BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja perusahaan tidak terkecuali bagi para pekerja di lingkungan UKM.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era otonomi daerah ini pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh akuntan publik. Selain itu, kondisi perekonomian domestik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penenlitian

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Penelitian yang dilakukan oleh World Tourism Organizatioan (WTO)

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengelola anggaran, bahkan legislatif dan yudikatif yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi memaksa setiap orang dan organisasi untuk segera melakukan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

2015 PERAN PKK DALAM PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN BAGI PENINGKATAN KUALITAS KEWARGANEGARAAN

PENGEMBANGAN CLUSTER EKONOMI DI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI PERSIAPAN PEMBERLAKUAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN. Sektor konstruksi mempunyai potensi dalam memberikan kontribusi terhadap

MEMBANGUN TIM EFEKTIF

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

Mewujudkan Ekosistem e-tourism di Indonesia Oleh: Donatus Fernanda Putra

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia tiga tahun terakhir lebih rendah dibandingkan Laos dan Kamboja.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB I PENDAHULUAN. Anisya Andrianita,2015 PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN ASAL INDONESIA KE KOREA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

BAB I PENDAHULUAN. yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana. pergaulan yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Hal tersebut

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN MAHASISWA MANAJEMEN RESORT DAN LEISURE TERHADAP MOTIVASI BEKERJA DI INDUSTRI PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. Mathieson, 2006). Pariwisata diyakini menjadi salah satu primadona

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor usaha di Indonesia beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata sampai saat ini merupakan motor penggerak ekonomi di Bali.

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

BAB I PENDAHULUAN. tetap terbuka pada persaingan domestik. Daya saing daerah mencakup aspek yang

Menggenjot UMKM dan Pasar Domestik Sebagai Tantangan di MEA Oleh: Mauled Moelyono 2

A. Latar Belakang Epidemik tembakau secara luas telah menjadi salah satu ancaman kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat dunia yang mengakibatkan

PERAN MANAJEMEN KINERJA DALAM KEMANDIRIAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi di setiap negara. Tujuan peningkatan penyerapan tenaga kerja sering

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia. Pertumbuhan ekonomi ini tidak lepas dari peran industri

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah. Dalam Undang-Undang No 10 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat. Tantangan tersebut adalah diberlakukannya perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih.

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global.

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan tugas wajib bagi negera-negara di dunia

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GROWTH AND RESILIENCY: THE ASEAN STORY. (Nugraha Adi) I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada

Masyarakat Ekonomi ASEAN. Persiapan Menghadapi Persaingan Dunia Kerja By : Tambat Seprizal (FE 06)

DAYA SAING DALAM MENGHADAP

BAB I PENDAHULUAN. kali lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonomi dunia. Sementara itu,

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. (UN, 2001). Pertumbuhan populasi dunia yang hampir menyentuh empat kali lipat

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prasyarat untuk memperoleh peluang partisipasi, adaptasi dalam hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Assalamu alaikum warohmatullohi wabarokatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua,

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Berdasarkan kajian World Economic Forum (WEF) lewat laporan

BAB I PENDAHULUAN. positive data on tourism earnings and expenditure. 1. pariwisata dunia, United Nations World Tourism Organization (UNWTO), dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata merupakan industri terbesar dalam penggerak perekonomian yang tercatat mengalami pertumbuhan positif diseluruh dunia ditengah-tengah ketidakpastian ekonomi dan krisis. World Tourism Ogranization (UNWTO) memprediksi bahwa pariwisata Asia Pasifik akan mengalami pertumbuhan wisatawan mancanegara paling signifikan di dunia secara kawasan hingga tahun 2030 yang diperkirakan berkisar antara 500 juta kunjungan wisatawan mancanegara dari total 1,8 miliar kunjungan wisatawan di dunia atau menguasai sekitar 30% secara keseluruhan. Hal ini berpengaruh terhadap sektor pariwisata di kawasan ASEAN termasuk Indonesia yang mampu tumbuh secara konsisten. Untuk wilayah ASEAN tahun 2013 tumbuh sebesar 12% atau tertinggi di dunia berdasarkan kawasan. Sementara itu, di ASEAN Indonesia pada tahun 2013 berada di posisi ke-empat setelah Malaysia, Thailand, dan Singapura dengan meraih 8,8 juta wisatawan mancanegara atau tumbuh 9,42% dari tahun sebelumnya dengan perolehan devisa US$ 10,05 miliar atau meningkat 10,23% dibandingkan tahun 2012. Berkembangnya industri pariwisata dari waktu ke waktu memberi dampak pada kebutuhan sumberdaya manusia yang semakin besar. Tentunya yang diharapkan oleh industri bukan hanya untuk memenuhi kuantitas semata, melainkan juga harus mampu memenuhi secara kualitas mengingat sumberdaya manusia merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi dengan ruang lingkup apapun. Begitu pun dalam dunia industri, sumberdaya manusia dianggap sangat potensial untuk dikembangkan hingga mencapai kualitas tertentu sehingga mampu menghasilkan produksi atau jasa yang mengandung keunggulankeunggulan (Ira Setyaningsih dan Muchammad Abrori, 2013). Hal ini dikarenakan sumberdaya manusia mampu menggerakan sumberdaya lain yang terdapat dalam organisasi agar dapat mencapai tujuannya (Renosori, dkk., 2002).

