III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Januari-Februari 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan pola faktorial dengan dua faktor, yaitu suhu dan lama thawing, dengan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari2015 di

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diberi lima perlakuan. Domba yang digunakan ini adalah domba lokal yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Unit Pelayanan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Maret hingga 27 April 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai evaluasi kualitas semen beku sapi Brahman post

MATERI DAN METODE. Metode Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE

Lampiran 1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian yang digunakan adalah semen yang didapat dari lima

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah semen kambing yang berasal 5 ekor kambing

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

BAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal

MATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dikandangkan secara individu di Kandang Kambing Perah Fakultas Peternakan

TUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2015 sampai 25 Mei 2015.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

I PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca

5 detik dan berada dalam gemngan nitrogen cair (Senger 1980). Waktu. pengambilan sampel semen beku dalam proses pernindahan dari kontainer depo

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei

DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

HASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis

PENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,

PENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

III BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian

Pengaruh Penggunaan Tris Dalam Pengencer Susu Skim Terhadap Resistensi Spermatozoa Sapi Simmental Pasca Pembekuan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal

Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial. Arum Handini Primandari, M.Sc.

Pengacakan dan Tata Letak

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada

PENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari

III. MATERI DAN METODE. Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

PENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kelinci Penelitian

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

3. METODE PENELITIAN

156 ZIRAA AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman ISSN

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

Inseminasi Buatan (IB)

MAKALAH BIOTEKNOLOGI PETERNAKAN MEMBRAN PLASMA UTUH. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2015 di

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan (1 Maret 29 Juni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 9 ANOVA (3)

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

PENGARUH LAMA THAWING DALAM AIR ES (3 C) TERHADAP PERSENTASE HIDUP DAN MOTILITAS SPERMATOZOA SAPI BALI (Bos sondaicus)

PENGARUH PENAMBAHAN GLISEROL DENGAN PERSENTASE YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBA EKOR TIPIS SKRIPSI. Oleh DIAN DWI ASTUTI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. setiap tahunnya, namun permintaan konsumsi daging sapi tersebut sulit dipenuhi.

KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH

Lampiran 1. Prosedur Penentuan Jumlah Sel Hidup (AOAC, 2012) Hancurkan 1 gram bibit ragi kering dalam lumping hingga halus, masukkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Karakteristik. Volume (ml) 1,54 ± 0,16. ph 7,04±0,8

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik semen

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

Transkripsi:

III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 013 di Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru. 3.. Materi Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen segar sapi Bali yang ditampung langsung di Balai Inseminasi Buatan Daerah Tenayan Raya, Pekanbaru. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sari wortel, kuning telur, antibiotik (streptomycin dan penicillin), gliserol, zat warna eosin dan aquabidest. Alatalat yang digunakan adalah vagina buatan (V B) untuk menampung semen, waterbath, mikroskop elektrik, photometer SMDS, transferpette, timbangan analitik, sendok spatula, gelas ukur, gelas obyek, cover glass, kertas lakmus, kertas saring, refrigator, magnetik stir, erlemeyer, juicer, panci, aluminium foil, tissue, spuit, kertas saring, mikronpipet, rak tabung reaksi, dan pelengkap lain. 3.3. Metode Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) secara faktorial (sebelum dan sesudah pembekuan) dengan 4 perlakuan (A kontrol: BIB menggunakan Tris + fruktosa + asam sitrat + gliserol + kuning telur + antibiotik ; B : 0% Sari Wortel + gliserol + 1

