahera Utara 127 8 13 Halmahera Timur 91-68 Pulau Morotai 79 2 47 Pulau Taliabu 61 6 27 Ternate 56-18 Tidore Kepulauan 67-58 MALUKU UTARA 941 25 575 3. Keberadaan Infrastruktur 3.1. Pendidikan Hasil Podes 2014 menunjukkan bahwa hampir semua desa (termasuk kelurahan dan UPT) di Provinsi Maluku Utara sudah terjangkau oleh sarana pendidikan setingkat SD/MI. Hanya 8,70 persen (104 desa) yang tidak ada SD/MI. Pada jenjang pendidikan menengah pertama, seluruh wilayah kecamatan di Provinsi Maluku Utara telah memiliki SMP/MTs. Sedangkan pada jenjang pendidikan menengah atas, dari 115 kecamatan yang tercatat dalam Podes 2014, hanya 1 kecamatan yang tidak ada SMU/SMK/MA. Tabel 3.1. Jumlah Desa yang Ada SD/MI dan Jumlah Kecamatan yang Ada SMP/MTs dan SMU/SMK/MA Menurut Kabupaten/Kota, 2014 Kabupaten/Kota Desa ada SD/MI Kecamatan ada SMP/MTs Kecamatan ada SMU/SMK/MA (1) (2) (3) (4) Halmahera Barat 151 8 8 Halmahera Tengah 58 10 10 Kepulauan Sula 78 12 12 Halmahera Selatan 251 30 29 Halmahera Utara 170 17 17 Halmahera Timur 92 10 10 Pulau Morotai 75 5 5 Pulau Taliabu 65 8 8 Ternate 64 7 7 Tidore Kepulauan 88 8 8 MALUKU UTARA 1.092 115 114 Berita Resmi Statistik No. 15/02/82/Th.XIV, 16 Februari 2015 3

3.2. Kesehatan Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat dalam memperoleh pelayanan kesehatan sesuai UUD 1945. Untuk itu, ketersediaan sarana kesehatan dasar di setiap wilayah menjadi sangat penting. Tersedianya pelayanan kesehatan dasar merupakan hak masyarakat yang menjadi pelayanan pemerintah. Podes 2014 menunjukkan bahwa seluruh kecamatan di Provinsi Maluku Utara telah mempunyai Puskesmas atau Puskesmas Pembantu (Pustu). 3.3. Pasar dengan Bangunan Tersedianya sarana perdagangan seperti pasar dapat menjadi salah satu indikator kemajuan perekonomian suatu wilayah. Hasil Podes 2014 mencatat sebanyak 58 kecamatan (50,43%) di Provinsi Maluku Utara telah memiliki pasar dengan bangunan, baik permanen maupun semi permanen. Sisanya, sebanyak 57 kecamatan tidak memiliki pasar dengan bangunan. 3.4. Listrik Ketersediaan penerangan listrik menjadi hal yang penting untuk menunjang kemajuan suatu wilayah. Tercatat sebanyak 785 desa (65,64%) di Provinsi Maluku Utara telah ada keluarga pengguna listrik yang disalurkan oleh PLN. Sisanya, menggunakan listrik non-pln. Terkait keberadaan penerangan jalan utama desa, sebanyak 743 desa (62,12%) masih belum tersedia penerangan jalan, baik yang berasal pemerintah maupun non-pemerintah. 3.5. Jalan Infrastruktur transportasi merupakan infrastruktur dasar yang sangat penting sebagai sarana pengangkutan yang berperan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi karena ketersediaan jalan akan meminimalkan modal komplementer sehingga proses produksi dan distribusi akan lebih efisien. Pembangunan prasarana jalan akan meningkatkan pertumbuhan wilayah-wilayah baru dengan meningkatnya volume lalu lintas. Sebaliknya, prasarana jalan yang buruk dan rusak akan menghambat alokasi sumber daya, pengembangan industri, pendistribusian faktor produksi, barang dan jasa. Berdasarkan sarana transportasi antar desa, sebanyak 152 desa (12,71%) hanya dapat menggunakan sarana transportasi air, 610 desa (51,00%) hanya menggunakan sarana transportasi darat serta 434 desa (36,29%) dapat menggunakan sarana transportasi baik darat maupun air. Dari 1.044 desa yang dapat menggunakan sarana transportasi darat tersebut, 736 desa (70,50%) di antaranya sudah tersedia jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor roda 4 atau lebih sepanjang tahun. Sebanyak 154 desa (14,75%) sudah tersedia jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor roda 4 atau lebih, akan tetapi lalu lintasnya masih tergantung pada kondisi jalan dan cuaca, yang terdiri dari 108 desa (10,34%) dapat dilalui sepanjang tahun kecuali saat tertentu dan 46 desa (4,41%) dapat dilalui sepanjang tahun kecuali sepanjang musim hujan. Selain itu, masih terdapat 154 desa 2 (14,75%) yang memiliki kondisi jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan bermotor roda 4 atau lebih sepanjang tahun. Berita Resmi Statistik No. 15/02/82/Th.XIV, 16 Februari 2015 4

