PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

dokumen-dokumen yang mirip
Edisi 56 Januari 2015


Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN

Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi

RAPAT KOORDINASI NASIONAL KEMARITIMAN TMII - Jakarta, 4 Mei 2017

Edisi 76 September 2016

Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi

4/3/2017 PEMBANGUNAN PERIKANAN & KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017

Peluang Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kebijakan Saat Ini serta Usulan Perbaikannya. Indra Jaya Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik. financial openness). Keuntungan dari keterbukaan

H E A D L I N E S HEADLINES

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi

Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

Edisi 55 Desember 2014

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

H E A D L I N E S HEADLINES

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Secara fisik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya.

Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROSPEK TANAMAN PANGAN

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan

BAB I PENDAHULUAN. Garis pantainya mencapai kilometer persegi. 1 Dua pertiga wilayah

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis

inside front cover FA_PENAS book.indd 2 5/1/17 11:09 PM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN PEBRUARI

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

PERKEMBANGAN INFLASI, EKSPOR-IMPOR, KUNJUNGAN WISMAN, TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL, TRANSPORTASI, NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH.

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

1) Menjaga harga terendah, terutama di daerah-daerah produksi selama musim panen;

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing).

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

ANALISIS EKONOMI PERIKANAN YANG TIDAK DILAPORKAN DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA I. PENDAHULUAN

Oleh: DIREKTORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN. Jakarta, 3 September 2014

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

Ekonomi Pertanian di Indonesia

H E A D L I N E S HEADLINES

MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

Penyusutan Luas Lahan Tanaman Pangan Perlu Diwaspadai Rabu, 07 Juli 2010

BAB I PENDAHULUAN. PDB Sub Sektor Perikanan (Atas Dasar Harga Berlaku) Tahun

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN SEPTEMBER 2016

Laporan Singkat Kementerian Kelautan dan Perikanan. 3 Tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

TARGET DAN REALISASI INDIKATOR RPJMD PROVINSI DIY TAHUN

BUKU AJAR EKONOMI KEPENDUDUKAN. Oleh: JUNAIDI, SE,M.Si HARDIANI, SE,M.Si

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Sejarah Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Denpasar, Juli 2012

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia

Laporan Singkat Kementerian Kelautan dan Perikanan. 3 Tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JUNI 2015

Gambar 1.1 Persentase konsumsi pangan di Indonesia

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017

Transkripsi:

PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Pembangunan nasional tahun 2015-2017 menekankan kepada penguatan sektor domestik yang menjadi keunggulan komparatif Indonesia, yaitu ketahanan pangan berbasis produk pertanian dan perikanan berkelanjutan, kedaulatan energi berbasis sumber energi fosil dan terbarukan, kelautan dan kemaritiman sebagai daya ekonomi dan potensi penguatan konektivitas antarpulau, serta industri dan pariwisata dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya alam dalam negeri. Arah pembangunan keempat sektor tersebut untuk mendorong perekonomian nasional sesuai dengan prinsip keberlanjutan dalam pemanfaatan sumber daya dalam negeri. Kedaulatan Pangan. Pelaksanaan Program Pembangunan Pertanian dalam dua tahun terakhir telah menghasilkan berbagai capaian positif yang tercermin dari: (1) Peningkatan produksi pangan strategis seperti beras, jagung, cabai, daging, dan bawang merah; (2) Tata niaga pangan yang semakin efisien, misalnya dengan penetapan batas harga acuan tertinggi (ceiling price) dan terendah (floor price) pada tujuh komoditas pangan, yaitu padi/beras, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, gula dan daging sapi, penetapan kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan intervensi pasar, serta pengembangan Toko Tani Indonesia (TTI); (3) Penurunan impor pangan; serta (4) Peningkatan kesejahteraan petani, yang diukur dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang meningkat sebesar 0,06% (2016) dibanding tahun sebelumnya. Selain NTP, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) tahun 2016 meningkat 2,32% dibandingkan tahun 2015. Kedaulatan Energi dan Listrik. Ketersediaan energi primer diperkuat melalui peningkatan produksi minyak dan gas bumi serta pengendalian produksi batubara sebagai upaya konservasi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri ditandai dengan kenaikan Domestic Market Obligation (DMO). Pada tahun 2016 realisasi produksi minyak bumi mencapai 829 ribu Barrel Oil per Day (BOPD) atau 101,34% dari target, meningkat dari 779 ribu BOPD (2015). Sementara itu, rasio elektrifikasi nasional pada tahun 2017 sampai dengan bulan April mencapai 92,26% atau meningkat 1,10% dari tahun 2016 yang mencapai 91,16%. Konsumsi listrik per kapita hingga Juni 2017 mencapai 977,69 Kwh atau meningkat dari 956 Kwh (2016). Kelautan dan Kemaritiman. Capaian pembangunan kelautan dan kemaritiman antara lain: (1) Pemberantasan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) fishing, seperti penangkapan 271 unit kapal perikanan (71 unit kapal Indonesia dan 200 unit kapal asing) pada tahun 2015-2016; (2) Peningkatan ketaatan pelaku usaha perikanan yang mencapai 78,24% sampai dengan triwulan II tahun 2017; (3) Peningkatan produksi hasil kelautan dan perikanan yang meliputi ikan hasil tangkapan, ikan budidaya, rumput laut, dan ikan olahan; (4) Pengembangan pelabuhan perikanan; serta (5) Penambahan luasan kawasan konservasi perairan seluas 17,30 juta ha (2015) dan 17,98 juta ha (2016) atau melampaui target yang ditetapkan (16,50 juta ha pada 2015 dan 17,90 juta ha pada 2016). Industri dan Pariwisata. Perkembangan industri pengolahan dalam dua tahun terakhir ditunjukkan oleh: (1) Peningkatan kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) dan ekspor. Pada triwulan I 2017, sebesar 20,48% (18,08% dari industri pengolahan nonmigas atau tumbuh 7,71 persen); dan (2) Kontribusi USD30,57 miliar nilai ekspor dari sektor industri pengolahan yang merupakan 75,28 persen dari total ekspor nasional pada triwulan I tahun 2017. Sedangkan capaian pembangunan pariwisata ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sebesar 11,52 juta orang (2016), atau naik 12,59% dibandingkan dengan tahun 2015 dan menghasilkan Rp163,8 triliun devisa. Kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) pada tahun 2016 tercatat sebesar 263,69 juta, atau tumbuh 3,38 persen dibandingkan dengan tahun 2015. Peningkatan jumlah kunjungan wisman dan wisnus memberikan kontribusi PDB pada tahun 2016 sebesar Rp500,19 triliun, atau 4,03% dari PDB. 21

KEDAULATAN PANGAN

KEDAULATAN ENERGI DAN LISTRIK 23

KEMARITIMAN DAN KELAUTAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN TAHUN Ketaatan Pelaku Usaha Tangkap Produksi Hasil Kelautan dan Budidaya Garam Ikan Olahan Pengembangan Pelabuhan Luasan Kawasan Konservasi 2016 (%) 79,85 (juta ton) 6,83 (juta ton) (juta ton) (juta ton) 16,67 0,12 5,96 (pelabuhan perikanan) (juta hektar) 17,98 2015 83 6,50 15,64 2,91 5,58 17,30 2014 52 6,48 14,36 2,50 5,38 16,40 Ketaatan pelaku usaha perikanan meningkat mencapai target seiring dengan upaya pemberantasan IUU Fishing Produksi hasil kelautan dan perikanan meliputi ikan hasil tangkapan, perikanan budidaya (ikan budidaya dan rumput laut), garam, dan ikan olahan. Produksi perikanan budidaya meningkat namun tidak mencapai target, sedangkan produksi garam menurun disebabkan musim hujan yang panjang Untuk mendukung peningkatkan produksi dan produktivitas serta meningkatkan nilai tambah usaha perikanan tangkap Peningkatan rehabilitasi kawasan pesisir dan laut melalui penambahan luasan kawasan konservasi perairan dalam pengelolaan tata ruang, konservasi, dan rehabilitasi pesisir dan laut, serta wisata bahari 24

PEMBANGUNAN INDUSTRI DAN PARIWISATA CAPAIAN UTAMA PEMBANGUNAN INDUSTRI DAN PARIWISATA 20,48% Kontribusi sektor industri terhadap PDB, 18,08% dari industri pengolahan nonmigas Rp 163,8 T Devisa dari hasil kunjungan wisatawan mancanegara 5,36 juta orang 4,71% Pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas I N D U S T R I US$30,57 M Nilai ekspor industri atau 75,28% dari total ekspor nasional Angka triwulan I 2017 P A R I W I S A T A 4,03% Kontribusi pariwisata terhadap PDB Jumlah wisatawan mancanegara sampai Mei 2017 25