BAB V PENUTUP. sertifikasi standar kualitas internasional yaitu ISO 9001 dan ISO pada divisi penjamin kualitas (quality assurance).

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar I-1 Proses Pembuatan Batik

PT. Automatic Carwash TITLE : SUPERVISOR DOCUMENT NO. : REV.: 00 DATE : GRADE : Page 1 of 10

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis saat ini merupakan salah satu bagian kehidupan manusia yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pendahuluan. Tabel I.1. Produksi Spare Part CV.Gradient

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi tersebut di dalam perusahaannya. canggih, mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

BAB III LANDASAN TEORI

PENENTUAN DAN ANALISIS BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA LABORATORIUM RSUD FAUZIAH BIREUEN

Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. manajemen mutu di SMK Negeri 13 Bandung sudah berjalan efektif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah dan kebutuhan penduduk.

PT. GLOBAL MITRA PROTEKSINDO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Bab V Kesimpulan dan Saran 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian, pembahasan, dan wawancara yang telah penulis lakukan,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kegiatan Diagnosa IKM oleh Konsultan Diagnosis IKM (Shindan Shi) Doni Primadi

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi atau proyek. Pada proyek konstruksi TQM terdiri dari standart operating

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh penulis, maka

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

Menjadi Institusi yang Excellent

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis pun semakin tinggi. Untuk itu, agar dapat bersaing, efisiensi dan

HUMAN RESOURCE PLAN AMANI FARMS 1. MANAGEMENT STRUCTURE CEO COO CFO CMO KARYAWAN. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab CEO:

Keterkaitan Sistem Manajemen Mutu dengan performa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN MUTU TERPADU

Standar Kualitas Internasional

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MANAGING WORK EFFECTIVELY

Bab V Kesimpulan dan Saran 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi bidang usaha di Indonesia cepat berubah, banyak perusahaan yang jatuh

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

USULAN PERBAIKAN KUALITAS CELANA PENDEK MODEL PM 01 DENGAN METODE DMAIC DI PT PINTU MAS GARMINDO. Putri Endang Fitriany

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. tahap awal, 2. tahap penyusunan dokumen, dan 3. tahap akhir. Diagram

PRAKUALIFIKASI UMUM CSMS (Contractor Safety Management System)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Nama : Dandi Yudha Aditya NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Dian Kemala Putri, MT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015: Studi Kasus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab ini, dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai hasil

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri manufaktur yaitu pembuatan kaleng dengan system make to order.

PROSES WELDING SHOP PADA PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA KARAWANG PLANT

Gambar I. 1 Air Brake System Tipe KE-G-12

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab 5. Kesimpulan dan Rekomendasi. Kesimpulan untuk penulisan thesis ini adalah sebagai berikut :

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tingkat persaingan yang tinggi dalam bidang perekonomian menuntut

QUESTIONNAIRE UNTUK MENGETAHUI GAMBARAN SINGKAT PERUSAHAAN. 1. PT. Arindo Garmentama bergerak dibidang apa?

Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk Supporting Department di PT. X

PENERAPAN QUALITY ASSURANCE PADA PRODUKSI TIRE RADIAL DI PT. BRIDGESTONE TIRE INDONESIA. Disusun Oleh: Mita Anisa Kurniastiti

I. PENDAHULUAN. pergeseran persepsi mengenai mobil sebagai suatu icon yang menandakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ,

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, serta sistematika dalam hal penulisan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. 2.Meningkatnya pasar Ban Motor di dalam negeri

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan

Bab 1. Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. PT Hyundai Indonesia Motor sebagai perusahaan perakitan mobil berskala internasional di Indonesia sudah menerapkan konsep dan prinsip manajemen kualitas total. Hal ini didukung oleh diperolehnya sertifikasi standar kualitas internasional yaitu ISO 9001 dan ISO 14001. Namun, PT Hyundai Indonesia Motor belum menyusun laporan biaya kualitas secara terinci sebagai alat analisis dan evaluasi keberhasilan program pengendalian serta peningkatan kualitas kinerja dan output dikarenakan manajemen telah cukup percaya dengan data yang timbul pada divisi penjamin kualitas (quality assurance). 2.Aktivitas aktivitas yang mempengaruhi pengendalian dan peningkatan kualitas adalah : a) Studying & Improving Usage per Unit of Main Direct Material Financial Activity Related; b) Enhance Quality Improvement Activity; Develop Journal Quick Win Quality Excellence and Customer Relationshp Managemen Related; c) Job Description Improvement; d) Excellence Human Resource Development; e) Team Work Activity; f) Self Development Program. 106