2 World Economic Forum (WEF) menjadikan sumberdaya manusia sebagai salah satu pilar dari tiga pilar utama yang digunakan dalam menganalisa daya saing global. Hal ini menjadi salah satu acuan bahwa dunia telah mengakui pentingnya sumberdaya manusia. Sebagai gambaran, saat ini menurut data terakhir dari WEF pada 2013 peringkat daya saing pariwisata Indonesia berada di urutan 70 atau naik empat tingkat dibandingkan tahun 2011 yang berada di peringkat 74. Peringkat Indonesia ini masih di bawah Singapura (10), Malaysia (34), dan Thailand (43) yang unggul dalam hal infrastruktur. Daya saing Indonesia unggul dalam sumberdaya alam (peringkat 6) dan daya saing harga atau price for value (peringkat 9), sementara dalam pilar lainnya, termasuk sumberdaya manusia Indonesia memiliki nilai indeks yang kurang baik. Tabel 1.1 Peringkat Indeks Daya Saing Pariwista dan Perjalanan Tahun 2011 dan dan 2013 Peringkat Dunia Peringkat Dunia Negara 2013 2011 Singapura 10 10 Malaysia 34 35 Thailand 43 41 Indonesia 70 74 Brunei Darussalam 72 67 Vietnam 80 80 Filipina 82 94 Kamboja 106 109 Laos Tidak masuk Tidak masuk Myanmar Tidak masuk Tidak masuk Sumber: The Tourism & Travel Competitiveness Report 2013 Membaiknya peringkat daya saing pariwisata Indonesia tidak diiukuti oleh peringkat daya saing sumberdaya manusia. Sama halnya dengan peringkat jumlah kunjungan wisatawan dan daya saing pariwisata, Indonesia kembali berada pada

3 peringkat ke-empat di ASEAN dalam hal daya saing sumberdaya manusia. Peringkat ini bahkan turun sebesar sepuluh peringkat ke urutan 61 dunia sehingga kembali tertinggal atas Singapura (2), Malaysia (28), dan Brunei (36). Tercatat hanya Indonesia dan Vietnam yang mengalami penurunan peringkat daya saing sumberdaya manusia. Sementara negara-negara lain di ASEAN mengalami peningkatan peringkat kecuali Singapura yang masih kokoh berada di peringkat dua dunia. Brunei menorehkan peningkatan peringkat paling signifikan sebesar 11 peringkat sehingga kini berada pada pringkat ke-36 dunia. Penurunan peringkat daya saing sumberdaya manusia Indonesia dinilai cukup kritis karena penurunan tersebut menjadi yang paling drastis di ASEAN mengingat Vietnam hanya mengalami penurunan sebesar lima peringkat (lihat tabel 1.2). Ketidakmampuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia selama dua tahun, yakni dari 2011 ke 2013 mengindikasikan adanya hal yang tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga pihak-pihak terkait harus menindaklanjuti hal tersebut. Tabel 1.2 Peringkat dalam Pilar Sumberdaya Manusia, Indeks Daya Saing Pariwisata dan Perjalanan Tahun 2013 Peringkat Dunia Peringkat Dunia Negara 2013 2011 Singapura 2 2 Malaysia 28 37 Brunei Darussalam 36 47 Indonesia 61 51 Thailand 70 74 Vietnam 77 72 Filipina 82 86 Kamboja 99 109 Laos Tidak masuk Tidak masuk Myanmar Tidak masuk Tidak masuk Sumber: The Tourism & Travel Competitiveness Report 2013

