KORELASI ANTARA KOORDINASI DAN REAKSI DENGAN HASIL PUKULAN DRIVE FOREHAND DALAM PERMAINAN SQUASH Unversitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154, Jawa Barat, Indonesia finaldhipalgunadhi@student.upi.edu Abstrak Tujuan dari penelitian ini menguji korelasi antara koordinasi dan reaksi dengan hasil pukulan drive forehand dalam permainan squash. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik korelasional. Sampel yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah anggota UKM Squash UPI Bandung sebanyak 11 orang yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes lempar tangkap bola, whole body reaction time type II visual, dan tes keterampilan bermain squash (drive forehand). Menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara koordinasi dan reaksi dengan hasil pukulan drive forehand. Kata kunci : squash, koordinasi, reaksi, drive forehand. PENDAHULUAN Keterampilan adalah kemampuan untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi dan waktu yang minimum (Mahendra, A., 2007, hlm. 25). Menguasai suatu keterampilan dengan cepat dan dengan sempurna merupakan hal penting bagi seorang atlet untuk mencapai prestasi. Seorang atlet dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat mempelajari dan menguasai suatu keterampilan yang masih baru atau asing baginya (Harsono, 2016, hlm. 130). Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan efisien dan penuh ketepatan (Lutan, R., Saputra, S. P., Yusuf, U., 2000, hlm. 77). Kecepatan gerak dalam merespon sebuah rangsangan yang datang sangat dibutuhkan oleh beberapa cabang olahraga permainan. Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan melalui indra, pikiran, atau perasaan (Mukholid, A., 2007, hlm. 36). Koordinasi dan reaksi yang baik akan dapat menunjang terhadap keterampilannya. Penelitian sebelumnya menunjukkan korelasi antara koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan dribbling bola basket (Mochamad, N. S., 2011). Penelitian lain juga menunjukkan adanya korelasi antara kekuatan otot lengan dan koordinasi (mata dan tangan) dengan keterampilan servis atas dalam permainan bola voli (Suripto, K. 2007). Penelitian tentang reaksi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kecepatan reaksi dengan hasil service side spin pada permainan tenis meja (Gunawan, H. 2013). Namun, keterampilan yang diuji pada penelitian 245
tersebut hanya menguji pada klasifikasi permainan yang bersifat invasion dan nett. Maka dari itu pada penelitian ini ingin menguji pada klasifikasi permainan net dan wall yaitu pada permainan squash. Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan, maka tujuan penelitian ini adalah menguji korelasi antara koordinasi dan reaksi dengan hasil pukulan drive forehand dalam permainan squash. Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat korelasi yang siginifikan antara koordinasi dan reaksi dengan hasil pukulan drive forehand dalam permainan squash. METODE Penelitian ini menggunakan sampel dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Squash UPI Bandung. Menggunakan teknik purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 11 orang yang terdiri dari 9 lakilaki dan 2 perempuan berumur 18 sampai 23 tahun pada tahun 2014. Penelitian dilakukan di dua tempat yaitu di laboratorium sport science Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) UPI sebagai tempat untuk tes reaksi, dan lapangan squash sport hall UPI untuk tes koordinasi dan tes keterampilan pukulan drive. Koordinasi yang diteliti merupakan koordinasi mata-tangan dengan menggunakan alat ukur tes lempar tangkap bola. Alat dan fasilitas yang digunakan berupa bola tenis, stopwatch, dan dinding. Subyek melakukan lemparan selama 30 detik ke dinding dengan jarak 4 meter untuk lakilaki dan 3 meter untuk perempuan. Penghitungan skor hanya dilakukan ketika bola ditangkap tanpa melewati atau menginjak garis pembatas. Subyek melakukan tes sebanyak 3 kali dengan skor yang paling baik yang diambil. Reaksi yang diuji merupakan kecepatan gerak tubuh dalam merespon sebuah rangsangan visual. Pengujian ini menggunakan