3. Ketiadaan identifikasi dan klasifikasi biaya kualitas secara terinci menyebabkan PT Hyundai Indonesia Motor tidak mampu mengukur biaya kualitas yang efektif dan efisien setip tahunnya. 4. Komponen biaya kualitas yang timbul di PT Hyundai Indonesia Motor terdiri dari : a) Biaya Pencegahan : Pengulasan Produk Baru, Pelatihan Karyawan, Pengendalian Proses, Perawatan Perlengkapan Produksi; b) Biaya Penilaian : Inspeksi Bahan Baku, Inspeksi dan Uji Coba Produk; c) Biaya Kegagalan Internal : Pengerjaan ulang (rework); Biaya Kegagalan Eksternal : Complaint Adjustment, Warranty Charges. 5. Kategori komponen biaya kualitas dibandingkan dengan biaya kualitas total pada tahun 2011 adalah biaya pencegahan sebesar 16.43%, biaya penilaian sebesar 10.67%, biaya kegagalan internal sebesar 0.15%, dan biaya kegagalan eksternal sebesar 72.75%. 6. Kategori komponen biaya kualitas dibandingkan dengan biaya kualitas total pada tahun 2012 adalah biaya pencegahan sebesar 18.72%, biaya penilaian sebesar 10.95%, biaya kegagalan internal sebesar 5.12%, dan biaya kegagalan eksternal sebesar 65.21%. 7. Kategori komponen biaya kualitas dibandingkan dengan biaya kualitas total pada tahun 2013 adalah biaya pencegahan sebesar 24.57%, biaya penilaian sebesar 14.85%, biaya kegagalan internal sebesar 0.66%, dan biaya kegagalan eksternal sebesar 59.93%. 107

8. Kategori komponen biaya kualitas dibandingkan dengan biaya kualitas total pada tahun 2014 adalah biaya pencegahan sebesar 15.33%, biaya penilaian sebesar 10.10%, biaya kegagalan internal sebesar 0.88%, dan biaya kegagalan eksternal sebesar 73.69%. 9. Kategori komponen biaya kualitas dibandingkan dengan biaya kualitas total pada tahun 2015 adalah biaya pencegahan sebesar 14.71%, biaya penilaian sebesar 11.47%, biaya kegagalan internal sebesar 0.71%, dan biaya kegagalan eksternal sebesar 73.12%. 10. Kategori biaya kualitas berdasarkan perilaku dan aktivitasnya yaitu biaya tetap total selama kurun waktu 2011 2015 adalah: Tahun 2011 sebesar Rp1.185.196.518, Tahun 2012 sebesar Rp1.438.668.203, Tahun 2013 sebesar Rp1.374.619.852, Tahun 2014 sebesar Rp1.250.115.718, dan Tahun 2015 sebesar Rp1.229.167.706. 11. Kategori biaya kualitas berdasarkan perilaku dan volume aktivitasnya yaitu biaya variabel total selama kurun waktu 2011 2015 adalah: Tahun 2011 Rp5.759.646.816, Tahun 2012 Rp6.723.900.463, Tahun 2013 Rp3.929.749.762, Tahun 2014 Rp6.429.834.418, dan Tahun 2015 Rp6.229.360.216. 12.Persentase biaya kualitas terhadap total penjualan aktual pada PT Hyundai Indonesia Motor sejak tahun 2011 hingga 2015 berturut-turut adalah 0.430%, 0.368%, 0.383%, 0.964%, 1.085%. 108

13. Persentase biaya kualitas terhadap total penjualan aktual pada PT Hyundai Indonesia Motor ada di bawah standar 2.5% dari total penjualan aktual. 14. Pengendalian biaya kualitas pada PT Hyundai Indonesia Motor belum efektif dan efisien dikarenakan nilai biaya kualitas yang masih fluktuatif setiap tahunnya dan jumlah biaya kegagalan eksternal yang sangat besar. 15. Komponen biaya kualitas terbesar adalah biaya kegagalan eksternal. Hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah klaim dari pihak distributor mobil dari Thailand terkait kondisi mobil yang belum sesuai standar. 16. Penyebab tingginya biaya warranty charges dapat dianalisis dari 3 faktor utama yaitu manusia, bahan baku, dan metode. 17. Faktor manusia yang berpengaruh adalah kurangnya ketelitian dan kewaspadaan pekerja dalam proses produksi sehingga menyebabkan banyak bahan baku yang cacat dan perlu di klaim. 18. Faktor bahan baku yang berpengaruh adalah kualitas bahan baku yang kurang baik dan jumlah bahan baku yang tidak sesuai menyebabkan perusahaan perlu mengeluakan sejumlah biaya tertentu saat proses produksi 19. Faktor metode yang berpengaruh adalah sering berubahnya standar yang diinginkan oleh konsumen terutama distributor yang berasal dari 109

Thailand dan Brunei Darussalam menyebabkan warranty charges yang tinggi. 20. Penerapan manajemen kualitas total di PT Hyundai Indonesia Motor belum berdampak positif. Hal ini terlihat dari tingginya biaya kegagalan dan turunnya penjualan aktual sejak tahun 2012. 5.2 Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini tidak mempunyai akses secara menyeluruh terhadap data finansial yang berkaitan dengan biaya kualitas sehingga tidak bisa melakukan analisis lebih mendalam terhadap biaya kualitas yang timbul di PT Hyundai Indonesia Motor. 5.3 Saran 1. PT Hyundai Indonesia Motor perlu menyusun laporan biaya kualitas yang terinci sebagai bagian dari laporan keuangan. Hal ini bertujuan agar pihak manajemen mampu memiliki gambaran terkait perkembangan program pengendalian dan peningkatan kualitas. 2. Perusahaan perlu menekan biaya kegagalan eksternal melalui peningkatan aktivitas pencegahan dan penilaian seperti inspeksi produk akhir, perbaikan standard operational procedure (SOP) secara berkala dan berkesinambungan 3. Dalam melakukan analisis biaya kualitas, perusahaan sebaiknya tidak hanya menggunakan data dari divisi penjamin kualitas saja, 110

melainkan juga dari beberapa departemen dan divisi lain sehingga komponen biaya kualitas dapat terlihat secara keseluruhan. 111