INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 63 INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. TEORI DASAR. benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tersebut dan berbanding

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta. Dian Novita Sari, M.Sc. Abstrak

APLIKASI FILTER KONTINUASI KEATAS DAN ANALISA SPEKTRAL TERHADAP DATA MEDAN POTENSIAL Oleh: N. Avisena M.Si ABSTRACT

V. INTERPRETASI DAN ANALISIS

commit to user 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA. Penelitian dilakukan menggunakan gravimeter seri LaCoste & Romberg No.

Pemisahan Anomali Regional-Residual pada Metode Gravitasi Menggunakan Metode Moving Average, Polynomial dan Inversion

Yesika Wahyu Indrianti 1, Adi Susilo 1, Hikhmadhan Gultaf 2.

BAB III TEORI DASAR (3.1-1) dimana F : Gaya antara dua partikel bermassa m 1 dan m 2. r : jarak antara dua partikel

MAKALAH GRAVITASI DAN GEOMAGNET INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI OLEH PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

ANALISIS REDUKSI TOPOGRAFI DATA GAYABERAT DENGAN PENDEKATAN METODE LA FEHR DAN WHITMAN PADA PENENTUAN ANOMALI BOUGUER

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Metode Gayaberat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian survei metode gayaberat secara garis besar penyelidikan

BAB 2 TEORI DASAR. Gambar 2.1. Sketsa gaya tarik dua benda berjarak R.

2014 INTERPRETASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAERAH LEUWIDAMAR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRAL DATA GAYABERAT

BAB 2 LANDASAN TEORITIS PERMASALAHAN

Jurnal ILMU DASAR, Vol.15 No.1, Januari 2015: Filter Berbasis Model Satu Dimensi untuk Pemisahan Anomali Gayaberat Mikro Antar Waktu

Gambar 4.1. Peta penyebaran pengukuran gaya berat daerah panas bumi tambu

PEMODELAN ANOMALI GRAVITASI MENGGUNAKAN METODE INVERSI 2D (DUA DIMENSI) PADA AREA PROSPEK PANAS BUMI LAPANGAN A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berupa data gayaberat. Adapun metode penelitian tersebut meliputi prosesing/

Abstrak. Abstract. Kata kunci: Anomali Gravitasi; pemodelan ke depan; pemodelan Inversi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pengukuran geofisika adalah usaha untuk mendapatkan kuantitas parameterparameter

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

2 1 2 D. Berdasarkan penelitian di daerah

TEORI DASAR. variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah. eksplorasi mineral dan lainnya (Kearey dkk., 2002).

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA ANOMALI BOUGUER

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GAYABERAT DI DAERAH KOTO TANGAH, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT

BAB III PENGOLAHAN DATA

TESIS PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH YAPEN DAN MAMBERAMO, PAPUA BERDASARKAN ANOMALI GRAVITASI

III. TEORI DASAR. kedua benda tersebut. Hukum gravitasi Newton (Gambar 6): Gambar 6. Gaya tarik menarik merarik antara dua benda m 1 dan m 2.

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

SURVEI GEOFISIKA TERPADU AUDIO MAGNETOTELIK DAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI KALOY KABUPATEN ACEH TAMIANG, PROVINSI ACEH

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah data gayaberat daerah

MEMBANGUN FILTER BERDASARKAN MODEL AMBLESAN DAN DINAMIKA MUKA AIR TANAH UNTUK MEMISAHKAN SUMBER ANOMALI GAYA BERAT MIKRO ANTAR WAKTU

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... INTISARI... ABSTRACT... KATA PENGANTAR...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TEORI DASAR METODE GRAVITASI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dengan batas koordinat UTM X dari m sampai m, sedangkan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH KOMPTENSI APLIKASI METODE GAYABERAT MIKRO ANTAR WAKTU UNTUK PEMANTAUAN INTRUSI AIR LAUT DI KAWASAN SEMARANG UTARA

STUDI POTENSI ENERGI GEOTHERMAL BLAWAN- IJEN, JAWA TIMUR BERDASARKAN METODE GRAVITY

BAB 2 TEORI DASAR 2.1 Metode Geologi

PEMETAAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANAS BUMI MG DENGAN METODE GRAVITASI. Magfirah Ismayanti, Muhammad Hamzah, Lantu

