BAB I PENDAHULUAN. besar seperti Medan. Selain itu tingkat konsumsi masyarakat mengalami

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. akan barang dan jasa juga semakin meningkat. Kebutuhan suatu kendaraan

I. PENDAHULUAN. pergeseran persepsi mengenai mobil sebagai suatu icon yang menandakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor oleh masyarakat dan untuk mengurangi risiko

I. PENDAHULUAN. Di lingkungan industri otomotif, bisnis sepeda motor memiliki. tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi. Selama tiga tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

Hidup Lebih Sejahtera Berkat Pembiayaan

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... vi

BAB I PENDAHULUAN. produk dan ragam yang dihasilkan dan yang menjadi sasaran dari produk-produk

BAB I PENDAHULUAN. atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

BAB I. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bisnis properti tahun 2008 akan berkembang pesat, hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengetahuan mengenai saham dan transaksi bursa saham melalui dialogdialog

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kesempatan di bidang keuangan. Perkembangan lembaga pembiayaan

I. PENDAHULUAN. lembaga pembiayaan melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan budaya maupun pertahanan dan keamanan. Salah satu indikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang dihasilkan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%,

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan akan kendaraan khususnya roda dua juga mengalami peningkatan pembelian.

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan kinerja pembiayaan di tahun yang lalu.

BAB I PENDAHULUAN. ada menyebabkan masyarakat yang berpenghasilan rendah sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Industri dan teknologi, pada. khususnya Kendaraan Roda Dua, saat ini dunia Otomotif dan Jasa

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Objek

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan kendaraan bermotor roda dua saat ini terus meningkat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Menurut Kadir (2006), pembangunan ekonomi membutuhkan jasa

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN BUNGA ANGSURAN ANTARA OTO MULTIARTHA FINANCE DAN OSCAR KREDIT EKSPRESS FINANCE PADA SHOWROOM ARYA MOTOR.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pasal 1 huruf (b) UU Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib

DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN LOAN TO VALUE (LTV) TERHADAP PERKEMBANGAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH Oleh Tim Riset SMF

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Latar Belakang dan Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai institusi yang memberikan jasa keuangan bagi seluruh pelaku

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGI LEMBAGA PEMBIAYAAN DALAM MENGATASI DAMPAK SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.14/10/DPNP (Studi Kasus pada PT. Adira Dinamika Multi Finance)

I. PENDAHULUAN. Inflation Targeting Framework (ITF) tidaklah cukup untuk mengatasi. krisis ekonomi dan keuangan, maka perlu adanya sebuah instrument

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10310

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Produksi Kendaraan Bermotor dalam Negeri (ribu unit)

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran

BAB I PENDAHULUAN. satu upaya untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, berdasarkan Pancasila dan

LIST PERTANYAAN DAN JAWABAN TERKAIT PENERAPAN KETENTUAN LOAN TO VALUE

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

No. 14/ 10 /DPNP Jakarta, 15 Maret Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, telah membawa dampak positif terhadap kehidupan bangsa dan negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang harus dipikirkan oleh pemerintah. Berdasarkan data yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pasar modal merupakan sarana investasi yang efektif untuk

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri perbankan pasca krisis multidimensi yang melanda

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bisnis utamanya adalah pembiayaan retail sepeda motor Honda baik baru maupun

Aplikasi Time Value of Money. Financial Management Group Assignment. Aplikasi pada Platform Kredit Kendaraan Bermotor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

I. PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia masih tergantung pada sektor konsumsi. Ketika ekonomi

No. 14/ 33 /DPbS Jakarta, 27 November Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak akan mampu bertahan dan bersaing dalam dunia usahanya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ekonomi tinggi, menengah dan rendah. hukum. Kehadiran berbagai lembaga pembiayaan membawa andil yang besar

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN PILIHAN JASA LEMBAGA PEMBIAYAAN (KREDIT KONSUMSI MOBIL)

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE. perusahaan pembiayaan non-bank (multi finance).

