1 ANALISIS DEMAND BUS RAPID TRANSIT PADA MERR SURABAYA Rizki Amalia Kusuma Wardhani Jurusan Teknik Sipil, FTSP-ITS email: rizzzkiamalia89@gmail.com ABSTRAK Surabaya merupakan salah satu kota metropolitan yang sedang mengalami perkembangan, baik dari segi ekonomi maupun pembangunan. Daerah Surabaya Timur merupakan salah satu daerah yang mengalami perkembangan pesat dibanding daerah yang lainnya di Surabaya. Oleh sebab itu, perlu diberikan jalur alternatif. Salah satu jalur alternatif tersebut adalah adanya jalur alternatif MERR (Midddle East Ring Road). MERR ini nantinya akan menghubungkan Pondok - Candra sidoarjo hingga Suramadu. Akses MERR ini masih terbatas bagi masyarakat berkendaraan pribadi. Sehingga perlu dilakukan perencanaan untuk pengadaan transportasi masal yang layak dan ekonomis. Jenis angkutan umum yang cocok untuk dipilih pada ruas jalan MERR tersebut adalah berupa BRT. Dengan adanya perencanaan BRT, diharapkan ruas jalan MERR tidak akan mengalami kemacetan sebab masyarakat kota Surabaya yang melewati MERR lebih memilih menggunakan transportasi masal. Kata kunci : Demand, BRT, MERR Surabaya 1.Pendahuluan Latar Belakang Surabaya merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat berdasarkan jumlah penduduk tahun 2010 Surabaya yang mencapai 2.928.894 jiwa (sumber: Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil Kota Surabaya). Daerah Surabaya Timur merupakan salah satu daerah yang mengalami perkembangan pesat dibanding daerah yang lainnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya Mall Galaxy, perkantoran penting dan beberapa perumahan serta apartmen baru. Oleh sebab itu, perlu diberikan jalur alternatif yang menghubungkan ruas jalan utama kota. Salah satu jalur alternatif tersebut adalah adanya jalur alternatif MERR (Middle East Ring Road).
2 MERR ini nantinya akan menghubungkan Sidoajo hingga Suramadu. MERR diharapkan dapat mengurangi penumpukan volume yang ada di ruas jalan utama kota Surabaya salah satunya adalah jalan A. Yani. Hanya saja, akses MERR ini masih terbatas bagi masyarakat berkendaraan pribadi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perencanaan untuk pengadaan angkutan umum yang layak karena mampu memindahkan banyak orang dalam sekali pergerakan, ekonomis dari segi harga, serta memiliki pelayanan dan kenyamanan yang baik. Jenis angkutan umum yang cocok untuk dipilih pada ruas jalan MERR tersebut adalah berupa BRT (Bus Rapid Transit). Dengan adanya perencanaan BRT ini, diharapkan ruas jalan MERR tidak akan mengalami kemacetan seperti pada jalan A.Yani sebab masyarakat kota Surabaya yang melewati ruas MERR lebih memilih menggunakan angkutan umum. Batasan Masalah Agar pembahasan ini tidak melebar, maka perlu diberikan batasan masalah pada pembahasan ini: 1. Rute yang di gunakan berada di MERR. 2. Menggunakan transportasi masal BRT. 3. Hanya menghitung demandnya saja. 4. Tidak membahas fasilitas tambahan untuk BRT. 5. Tidak dilakukan analisa biaya yang berhubungan dengan keberadaan BRT ini. 2.Metodologi Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan sekunder. Data sekunder didapatkan dari dinas terkait. Sedangkan data primer di dapat dari surbei. Survei yang dilakukan adalah surve naik dan turun penumpang bus kota dan survei okupansi. Lokasi Survei berada pada Jalan Ahmad Yani hingga Jalan Embong malang. Survei hanya dilakukan pada saat peak time pagi dan sore. Bangkitan Perjalanan Dalam perhitungan bangkitan perjalanan akan dihitung dengan regresi linier. Regresi linier dapat dirumuskan seperti berikut : Y = A + BX Dimana: Y = Peubah tidak bebas (jumlah penumpang yang naik / turun) X = Peubah bebas (jumlah penduduk dalam suatu zona) A = Intersep atau konstanta regresi B = Koefisien regresi. Pada penulisan tugas akhir ini dilakukan analogi perjalanan penumpang bus kota. Perjalanan
3 penumpang yang dianalogikan adalah perjalan dari Jalan Ahmad Yani menuju pusat kota. Sehingga dalam penelitian ini, sebelum menghasilkan bangkitan dari MERR perlu diketahui bangkitan dari daerah analogi didapatkan dengan mengalikan sebaran pergerakan pada saat sekarang dengan tingkat pertumbuhan zona asal atau tujuan yang dilakukan secara bergantian. Secara matematis dinyatakan : tersebut.penganalogian ini bertujuan agar mempermudah analisa yang dilakukan. Untuk memganalisa bangkitan dibuat zona atau hinterland. Hinterland ini seperti calupan wilayah yang mempengaruhi perherakan penumpang dalam menimbulkan bangkitan dan tarikan. Zona yang akan coba dibuat adalah zona kelurahan dan T id t id E i T id = t id.e i : Total pergerakan dimasa yang akan datang