4 Data diatas membuat banyak pihak berasumsi mengapa sumberdaya manusia Indonesia di sektor pariwisata belum maksimal. Salah satu yang perlu dicermati adalah dari lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang dianggap belum mampu beradaptasi dengan kebutuhan dunia industri modern (Vincent, 2001). Sementara lingkungan bisnis saat ini menuntut kemampuan adaptasi tinggi dalam menguasai infrastruktur perusahaan. Hal lainnya yang bisa terjadi adalah akibat masih terdapatnya pola asuh pengelola perguruan tinggi yang mengacu pada sistem konvensional, baik dalam materi/ kurikulum, metode, maupun fasilitas (Vincent, 2001). Asumsi-asumsi diatas patut dipertimbangkan karena perguruan tinggi adalah institusi yang melahirkan sumberdaya manusia yang siap berkontribusi di dunia kerja. Menurut Bradshaw (1992), Candy dan Credert (1991) dan Levenson (2000) dalam Adawiyah, dkk. (2007) terdapat perbedaan persepsi antara pengguna dan akademisi dalam hal keterampilan generik dan keterampilan kerja dimana perbedaan persepsi ini akan membuat tidak relevannya antara kemampuan yang dibutuhkan oleh pengguna lulusan sebagai konsumen pendidikan dengan kompetensi lulusan yang dihasilkan perguruan tinggi. Oleh karena itu harus dicari titik temu antara keduanya. Kepentingan yang pertama adalah kepentingan industri akan kepentingan lulusan dengan kemampuan yang dibutuhkan, sedangkan kepentingan yang kedua adalah kepentingan perguruan tinggi untuk mengantarkan lulusannya memasuki dunia kerja. Perguruan tinggi dengan industri adalah suatu siklus yang saling berkaitan. Bagi pihak universitas, lulusan merupakan hasil nyata berupa produk yang dihasilkan setelah poses bertahun-tahun sehingga menentukan akuntabilitas universitas di mata industri. Kelebihan atau kekurangan lulusan suatu program studi atau universitas tidak akan lepas dari institusi tempat mereka berasal. Sama halnya dengan konsep kepuasan konsumen, pengguna lulusan yang merasa puas akan kemampuan lulusan suatu program studi atau universitas memiliki kecenderungan untuk mempertahankan bahkan memperbesar penggunaannya untuk mempekerjakan lulusan dari institusi tersebut, dan tentu saja berlaku sebaliknya. Kepercayaan industri kepada institusi tentunya

5 memberikan nilai positif terhadap akuntabilitas institusi secara nyata di mata masyarakat luas. Tabel 1.3 Jumlah Lulusan Program Studi Manajemen Resort & Leisure No. Gelombang Tahun Wisuda Jumlah Wisudawan 1 2009 45 2 2010 62 3 2011 67 4 2012 49 5 2013 94 6 2014* 14 TOTAL 331 *) Terhitung hingga periode April 2014 Sumber: Program Studi Manajemen Resort & Leisure Kualitas sumberdaya manusia yang baik mampu membangkitkan sumberdaya-sumberdaya lainnya yang tersedia sehingga diharapkan mampu meningkatkan daya saing industri secara konsisten. Instansi pendidikan tentunya berkonsentrasi menghasilkan sumberdaya manusia berdasarkan bidangnya, begitu pun dengan Program Studi Manajemen Resort & Leisure yang memiliki misi menjadi salah satu institusi pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan sarjana pariwisata yang profesional, amanah serta mampu mengembangkan potensi sumberdaya alam dan manusia untuk memperkuat kepariwisataan nasional maupun global (Tim Pengembang Kurikulum PS MRL, 2013). Program Studi ini merupakan program studi kepariwisataan yang diimplementasikan berdasarkan prinsip akademisi melalui landasan manajemen dan hospitality atau jasa sehingga materi ajar cukup variatif. Hal ini berdampak pada lulusannya yang bekerja pada banyak bidang, namun secara mayoritas masih berada pada cakupannya seperti perhotelan, biro perjalanan, perbankan, dan perusahaan. Dalam kaitannya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengadakan identifikasi terhadap