BAB I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan negara Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan negara masing-masing. Indonesia dalam tujuan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. perumahan sebagai kebutuhan dasar. Rumah merupakan kebutuhan dasar. manusia dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan yang mempunyai Unit Usaha Syariah, di tempat.

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai

BAB I PENDAHULUAN. ini sangatlah ketat. Setiap perusahaan berusaha dan berlomba-lomba untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini semakin meningkatkan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA Sejarah Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian tersebut diperlukan dana yang besar. Dana untuk menunjang

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/SEOJK.05/2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

ketentuan Loan to Value meningkatkan aspek kehati-hatian bank dalam penyaluran

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 13 /PERMEN/M/2008 TENTANG

PENGARUH PENDAPATAN DAN SUKU BUNGA TERHADAP PERMINTAAN KREDIT SEPEDA MOTOR PADA PT. ADIRA DINAMIKA MULTIFINANCE CABANG TAMBUN-BEKASI

RUMAHKU SURGAKU. Oleh: Ahmad Gozali

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 47 /SEOJK.05/2016

1. PENDAHULUAN. Semakin maju dan berkembangnya teknologi serta bertambahnya jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pembiayaan kepada masyarakat sesuai dengan. kebutuhannya.kehadiran industri pembiayaan (multifinance) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan beragam akibat perkembangan dan keterbukaan pasar, sehingga terjadilah persaingan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga meningkatkan pula pendapatan perkapita masyarakat, walaupun. pemerintah untuk bersungguh sungguh mengatasinya agar tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Tentang PT. Federal Internasional Finance Bangkinang

Jumlah kendaraan bermotor

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu berhadapan dengan masalah pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan seringkali tidak sejalan dengan keadaan yang terjadi dilapangan.

BAB I PENDAHULUAN. dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi

PENETAPAN TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. seperti leasing, factoring kartu kredit dan sebagainya. Target pasar dari model

BAB I PENDAHULUAN. Peluang ini membuat industri mobil di Negara-Negara maju seperti Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan peningkatan total output dalam suatu perekonomian. Struktur. perekonomian Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa.

2008). Promosi merupakan salah satu unsur marketing mix atau bauran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan sarana mobilitas yang efektif, efisien, dan ekonomis bagi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu, terutama dikotakota besar seperti Medan. Selain itu tingkat konsumsi masyarakat mengalami perkembangan setiap tahunnya. Hal ini dibuktikan dengan tingkat penyaluran kredit konsumsi dan kredit kendaraan yang terus mengalami peningkatan karena harga mobil dan motor yang tidak terjangkau jika dibeli dengan harga kontan (cash). Di Indonesia terdapat dua jenis lembaga pembiayaan yang dominan melakukan industri jasa ini yaitu bank dan non-bank seperti leasing. Seiring dengan meningkatnya tingkat pembelian masyarakat terhadap kendaraan bermotor melalui lembaga pembiayaan, maka timbul persaingan diantara kedua jenis lembaga pembiayaan tersebut. Keduanya berlomba-lomba memberikan penawaran kemudahan bagi konsumen. Sisi mikroekonomi dapat dilihat dari perkembangan sektor kendaraan bermotor, saat ini Indonesia bukan hanya diklasifikasikan sebagai negara konsumen saja tetapi telah menjadi negara produsen kendaraan bermotor seperti di Thailand. Tahun ini, Thai Automotive Industry Association (TAIA) menargetkan penjualan mobil di negara itu 1,2 juta unit. Sementara Indonesia, semula dicanangkan oleh GAIKINDO 1.000.000 unit, sampai akhir tahun ini diperkirakan 1

