V. HASIL. clan di mulut utara Selat Bali berkisar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Diagram TS

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Salinitas pada Indomix Cruise

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KONDISI OSEANOGRAFIS SELAT MAKASAR By: muhammad yusuf awaluddin

FENOMENA UPWELLING DAN KAITANNYA TERHADAP JUMLAH TANGKAPAN IKAN LAYANG DELES (Decapterus Macrosoma) DI PERAIRAN TRENGGALEK

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

5 PEMBAHASAN 5.1 Sebaran SPL Secara Temporal dan Spasial

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Distribusi Klorofil-a secara Temporal dan Spasial. Secara keseluruhan konsentrasi klorofil-a cenderung menurun dan

5. HASIL PENELITIAN 5.1 Distribusi Spasial dan Temporal Upaya Penangkapan Udang

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

Geografi. Kelas X ATMOSFER IV KTSP & K-13. I. Angin 1. Proses Terjadinya Angin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

6 PEMBAHASAN. 6.1 Kondisi Selat Madura dan Perairan Sekitarnya

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Abstract. SUHU PERMT]KAAI\{ LAUT I}I PERAIRAN RAJAAMPAT PROPINSI PAPUA BARAT (Hasil Citra )

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

Gerakan air laut yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari adalah nomor

5 HASIL 5.1 Kandungan Klorofil-a di Perairan Sibolga

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. KONDISI OSEANOGRAFI LAUT CINA SELATAN PERAIRAN INDONESIA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

b) Bentuk Muara Sungai Cimandiri Tahun 2009

PENGARUH SUHU PERMUKAAN LAUT TERHADAP HASIL TAGKAPAN IKAN CAKALANG DI PERAIRAN KOTA BENGKULU

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

ANALISIS SPASIAL SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN LAUT JAWA PADA MUSIM TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN DATA DIGITAL SATELIT NOAA 16 -AVHRR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kata kunci: Citra satelit, Ikan Pelagis, Klorofil, Suhu, Samudera Hindia.

DI PERAIRAN SELAT BALI

BAB III BAHAN DAN METODE

DI PERAIRAN SELAT BALI

VARIABILITAS SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN BARAT SUMATERA DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANGIN MUSON DAN IODM (INDIAN OCEAN DIPOLE MODE)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS POLA SEBARAN DAN PERKEMBANGAN AREA UPWELLING DI BAGIAN SELATAN SELAT MAKASSAR

berada di sisi pantai dan massa air hangat berada di lepas pantai. Dari citra yang diperoleh terlihat bahwa rrpweliit7g dapat dengan jelas terlihat

KARAKTER CURAH HUJAN DI INDONESIA. Tukidi Jurusan Geografi FIS UNNES. Abstrak PENDAHULUAN

2. TINJAUAN PUSTAKA. sebaran dan kelimpahan sumberdaya perikanan di Selat Sunda ( Hendiarti et

JUMLAH PENERIMAAN PENGELUARAN (Rp)

Tengah dan Selatan. Rata-rata SPL selama penelitian di Zona Utara yang pengaruh massa air laut Flores kecil diperoleh 30,61 0 C, Zona Tengah yang

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

Executive Summary Laporan Kondisi Cuaca di Wilayah Sumatera Barat dan Sekitarnya tanggal September 2009

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

PENGARUH PERUBAHAN DAN VARIABILITAS IKLIM TERHADAP DINAMIKA FISHING GROUND DI PESISIR SELATAN PULAU JAWA

TINJAUAN PUSTAKA. Keadaan Umum Perairan Pantai Timur Sumatera Utara. Utara terdiri dari 7 Kabupaten/Kota, yaitu : Kabupaten Langkat, Kota Medan,

Studi Variabilitas Lapisan Atas Perairan Samudera Hindia Berbasis Model Laut

VARIABILITAS KONSENTRASI KLOROFIL-A DARI CITRA SATELIT SeaWiFS DI PERAIRAN PULAU MOYO, KABUPATEN SUMBAWA, NUSA TENGGARA BARAT

Arah Dan Kecepatan Angin Musiman Serta Kaitannya Dengan Sebaran Suhu Permukaan Laut Di Selatan Pangandaran Jawa Barat

Oleh : NIA SALMA PRlYANTl. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan C 31.

