Pemanfaatan Himpunan Dalam Seleksi Citra Digital

dokumen-dokumen yang mirip
Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna

Logika Matematika Himpunan

APLIKASI PENGAMANAN DATA TEKS PADA CITRA BITMAP DENGAN MENERAPKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB)

Implementasi Algoritma Boyer-Moore untuk Memanipulasi Foto dengan Magic Color

BAB 2. HIMPUNAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Senin, 17 Oktober 2016

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

Matematika Terapan. Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 1

LOGIKA MATEMATIKA PENGERTIAN HIMPUNAN DAN OPERASI OPERASI DALAM HIMPUNAN. TITI RATNASARI, SSi., MSi. Modul ke: Fakultas ILKOM

Studi Digital Watermarking Citra Bitmap dalam Mode Warna Hue Saturation Lightness

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit dalam Permainan Dadu Cee-Lo

Pertemuan 2 Representasi Citra

Himpunan Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN REPRESENTASI RELASI DENGAN DIAGRAM PANAH UNTUK MEMBUAT SILSILAH KELUARGA

Matematika Diskrit 1

Pengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Tipe dan Jenis Layar Komputer Grafik. By Ocvita Ardhiani.

Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan. Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta

H I M P U N A N. 1 Matematika Ekonomi Definisi Dasar

MATEMATIKA BISNIS. Pendahuluan: 1. Kontrak Perkuliahan 2. Himpunan. Sitti Rakhman, SP., MM. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

HIMPUNAN. Arum Handini Primandari, M.Sc Ayundyah Kesumawati, M.Si

Penerapan Algoritma Greedy dalam Pencarian Rantai Penjumlahan Terpendek

Drawing, Viewport, dan Transformasi. Pertemuan - 02

BAB II Tinjauan Pustaka

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penentuan Palet Warna pada Gambar Raster dengan Algoritma Divide and Conquer

TEORI HIMPUNAN. A. Penyajian Himpunan

INF-104 Matematika Diskrit

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1

Kriptografi Visual Berwarna dengan Metode Halftone

H i m p u n a n. Himpunan. Oleh : Panca Mudji Rahardjo, ST. MT.

Logika Matematika. Teknik Informatika IT Telkom

BAB I HIMPUNAN. Contoh: Himpunan A memiliki 5 anggota, yaitu 2,4,6,8 dan 10. Maka, himpunan A dapat dituliskan: A = {2,4,6,8,10}

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

Pohon Quad untuk Merepresentasikan Gambar

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Himpunan. Nur Hasanah, M.Cs

HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com

Implementasi Algoritma Kompresi Shannon Fano pada Citra Digital

Kompleksitas Algoritma Pengurutan Selection Sort dan Insertion Sort

Kode MK/ Nama MK. Cakupan 8/29/2014. Himpunan. Relasi dan fungsi Kombinatorial. Teori graf. Pohon (Tree) dan pewarnaan graf. Matematika Diskrit

Penerapan Teori Graf dan Graf Cut pada Teknik Pemisahan Objek Citra Digital

Penerapan Aljabar Lanjar pada Grafis Komputer

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I H I M P U N A N

Pertemuan Ke-2 (Teks Algoritma) Rahmady Liyantanto. S1 Teknik Informatika-Unijoyo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perbandingan Algoritma Dijkstra dan Algoritma Floyd-Warshall dalam Penentuan Lintasan Terpendek (Single Pair Shortest Path)

1.2 PENULISAN HIMPUNAN

Memanfaatkan Pewarnaan Graf untuk Menentukan Sifat Bipartit Suatu Graf

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

Pengolahan citra. Materi 3

Teori himpunan. 2. Simbol baku: dengan menggunakan simbol tertentu yang telah disepakati. Contoh:

Matematika Ekonomi, MKK30234 FEBI, IAIN Palopo

MATRIKS P E N G E N A L A N P R O G R A M S T U D I. Institut Teknologi Sumatera

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Pengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

IMPLEMENTASI ALGORITMA GREEDY PADA PERMAINAN OTHELLO

Teori Himpunan Elementer

Induksi Matematika. Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.