akan turun menjadi 875.000 unit akibat dari pembatasan uang muka minimal (DP) yaitu 25 persen komersial dan 30 persen untuk mobil pribadi. Untuk mencapai satu juta unit, dalam lima bulan tersisa (termasuk September ini), penjualan harus menapai 365.000 unit atau rata-rata 73.000 unit per bulan (www.kompas.com). TABEL 1.1 Penjualan mobil Indonesia vs Thailand Januari-Juli 2012 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli 2012 Indonesia 76.442 86.482 87.917 87.144 95.535 101.743 102.501 637.764 Thailand 76.246 91.325 110.977 87.788 115.943 123.496 131.646 737.421 Sumber data: AAF, GAIKINDO, TAIA Olehkarena itu, untuk mencapai satu juta unit, dalam lima bulan tersisa (termasuk September 2012), penjualan harus menapai 365.000 unit atau rata-rata 73.000 unit per bulan. Hal ini menyebabkan dealer motor dan mobil menginginkan agar produknya terjual kepada masyarakat agar mendapatkan keuntungan. Untuk itu muncullah peranan leasing sebagai lembaga pembiayaan kendaraan bermotor. Peranan lembaga pembiayaan (leasing), jelas makin mempercepat masyarakat untuk mendapatkan kendaraan bermotor. Tercatat, hampir seluruh lembaga keuangan menawarkan jasa kredit kendaraan bermotor (KKB) maupun kredit pemilikan mobil (KPM). Industri perbankan, hampir semuanya meluncurkan produk KKB atau KPM. Bank Danamon misalnya meluncurkan PrimAuto, BCA dengan KKB pada BCA finace-nya, Permata Bank meluncurkan KPM Permata, Bank Bukopin dengan Kredit Mobil Bukopin, dan masih banyak 2

lagi seperti Bank Niaga, Bank Mandiri dan Bank BNI. Demikian pula dengan leasing, seperti Mitsui Leasing Capital Indonesia (Mitsui Leasing), PT Swadharma Indotama Finance (SIF), Astra Credit Company (ACC), Wahana Oto Multiartha (WOM) Finance, Astra Sedayu Finance, Adira Dinamika Multi Finance (Adira), Federal International Finance (FIF), Bussan Auto Finance (BAF), Toyota Astra (TA) Finance dan lainnya. Terdapat puluhan hingga ratusan lembaga pembiayaan (leasing) menyalurkan kredit kepemilikan kendaraan bermotor. Perusahaan sekelas Astra International mulai mengembangkan sejumlah anak perusahaannya untuk membidik segmen masyarakat yang membutuhkan kredit kendaraan bermotor, seperti FIF (untuk sepeda motor), ACC, Kredit Plus, Toyota Astra Finance (www.indonesiayp.com). Dengan semakin meningkatnya lembaga pembiayaan (leasing) di Indonesia maka tingkat persaingan antara lembaga pembiayaan baik dari bank dan non-bank akan semakin tinggi. Dalam kurun waktu Maret 2012 hingga Juni 2012, pembiayaan konsumen sebagai produk unggulan lembaga keuangan mengalami pertumbuhan dibandingkan jenis jenis pembiayaan lainnya. Tabel 1.2 menunjukkan besarnya pembiayaan berdasarkan jenis pembiayaan dalam kurun waktu Maret 2012 hingga Juni 2012. 3

TABEL 1.2 Kualitas Aset Lancar Pembiayaan Industri Pembiayaan Maret 2012 sampai Juni 2012 Sumber : www.bapepam.go.id. Dalam menghadapi berbagai bentuk persaingan dengan bank, beberapa pelayanan dalam kegiatan operasional yang telah dilakukan leasing, seperti pembiayaan atas uang tunai dengan jaminan BPKB kendaraan bermotor roda empat dan pembiayaan atas penjualan kredit kenderaan bermotor roda dua dan roda empat yang bekerja sama dengan dealer-dealer (showroom) kendaraan bermotor. Pembiayaan kenderaan bermotor roda dua pada leasing ini terdiri dari 2 jenis yaitu pembiayaan langsung dan tidak langsung. Pembiayaan langsung adalah apabila pelanggan langsung mengajukan permohonannya kepada leasing, sedangkan pembiayaan tidak langsung apabila pelanggan mengajukan permohonannya kepada dealer terlebih dahulu dan kemudian dealer yang akan menyerahkannya kepada leasing. Selain itu, banyaknya kemudahan yang ditawarkan membuat konsumen semakin cermat memilih jasa lembaga pembiayaan yang akan digunakan. Disamping Down Payment (DP), tingkat bunga, persyaratan, service, dan hal 4