ANALISIS CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI WILAYAH KAB. SUMBAWA TANGGAL 11 FEBRUARI 2017

Diterima : 19 Agustus 2014 Disetujui : 2 September 2014

I. INFORMASI METEOROLOGI

PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambar 15 Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS CAHAYA DENGAN KEKERUHAN PADA PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Geografi. Kelas X ATMOSFER III KTSP & K-13. G. Kelembapan Udara. 1. Asal Uap Air. 2. Macam-Macam Kelembapan Udara

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS CUACA EKSTRIM NTB HUJAN LEBAT TANGGAL 31 JANUARI 2018 LOMBOK BARAT, LOMBOK UTARA, DAN LOMBOK TENGAH Oleh : Joko Raharjo, dkk

(ZEEi) pada tanggal 21 Maret 1980, Indonesia sebagai negara kepulauan

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

2. TINJAUAN PUSTAKA. Suhu permukaan laut Indonesia secara umum berkisar antara O C

Physics Communication

POKOK BAHASAN : ANGIN

Fase Panas El berlangsung antara bulan dengan periode antara 2-7 tahun yang diselingi fase dingin yang disebut dengan La Nina

Sebaran Arus Permukaan Laut Pada Periode Terjadinya Fenomena Penjalaran Gelombang Kelvin Di Perairan Bengkulu

hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin dan intensitas

Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Selat Bali Bagian Selatan

STUDI PEMETAAN KESESUAIAN BUDIDAYA KERANG HIJAU (Perna Viridis) MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT DAN SIG DI PERAIRAN LAUT TEJAKULA

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

KAJIAN DINAMIKA SUHU PERMUKAAN LAUT GLOBAL MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH MICROWAVE

ANALISA KEJADIAN HUJAN EKSTRIM DI MUSIM KEMARAU DI WILAYAH SIDOARJO DAN SEKITARNYA.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.3

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Transkripsi:

V. HASIL 5.1 Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a Perairan Selat Bali Musim Peralihan I1 ( September - Nopember) Sebaran suhu permukaan laut di perairan Selat Bali 8 September 2006 bkrkisar antara 25.00-27.00 OC. permukaan laut berkisar antara 25.00 OC Pada mulut bagian selatan Selat Bali suhu clan di mulut utara Selat Bali berkisar 27.00 OC. Dan pada citra tanggal 20 September 2006 relatif sama dengan citra sebelumnya terlihat pa& mulut sebelah utara Selat Bali lebih tinggi sekitar 27.00 OC dan sebelah selatan Selat Bali sekitar 25.00 OC (Lampiran I). Distribusi suhu permukaan laut berdasarkan citra bulan Oktober (Lampiran 2) menunjukkan berkisar antara 25.00-27.00 OC, sekitar Grajakan suhu yang lebih rendah yaitu 25.50 OC hanya di perairan Pada bulan Nopember pengaruh massa air yang bersuhu tinggi dari Selat Madura dan Laut Flores mulai memasuki perairan Selat Bali. Hal ini ditandai dengan terlihat adanya kurnpulan suhu tinggi 27.00 OC yang berada di mulut Selat Bali bagian utara Selanjutnya pada citra terlihat suhu yang lebih tinggi terdistribusi di sekitar Kadonganan, Jirnbaran dan Karang Ente (Lampiran 3) Pada citra terlihat konsentrasi klomfil-a perairan Selat Bali bulan September (Lampiran 1) menunjukkan sebarannya cenderung lebii tinggi, yaitu didominasi pada konsentrasi 0.80-3.00 mg/m3, selain itu di perairan sekitar Grajakan dan Karang Ente yang konsentrasi dapat mencapai 2.00-4.00 mg/m3 Pada citra konsentrasi klorofil-a bulan Oktober memperlihatkan sebaran klorofil-a (Lampiran 2) mulai bergeser ke selatan Selat Bali akibatnya masa air yang konsentrasi klorofil-anya tinggi mengumpul di sebelah selatan bukaan mulut Selat Bali. Hanya saja di Selat Bali sendiri konsentrasinya masih tinggi sekitar 0.80-2.00 mg/m3. Selain itu terlihat di sekitar Grajakan dan Karang Ente konsentrasi klorofil-a bisa mencapai kisaran 2.00-3.00 mg/m3 Pada bulan Nopember karena mulai bergeraknya Arus Pantai Jawa (APJ), dimana dalam proses tersebut membawa masa air dari selatan Jawa menuju ke sebelah tenggara Selat Bali. Akibatnya masa air yang konsentrasi klorofil-a nya tinggi yang berada di sebelah barat daya Selat Bali mulai bergerak ke utara dan