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

PEMETAAN ANOMALI BOUGUER LENGKAP DAN TOPOGRAFI SERTA PENENTUAN DENSITAS BOUGUER BATUAN DAERAH PANAS BUMI PAMANCALAN

PENENTUAN PATAHAN DAN TOPOGRAFI MOHO PADA DATA NOAA-FA BERBASIS FFT

Unnes Physics Journal

UNIVERSITAS INDONESIA IDENTIFIKASI BASIN DAN PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN DATA GAYABERAT (STUDI KASUS CEKUNGAN SUMATERA SELATAN)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Pendugaan Struktur Patahan Dengan Metode Gayaberat

Unnes Physics Journal

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Gayaberat merupakan salah satu metode dalam geofisika. Nilai Gayaberat di

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS KETELITIAN PENGUKURAN GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE GRID TERATUR DAN GRID ACAK

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Estimasi Penyebaran Sedimen Cekungan Jawa Timur Dengan Metode Gravity

Pemanfaatan Data Anomali Gravitasi Citra GEOSAT dan ERS-1 Satellite untuk Memodelkan Struktur Geologi Cekungan Bentarsari Brebes

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PARIANGAN, KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan 2½ Dimensi di Kawasan Gunungapi Kelud Berdasarkan Survei Gravitasi

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Potensial Mineral dengan Menggunakan Metode Gravitasi di Lapangan A, Pongkor, Jawa Barat

2014 PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON

BAB II METODE PENELITIAN

Pemodelan Sintetik Gaya Berat Mikro Selang Waktu Lubang Bor. Menggunakan BHGM AP2009 Sebagai Studi Kelayakan Untuk Keperluan

Pengaruh Pola Kontur Hasil Kontinuasi Atas Pada Data Geomagnetik Intepretasi Reduksi Kutub

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Estimasi Ketebalan Sedimen dan Kedalaman Diskontinuitas Mohorovicic Daerah Jawa Timur dengan Analisis Power Spectrum Data Anomlai Gravitasi

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PENERAPAN METODE ANALISIS DERIVATIF PADA DATA POTENSIAL GRAVITASI

Estimasi Kedalaman Sedimen dan Batas Diskontinuitas Sesar Palu Koro Menggunakan Metode Power Spectral Density

INVERSI LINIER LEASTSQUARE DENGAN MATLAB ( Studi Kasus Model Gravitasi Bola Berlapis)

ANALISIS ANOMALI UDARA BEBAS DAN ANOMALI BOUGUER DI WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR

oleh Transformasi reversible..., Denny Ardilius, FMIPA UI, 2009

J.G.S.M. Vol. 15 No. 4 November 2014 hal

Identifikasi Perubahan Muka Air Tanah Berdasarkan Data Gradien Vertikal Gaya Berat Antar Waktu

ANALISIS PENURUNAN MUKA AIR TANAH DI SEKARAN DAN SEKITARNYA BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT MIKRO ANTAR WAKTU PERIODE 2013

Analisis dan Pemodelan Inversi 3D Struktur Bawah Permukaan Daerah Panas Bumi Sipoholon Berdasarkan Data Gaya Berat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

GEOMETRI BATUAN DASAR (BASEMENT) DAERAH SERANG BANTEN BERDASARKAN DATA GAYABERAT BASEMENT GEOMETRY OF SERANG BANTEN BASED ON GRAVITY DATA

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

BAB III METODE PENELITIAN. Konsep dasar fenomena amplifikasi gelombang seismik oleh adanya

Pengaruh Grid Stasiun Pengukuran Gravitasi Terhadap Kedalaman Penetrasi dan Orde Polinomial Trend Surface Analysis

PENGARUH POLA KONTUR HASIL KONTINUASI ATAS PADA DATA GEOMAGNETIK INTEPRETASI REDUKSI KUTUB

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

METODE KOHERENSI STRUKTUR-EIGEN DAN SEMBLANCE UNTUK DETEKSI SESAR PADA DATA SEISMIK 3-D TUGAS AKHIR

Transkripsi:

Jurnal Sangkareang Mataram 63 INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA Oleh : Gusti Ayu Esty Windhari Dosen Tetap pada Fakultas Teknik Universitas Nusa Tenggara Barat Abstrak: Telah dibuat listing program berbahasa pemograman Matlab untuk menginversikan data anomali me gaya berat menjadi model topografi densitas menggunakan algoritma Fast Fourier Transform. Hasil pemograman menampilkan kontur topografi dihasilkan dari proses inversi, kontur gravitasi hasil perhitungan serta kontur perbedaan hasil pemodelan data hasil perhitungan. Iterasi akan berhenti ketika kesalahan RMS lebih rendah dari nilai ditentukan sebagai kriteria konvergen atau sampai iterasi maksimum tercapai. Hasil inversi menunjukkan proses iterasi untuk nilai topografi berhenti pada saat RMS error sekitar 0,10024% pada iterasi keempat. Topografi terbentuk sesuai keadaan geologi daerah penelitian seg mengalami interusi magma, terlihat dari undulasi diperlihatkan. Kata Kunci: Inversi, Gaya Berat, Algoritma, Banten PENDAHULUAN Metode gaya berat merupakan penyelidikan geofisika didasarkan karena aya variasi percepatan gravitasi di permukaan bumi. Massa jenis berbeda serta posisi titik amat pada permukaan bumi menyebabkan bervariasinya percepatan gravitasi bumi. Metode ini sering digunakan sebagai metode awal penyelidikan struktur bawah permukaan bumi karena sangat efisien untuk pemetaan keseluruhan dalam suatu area luas menjangkau struktur bagian dalam gkal bawah permukaan bumi. Metode inversi gaya berat dapat dibuat secara dua dimensi ataupun tiga dimensi cara membandingkan anomali gravitasi hasil pengamatan nilai anomali gaya berat dari model geometri dibuat. Dengan berkembangnya teknologi kebutuhan akan interpretasi data gaya berat lebih akurat, maka dibutuhkan algoritma inversi data gaya berat dapat merepresentasikan model sesuai keadaan geologi. Salah satu metode cukup berkembang dalam pemodelan adalah algoritma berdasarkan Fast Fourier Transform. Metode ini dapat memudahkan interpretasi geofisika jumlah grid data cukup besar. Salah satu aplikasinya dikembangkan oleh Parker (1972) menurunkan ekspansi matematika menunjukkan bahwa metode Fast Fourier Transform dapat digunakan untuk menghitung anomali gaya berat disebabkan diskontinuitas lapisan. Selanjutnya, Oldenburg (1974) menemukan bahwa metode Parker dapat diatur kembali untuk menghitung topografi kontras densitas dari anomali gravitasi. Dari proses inversi dilakukan akan diperoleh parameterparameter dari sebaran densitas di dalam bumi secara langsung dapat dilakukan dalam wilayah spasial atau frekuensi. Masalah utama dihadapi dalam pemodelan gravitasi adalah ketidak-unikan suatu data. Banyak model sesuai data ada, sehingga menyulitkan untuk menentukan model mana sebenarnya merepresentasikan data observasi dilapangan. Maka akan dibahas tentang penentuan parameter syarat batas seperti kontras densitas estimasi kedalaman big batas anomali lokal-regional selanjutnya akan digunakan sebagai input data untuk menginversikan data ada. TEORI DASAR Dalam metode finite element untuk tiga dimensi, jumlah data banyak menyebabkan perhitungan komputasi membutuhkan waktu sangat lama. Untuk itu penggunaan transformasi Fourier akan sangat membantu untuk meminimalkan perhitungan tersebut. Parker membuat suatu algoritma untuk menghitung gradient gravitasi dari keadaan massa suatu topografi. Penggunaan metode Fast Fourier Transformasi dibuat Parker dapat digunakan untuk menghitung anomaly gravitasi akibat aya variasi material di bawah permukaan.

