BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu. serta latar belakang suatu bangsa (Simatupang, 1999 : 8)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu komponen yang digunakan antara satu manusia

PEGGUNAAN RAGAM BAHASA HORMAT (KEIGO) DALAM DRAMA ATTENTION PLEASE KARYA SATO YUICHI

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

STRATEGI UNGKAPAN PENOLAKAN BAHASA JEPANG DALAM DRAMA SERIAL NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO EPISODE 1-12 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Aizuchi sering digunakan ketika terjadi interaksi komunikasi,apabila seorang penutur

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa hormat dalam bahasa Jepang. Ragam bahasa hormat itu dikenal dengan sebutan keigo 敬語. Ragam

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMISIF DALAM ANIME SENGOKU BASARA: JUDGE END EPISODE 1-12 SKRIPSI OLEH: FAUZIAH AINI NIM

BAB I PENDAHULUAN. terkadang masyarakat lebih memilih menggunakan idiom untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli yang sudah mengemukakan definisi bahasa dengan caranya masingmasing.

Bab 1. Pendahuluan. Menurut Kridalaksana dalam Kushartanti ( 2005,hal.3),bahasa mempunyai enam

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. oleh para anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

2015 UNGKAPAN ~NAKEREBANARANAI DAN ~NAKEREBAIKENAI DALAM BAHASA JEPANG (KAJIAN SEMANTIK)

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa bahasa, manusia sulit

BJ システムについて Mengenai BJ System

BAB I PENDAHULUAN. Aspek atau aspect adalah kategori gramatikal verba yang menunjukkan

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran,

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR. 2.1 Aspek Dalam Bahasa Jepang Berdasarkan Konsep Ken Machida

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

2.1 Definisi Modalitas

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KESALAHAN PENGGUNAAN KEIGO PADA MAHASISWA SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: AULIA ALFARABI ANESTYA NIM

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain, ia pasti memiliki tujuan tertentu karena adanya kepentingan untuk berinteraksi sosial seperti misalnya meminta sesuatu, mengajak, menolak dan lain-lain dan dilakukan dengan berbagai cara. Tujuan tersebut dapat dilakukan dengan sekedar obrolan santai, ada pula yang tidak. Proses dalam berkomunikasi tersebut akan melalui proses alur pembicaraan, terutama saat seseorang akan mengajak seseorang untuk bersama-sama melakukan sesuatu, karena agar memperoleh respon positif dari lawan bicara dalam ajakan, pembicara harus memikirkan bagaimana caranya melalui proses komunikasi untuk menyampaikan keinginannya. Untuk berkomunikasi dengan bahasa asing khususnya bahasa Jepang, kemampuan untuk memilih jenis ungkapan yang tepat sangat penting, karena ketika pembicara menyampaikan sesuatu kepada lawan bicara baik secara lisan maupun tulisan, lawan bicara dapat menangkap apa yang dimaksud oleh pembicara karena ia memahami makna (imi) yang dituangkan melalui bahasa tersebut. Pada dasarnya, mengajak seseorang adalah pembicara mengajak lawan bicara melakukan sesuatu sesuai dengan permintaan pembicara, dan agar hal yang disampaikan diterima oleh pendengar, diperlukan adanya strategi saat pembicara menyampaikan keinginannya. Ketika mengajak seseorang, kita tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang meliputinya, yaitu siapa yang melakukan ajakan, siapa yang diajak, ajakan yang dilakukan mengenai apa, dan pada situasi apa ajakan tersebut dilakukan. Menurut Obana dan Haugh (2012:157) hal seperti ini berhubungan dengan konsep tachiba dalam masyarakat Jepang, di mana tachiba adalah role yang dimiliki seseorang dalam