mulai menyebar kembali di Selat Bali. Sehingga pada perairan Selat Bali mengalami peningkatan konsentrasi klorofil-anya yaitu sekitar 1.00-4.00 mg/m3. sedangkan di sekitar mulut Selat Bali bagian tenggara konsentrasi mencapai 3.00-4.00 mg/m3, dan di sekitar karang Ente sampai Grajakan masih tinggi yaitu 3.00 mg/m3 (Lampiran 3). 5.2 Sebaran Subo Permukaan Laut dan Klorofil-a Perairan Selat Bali Mosim Barat (Desember- Pebruari) Sebaran suhu permukaan laut di perairan Selat Bali pada 7 Desember 2006 (Lampiran 4) berkisar antara 26.00-29.00 OC. Bali, suhu permukaan laut berkisar antara 28.50 OC, Selat Bali suhu permukaan laut berkisar 28.00 OC. Pada mulut sebelah selatan Selat sedangkan di mulut utara Pada citra 22 Desember terlihat suhu lebih hangat daripada tanggal 7 Desember dimana pada mulut sebelah selatan Selat Bali lebih tinggi sekitar 29.00 OC Pada citra bulan Januari, suhu perairan Selat Bali mulai mengalami peningkatan yaitu berkisar antara 25.00-30.00 OC. Bahkan pada bulan ini suhu di Selat Bali cende~ng Iebih tinggi dari suhu perairan di Laut Jawa. Hal ini terlihat pada citra dibawah (Lampiran 5) dimana pada mulut Bali sebelah selatan cenderung lebih tinggi Bulan Pebruari suhu mas& menghangat yaitu sekitar 29.00-30.00 OC. Suhu hangat ini menyebar harnpir seluruh perairan Selat Bali (Lampiran 6). Pada bulan ini pengaruh kekuatan APJ masih mempengaruhi namun kekuatannya mulai berkurang. Secara keseluruhan pada perairan Selat Bali kisaran suhu perrnukaan sekitar 30.00 OC. Bulan Desember adalah mulainya mush barat dimana pada musim tersebut di wilayah pesisir angin bertiup lebih kencang dibandingkan pada musirn timur. Dan pada saat itu juga Arus Pantai Jawa (APJ) mulainya bergeraknya ke Selat Bali, sehingga sisa-sisa masa air yang konsentrasi klorofil-a nya tinggi, yang berada di sebelah barat Selat Bali terdistribusi menyebar di Selat Bali. Akibatnya secara keseluruhan pada perairan Selat Bali konsentrasi klorofil-a nya sekitar 0.80-3.00 mg/m3, hanya di Karang Ente saja yang mash tinggi dibandingkan dengan sekitarnya. Hal tersebut terlihat pada citra konsentrasi klorofil-a bulan Desember 2006 (Lampiran 4).

Pada Citra bulan Januari (Lampiran 5) merupakan puncak dari musim barat dimana masa air yang ada di Selat Bali terdorong keluar ke utara dan timur Selat Bali. Akibatnya konsentrasi klorofil-a di perairan tersebut mengalami penurunan menjadi hanya 0.20-0.60 mg/m3 Begitu juga pada bulan Pebruari konsentrasi Morofil-a pada perairan Selat Bali (Lampiran 6) semakin menurun hanya 0.10-0.75 mg/m3. Konsentrasi yang lebih tinggi tersebar hanya di sekitar pesisir baik pulau Jawa dan Bali. 53 Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a Perairan Selat Bali Musim Peralihan I ( Maret -Mei ) Sebaran suhu permukaan laut pada bulan Maret (Lampiran 7) relatif tidak berbeda jauh dengan suhu permukaan laut pada bulan Pebruari yang didominasi oleh suhu 28.00-30.00 OC. berkisar 30.00 OC mulut Selat Bali sebelah selatan Pada bagian tengah Selat Bali suhu permukaan laut di yang menyebar merata di perairan Selat Bali dari utara sampai Begitu juga pada bulan April suhu permukaan laut di Selat Bali sekitar 30.00 OC (Lampiran 8). Hanya saja pada bulan ini mulai terlihat pengaruh adanya massa air dari selatan yaitu dari Samudera Indonesia. Dan di mulut Selat Bali sebelah utara dipengaruhi arus dari perairan Selat Madura dan Laut Flores. Namun secara urnurn pada perairan Selat Bali pada bulan ini suhu permukaan relatif menyebar merata. Selanjutnya pada bulan Mei pengaruh masa air dari Samudera Indonesia mulai kelihatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penurunan suhu pada mulut sebelah selatan Selat Bali. Pada mulut sebelah selatan Selat Bali suhu menunjukkan sebesar 28.00-26.00 OC, suhu disebelah utara Selat Bali (Lampiran 9). dimana suhu ini relatif lebih rendah dari Sebaran klorofil-a bulan Maret 2006 (Lampiran 7) memperlihatkan sebaran klorofil-a perairan Selat Bali berkisar antara 0.10-0.50 mg/m3. Pada bulan Maret konsentrasi klorofil-a yang rendah ini harnpir menyebar merata di Selat Bali. Hanya di sekitar Karang Ente, Grajakan dan Kadonganan saja yang lebih tinggi dibandingkan dengan sekitarnya. Puncaknya musim peralihan I adalah pada bulan April, dimana kondisi arus tdk menentu sehingga kondisi oseanografis perairan tdk stabil. Pada sisi lain