6 kepentingan industri sebagai salah satu cara menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas berdasarkan peningkatan kualitas lulusan. Fenomena industri yang semakin berkembang dan dinamis ditengah teknologi yang semakin berkembang serta liberalitas pasar merupakan faktor pemicu tingginya dinamika kebutuhan industri yang harus selalu diikuti perkembangannya. Ketidakmampuan lulusan dalam memenuhi kebutuhan industri menimbulkan berbagai kerugian. Bukan hanya bagi individu tersebut, melainkan juga bagi industri yang kekurangan sumberdaya manusia berkualitas tinggi. Oleh karena itu penelitian ini disusun untuk memberikan titik temu antara kepentingan (harapan) dan persepsi pengguna lulusan Program Studi Manajemen Resort & Leisure sehingga kemudian dapat menjadi umpan balik bagi program studi untuk memperbaiki kualitas lulusannya. Secara umum penelitian yang berjudul Analisis Kualitas Lulusan Program Studi Manajemen Resort & Leisure Berdasarkan Tingkat disusun sebagai upaya dalam meningkatkan daya saing sumberdaya manusia, dan khususnya untuk institusi pendidikan serta industri yang keduanya mengharapkan akan lulusan yang berkualitas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang didapat adalah sebagai berikut: a. Bagaimana tingkat kepentingan (importance) dari pengguna lulusan terhadap kualitas lulusan Program Studi Manajemen Resort & Leisure ditinjau dari dimensi kinerja? b. Bagaimana tingkat persepsi (performance) dari pengguna lulusan terhadap kualitas lulusan Program Studi Manajemen Resort & Leisure ditinjau dari dimensi kinerja? c. Bagaimana tingkat kepuasan pengguna lulusan terhadap kualitas lulusan Program Studi Manajemen Resort & Leisure berdasarkan kesenjangan antara kepentingan dan persepsi?

7 C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah: 1. Mengidentifikasi tingkat kepentingan (importance) dari pengguna lulusan terhadap kualitas lulusan Program Studi Manajemen Resort & Leisure ditinjau dari dimensi kinerja. 2. Mengidentifikasi tingkat persepsi (performance) dari pengguna lulusan terhadap kualitas lulusan Program Studi Manajemen Resort & Leisure ditinjau dari dimensi kinerja. 3. Menganalisis tingkat kepuasan pengguna lulusan terhadap kualitas lulusan Program Studi Manajemen Resort & Leisure berdasarkan kesenjangan antara kepentingan dan persepsi. D. Manfaat Penelitian Adapaun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah: 1. Bagi Lembaga Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi dalam meningkatkan kualitas lulusan program studi Manajemen Resort & Leisure guna menciptakan kepuasan pengguna lulusan sebagai konsumen pendidikan. 2. Bagi Peneliti Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti untuk berkontribusi melalui bidang akademik yang salah satu caranya adalah dengan melakukan penelitian. 3. Bagi Pihak Lain Diharapkan penelitian ini dapat menyumbangkan hasil pemikiran sistematis, khususnya yang berkaitan dengan usaha meningkatkan kualitas lulusan pendidikan tinggi sehingga diharapkan pula untuk menjadi salah satu referensi untuk penelitian selanjutnya.

8 E. Sistematika Penelitian Sistematika penulisan penelitian ini merujuk pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2013 yang terdiri dari lima bab. Berikut adalah sistematika yang digunakan: 1. BAB I : Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. 2. BAB II : Kajian Pustaka Bab ini berisi teori-teori para ahli yang mendukung penelitian dan kerangka pemikiran penulis. 3. BAB III : Metode Penelitian Bab ini menjabarkan metode penelitian yang digunakan berikut penjelasannya yang meliputi: Lokasi, Metode, Definisi Operasional, Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling, Operasionalisasi Variabel, Instrumen dan Penetapan Skala, Pengujian Instrumen Penelitian, Teknik Analisis Data, Jenis dan Sumber Data, serta Teknik Pengumpulan Data Penelitian. 4. BAB IV : Hasil Penelitian Bab ini berisi penjelasan mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian. 5. BAB V : Kesimpulan dan Saran Bab ini memaparkan kesimpulan dan saran yang didapat dari hasil penelitian yang dianalisa oleh peneliti. 6. Daftar Pustaka Memuat semua sumber yang digunakan dalam mendukung penulisan skripsi.