lainnya, karakterisrik rumah tangga konsumen juga akan berpengaruh terhadap keputusan pemilihan lembaga pembiayaan mana yang akan digunakan dikarenakan tidak semua masyarakat bisa membeli secara tunai. Karakteristik yang dimaksud adalah besar pendapatan, konsumsi rata-rata dan tabungan konsumen. Pesatnya perusahaan leasing di Indonesia tidak hanya membawa akibat positif atau keuntungan bagi semua pihak yang menggunakannya tetapi dapat juga membawa konsekuensi buruk bagi pihak konsumen yang kurang memahami atau yang sama sekali tidak mengerti akan tata cara prosedur atau penggunaan leasing tersebut yang dapat merugikan pihak konsumen sendiri bahkan dapat juga merugikan kreditur sebagai pemilik usaha leasing Akibat dari ketidaktahuan atau informasi yang kurang jelas dari kreditur dapat juga mengakibatkan kerugian bagi pihak debitur, dimana pihak konsumen merupakan pihak yang memiliki posisi lemah Seperti dalam kegiatan leasing motor yang sering terjadi masalah-masalah wanprestasi antara pihak lessor dan lessee menggigat bahwa debitur yang terkadang menjadi korban wanprestasi kurang memahami peraturan dan ketentuan tentang leasing itu sendiri karena dalam membeli dangan cara kredit sudah merupakan hal yang sangat biasa di masyarakat, khususnya kredit sepeda motor. Tahun 2012 ini dengan aturan baru dari Bank Indonesia (BI) mengenai batas minimal down payment (DP) kredit mobil 30 persen dimana persentase perbandingan antara cash dan kredit 70:30, 70 persen untuk cash. Akibatnya secara tidak langsung masyarakat yang hanya mampu membayar DP di bawah 30 5

persen akan urungkan niat membeli mobil khususnya non-produktif. BI mengeluarkan Surat edaran Nomor 14/10/DPNP per tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Resiko pada Bank yang melakukan Pemberian Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), mulai berlaku pada tanggal 15 Juni 2012. Sesuai ketentuan BI, DP pembelian kendaraan bermotor roda dua secara kredit paling kurang 25 persen, DP untuk pembelian kendaraan bermotor roda empat secara kredit untuk keperluan non produktif paling kurang 30 persen dan DP untuk pembelian kendaraan bermotor roda empat secara kredit untuk keperluan produktif paling kurang 20 persen (dimana 20 persen untuk motor dan 25 persen untuk mobil). Kementerian Keuangan kemudian menyusul membatasi DP kredit kendaraan di perusahaan multifinance atau leasing minimal 20 persen untuk motor dan 25 persen untuk mobil yang juga berlaku mulai 15 Juni (news.viva.co.id:2012). Selain peraturan uang muka tersebut, belakangan ini Menteri Keuangan menetapkan peraturan terkait pembiayaan kendaraan bermotor yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK. 010/2012 berlaku sejak Oktober 2012 yang mengatur tentang pendaftaran jaminan fidusia bagi perusahaan pembiayaan yang melakukan pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor dengan pembebanan jaminan fidusia bagi perusahaan pembiayaan yang melakukan pembiayaan konsumen kendaraan bermotor berdasar prinsip syariah dan/atau pembiayaan konsumen kendaraan bermotor yang pembiayaannya berasal dari pembiayaan penerusan (channeling) atau pembiayaan bersama (joint financing). (suarakarya-online:2012) 6