Matematika Diskrit. Rudi Susanto

Teknik Penyisipan Pesan pada Kanal Citra Bitmap 24 bit yang Berbeda-beda

Materi 1: Teori Himpunan

Himpunan dan Pohon dalam Aplikasi Pemilihan Restoran Tujuan

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

MATEMATIKA DISKRIT RELASI

BAB V HIMPUNAN. Himpunan adalah kumpulan benda-benda atau obyek yang mempunyai definisi yang jelas.

1. Grafis Bitmap Dan Vektor 2. Konsep Warna Digital 3. Gambar Digital 4. Editing Gambar Photoshop 5. Membuat Kop Web

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Bahan kuliah Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Didin Astriani P, M.Stat. Fakultas Ilkmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

Logika Matematika Modul ke: Himpunan

Algoritma Penentuan Graf Bipartit

COLOR SPACE. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

MATEMA TEMA IKA BISNIS BY : NINA SUDIBYO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Aturan Penilaian & Grade Penilaian. Deskripsi. Matematika Diskrit 9/7/2011

BAB 2 LANDASAN TEORI

Steganografi dalam Penurunan dan Pengembalian Kualitas Citra konversi 8 bit dan 24 bit

Model Citra (bag. 2)

Kriptografi Visual dengan Memanfaatkan Algoritma ElGamal untuk Citra Berwarna

Modul ke: Penyajian Himpunan. operasi-operasi dasar himpunan. Sediyanto, ST. MM. 01Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

Pengantar Matematika Diskrit

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Teori Himpunan. Learning is not child's play, we cannot learn without pain. - Aristotle. Matema(ka Komputasi - Teori Himpunan

HIMPUNAN ARUM HANDINI PRIMANDARI, M.SC AYUNDYAH KESUMAWATI, M.SI

BAB II CITRA DIGITAL

Penggunaan Graf dalam Pemodelan Matematis Permainan Delapan Jari

Himpunan. by Ira Prasetyaningrum. Page 1

Pengertian Data datum

MENGENAL GRAFIS dan PROGRAM APLIKASINYA

PENGANTAR MATEMATIKA DISKRIT

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

Aplikasi Graf Breadth-First Search Pada Solver Rubik s Cube

PERTEMUAN 5. Teori Himpunan

Mengenal Stuktur Warna CMYK dan RGB

Transkripsi:

Pemanfaatan Himpunan Dalam Seleksi Citra Digital Edwin Zaniar Putra - 13507066 Program Studi Teknik Informatika, STEI, ITB, Bandung, email: edwin@zaniar.web.id Abstrak Dalam makalah ini dibahas tentang pemanfaatan himpunan dalam seleksi citra digital. Pembahasan dimulai dengan konsep tentang citra digital dan himpunan. Kemudian dilanjutkan dengan tipe data abstrak yang digunakan untuk merepresentasikan citra digital. Setelah dibahas tentang cara membuat seleksi, dipaparkan tentang beberapa jenis manipulasi seleksi. Dalam makalah ini akan terlihat kemudahan yang didapatkan dengan menggunakan himpunan sebagai representasi citra digital. Kata Kunci: citra digital, himpunan, manipulasi, seleksi. 1. PENDAHULUAN Informasi semakin disadari sebagai kebutuhan dasar manusia. Bentuk informasi, dalam perkembangannya, menjadi lebih beragam. Salah satunya adalah gambar. Gambar memiliki keuntungan dibandingkan bentuk informasi teks. Sebuah gambar dapat menjelaskan lebih banyak daripada berlembar-lembar tulisan. Dalam perkembangannya, gambar bukan lagi sekedar penyampai informasi, tetapi menjadi penarik perhatian. Karena penggunaan gambar membawa keuntungan dalam penyajian informasi, media-media yang dahulu hanya menggunakan teks mulai menambahkan gambar dalam media-media tersebut. Seperti layaknya bentuk informasi yang lain, gambar terkadang perlu diolah terlebih dahulu sebelum disajikan. Saat ini media-media informasi, dalam bentuk penyajian apapun, banyak menggunakan teknologi digital dalam pengolahan informasinya, termasuk di dalamnya pengolahan gambar. Kebutuhan yang besar akan gambar dalam era informasi digital ini menuntut adanya suatu cara untuk mengolah gambar secara digital. Salah satu solusi yang dapat dipakai adalah menggunakan himpunan untuk merepresentasikan gambar. Dengan representasi ini pengolahan gambar dapat dilakukan dengan memanfaatkan sifat himpunan. digital disebut pixel (picture element) [2]. Pixel biasanya disusun dalam bentuk matiks dua dimensi. Ada bermacam-macam representasi pixel seperti titik, persegi, atau persegi panjang [2]. Tiap pixel dalam citra digital merupakan sampel dari citra sebenarnya. Dengan demikian semakin banyak jumlah pixel dalam sebuah citra digital, citra digital tersebut semakin mendekati aslinya. 2.2. Warna Untuk dapat membentuk sebuah citra, setiap pixel harus dapat memiliki perbedaan dengan pixel lain di sekitarnya. Perbedaan ini ada pada warna. Tiap pixel memiliki informasi tentang warna. Jenis informasi warna ini bermacam-macam. Informasi warna yang sederhana hanya terdiri dari satu komponen dengan dua kemungkinan warna: gelap atau terang. Untuk gambar yang berwarna biasa digunakan sistem warna yang terdiri dari tiga komponen atau empat komponen. Sistem warna tiga warna yang biasa dipakai terdiri dari tiga warna primer cahaya: merah (red), hijau (green), biru (blue). Sistem warna ini disebut RGB (merupakan singkatan dari red, green, dan blue) dan digunakan untuk penyajian dengan monitor. Sedangkan sistem warna empat warna yang biasa digunakan adalah CMYK yang merupakan singkatan dari keempat komponen warnanya: cyan, magenta, yellow, dan black Sistem warna ini digunakan untuk keperluan cetak. 2. CITRA DIGITAL Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi menggunakan lambang '1' dan '0' (biner) [1]. Citra digital dibedakan menjadi dua: (a) raster dan (b) vektor. Selanjutnya yang dimaksud citra digital adalah citra digital dalam bentuk raster. 2.1. Pixel Citra digital dimodelkan terdiri dari sekumpulan elemen terkecil. Elemen terkecil penyusun suatu citra Gambar 1: Citra digital terdiri dari pixel yang mengandung informasi warna [3] 2.3. Resolusi Resolusi adalah ukuran banyaknya pixel dari suatu

citra digital. Resolusi biasa dinyatakan sebagai lebar x tinggi, misalnya 800x600, 1024x768, dan 2048x1536. Semakin tinggi resolusi suatu citra digital, semakin detail citra digital tersebut. 3. HIMPUNAN Himpunan didefinisikan sebagai kumpulan objekobjek yang berbeda [4]. Objek dalam himpunan disebut elemen atau anggota. Elemen dalam sebuah himpunan dapat berupa apapun: angka, orang, barang, huruf, simbol, himpunan, dan sebagainya. 3.1. Penyajian Dengan Enumerasi Enumerasi merupakan salah satu cara menyajikan himpunan. Mengenumerasi himpunan, secara matematis, dilakukan dengan menuliskan semua elemen himpunan tersebut di dalam kurung kurawal. Nama dari suatu himpunan biasa diberikan dengan huruf kapital. Sebagai contoh, Enumerasi himpunan A yang merupakan himpunan lima bilangan asli dinyatakan dengan: Selisih dari dua himpunan A dan B sidefinisikan sebagai suatu himpunan yang elemennya merupakan elemen A dan bukan elemen B [7]. Dalam notasi A B={x x A dan x B} Gambar 5: Diagram Venn A B Komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan semesta U didefinisikan sebagai suatu himpunan yang elemennya merupakan elemen U yang bukan A [7]. Dalam notasi matematik dinyatakan sebagai: A={x x U, x A} A = {1,2,3,4,5} 3.2. Operasi Terhadap Himpunan Dengan mengoperasikan suatu himpunan dengan himpunan lain bisa didapatkan suatu himpunan baru. Beberapa operasi yang biasa digunakan terhadap himpunan adalah gabungan, irisan, selisih, komplemen, dan beda setangkup. Gabungan dari himpunan A dan B didefinisikan sebagai himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota himpunan A atau B [5]. Dalam notasi A B={x x A atau x B} Gambar 4: Diagram Venn A komplemen Beda setangkup dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya ada pada himpunan A atau B, tetapi tidak pada kedunya [8]. Dalam notasi A B= A B A B = A B B A Gambar 2: Diagram Venn A B Irisan dari himpunan A dan B didefinisikan sebagai himpunan yang setiap elemennya merupakan elemen dari himpunan A dan himpunan B [6]. Dalam notasi A B={x x A dan x B} Gambar 6: Diagram Venn A B 4. REPRESENTASI CITRA DIGITAL DALAM BENTUK HIMPUNAN Citra digital dapat dibayangkan sebagai matriks yang elemen-elemennya berupa pixel. Bentuk matriks ini dapat diubah menjadi bentuk himpunan. Citra digital akan direpresentasikan sebagai himpunan. Pixel dari citra digital direpresentasikan sebagai elemen himpunan. Elemen dari himpunan ini berupa informasi mengenai koordinat pixel dalam suatu citra digital. Selain koordinat, elemen tersebut juga memiliki informasi tentang warna. Gambar 3: Diagram Venn A B