pengaruh run-off dari daratan mulai mempengaruhi perairan Selat Bali. Sehingga dapat dilihat pada pada citra di sepanjang pesisir pulau Bali dari Kadonganan, Seseh sampai Pengarnbengan (Lampiran 8) menunjukkan nilai konsentrasi klorofil-anya lebih tinggi dari sekitarnya yaitu sekitar 0.80-2.00 mg/m3. Hal ini juga terdapat di mulut Selat Bali sebelah utara yaitu perbatasan antara pulau Bali dengan Jawa timur dimana pengaruh daratan mempengaruhi perairan tersebut. Begitu halnya pada bulan Mei (Larnpiran 9) dimana pengaruh run-off daratan sangat mempengaruhi perairan sehingga konsentrasi klorofil-a yang besar dan berada di pesisir pantai mulai menyebar serta terdistribusi merata di hampir sebagian Selat Bali akibatnya konsentrasinya meningkat berkisar 0.30-2.00 mg/m3. dan pada citra tanggal 21 Mei konsentrasi klorofil-a mulai menyebar sampai Karang Ente dengan kisaran 0.75-3.00 mg/m3 5.4 Sebaran Suhu Permukaan Lant dan Klorofil-a Perairan Selat Bali Musim Musim Timur (Juni - Agustus) Buian Juni 2007 (Larnpiran 10) memperlihatkan sebaran suhu permukaan laut perairan Selat Bali berkisar antara 26.00-27.00 OC. Terlihat pada citra 7 dan 22 Juni di sebelah mulut utara Selat Bali suhu permukaan laut di berkisar antara 27.00 OC yang menyebar di dekat Candi Kesuma, Muncar dan Pulukan. Sedangkan di mulut selatan Selat Bali suhu perrnukaan laut berkisar 25.00 OC. Secara umum suhu di Selat Bali didominasi suhu sekitar 25.50 OC. Pada perairan Selat Bali dekat daerah Grajaka. Sengran (Sengrong), dan Karang Ente suhu relatif lebii rendah dari sebelah utara perairan Selat Bali. Bahkan suhu perairan di utara pulau Bali suhu berkisar antara 29.00 OC Pada bulan Juli terjadi penyebaran massa air di seluruh Selat Bali sehingga suhu merata di Selat Bali yaitu sekitar 25.00-25.50 OC. Sedangkan di perairan utara pulau Bali menunjukkan nilai suhu yang lebih tinggi yaitu berkisar 27.00-28.00 OC (Lampiran 1 1). Begitu juga pada bulan Agustus (9 dan 23 Agustus) kondisi perairannya masih tdk berbeda jauh dengan kondisi pada bulan sebelumnya, suhu permukaan laut di Selat Bali menunjukkan hampir sama dengan bulan Juli yaitu berkisar 24-26.00 OC (Lampiran 12)

Pada bulan Juni 2007 adalah awal rnusirn timur dirnana pada saat tersebut pengaruh arus khatulistiwa selatan rnulai bergerak dari perairan barat Australia ke arah barat dirnana pada saat bersarnaan munculnya angin muson tenggara akibatnya rnasa air dari selatan Selat Bali menyebar diperairan Selat Bali. Dirnana penaikan rnassa air ini bertipe periodik dimana hanya te rjadi pada satu musim saja. Akibatnya masa air yang kaya akan klorofil-a tersebut ikut menyebar di perairan Selat Bali. Berdasarkan citra bulan Juni menunjukkan klorofil-a di Selat Bali mulai meningkat konsentrasinya Perairan yang subur dengan kandungan klorofil-a 0.80-2.00 mg/m3 tersebut terdistribusi diseluruh Selat Bali. Hanya di mulut sebelah utara Selat Bali yang menunjukkan konsentrasi lebih rendah sebesar 0.40-0.70 mg/rn3 (Lampiran 10) Pada bulan Juli (Lampiran 11) tdk berbeda jauh dengan bulan sebelumnya dimana pengaruh sebaran rnasa air dari selatan Jawa dan Bali masih mendominasi masa air di Selat Bali. Dimana konsentrasi klorofil-a nya sernakin meningkat. Secara umum konsentrasi klorofil-a di perairan Selat Bali pada bulan tersebut berkisar 0.80-2.00 mg/rn3. Hanya di dekat rnulut sebelah utara Selat Bali masih te rjadi percampuran masa air laut dari selat Madura dan Flores. Bulan Agustus (Lampiran 12) pengaruh masa air dari selatan Jawa sernakin menguat. Hal tersebut ditandai dengan tingginya konsentrasi klorofil-a di mulut Selat Bali sebelah selatan. Dirnana konsentrasinya mencapai 2.01-4.00 mg/m3. SeIain itu konsentrasi klorofil-a yang tinggi juga terdistribusi di Kadonganan dan Grajakan serta Sengran (Sengrong).