antibiotik ; C: 40% Sari Wortel + gliserol + antibiotik ; D: 60% Sari Wortel + gliserol + antibiotik) dan 5 ulangan. Perlakuan dan bahan pengencer yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Perlakuan dan Bahan Pengencer yang Digunakan Perlakuan Bahan Pengencer A (Kontrol) B C D Tris (g) 3,87 Fruktosa (g) 1,56 Asam Sitrat (g),17 Sari Wortel (ml) 0,00 40,00 60,00 Kuning Telur (ml) 0,00 0,00 0,00 0,00 Gliserol (%) 6 6 6 6 Penisilin (g) 0,3 0,3 0,3 0,3 Streptomycin (mg/ml) 0,4 0,4 0,4 0,4 Akuabides (ml) 100 100 100 100 1.4. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1. Adapun prosedur penelitian yang terdiri dari persiapan bahan pengencer, penampungan semen, pengenceran semen, pembekuan semen dan pencairan kembali (thawing). 1.4.1.Persiapan Bahan Pengencer Menyiapkan bahan pengencer yaitu sari wortel dengan cara memilih wortel yang segar, sehat dan bersih. Kupas wortel dan cuci sampai bersih selanjutnya dipotongpotong kemudian diproses dengan juicer. Hasil proses juicer tersebut kemudian disaring dengan kertas saring sebanyak dua kali, selanjutnya masukan sari wortel kedalam gelas ukur.

Persiapan penyediaan sari Wortel sebanyak 10 ml dibagi atas perlakuan (0 ml, 0 ml, 40 ml, 60 ml) ditempatkan di erlemeyer. Pada perlakuan sari wortel 0 ml ditambahkankan akuabides 80 ml sehingga menjadi 100 ml, selanjutnyan dari 100 ml tersebut ambil 74 ml dan dicampurkan 6 ml gliserol, kuning telur 0 ml, antibiotik (penisilin 0,3 ml dan 0,4 ml) sehingga menjadi 100 ml dan dihomogenkan dengan stir magnetik, kemudian ambil 0 ml dari bahan tersebut. Perlakuan 40 ml sari wortel ditambahkan akuabides 60 ml sehingga menjadi 100 ml, selanjutnya dari 100 ml di ambil 74 ml dan dicampurkan gliserol 6 ml, kuning telur 0 ml, antibiotik (penisilin 0,3 ml dan 0,4 ml) sehingga menjadi 100 ml dan dihomogenkan menggunakan stirr magnetik, kemudian ambil 40 ml dari bahan tersebut. Perlakuan 60 ml sari wortel ditambahkan akuabides 40 ml sehingga menjadi 100 ml, selanjutnya dari 100 ml di ambil 74 ml dan dicampurkan gliserol 6 ml, kuning telur 0 ml, antibiotik (penisilin 0,3 ml dan 0,4 ml) sehingga menjadi 100 ml dan dihomogenkan menggunakan stirr magnetik, kemudian ambil 60 ml dari bahan tersebut. 3.4.. Penampungan Semen Semen sapi Bali ditampung dengan vagina buatan satu kali dalam seminggu pada pagi hari sekitar jam 08.00 WIB. Sebelum diambil semen diperiksa kesehatannya, dibersihkan sekitar prupetiumnya, melakukan pemancingan dengan teaser. Setelah semen tertampung dilakukan evaluasi secara makroskopis dan mikrokopis di laboratorium. Semen yang dipakai adalah kualitas baik (kosentrasi 1000 sampai 000 juta spermatozoa/ml semen, motilitas 70 persen dan abnormalitas < 0 persen). 3.4.3. Pengenceran Semen 3