6. SELEKSI Gambar 7: Citra digital berukuran 5x5 Seleksi merupakan langkah yang paling penting dalam pengolahan citra digital. Seleksi membatasi bagian mana dari suatu citra digital yang akan dimanipulasi. Seleksi, dalam konteks pengolahan citra digital, adalah memilih suatu bagian dari sebuah citra digital. Misalkan citra digital dengan ukuran 5x5 seperti pada gambar 7, informasi warna berupa '0' untuk gelap dan '1' untuk terang. Citra digital tersebut dapat ditulis dalam enumerasi himpunan sebagai: I = {(0,0,0),(1,0,0),(2,0,0),(3,0,0),(4,0,0), (0,1,0),(1,1,1),(2,1,0),(3,1,1),(4,1,0), (0,2,0),(1,2,1),(2,2,0),(3,2,1),(4,2,0), (0,3,0),(1,3,1),(2,3,1),(3,3,1),(4,3,0), (0,4,0),(1,4,0),(2,4,0),(3,4,0),(4,4,0)} Pada himpunan di atas, elemen berupa (x,y,w) dimana x koordinat pada sumbu x, y koordinat pada sumbu y, dan w informasi warna. 5. TIPE DATA ABSTRAK Dalam praktik, pengolahan citra digital dilakukan menggunakan komputer. Oleh karena itu, konsep tentang representasi citra digital dalam bentuk himpunan perlu diterjemahkan ke dalam bentuk yang dikenal komputer. Pada umumnya bahasa pemrogaman telah memiliki tipe data yang dapat merepresentasikan himpunan. Tabel dan list adalah contoh dari tipe data yang dapat digunakan untuk hal ini. Misalkan sebuah tipe data dengan nama i akan digunakan untuk menyimpan citra digital berukuran 5x5, maka tipe data tersebut dapat dinyatakan dalam notasi algoritmik sebagai tabel sebagai berikut: constant lebar : integer = 5 constant tinggi: integer = 5 type pixel : <x: integer, y: integer, w: boolean> type i : <TI : array [lebar*tinggi] of pixel, N : integer[0..lebar*tinggi] > Elemen dari himpunan dinyatakan sebagai suatu tipe bentukan yang berisi informasi koordinat x dan y, dan informasi warna w. Elemen ini kemudian dimasukkan kedalam tabel TI untuk membentuk sebuah citra digital. Tentu saja tipe data tersebut bukan satu-satunya cara. Bentuk dari tipe data tersebut selalu dapat diubah untuk disesuaikan dengan kebutuhan. Gambar 8: Proses seleksi Untuk melakukan seleksi, terlebih dahulu perlu dibuat daerah seleksi. Pembuatan seleksi sama dengan pembuatan citra digital, hanya saja ukurannya bisa lebih kecil dari citra digital yang dilingkupinya dan tidak memasukkan informasi warna. Pada dasarnya seleksi hanya menyimpan koordinat. Himpunan seleksi terdiri dari pixel-pixel pada koordinat yang dipilih. Misalkan untuk gambar 8, himpunan seleksi S dalam enumerasi adalah sebagai berikut: S = {(1,0),(2,0),(3,0), (1,1),(2,1),(3,1), (2,2),(3,2)} dan salah satu cara menyatakannya tipe data seleksi: type s : <x : array [lebar*tinggi] of integer, y : array [lebar*tinggi] of integer, N : integer[0..lebar*tinggi] > Setelah selesai membuat seleksi, citra digital yang telah dipilih dapat dimanipulasi. Proses manipulasi cukup membaca, misalnya dengan traversal, himpunan seleksi dan memanipulasi pixel pada koordinat yang ada pada himpunan seleksi tersebut. 7. MANIPULASI SELEKSI Karena seleksi merupakan himpunan maka manipulasi seleksi menjadi lebih mudah. Hal ini disebabkan himpunan secara alamiah telah memiliki operasioperasi yang dapat dimanfaatkan untuk manipulasi ini. Manipulasi seleksi dilakukan dengan mengoperasikan himpunan seleksi dengan himpunan seleksi kedua. Hasil dari operasi ditampung pada himpunan seleksi yang. 7.1. Gabungan Proses penggabungan seleksi diperlukan untuk