alat Whole Body Reaction Time Type II Visual, alat ini bertujuan untuk mengukur kecepatan reaksi tubuh dalam merespon sebuah stimulus visual. Subyek berdiri di atas alat ukur dengan bersiap melakukan sikap melompat, kemudian subyek menunggu sinyal lampu yang berada pada alat ukur, setelah ada sinyal lampu subyek melompat ke luar dari alat ukur. Subyek menerima stimulus berupa cahaya lampu dan berusaha merespon secepat mungkin dengan bergerak ke luar dari tempat secepat mungkin. Subyek melakukan tes tersebut sebanyak 3 kali dengan skor terbaik baik yang diambil. Pukulan drive yang di uji dalam permainan squash ini adalah drive forehand. Tes ini menggunakan alat ukur Tes Keterampilan Bermain Squash Drive Forehand (Cipta, S. A., 2011, hlm. 113). Pertama subyek berdiri di berdiri di dekat T (tengah-tengah lapangan squash) dengan memegang sebuah raket dan bola. Bola di lempar sendiri ke atas, biarkan bola memantul satu kali di lantai kemudian lakukan pukulan drive maksimal 10 pukulan tanpa henti. Bola hasil pantulan dari dinding depan akan diberi nilai sesuai dengan tempat jatuhnya bola tersebut. Setiap subyek diberikan kesempatan tiga kali dari forehand. Target jatuhnya bola hasil pantulan dari dinding muka di bagi ke dalam empat area dengan skor/nilai yang berbeda (1,2,3,dan 4). Adapun aturan mengenai pukulan diantaranya, pukulan yang dianggap sah adalah pukulan yang langsung ke dinding depan di atas tin dan tidak menyentuh garis luar lapangan, bola dari dinding depan boleh memantul dulu ke dinding samping, dinding belakang, maupun langsung ke lantai. Untuk penilaian, setiap satu kali drive diberikan nilai/skor menurut jatuhnya bola. Skor total adalah jumlah frekuensi pukulan dalam satu periode rally x skor menurut jatuhnya bola. Total skor ideal sama dengan frekuensi (maksimal 10) kali skor ideal (4) = 40. 246
Analisis data pada penelitian ini diolah menggunakan Statistical Product for Social Science (SPSS) versi 19. Teknik analisis data yang digunakan menggunakan korelasi pearson moment dengan derajat kepercayaan 0.05. Analisis penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara dua independent variable yaitu koordinasi dan reaksi dengan satu dependent variable pukulan drive forehand. Selain itu, analisis regresi digunakan untuk mengetahui korelasi ganda dan koefisien determinasi diantara variabel. HASIL Dari 11 sampel yang diuji terdapat korelasi koordinasi dengan hasil pukulan drive forehand sebesar 0.807, tanda + (positif) pada output menunjukan adanya arah hubungan yang sama, dapat diartikan bahwa semakin besar koordinasi maka jumlah hasil pukulan drive forehand semakin banyak; dan sebaliknya, semakin kecil koordinasi akan membuat jumlah hasil pukulan drive forehand semakin sedikit. Reaksi dengan hasil pukulan drive forehand memiliki korelasi sebesar -0.658, tanda (negatif) pada output menunjukan adanya arah hubungan yang berlawanan, dapat diartikan bahwa semakin besar reaksi maka jumlah hasil pukulan drive (forehand dan backhand) semakin sedikit; dan sebaliknya, semakin kecil reaksi akan membuat jumlah hasil pukulan drive (forehand dan backhand) semakin banyak. Sedangkan koordinasi dan reaksi secara bersama-sama dengan hasil pukulan drive forehand mempunyai korelasi sebesar 0.809. Dari hasil uji signifikansi pada tabel 1. menunjukkan bahwa korelasi koordinasi dengan hasil pukulan drive forehand memilki nilai sig. 0.003, karena nilai sig. < 0.05, maka artinya terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi dengan hasil pukulan drive forehand dalam permainan squash. Korelasi antara reaksi dengan hasil pukulan drive forehand memiliki nilai sig. 0.028, karena nilai sig. < 0.05, maka artinya terdapat korelasi yang signifikan antara reaksi dengan hasil pukulan drive forehand dalam permainan squash. Sedangkan pada tabel 3. korelasi antara koordinasi dan reaksi secara bersama-sama dengan hasil pukulan drive forehand memiliki nilai sig. 0.014. karena nilai sig. < 0.05, maka artinya terdapat korelasi yang signifikan antara koordinasi dan reaksi secara bersama-sama dengan hasil pukulan drive forehand dalam permainan squash. Berdasarkan koefisien determinasi yang dilihat di R Square pada tabel 3. koordinasi memberikan presentase dukungan terhadap hasil pukulan drive forehand sebesar 65.1%. Untuk presentase dukungan reaksi terhadap hasil pukulan drive forehand menunjukkan kontribusi sebesar 43.3%, Sedangkan presentase dukungan sebesar 65.4% merupakan dukungan koordinasi dan reaksi secara bersama-sama terhadap drive forehand. 247