2 interaksi sosial yang dapat berubah sesuai dengan situasi di mana mereka berada, dengan siapa mereka berinteraksi dan bagaimana mereka menempatkan diri mereka dalam suatu situasi. Dalam percakapan ada kaidah dan aturan pada masing-masing bahasa yang harus dipatuhi. Peraturan atau kaidah yang berlaku pada satu bahasa belum tentu berlaku pula pada bahasa yang lainnya. Misalnya saja pada ungkapan ajakan dalam bahasa Jepang dan bahasa Korea, Chon (2006) mengungkapkan bahwa dalam ajakan bahasa Jepang lebih munggunakan strategi kalimat negative yang lebih menjaga face lawan bicara, sedangkan dalam bahasa Korea strategi ajakan yang digunakan adalah dengan kalimat positive yang menunjukkan keinginannya secara langsung terhadap ajakan yang ia utarakan. Hal ini berhubungan dengan budaya dan kebiasaan yang berlaku pada masing-masing bahasa tersebut. Dengan adanya perbedaan konsep ini jika pembelajar tidak mengetahui dan memahaminya akan dapat menimbulkan kesalahan dalam pembelajaran khususnya dalam ajakan. Dalam bahasa Jepang (BJ), untuk mengungkapkan ungkapan seperti ini menggunakan ungkapan ajakan yang termasuk ke dalam Kanyuu Hyougen. Dalam Nihongo Daijiten, pengertian Kanyuu Hyougen adalah 人を誘い 勧めすること. Hito wo Sasoi, Susumeru koto. mengajak, memberi usulan seseorang. Dengan kata lain Kanyuu Hyougen adalah ungkapan yang digunakan untuk mengajak dan memberi anjuran kepada orang lain. Kanyuu Hyougen memiliki dua ungkapan yang berbeda yaitu ajakan dan masukan. Hal ini dapat dilihat dari huruf Kanji pembentukan kata Kanyuu Hyoogen yang terdiri dari kanji 勧め susume usulan dan 誘い sasoi ajakan. Menurut Kawakami ( 1996:101) ajakan adalah 誘いは話し手が聞き手とともに一定の行為を行うこと Sasoi wa hanashi te ga kiki te to tomoni ittei no koui wo okonau koto. Artinya ajakan adalah ungkapan di mana pembicara dan pendengar bersama-sama melakukan sesuatu, dan menurut Nitta

3 (1999:158), ungkapan ajakan adalah 聞き手に話しと同様の行動を取るように要求する Kikite ni hanashite to douyou no koudou o toru youni youkyuu suru. Artinya ungkapan ajakan adalah permintaan kepada lawan bicara untuk melakukan kegiatan yang sama dengan pembicara. Menurut Yamamoto ( 2009:38 ), 勧め は相手が行動し 相手が決定権をもち その結果相手が利益を得ることになる Susume wa aite ga koudoushi, aite ga ketteiken wo mochi, sono kekka aite ga rieki wo eru koto ni naru. Artinya anjuran adalah lawan bicara yang melakukan, lawan bicara yang memiliki kebebasan memilih, dan hasilnya hal tersebut menjadi hal positif bagi lawan bicara. Dapat disimpulkan bahwa pada saat memberi anjuran, anjuran tersebut yang melakukan dan berhak memilih adalah lawan bicara, dan anjuran tersebut diterima bila memberi manfaat positif bagi dirinya. Jika makna kanyuu hyougen diartikan dari makna kanji pembentuknya tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kanyuu hyougen adalah ungkapan di mana pembicara dan pendengar melakukan sesuatu bersama-sama di mana lawan bicara yang diajak memiliki kebebasan untuk memilih menerima atau menolak ajakan tersebut. Secara umum, anjuran dan ajakan mempunyai sistem tata bahasa yang berbeda. Misalnya ~ shita houga ii, ~ shitara doudeshou, ~ sureba digunakan untuk memberi anjuran, dan ~ shimashou ~ shimasen? ~ shinaika ~ shinai? digunakan saat mengajak seseorang. Baik susume maupun sasoi keduanya sama-sama merupakan ungkapan yang mendorong lawan bicara untuk melakukan suatu tindakan tertentu di mana menurut pembicara tindakan tersebut memiliki keuntungan bagi lawan bicara tersebut. Secara umum, Kanyuu Hyougen dapat didefinisikan sebagai ungkapan yang digunakan pembicara untuk meminta agar lawan bicara melakukan sesuatu bersama dengan pembicara sesuati dengan yang diinginkan oleh