Tabel 3.2. Jumlah Desa Menurut Kondisi Jalan yang Dapat Dilalui Kendaraan Roda 4 Atau Lebih, 2014 Kabupaten/Kota Kondisi Jalan yang Dapat Dilalui Kendaraan Roda 4 Atau Lebih Tahun Tahun Kecuali Saat Tertentu Tahun Kecuali Musim Hujan Tidak Dapat Dilalui Tahun (1) (2) (3) (4) (5) (6) Total Halmahera Barat 126 2 1 32 161 Halmahera Tengah 49 7-5 61 Kepulauan Sula 31 17 4 16 68 Halmahera Selatan 67 24 20 50 161 Halmahera Utara 152 22 4 13 191 Halmahera Timur 81 7 9 1 98 Pulau Morotai 57 13 1 9 80 Pulau Taliabu 20 14 6 20 60 Ternate 74 1-2 77 Tidore Kepulauan 79 1 1 6 87 MALUKU UTARA 736 108 46 154 1.044 4. Indeks Kesulitan Geografis Desa Menurut Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Dari APBN, salah satu komponen yang digunakan dalam pengalokasian dana desa adalah tingkat kesulitan geografis desa. BPS telah menyusun Indeks Kesulitan Geografis (IKG) untuk seluruh wilayah pemerintahan desa (tidak termasuk kelurahan dan UPT) untuk menggambarkan tingkat kesulitan geografis desa. IKG merupakan indeks komposit yang mempunyai skala dari 0 (nol) sampai 100 (seratus) dan disusun oleh tiga komponen, yaitu: 1) ketersediaan pelayanan dasar (pendidikan dan kesehatan), 2) kondisi infrastruktur, dan 3) aksesibilitas/transportasi. IKG yang rendah menunjukkan bahwa desa tersebut telah memiliki fasilitas pelayanan dasar, infrastruktur ekonomi serta kemudahan sarana transportasi. Sebaliknya, desa dengan IKG tinggi menunjukkan bahwa di desa tersebut belum tercukupi fasilitas pelayanan dasar dan infrastruktur ekonominya, serta masih memiliki kesulitan dalam sarana transportasi menuju ibukota kecamatan dan kabupaten/kota. Tabel 2.1. menyajikan IKG setiap kabupaten/kota. IKG terendah di Provinsi Maluku Utara sebesar 14,33 sedangkan IKG tertinggi sebesar 85,20 Berita Resmi Statistik No. 15/02/82/Th.XIV, 16 Februari 2015 5

Kabupaten/Kota Tabel 4.1. IKG Desa Menurut Kabupaten/Kota, 2014 IKG Desa Terendah Nilai Tengah Tertinggi (1) (2) (3) (4) Halmahera Barat 23,74 48,56 82,75 Halmahera Tengah 26,98 44,81 72,44 Kepulauan Sula 22,01 51,08 81,92 Halmahera Selatan 19,71 61,21 84,79 Halmahera Utara 17,05 47,67 82,04 Halmahera Timur 14,33 48,81 78,43 Pulau Morotai 18,84 52,62 82,69 Pulau Taliabu 32,78 70,17 85,20 Ternate - - - Tidore Kepulauan 17,33 44,24 69,70 MALUKU UTARA 14,33 51,69 85,20 Informasi lebih lanjut hubungi: BPS Provinsi Maluku Utara Cq. Bidang Statistik Sosial Telp (0921) 3127878; Fax (0921) 3126301 homepage: http://malut.bps.go.id; e-mail: bps8200@bps.go.id ; kabidsos8200@bps.go.id Berita Resmi Statistik No. 15/02/82/Th.XIV, 16 Februari 2015 6