64 Jurnal Sangkareang Mataram Algoritma dibuat Parker menunjukkan suatu notasi berbeda dari cara biasa. Dalam diagram kartesian ẑ sumbu vertikal ke atas, posisi direpresentasikan oleh vector proyeksi untuk dituliskan sebagai dari. dimana: Integral di atas belum merupakan Transformasi Fourier, menggunakan fungsi Taylor maka didapat : Fungsi kebalikannya dapat dituliskan : Transformasi Fourier dari fungsi definisikan : di Dimana adalah vector gelombang pada fungsi transformasi X diambil dari batas x-y. Syarat batas bawah digunakan batas atas. Potensial gravitasi untuk posisi dituliskan: Persamaan (3.8) merupakan jumlah transformasi Fourier. Koreksi me akan mempengaruhi daya tarik vertikal dari material di bawah bumi, bukan potensialnya. Maka hubungannya didapat memisalkan massa,. Jadi potensial dapat dituliskan:, Komponen gravitasi untuk gradient vertikal Δg didefinisikan : Dengan memisalkan pengamatan pada big z = z0, sehingga nilai U hanya bergantung pada ro. Transformasi Fourier dari persamaan (3.2) dapat dituliskan: hubungan di atas didapat : Maka didapat persamaan Parker berbasis Fast Fourier Transform dapat dituliskan sebagai : Pada kasus koordinat kartesian 2-D, Oldenburg mencoba menurunka ekpansi persamaan Parker dinyatakan : Integral menggunakan analitik koordinat polar (Bracewell 1965), didapatkan: dapat pula dituliskan sebagai : Persamaan (3.12) dapat diselesaikan secara iteratif menetapkan nilai h(x), dimulai dari h(x)= 0. Oldenburg (1974) menggunakannya sesuai syarat: Volume 3, No.1, Maret 2017

Iterasi dari 1 sampai n digunakan untuk mendapat Δg dari persamaan Oldenburg (3.12), iterasi dihentikan saat terpenuhi, adalah nilai terkecil. Untuk persamaan (3.12), syarat digunakan adalah: Dilakukan iterasi juga sampai E bernilai sangat kecil. Pengoperasian masalah inversi dalam persamaan (3.12) akan tidak stabil untuk frekuensi tinggi, maka dibutuhkan high cut filter. Oldenburg (1974) Nagendra et al. (1996), mendefinisikan filter sebagai: WH SH adalah parameter frekuensi. Algoritma ini akan memotong frekuensi lebih besar dari SH meloloskan frekuensi lebih kecil dari WH. Granser (1986) menunjukkan nilai cutoff frekuensi, akan menunjang proses iteratif pada persamaan (3.12), jika telah dibatasi. METODE PENELITIAN Pemrosesan data gaya berat biasa juga reduksi data gravitasi. Perubahan anomali gaya berat terekam gravimeter pada beberapa tempat umumnya dipengaruhi oleh halhal tidak terkait geologi bawah permukaan akan diteliti. Untuk menghilangkan pengaruh gangguan-gangguan tersebut dilakukan koreksi-koreksi antara lain koreksi apungan (drift correction), koreksi pasang surut (tidal correction), koreksi udara bebas (freeair correction), koreksi Bouguer koreksi me (terrain correction). Pemrosesan data tersebut menggunakan komputer software MS. Excel. Setelah pengoreksian data, dilakukan estimasi kedalaman menggunakan power spektrum. Hasil pembacaan telah dikoreksi berupa Bouger anomali nilai estimasi kedalaman batas regional residual akan diolah kembali. Proses Jurnal Sangkareang Mataram 65 pengolahan data dilakukan menggunakan software Matlab membuat command berisi algoritma inverse 3-D gaya berat berdasarkan metode Fast Fourier Transform diperkenalkan Parker Oldenburg. Dimulai menentukan parameterparameter dibutuhkan seperti jumlah baris kolom dinginkan, jarak data pada daerah pengukuran, kontras densitas, kedalaman batas anomali regional residual, frekuensi cut-off terkecil terbesar akan digunakan untuk memfilter nilai anomali. Dengan melakukan filter, maka nilai interpolasi menyebar disepanjang daerah penelitian akan didapatkan. Hasil interpolasi sudah ada, selanjutnya diubah dalam bentuk array satu dimensi menunjukkan nilai anomali Bouger sepanjang sumbu x. Setelah menyimpan data parameter ditentukan, Matlab selanjutnya akan memprosesnya menampilkan hasil perhitungan. Data bouger anomali direndahkan untuk meminimalkan efek anomali regional residual kemudian ditansformasikan menggunakan fungsi FFT pada Matlab untuk menghitung matriks spectrum amplitude. Proses iterasi akan dimulai menggunakan suku pertama dihitung berdasarkan formula Parker menghasilkan topografi (dalam domain bilangan gelombang). Penggunaan fungsi inversi FFT akan menghitung topografi dalam domain ruang tentunya dalam bilangan gelombang. Suku pertama telah dihitung akan digunakan untuk menghitung inversi suku kedua dilakukan proses ini seterusnya sehingga didapat nilai error (RMS) diinginkan. Dalam algoritma Matlab digunakan, disediakan jumlah proses iterasi maksimal adalah sepuluh kali iterasi. Pada akhir iterasi, Matlab akan menampilkan tiga kontur baru merupakan inverse topografi, anomali gravitasi terjadi berdasarkan perhitungan inverse topografi menggunakan metode Parker serta selisih antara nilai gravitasi dihitung pemodelan gaya berat dilakukan. HASIL PENELITIAN a. Anomali Bouger Kontur anomali Bouger (Gambar 5.1) merupakan peta anomali me gravitasi menggambarkan pola penyebaran densitas batuan. Anomali ini masih dipengaruhi batuan letaknya gkal (residual) batuan terletak pada bagian dalam (regional).