Ejakulasi yang diperoleh dari satu ekor sapi bali jantan memenuhi standar minimum motilitas spermatozoa (70%) diproses pada suhu kamar (30 ). Volume semen yang didapat 8,5 ml dibagi dengan perlakuan kemudian di bagi dengan ulangan sehingga semen yang didapat yaitu 0,4 ml semen tiap ulangan. Selanjutnya masukkan 0,4 ml semen kedalam tabung reaksi tambahkan pengencer sari wortel sebanyak 3,5 ml pada tiap ulangan melalui dinding tabung. Agar larutan homogen, dilakukan pencampuran dengan cara menggoyangkan tabung reaksi secara perlahanlahan. Volume pengencer dihitung dengan rumus dibawah ini: Volumesemen x Motilitas x Konsentrasi sperma Jumlah Pengencer(ml) 100 juta Volume 3.4.4. Pembekuan Semen Proses pembekuan semen meliputi pendinginan ( Cooling), pembekuan awal (Pre freezing), pembekuan (Freezing). a. Pendinginan (Cooling) Semen yang telah diencerkan dikemas dalam straw 0.5 ml dan diberi label. Kemudian temperaturnya diturunkan dari suhu 37 sampai 5 selama 4 jam didalam lemari pendingin (Mumu, 009). b. Pembekuan awal (Pre freezing) Straw yang berisi semen diatur pada rak straw dan ditempatkan dalam uap N cair sekitar 3 cm diatas permukaan nitrogen cair. Pembekuan ini berlangsung selama 1015 menit, kemudian dimasukan langsung ke dalam nitrogen cair (Tambing et al., 000). c. Pembekuan (Freezing) 4

Pembekuan merupakan suatu proses penghentian sementara kegiatan hidup dari sel tanpa mematikan fungsi sel, reaksi metaboliknya berhenti mendekati total (Susilawati, 000). Untuk proses pembekuan straw dimasukan ke dalam Nitrogen cair (suhu 196 ) dan disimpan di dalam container (Rizal et al., 006). Penyimpanan dalam container selama 60 menit selanjutnya dilakukan thawing (Mumu, 009). 3.4.5.Pencairan Kembali (Thawing) Proses Thawing dimaksudkan untuk mencairkan kembali semen beku menggunakan media dan durasi tertentu sehingga dapat dideposisikan ke alat reproduksi betina. Kondisi ini menimbulkan heat sock maupun kontaminasi dengan oksigen pada spermatozoa sehingga mempengaruhi kestabilan membran yang berdampak pada kualitas semen beku. Teknik thawing terbaik yaitu pada thawing menggunakan air bersuhu 37 dengan durasi 15 detik (Salim et al., 009). Penyiapan alat penampungan semen serta penyiapan alat dan bahan pengencer Penampungan Semen Evaluasi semen Pengenceran semen sesuai perlakuan Evaluasi semen Semen Semen Semen Semen + + 0% + 40% + 60% Tris Dasar Sari wortel Sari wortel Sari wortel Ekuilibrasi Suhu 35, selama 4 jam Evaluasi semen Pembekuan (Uap N Cair, 135 ) selama 10 menit 5

Pembekuan N Cair, 196 ) selama 60 menit Evaluasi semen Gambar 3.1. Prosedur Penelitian 3.5. Peubah yang Diukur Peubah yang diukur dalam penelitian ini meliputi: 1. Persentase motilitas. Penentuan motilitas spermatozoa dilakukan menurut gerakan individual (Toelihere, 1993), yaitu dengan meneteskan semen pada gelas objek yang bersih dan ditutup dengan gelas penutup. Kemudian dilakukan pengamatan dibawah mikroskop pada pembesaran 45 x 10. Kemudian dihitung gerakangerakan individual spermatozoa. Motilitas (%) jumlah spermatozoa motil jumlah spermatozoa yang dihitung x100%. Persentase Mortalitas Penentuan persentase mortalitas spermatozoa dilakukan menurut pewarnaan differensial (Toelihere, 1993), yaitu dengan meneteskan satu tetes kecil semen yang sudah dithawing di atas gelas objek yang bersih kemudian diteteskan zat warna eosin di atas semen dan dicampur secara merata dengan menggunakan satu batang gelas steril. Buat preparat ulas yang tipis segera dikeringkan di atas nyala api kemudian dilakukan pengamatan di bawah mikroskop pada 6