berasal dari zona menuju zona tujuan (d) asal (i) dan : Total pergerakan dimasa sekarang : Tingkat pertumbuhan zona (i) hinterland halte. Dari keduanya akan dipilih hasil regresi yang terbaik. Matrik Asal Tujuan (MAT) Apabila regresi dari A. Yani hingga pusat kota telah didapat, kemudian di masukkan kedalam Matrix Asal Tujuan (MAT). Dalam penelitian ini MAT yang digunakan adalah Metode Analogi Fluida. Peramalan Penumpang Berikutnya adalah meramalkan jumlah penumpang pada tahun rencana. Dalam meramalkan metode yang digunakan adalah Furness Model. Pemodelan Trip Distribusi dengan Furness Model Model ini sangat sering digunakan dalam perencanaan transportasi, metodenya Headway Headway (H) adalah selang waktu antara dua kendaraan berurutan yang melalui satu titik pengamatan. Selang waktu tersebut dihitung mulai datangnya kendaraan pertama pada suatu titik pengamatan sampai dengan datangnya kendaraan kedua pada titik pengamatan yang sama. (Vuchic, 1981) Headway dapat dirmuskan dengan: 60 h = (menit) f atau 3600 h = (detik): f sangat sederhana dan mudah digunakan. Pada metode ini sebaranpergerakan masa mendatang
4 Load Faktor Load faktor (LF) merupakan perbandingan antara jumlah penumpang yang diangkut dengan kapasitas tempat duduk yang disediakan, dinyatakan dalam persentase dan dapat dirumsukan sebagai berikut : jumlah penumpang terangkut LF = kapasitas tempat duduk y = 0,0004x + 5,156 (R² = 0,371) 4. Luas tanah bangunan vs penumpang turun sore y = 5E-05x + 5,1037(R² = 0,0962) 5. Luas bangunan vs penumpang turun pagi y = 0,0004x - 5,1416(R² = 0,5007) 6. Luas bangunan vs penumpang turun Jumlah Armada Jumlah armada yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan angkutan umum pada setiap trayek dipengaruhi oleh panjang jalur pulang pergi pada masing masing trayek, kecepatan kendaraan dan headway yang direncanakan. Perhitungannya dapat dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut : 3.Hasil Analisis Hinterland dengan Radius 500 meter 1. Jumlah rumah vs penumpan naik pagi y = 0,1103x - 20,508 (R² = 0,5841) 2. Jumlah rumah vs penumpan naik sore y = 0,0427x - 7,777 LR 60 N = x v h sore y = 5E-05x + 3,8873(R² = 0,4639) Pada hasil regresi dari hinterland radius 500 meter ini semuanya memenuhi syarat sehingga zona inilah yang akan dianalogikan di MERR. Halte MERR Pada pemodelan A. Yani regresi yang memenuhi adalah hasil dari hinterlan diatas yang berbasis zona halte. Sehingga perlu dilakukan pembuatan halte pada MERR. Halte yang dibuat menggunakan acuan peraturan pemberhentian Dinas Perhubungan tahun 1996. Halte yang direncanakan ada 28 buag dengan jarak anatr halte 300-500meter. (R² = 0,5066) 3. Luas tanah bangunan vs penumpang turun pagi
5 Demand Pada Tahun Rencana MERR Demand terbanyak berada pada zona 13 yaitu sebesar 984,51. Tahun yang direncanakan adalah tahun 2020. Penentuan Moda dan Headway BRT dan Load Faktor Kapasitas Total ( Cv ) = 85 penumpang Kapasitas jalur ( Co ) = Cv x frekuensi LF = Jarak tempuh = 85 x 12 Jumlah Penumpang co = 1020 penumpang/jam = 985 1020 = 0,97 = 46 km (rute pulang dan pergi) Pada perhitungan pembebanan, didapatkan jumlah penumpang terbanyak adalah 280 penumpang. BRT MERR direncanakan memiliki kapasitas Jumlah armada = 46/30 300 4. Kesimpulan 19 bus. 3600 = 18.4 Kebutuhan penumpang maksimum = 985 orang/jam Headway maksimum (h maks) =310,66 detik. = 5,18 menit Headway rencana (h) = 300 detik =5 menit Kapasitas jalur (C) = (CVx3600)/h = ( 85x3600)/300 = 1020 penumpang Daerah di MERR yang memiliki bangkitan terbesar adalah zona 1 yaitu sebesar 248 yang berada pada ujung selatan MERR (dekat pondok candra). Sedangkan yang memili tarikan terbesar adalah zona 15 sebesar 117 yang berada pada SMP 19 Jalan Kertajaya Indah Timur. Kebutuhan demand pada tahun rencana (tahun 2020). Kebutuhan yang terbesar adalah pada zona 12-13 yaitu sebesar 984,51. Jumlah armada BRT yang diperlukan di MERR adalah18,4 bus per jam Frekuensi (F) = (1/h) x 3600 = ( 1/300) x 3600 = 12 (kendaraan/jam) 5.Daftar Notasi h = Headway C = Capacity CV = Capacity volume Kontrol = (P/C) < 1 = (985/ 1020) < 1 F = Frekwensi LF = Load Factor = 0,97 < 1...(OK)
6 6.Daftar Pustaka Herijanto, Wahyu. 2011. Modul Ajar Transportasi Masal. Surabaya Morlok, Edward K.1995 Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Jakarta : Penerbit Erlangga. Munawar, Ahmad. 2005. Dasar-dasar Teknik Transportasi. Jogjakarta : Penerbit Beta offset. Tamin, O.Z. 2003. Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Bandung : ITB Vuchic, Vukan R. Urban Public Transportation System and Technology. University of Pensylvania.