66 Jurnal Sangkareang Mataram Gambar 1. Kontur anomali Bouger lengkap daerah Banten Gambar 1 memperlihatkan nilai anomali Bouguer pada daerah penyelidikan berkisar antara 299 326 mgal asumsi nilai rata-rata batuan pada kawasan regional adalah 2.67 g/cm3 sementara pada daerah lokal, rata-rata batuan memiliki nilai densitas sebesar 2.10 g/cm3 (Gunawan, 2011). Sehingga didapat nilai kontras densitas sebesar 0.57 g/cm3. Pada Gambar 4.13 diperlihatkan kontur anomali Bouger lengkap daerah Banten telah diinterpolasi menggunakan program Matlab. Anomali residual merupakan hasil substraksi pemisahan anomali Bouger lengkap anomali regional. Kontur anomali residual menggambarkan struktur gkal seperti struktur sesar. Pola anomali sisa ini memiliki kemiripan pola anomali regionalnya, hal ini menggambarkan keberadaan batuan di dekat permukaan dipengaruhi juga oleh batuan dasar mengkal. c. Inversi Anomali Bouger Pemodelan topografi akibat perbedaan densitas dilakukan ekspansi persamaan Parker Oldenburg menerapkan metode Fast Fourier Transform. Model didapat diperlihatkan dalam Gambar 5.4. Data gaya berat telah direduksi berbagai koreksi menyebabkan bumi seperti permukaan datar. Topografi terlihat pada peta adalah geometri disebabkan perbedaan densitas di dalam bumi terhadap nilai kedalaman rata-rata telah diestimasi power spektrum. Pada kontur terlihat cekungan ke arah luar sampai pada kedalaman 3.5 km. Hal ini sesuai keadaan geologi daerah penelitian seg mengalami interusi magma. Gambar 2 Kontur Interpolasi Anomali Bouger Daerah Banten b. Anomali Regional Residual Kontur anomali regional didapat dari pemisahan anomali Bouger lengkap menjadi anomali regional residual (lokal). Anomali ini lebih mencerminkan keadaan struktur batuan dasar. Pemisahan dilakukan analisa trend surface pada orde tinggi sehingga dihasilkan nilai rata-rata anomali panjang gelombang pendek memberikan informasi gkal dari anomali Bouger. Dalam proses selanjutnya nilai anomali Bouger dikurangkan nilai residual sehingga menghasilkan gambaran kontur anomali regional diperlihatkan pada Gambar 3. Gambar 4. Topografi Densitas Anomali Bouger d. akibat inversi Anomali Bouger Hasil Perhitungan Setelah proses inversi dilakukan, data kedalaman topografi densitas digunakan kembali untuk pemodelan forward memperkirakan nilai anomali Bouger. Data didapat lalu diplot menjadi kontur gravitasi Bouger seperti pada Gambar 5. Kontur terbentuk dari hasil perhitungan memiliki pola sama kontur anomali gravitasi hasil perhitungan lapangan. Batas-batas tepi hasil perhitungan lebih smooth jika dibanding kontur pada pengukuran, dikarenakan pada pengukuran, batas tepi dibuat metode interpolasi. Gambar 3. Kontur Anomali Regional Daerah Banten Volume 3, No.1, Maret 2017