pembesaran 45 x 10. Spermatozoa yang mati akan menyerap warna merah, sedangkan yang masih hidup akan tetap bening. Perhitungan dilakukan sekurangkurangnya 100 sampai 00 sel spermatozoa yang hidup dan yang mati. Mortalitas (%) jumlah spermatozoa mati jumlah spermatozoa yang dihitung x100% 3. Persentase Abnormal Abnormalitas spermatozoa diamati dengan membuat preparat ulas pada gelas objek dari satu tetes sperma yang dicampur dengan satu eosinnegrosin. Pengamatan dilakukan dibawah mikroskop dengan pembesaran 45 x 10. Spermatozoa yang normal dan abnormal dihitung sampai 100 sampai 00 sel (Toelihere, 1993). Spermatozoa yang morfologi abnormal dapat dihitung dengan rumus; Abnormal Jumlah spermatozoa abnormal (%) jumlah spermatozoa yang normal x100% 4. Persentase membran plasma utuh (MPU). Dilakukan dengan menggunakan Hypoosmotic Swelling Test. Prosedur yang digunakan mengikuti petunjuk jayendra et al. (1984) yaitu menggunakan medium Hos Test berupa NaCl hipotonik (0.031 m; terbuat dari 0.179 g NaCl yang dilarutkan dengan 100 ml akuabides). Sebanyak 0,1 ml semen ditambah dengan 9.9 ml medium HOS Tes, selanjutnya diinkubasi selama satu jam pada suhu 37 dalam water bath. Semen yang telah diinkubasi dievaluasi dengan menggunakan mikroskop cahaya 40 kali. Jumlah spermatozoa yang di hitung 7

adalah 00 dengan skala 0 sampai 100 persen. Semen akan memperlihatkan perubahan morfologi bila diinkubasi pada medium hipotonik. Perubahanperubahan yang terjadi antara lain dicirikan oleh pembengkakan pada ujung ekor (Gambar b d), lengkungan pada ekor (Gambar c e), ekor yang pendek dan tebal (Gambar f) atau pembengkakan pada sebagian atau seluruh bagian dari lengkungan yang di bentuk oleh ekor spermatozoa (Gambar d, e dan g), yang menunjukan integritas spermatozoa yang baik. Gambar 3.. Skema perubahan morfologi pada spermatozoa yang diinkubasi dengan medium hipotonik; a : tidak ada perubahan; bg: beberapa tipe perubahan pada bagian ekor (Jayendra et al., 1984). Jumlahspermatozoa dengan membran plasma utuh Membran Plasma Utuh (%) x100% Jumlahspermatozoa yang dihitung 3.5. Analisis Data Data hasil pengamatan dari masingmasing perlakuan diolah secara statistik dengan menggunakan Analisis Sidik Ragam Rancangan Acak Lengkap faktorial (Mattjik dan Sumertajaya, 006). Analisis Sidik Ragam dapat dilihat pada Tabel 3.. Model linier yang digunakan adalah: Yijk i j ij ijk 8

dimana : Y ijk = Hasil pengamatan pada faktor A pada taraf kei dan faktor B pada taraf kej dan pada ulangan kek = Nilai tengah umum i = Pengaruh faktor A pada taraf kei j = Pengaruh faktor B pada taraf kej = Pengaruh interaksi dari faktor A pada taraf kei dan faktor B pada taraf kej ijk = Pengaruh galat dari faktor A pada taraf kei dan faktor B pada taraf kej pada ulangan kek Tabel 3. Tabel Sidik Ragam Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Tabel Keterangan Bebas Kuadrat Tengah F Hitung (SK) (Db) (JK) (KT) 0.05 0.01 A a 1 JKA KTA KTA/KTG B b 1 JKB KTB KTB/KTG A x B (a1) (b1) JKAB KTAB KTAB/KTG Galat a b (r1) JKG KTG T a b r 1 JKT Keterangan: Faktor Koreksi (FK) = Y... ab r Jumlah Kuadrat Total (JKT) = Y ijk FK 9

Jumlah Kuadrat Faktor A (JKA) = y i.. b r FK Jumlah Kuadrat Faktor B (JKB) = y. j. a r FK Jumlah Kuadrat Interaksi Faktor A dan B {JK(AB)}= Jumlah Kuadrat Galat = JKT JKA JKB JKAB y i j. r FK 10