Reaksi Koordinasi Drive_Forehand Tabel 1. Koefisien Korelasi dan Signifikansi Correlations Reaksi Koordinasi Drive_Foreha nd Pearson Correlation 1 -,777 ** -,658 * Sig. (2-tailed),005,028 N 11 11 11 Pearson Correlation -,777 ** 1,807 ** Sig. (2-tailed),005,003 N 11 11 11 Pearson Correlation -,658 *,807 ** 1 Sig. (2-tailed),028,003 N 11 11 11 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Tabel 2. Koefisien Korelasi Ganda dan Signifikansi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,809 a,654,567 2,040 a. Predictors: (Constant), Reaksi, Koordinasi Model 1 Regressi on Sum of Squares ANOVA a df Mean Square F Sig. 62,895 2 31,447 7,558,014 b Residual 33,287 8 4,161 Total 96,182 10 a. Dependent Variable: Drive_Forehand b. Predictors: (Constant), Reaksi, Koordinasi Tabel 3. Koefisien Determinasi Variabel R Square (Presentase x100%) Koordinasi dengan drive forehand 0.651 (65.1%) Reaksi dengan drive forehand 0.433 (43.3%) Koordinasi dan reaksi secara bersama-sama 0.654 (65.4%) dengan drive forehand 248
PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara koordinasi dan reaksi dengan hasil pukulan drive forehand dalam permainan squash. Koordinasi dan reaksi merupakan komponen kondisi fisik yang penting dalam permainan olahraga. Squash adalah permainan raket yang dimainkan dilapangan berpagar. Sasaran utamanya adalah menjaga bola dalam permainan dari sergapan lawan (Migley, R., 1996, hlm. 134). Permainan olahraga squash memilki karakter permainan yang cepat dan mengandalkan ketepatan dalam memukul bola terlebih permainan dalam sebuah ruangan dengan berklasifikasi net dan wall ini hanya memiliki panjang 9,75 meter dengan lebar 6,4 meter. Salah satu pukulan dasar yang dilakukan dengan keras dan cepat adalah pukulan drive. Pukulan drive merupakan pukulan keras ke arah lapangan tembok depan, dengan tujuan memaksa lawan untuk memainkan pukulan berikutnya membentuk posisi yang canggung dalam di sudut belakang lapangan (Hawkey, D., 1994, hlm. 17). Permainan yang cepat tersebut mengharuskan pemain dapat dengan cepat merespon bola. Namun, pukulan drive tersebut tidak hanya keras tetapi juga memiliki ketepatan yang baik. Drive forehand merupakan senjata yang paling penting dikuasai sebab forehand memberi peluang untuk dipukul keras dan lamban namun masih tetap memberi akurasi yang lebih baik (Suherman, A., Cholil, D. H., Cipta, S.A., Nuryadi., 2009, hlm. 11). Untuk menghasilkan akurasi yang baik dibutuhkan teknik pukulan yang baik. Pemain yang memilki teknik pukulan yang baik akan dapat memukul bola dengan tepat. Teknik pukulan yang baik hanya akan tercapai apabila pemain tersebut memiliki koodinasi yang baik. Reaksi dengan hasil pukulan drive forehand dalam permainan squash menunjukkan hubungan yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa cepat lambatnya reaksi yang dimilki seorang pemain akan memberikan dukungan terhadap hasil pukulan drive forehand dalam permainan squash. Quickness (aksi-reaksi) adalah kecepatan gerak aksi reaksi (Imanudin, I., 2008, hlm. 112). Reaksi dapat diartikan interval waktu antara penerimaan rangsangan dengan jawaban atau respone (Nurhasan dan Cholil, 2007, hlm. 181). Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa, semakin cepat seseorang merespon sebuah rangsangan maka akan semakin baik performa yang ditampilkan. Adapun dukungan reaksi terhadap hasil pukulan drive forehand sebesar 43.3%, dan 56.7% sisanya didukung oleh faktor-faktor lainnya. Koordinasi dengan hasil pukulan drive forehand dalam permainan squash menunjukkan hubungan yang signifikan. Giriwijoyo, S.S.Y. dan Sidik, Z.D. (2010) menjelaskan bahwa ciri dasar keterampilan teknik mutu tinggi ialah ketepatan dan kecermatan gerakan dan/atau hasil gerakan. Pendapat tersebut telah dibuktikan dalam penelitian ini sehingga semakin tinggi tingkat koordinasi maka semakin baik hasil pukulan drive forehand. Adapun dukungan koordinasi terhadap hasil pukulan drive forehand sebesar 65.1%, dan 34.9% sisanya didukung oleh faktor-faktor lainnya. Koordinasi dan reaksi secara bersama-sama dengan hasil pukulan drive forehand dalam permainan squash menunjukkan hubungan yang signifikan. Adapun presentasi dukungannya sebesar 65.4%, dan sisanya sebesar 34.6% didukung oleh faktor-faktor lainnya. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa koordinasi dan reaksi memilki kontribusi yang signifikan terhadap hasil pukulan drive forehand, namun selain koordinasi dan reaksi, ada beberapa faktor pendukung lainnya yang memberikan kontribusi terhadap hasil pukulan drive dalam permainan squash. Adapun faktor/unsur lain 249
itu diantaranya strength, power, speed, fleksibility hal ini selaras dengan yang dijelaskan oleh Nuryadi (2010, hlm. 5) Unsur-unsur dalam squash diantaranya aerobic endurance, anaerobic, endurance, strength, power, speed, mobility, coordination, dan flexibility. KESIMPULAN Pada kesimpulan, penulis menemukan bahwa faktor kondisi fisik koordinasi dan reaksi dapat memberikan kontribusi nyata terhadap hasil pukulan squash. Masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini seperti jumlah sampel, karakteristik sampel. Untuk itulah penulis menyarankan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih luas dan kajian yang lebih mendalam. Selain itu, penulis sarankan juga untuk meneliti pada pukulan drive backhand. Penelitian pada komponen kondisi fisik lainnya yang dapat menunjang terhadap pukulan drive seperti kekuatan pergelangan tangan, stabilisasi dan fleksibilitas juga dapat dilakukan. Selain itu penulis menyarankan untuk mencoba meneliti keterampilan-keterampilan dalam cabang olahraga squash lainnya seperti Volley, Boast, Lob, Drop, Service. 250
DAFTAR PUSTAKA Cipta, S. A. (2011). Tes keterampilan bermain squash untuk mahasiswa FPOK UPI. (Tesis). Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Giriwijoyo, S.S.Y. dan Sidik, Z.D. (2010). Ilmu faal olahraga. Edisi 8. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Gunawan, H. (2013). Hubungan antara kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan tangan dengan hasil service side spin pada permainan tenis meja. (Skripsi). Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Harsono. (2016). Latihan kondisi fisik (untuk atlet dan kesehatan). Bandung: FPOK-UPI Bandung. Hawkey, D. (1994). Play the game squash. Blandford: Avon. Imanudin, I. (2008). Ilmu kepelatihan olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Lutan, R., Saputra, S. P., Yusuf, U. (2000). Dasar-dasar kepelatihan. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional. Mahendra, A. (2007). Teori belajar mengajar motorik. Bandung: FPOK-Universitas Pendidikan Indonesia. Migley, R. (1996). Ensiklopedia olahraga. Semarang: Dahasa Prize Semarang. Mochamad, N. S. (2011). Kontribusi kelincahan dan koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan dribbling bola basket. (Skripsi). Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Mukholid, A. (2007). Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMA kelas XI. Edisi pertama. Bandung: Yudhistira. Nurhasan, H dan Cholil, D. (2007). Tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Nuryadi. (2010). Analisis permainan olahraga squash dan implikasinya dalam pelatihan. [Online]. Tersedia di: http://www.file.upi.edu/mak.ana.squash.pdf. Diakses 15 Mei 2017. Suherman, A., Cholil, D. H., Cipta, S.A., Nuryadi. (2009). Laporan: Hasil penelitian pengkajian instrumen tes keterampilan olahraga berbasis IPTEKOR 2009 (tes keterampilan olahraga squash). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Suripto, K. (2007). Hubungan antara kekuatan otot lengan dan koordinasi (mata dan tangan) dengan keterampilan servis atas dalam permainan bola voli. (Skripsi). Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. 251