4 pembicara, sesuai dengan definisi Kanyuu Hyougen oleh Himeno (1998:132) yang mendefinisikan Kanyuu sebagai berikut: 勧誘とは話し手とともに行為を遂行するよう聞き手に働きかけることを目的とする発話行為をいう Kanyuu to wa hanashite to tomoni kooi wo suikoo suru yoo kikite ni hatarakikakeru koto wo mokuteki to suru hatsuwa kooi wo iu Ajakan adalah ungkapan yang bertujuan untuk melakukan sesuatu agar lawan bicara melakukan suatu tindakan bersama-sama dengan pembicara Dengan demikian, poin penting dalam definisi ini adalah melakukan sesuatu bersama-sama. Dalam bahasa Jepang, ungkapan ajakan sering dikaitkan dengan ungkapan penawaran moushide dan ungkapan maksud/kemauan ishi.. Hal ini disebabkan karena ungkapan ajakan tidak memiliki pola kalimat tertentu, melainkan menggunakan pola kalimat yang fungsi kalimat-kalimat tersebut sama yaitu pola ~shiyou dapat digunakan pada ungkapan ajakan dan ungkapan maksud/kemauan, dan pola ~ naika ungkapan ajakan. Lihat contoh di bawah ini: Contoh: よし 今年こそは頑張ろう ( 意志 ) さあ 一緒に行こう ( 勧誘 ) ( 仁田 1999:33) Dari pemaparan di atas, diketahui bahwa untuk menyatakan ajakan dalam Bahasa Jepang dapat menggunakan setidaknya tiga jenis ungkapan, yaitu, ~shinaika, ~shiyou, dan ~shiyouka. Adanya berbagai macam pola dalam ungkapan ajakan dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam penggunaannya jika tidak mengetahui kondisi penggunaan masing-masing ungkapan tersebut di mana ungkapan-ungkapan tersebut memiliki kondisi di mana tidak bisa menggantikan satu sama lain. Misalnya pada saat harus memakai pola ~masenka yang digunakan adalah pola kalimat ~ mashouka. Dalam bahasa Indonesia, ungkapan ajakan ditandai dengan bentuk kata keterangan ajakan seperti ayo dan mari ditambahkan verba dasar. Untuk melakukan ajakan kepada orang lain, banyak faktor yang harus

5 dipertimbangkan dalam upaya melakukan ajakan tersebut, misalnya kepada siapa ajakan tersebut dilakukan, bagaimana hubungan antara pembicara dengan orang yang akan diajak, apakah orang tersebut lebih tua atau lebih muda dan lain-lain. Hal ini harus menjadi pertimbangan utama karena faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi bagaimana kita akan melakukan ajakan tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman dan ajakan kita dapat diterima oleh lawan bicara. Salah satu cara untuk mempermudah penguasaan ungkapan khususnya ungkapan ajakan dalam bahasa Jepang (BJ) adalah dengan melakukan penelitian kebahasaan dengan cara membandingkan dan mencari kesamaan pada ungkapan tersebut dalam bahasa ibu pembicara, dalam hal ini yaitu bahasa Indonesia (BI). Dengan membandingkan kedua ungkapan tersebut, akan diketahui persamaan dan perbandingan ungkapan kedua bahasa yang merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memudahkan pembelajar dalam memahami ungkapan tersebut. Dengan dilatarbelakangi hal-hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan menganalisis beberapa ungkapan ajakan tersebut dan memadankannya dalam bahasa Indonesia dalam sebuah penelitian yang berjudul (Satu Kajian Makna) B. Rumusan dan Batasan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang penulis utarakan di atas, dalam penelitian ini penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seperti apakah makna ungkapan ajakan dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia? 2. Apakah persamaan dan perbedaan ungkapan ajakan dalam bahasa Jepang dan padanannya dalam bahasa Indonesia?

6 Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, penulis membatasi penelitian ini dengan menjabarkan, membandingkan dan memadankan ungkapan ajakan dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini di adakan dengan tujuan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang telah dirumuskan diatas. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan makna ungkapan ajakan dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. 2. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan ungkapan ajakan bahasa Jepang dan padanannya bahasa Indonesia. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan tujuan penelitian di atas adalah: 1. Dapat memberikan kontribusi pendeskripsian ungkapan ajakan bahasa Jepang dan bahasa Indonesia 2. Dengan membandingkan ungkapan ajakan dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia tersebut dapat memberikan pendeskripsian mengenai makna dan fungsi penggunaan masing-masing ungkapan tersebut. 3. Diharapkan dengan adanya upaya penyamaan ungkapan ajakan dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia dari kajian maknanya dapat digunakan sebagai referensi dan mempermudah pembelajar dalam mempelajari ungkapan ajakan. 4. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai ungkapan ajakan dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. E. Sistematika Penulisan

7 BAB I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB II merupakan kajian teori yang relevan dengan penelitian ini, yaitu terdiri dari teori ungkapan, makna, deskripsi ungkapan ajakan, modalitas, penjelasan teoritis mengenai objek yang dikaji, yaitu ungkapan ajakan dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. BAB III merupakan metode penelitian. Pada bab ini akan menjelaskan lebih spesifik bagian yang terdapat pada BAB I yang meliputi alasan pemilihan metode, teknik dan langkah-langkah pengumpulan dan pengolahan data, serta instrumen penelitian. BAB IV merupakan analisis data. Di dalamnya berisikan analisis perbandingan dan upaya penyamaan ungkapan ajakan bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. BAB V merupakan kesimpulan yang didapat setelah penelitian dilakukan, jawaban atas pertanyaan yang dikemukakan pada Bab I dan saran penulis untuk kepentingan penelitian selanjutnya.

8