Gambar 5. Kontur Anomali Perhitungan PENUTUP Bouger Hasil e. Selisih Anomali Bouger hasil pengukuran lapangan Anomali Hasil Perhitungan Proses iterasi dihentikan saat RMS mencapai kriteria ditentukan. Nilai anomali Bouger didapat dari hasil pengukuran lapangan dikurangi anomali Bouger merupakan hasil forward dari model topografi densitas akibat inversi anomali Bouger. Nilai selisih selanjutnya diplot dalam kontur ditunjukkan Gambar 5.6. Nilai selisih anomali hasi perhitungan pengukuran dilapangan berada pada nilai sekitar -3 mgal sampai 2 mgal range keseluruhan nilai anomali pengukuran adalah 25 mgal. Perbedaan nilai dapat dikarenakan proses interpolasi. Proses iterasi berhenti saat nilai convergence ditetapkan terlampaui. Jumlah iterasi RMS error dari program dilihat dari command window pada tampilan Gambar 5.7. Proses iterasi untuk nilai topografi berhenti pada saat RMS error sekitar 0,10024%. Jurnal Sangkareang Mataram 67 Hasil pemograman menampilkan kontur topografi dihasilkan dari proses inversi, kontur gravitasi hasil perhitungan serta kontur perbedaan hasil pemodelan data hasil perhitungan. Iterasi akan berhenti ketika kesalahan RMS lebih rendah dari nilai ditentukan sebagai kriteria konvergen atau sampai iterasi maksimum tercapai. Hasil inversi menunjukkan proses iterasi untuk nilai topografi berhenti pada saat RMS error sekitar 0,10024% pada iterasi keempat. Topografi terbentuk sesuai keadaan geologi daerah penelitian seg mengalami interusi magma, terlihat dari undulasi diperlihatkan. DAFTAR PUSTAKA Alimuddin. 2008. Analisis Power Spektrum Data Gaya Berat untuk Memperkirakan big batas anomali lokal-regional. Prosiding. Mipa Fisika UNILA. Blakely, R. J,. 1995. Potential Theory in Gravity and Magnetic Aplications, 1st edition. New York, USA. Cambridge University States. Bracewell, R., 1965. The Fourier transform and its applications. McGraw-Hill, New York. Handayani, G., Srigutomo, W., 2012. Laporan Anomali Gaya Berat Banten. Fisika ITB. Indriana, R.D., 2008. Estimasi ketebalan sedimen kedalaman diskontinuitas Mohorovicic daerah Jawa Timur analisis power spectrum data anomali gravitasi. Fisika Berkala Vol. 11, No.2, hal 67-74. Parker, R.L., 1972. The rapid calculation of potential anomalies. Geophysical Journal of the Royal Astronomical Society 31, 447-455. Gambar 6. Selisih input data lapangan data hasil perhitungan Parker, R.L., 1977. Understanding Inverse Theory. Annual Reviews Earth Planet. Sci 5:3564. Riyanto, S., Purwanto, A., Supardi. 2009. Algoritma Fast Fourier Transform (FFT) Decimation in Time (DIT) resolusi 1/10 Hertz. Telford, W.M,. Geldart, L.P., Sheriff, R.E., Keys D.A., 1979. Applied Geophysic 1st edition. Cambridge University Press. Gambar 7. Jumlah Iterasi RMS error