Pelaku bisnis leasing menjadi pesimis untuk meningkatkan kinerja bisnis, bahkan diperkirakan akan mengalami kelesuan akibat keluarnya aturan baru dari BI tersebut cukup memengaruhi geliat usaha pembiayaan mobil. Apalagi nantinya beban makin berat lantaran harga bahan bakar minyak (BBM) naik. Berbagai usaha dilakukan oleh pihak leasing dan bank untuk menarik perhatian konsumen, seperti Suzuki memberikan program menarik dengan bunga 0%, tenor sampai dengan 3 tahun, dan cicilan Rp 75.000 per hari (us.otomotif.news.viva.co.id:2012) serta ada juga yang memberikan diskon uang muka (down payment), sedangkan pada bank BCA melalui BCA finance menarik perhatian konsumen dengan memberikan cicilan mobil Rp 67.000 per hari. Akan tetapi menurut ketentuan Bank Indonesia discount dan potongan lain tersebut tidak dibenarkan dianggap sebagai tambahan uang muka dikarenakan harga barang adalah harga setelah discount dan potongan lainnya sehingga telah dikurangkan ke harga perolehan kendaraan (www.bi.go.id:2012). Konsumen yang telah memilih leasing untuk pembayaran kendaraannya, lazimnya juga akan mengenal asuransi yang menyertai kreditnya. Untuk hal ini, ada 2 jenis asuransi kendaraan yang umumnya ditawarkan, All Risk dan Total Loss Only (TLO). Yang terakhir hanya melindungi kehilangan kendaraan terkait pencurian kendaraan bermotor (curanmor) dengan masa perlindungan sampai dengan 12 tahun. Sementara untuk All Risk, cakupannya lebih luas lagi, yakni kendaraan juga akan dilindungi dari resiko kecelakaan, huru-hara dan bencana alam. Dengan demikian diharapkan semakin mudahnya persyaratan kredit 7

tersebut, semakin banyak orang yang tertarik untuk membeli kendaraan dengan sistem kredit ini. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengkaji perhatian pada hal yang menentukan konsumen dalam memilih leasing,. Oleh karena itu, diambil judul : Analisis Faktor Penentu Bagi Konsumen Dalam Memilih Leasing di Kota Medan. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian ini ada 3. Rumusan ini dibuat sehingga mempermudah dalam penelitian dan penulisan skripsi ini. 1. Apakah faktor pelayanan (service) yang ditawarkan leasing menentukan konsumen memilih leasing di Kota Medan? 2. Apakah faktor suku bunga (interest rate) menentukan konsumen memilih leasing di Kota Medan? 3. Apakah faktor uang muka (down payment) menentukan konsumen memilih leasing di Kota Medan? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor pelayanan (service) sebagai faktor penentu bagi konsumen dalam memilih leasing di Kota Medan. 8

2. Untuk mengetahui pengaruh suku bunga (interest rate) sebagai faktor penentu bagi konsumen dalam memilih leasing di Kota Medan. 3. Untuk mengetahui pengaruh uang muka (down payment) sebagai faktor penentu bagi konsumen dalam memilih leasing di Kota Medan. 1.4. Manfaat Penelitian Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya ataupun untuk kalangan umum. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian antara lain : 1. Memberikan pemahaman yang semakin dalam kepada peneliti seputar perusahaan dan kredit leasing. 2. Memberikan masukan bagi masyarakat luas (khususnya konsumen) dan lembaga pembiayaan (bank dan leasing) di masa datang. 3. Memberikan masukan bagi pemerintah untuk memperhatikan perkembangan kredit lembaga pembiayaan kendaraan baik bank maupun leasing. 4. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian dimasa yang akan datang dan sebagai informasi tambahan bagi mahasiswa/mahasiswi Fakultas Ekonomi khususnya mahasiswa/mahasiswi Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama. 9