menggabungan dua seleksi menjadi satu seleksi saja. pengirisan dua seleksi sebelumnya traversal elemen himpunan seleksi kedua jika elemen ada dalam himpunan seleksi tambahkan ke dalam himpunan seleksi 7.3. Selisih Proses ini mengambil seleksi yang merupakan suatu seleksi yang dikurangi seleksi berikutnya. Gambar 9: Penggabungan seleksi. Gambar terakhir adalah hasil penggabungan dua seleksi sebelumnya traversal elemen himpunan seleksi kedua himpunan seleksi tambahkan ke dalam himpunan seleksi 7.2. Irisan Proses pengirisan seleksi diperlukan untuk mengambil irisan dari dua seleksi. Gambar 11: Selisih seleksi. Gambar terakhir adalah hasil seleksi dikurangi seleksi kedua traversal himpunan seleksi himpunan seleksi kedua tambahkan ke dalam himpunan seleksi sementara pindahkan seleksi sementara ke seleksi 7.4. Komplemen Proses ini akan memilih daerah yang sebelumnya tidak dipilih. Proses ini sering disebut sebagai inversi. traversal dari koordinat (0,0) sampai akhir jika koordinat tersebut tidak ada dalam seleksi tambahkan ke seleksi kedua pindahkan seleksi kedua ke seleksi Gambar 10: Pengirisan seleksi. Gambar terakhir adalah hasil

8. KESIMPULAN Citra digital dapat direpresentasikan dengan sederhana menggunakan himpunan. Representasi yang sederhana ini membuat pengolahan citra digital tersebut, dalam hal ini adalah seleksi, menjadi mudah. Selain dari struturnya yang sederhana, kemudahan ini juga karena operasi-operasi yang digunakan hanya berupa operasioperasi dasar pada himpunan. DAFTAR REFERENSI Gambar 12: Inversi seleksi. Gambar terakhir adalah komplemen seleksi sebelumnya 7.5. Beda Setangkup Beda setangkup mengambil seleksi yang tidak beririsan dari dua seleksi. [1] http://en.wikipedia.org/wiki/digital_image, 5 Januari 2009 13.25 WIB. [2] http://en.wikipedia.org/wiki/pixel, 5 Januari 2009 13.31 WIB. [3] http://en.wikipedia.org/wiki/raster_graphics, 5 Januari 2009 13.31 WIB. [4] Munir, Rinaldi, Diktat Kuliah IF2151 Matematika Diskrit Edisi IV, Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, 2004. hal. II-2 [5] Ibid., hal II-9 [6] Ibid., hal II-8 [7] Ibid., hal II-10 [8] Ibid., hal II-11 Gambar 13: Operasi beda setangkup. Gambar terakhir adalah hasil operasi beda setangkup dua seleksi sebelumnya traversal himpunan seleksi seleksi kedua tambahkan ke dalam himpunan seleksi sementara traversal himpunan seleksi kedua seleksi tambahkan ke dalam himpunan seleksi sementara pindahkan seleksi sementara ke seleksi